Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 06 part 01


Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 06 part 01


“Apa itu kau? Kau yang menusukku?” tanya Mo Tak.



Tidak ada jawaban. Mo Tak langsung memukul kaca depan mobil hingga pecah hanya dengan kepala tangannya. Chang Gyu menjadi lebih ketakutan dan berusaha kabur. Tapi, Ha Na sudah menunggu di samping pintu sebelah kiri. Chang Gyu keluar lewat pintu sebelah kanan, tapi di belakang sudah ada So Mun yang berjaga. Dengan sekali tinju, Chang Gyu langsung pingsan.


Anak buah yang lain ingin membantu, tapi Jae Cheol segera menarik mereka untuk naik ke van dan kabur. Dia berteriak pada anggotanya kalau lelaki itu adalah Ga Mo Tak.



Setelah membereskan para preman, So Mun menemui Dan O dan menyampaikan kalau mereka tidak perlu takut lagi. Sementara itu, Ha Na menggunakan kekuatannya untuk membaca ingatan Chan Gyu. Sayangnya, Chang Gyu dibius terlalu kuat (mungkin mabuk), jadi ingatannya tercampur aduk dan sulit untuk di baca. Tapi, yang pasti, Chang Gyu adalah orang yang menusuk Mo Tak.




Eh, So Mun yang emosi, mau tahu apa alasan Chang Gyu mencoba membunuh Mo Tak. Mo Tak bertanya pada Ha Na, apakah di ingatan Chang Gyu yang di bacanya, ada terlihat seorang wanita muda berusia 20 tahunan, Kim Yeong Nim? Apa Chang Gyu yang membunuhnya? Ha Na menggelengkan kepala, dia tidak melihat Kim Yeong Nim diingatan Chang Gyu. Dan juga, karna ingatan Chang Gyu yang bercampur aduk, Ha Na juga tidak begitu yakin.



So Mun tentu bingung, siapa Kim Yeong Nim yang daritadi mereka bicarakan? Mo Tak menjawab dengan menunjukkan luka tusukan yang ada di tubuhnya. Setelah melihat banyaknya bekas luka tusukan tersebut, So Mun tidak bertanya lagi.

Mo Tak yang sangat marah setelah menemukan orang yang menusuknya, meninju Chang Gyu yang tidak sadarkan diri. Mereka kemudian menyeret tubuhnya dan memindahkannya ke gang sepi. So Mun menyarankan agar mereka menyerahkan Chang Gyu ke polisi karna mereka punya bukti. Ha Na langsung nanya, bukti apa yang mereka miliki? So Mun menjawab dengan polos, Mo Tak adalah bukti hidup kejadian itu dan juga Ha Na kan sudah membaca ingatannya.

Mo Tak merasa hal itu percuma. Dia yakin kalau polisi pun sudah tahu apa yang Chang Gyu lakukan, mengingat Chang Gyu bisa leluasa keluar masuk kantor polisi seolah dia adalah tamu meskipun ada poster DPO dirinya di sana. So Mun tidak percaya dengan ucapan Mo Tak karna baginya, mustahil polisi melakukan hal kotor seperti itu.

“Itu masuk akal, setidaknya di Jungjin,” ujar Mo Tak.


Ha Na menyarankan agar mereka menghapus ingatan Chang Gyu malam ini dan melepaskannya. Mereka harus menangkap atasan Chang Gyu. Dan akan sangat berbahaya jika mereka sampai tahu kalau Mo Tak masih hidup. Ternyata, di ingatan campur aduk Chang Gyu yang Ha Na baca tadi, ada satu ingatan dimana Chang Gyu mendapat telepon dan di perintahkan untuk membunuh. Dia memanggil orang di telepon itu dengan sebutan ‘Hyung’. Ha Na menambahkan kalau cara bicara Chang Gyu seperti bicara kepada kakak kandungnya.

--



Jeong Yeong baru saja selesai mengumpulkan bukti TKP kasus pembunuhan tn. Jeon dan langsung mendapat telepon dari Mo Tak. Mo Tak meminta agar Jeong Yeong memberikannya informasi mengenai Chang Gyu. Apakah dia punya kakak?

“Dia punya kakak. Namanya, Noh Hang Gyu. Eksekutif di Konstruksi Taesin,” jawab Jeong Yeong. “Kenapa kau bertanya?”

Mo Tak tidak menjawab pertanyaannya dan mematikan telepon. Jeong Yeong tentu kesal.

Mo Tak memberitahu Ha Na kalau kakak Chang Gyu ternyata adalah eksekutif di Konstruksi Taesin. So Mun bingung, memang apa hubungannya? Ha Na menyimpulkan, kalau ingatan yang di bacanya benar, berarti seorang eksekutif memerintahkan adiknya yang preman untuk membunuh seseorang.

“Kita jadikan dia umpan. Lalu, kita lihat siapa dan bagaimana mereka bertindak,” ujar So Mun.

--



Setelah menghapus ingatan Chang Gyu, mereka memasukkan tubuhnya ke dalam karung dan kemudian membawanya ke depan gedung Taesin. Dengan alat pemberian Jang Mul, mereka mematikan CCTV yang ada di depan pintu masuk dan segera meletakkan karung yang sudah di tulisi : “Untuk Noh Hang Gyu” dan kemudian, bergegas pergi.




Pas sekali, tidak lama kemudian, Hang Gyu keluar dari gedung dan melihat karung tersebut. Tentu saja, dia membuka karung itu dan kaget saat melihat isinya adalah Chang Gyu yang pingsan.

Dari jauh, Mo Tak, Ha Na dan So Mun, memperhatikan hal tersebut.

--



Dalam perjalanan pulang ke kedai, Mo Tak masih membahas Chang Gyu.

“Masuk akal jika Taesin terlibat. Kasus itu dikubur meski para detektif terbunuh. Itu bukan ulah preman biasa,” ujar Mo Tak.


"Para detektif"? Ada orang lain yang mati?” tanya So Mun, tanpa mengerti kalau yang di bicarakan adalah orangtuanya.

“Ya, rekan kerja lamaku,” jawab Mo Tak, canggung.

“Rekan kerja? Apa detektif ini meninggal saat menangani kasus Kim Yeong-nim bersamamu?” tanya So Mun, lagi.

Mo Tak tidak menjawab lagi dan mulai mengalihkan topik dengan berpura-pura bingung harus belok kanan atau kiri. Untungnya, So Mun nggak bertanya lebih lanjut.

--



Setelah mengantarkan So Mun pulang, Ha Na protes pada Mo Tak kalau mereka harusnya memberitahu So Mun yang sebenarnya. Mo Tak tidak mau karna menurutnya, ini belum waktu yang tepat. Selama ini, So Mun menyalahkan dirinya atas kecelakaan orang tuanya dan So Mun pasti tidak akan sanggup menerima kenyataan kalau orangtuanya di bunuh. Mo Tak takut kalau So Mun malah akan mengalami stress berat.

“Keluarganya terbunuh, tapi dia tak tahu pelakunya. Kau tahu betapa tersiksanya?” ujar Mo Tak, tetap pada pendiriannya.

“Aku tak suka merahasikan sesuatu,” ujar Ha Na, tegas.

“Kata seseorang yang merahasiakan segalanya (menyindir Ha Na yang menyembunyikan masa lalunya dari mereka). Seperti itulah lukanya. Tidak ada yang boleh mengungkitnya tanpa pertimbangan yang matang.”

Ha Na tampak kesal tapi juga tidak bisa melawan balik, jadi dia memilih masuk kedai.

--



Esok harinya,

 So Mun hangout dengan Ju Yeon dan Ung Min. Ketika mereka lagi duduk santai di taman, Ju Yeon membahas berita mengenai soerang wanita gila di toserba (Hyang Hee). Menurut yang di dengarnya, wanita itu bicara sendiri dan tertawa histeris saat berkelahi. Wanita itu juga mencakar leher SPG dengan kukunya dan merampas kalungnya. Yang menarik, seorang pengunjung yang melumpuhkan wanita itu adalah seseorang berambut ikal.


Ju Yeon beneran pintar, dia bisa menduga kalau So Mun adalah orangnya. So Mun tentu cemas dan meminta mereka untuk tidak mencurigai apapun karna itu bukan dia. Ju Yeon dan Ung Min tentu makin curiga dengannya. So Mun akhirnya memilih kabur dengan naik sepeda.



Akhirnya, mereka malah main sepeda bersama. Ketika melewati persimpangan Segwang, So Mun tiba-tiba saja berhenti mengayuh. Dia tidak bisa melewati jalan itu karna itu adalah jalan dimana mobil orangtuanya mengalami kecelakaan 7 tahun lalu. Ju Yeon dan Ung Min panik dan takut kalau So Mun mengalami sesak nafas lagi. So Mun tidak sesak nafas hanya saja, dia merasa belum siap untuk melewati jalan itu.




“Aku mengerti. Setiap aku melewati markas para perundung itu, jantungku masih berdebar,” ujar Ung Min.

“Jika mau ke sana, kabari kami. Kami akan menemanimu,” tambah Ju Yeong.

“Baik.”

Dan mereka pun berputar arah, melewati jalur lain.

--



Chang Gyu di rawat di rumah sakit dan memakai penyangga leher. Dia tidak ngat apapun yang terjadi kemarin malam tapi masih bisa santai main hape. Tapi, pas Hang Gyu datang, dia segera mematikan ponselnya dan bersikap seperti anak baik. Hang Gyu menuduh Chang Gyu menggunakan narkoba, tapi Chang Gyu segera membantah.



Saat itu, Jae Cheol yang juga di rawat di rumah sakit yang sama, datang berkunjung ke kamar Chang Gyu. Dia memberikan hormat sangat sopan saat melihat Chang Gyu. Karna dia kemarin sudah kabur dari TKP, ingatannya belum di hapus, jadi dia ingat kejadian kemarin malam.

Jae Cheol melaporkan kalau kemarin malam mereka di pukuli Ga Mo Tak. Tapi, Chang Gyu tidak percaya padanya karna menurutnya itu hanya orang yang mirip. Jae Cheol ngotot kalau memang yang di lihatnya kemarin malam adalah Mo Tak.

“Kalian bilang sudah memastikan kalau dia mati,” ujar Hang Gyu, menahan amarah.



Flashback

Saat Mo Tak jatuh ke atap mobil itu, Chang Gyu dan Jae Cheol sangat shock. Mereka hanya melihat dari atas atap dan yakin kalau Mo Tak sudah pasti mati jatuh dari gedung yang tinggi. Mereka tidak ada turun untuk memeriksa apakah Mo Tak masih bernafas atau tidak.

End


“Kalian bilang sudah pastikan dia tak bernapas,” ujar Hang Gyu, penuh penekanan.



Chang Gyu menjawab sok yakin kalau sudah. Dia menuduh Jae Cheol yang keliru. Jae Cheol masih juga nggak peka dan bilang kalau Mo Tak tampaknya hilang ingatan karna tidak mengenalinya. Chang Gyu bersikeras ngotot kalau Jae Cheol itu halusinasi karna sering minum alkohol. Jae Cheol malah jadi ragu, mungkin, dia memang salah lihat.

Hang Gyu jadi emosi karna merasa di permainkan sama mereka. Dia memerintahkan untuk membawa orang itu ke hadapannya, entak dia Ga Mo Tak ataupun hanya orang yang mirip!!

--



di Kedai,

So Mun menghabiskan waktu dengan menggambar wajah Hang Gyu. Sementara itu, Mo Tak mengeluh karna tidak ada artikel ataupun wawancara mengenai Noh Hang Gyu di internet.

Mae Ok langsung menegur mereka berdua yang tidak pernah mendengarkannya. Dia kan sudah bilang untuk tidak ikut campur masalah manusia. Mo Tak tidak setuju karna menurutnya, walaupun mereka berada di antara dua manusia, mereka tetap manusia. Kenapa malah membatasinya?


“Kita bisa tahu siapa yang dirasuki roh jahat. Kau bahkan melibatkan Ha-na. Dia mungkin tak sopan, tapi dia selalu tahu batas. Sekarang ada apa dengannya? Kau juga. Saat wanita itu mencakarmu, aku ingin menyembuhkanmu, tapi kau mengacuhkanku. Ada apa dengan kalian semua? Apa masalahnya? Jika tahu akan seperti ini, aku berhenti menjadi ketua kalian. Semoga sukses tanpaku. Mungkin kembali koma akan memberi kalian pelajaran,” omel Mae Ok.

“Hanya Ha-na yang bisa baca ingatan, kami tak punya pilihan. Kemarin, kita tangkap pria yang menusuk Mo-tak,” beritahu So Mun.

“Kalian menangkapnya? Lalu? Kalian serahkan dia ke polisi?” tanya Mae Ok, bersemangat.

“Tidak,” jawab Mo Tak.

“Kenapa tidak?”

“Dalangnya adalah orang lain. Juga tak ada barang bukti.”

“Apa maksudmu? Patahkan saja sendinya, dan dia akan katakan semuanya. Rekam itu dan serahkan dia ke polisi,” ujar Mae Ok.

“Lalu memakai kekuatan kita untuk patahkan sendinya?”

Eh, Mae Ok baru sadar kan dia baru saja menasehati untuk tidak ikut campur masalah dunia. Dia benar benar merasa dilema. Karna itu, dia menyuruh mereka untuk tidak menceritakan apapun lagi padanya.



Lagi ngobrol, Jang Mul malah datang dan mengajak Mae Ok pergi.





So Mun udah menyelesaikan gambar wajah Hang Gyu. Dia memotret gambar tersebut dan mencari gambar yang mirip lewat mesin pencari gambar. Tidak di sangka, dia malah menemukan sebuah gambar DPO Noh Hang Gyu, saat berusia 30 tahun. Ini tentu hal aneh karna bagaimana bisa Direktur Eksekutif Konstruksi Taesin dulunya adalah buronan untuk kasus penyerangan.

--



Jae Cheol dan Chang Gyu pergi ke kawasan kemarin malam. Chang Gyu masih tidak percaya bahwa kemarin mereka bertemu Ga Mo Tak. Karna, bagi Chang Gyu, mustahil Ga Mo Tak hidup setelah jatuh dari lantai 10. Selagi Chang Gyu bicara, Jae Cheol malah sibuk membawa keluar besi dan tongkat baseball dari bagasi mobil. Dia juga menyuruh Chang Gyu untuk membawa senjata karna ‘mereka’ sangat kuat. Chang Gyu makin bingung, Mo Tak tidak sendirian? Jae Cheol menjawab kalau Mo Tak kemarin bersama seorang gadis dan bocah.

Chang Gyu mana percaya dengan ucapan Jae Cheol. Masa sama gadis dan bocah saja dia begitu ketakutan hingga membawa banyak senjata.


Tapi, rasa tidak percayanya langsung berubah jadi perasaan shock saat melihat mobilnya terparkir di daerah sana dengan kaca depan pecah. Jae Cheol senang karna ada bukti kalau kemarin malam Chang Gyu ada di sana dan ucapannya benar.



Jae Cheol membawa Chang Gyu ke rumah kosong, dimana Dan O dan Dan Bi tinggal bersembunyi. Mereka berencana mengorek informasi keberadaan Mo Tak dari Dan O, yang kemarin malam di tolong oleh mereka.

--



Han Ul sedang melihat rekaman CCTV di sekitar kediaman tn. Jeon. Jeong Yeong yang baru mendapat laporan otopsi tn. Jeon, memberitahu pada Han Ul, kalau penyebab kematian tn. Jeon adalah mati kehabisan darah. Benar-benar sinting dan mengerikan. Manusia tidak mungkin melakukan hal ini.


Han Ul jujur kalau dia merasa takut dan menurutnya, harusnya mereka membentuk gugus tugas untuk menyelidiki kasus ini. Jeong Yeong tidak berani mengiyakan dan hanya bisa berkata kalau mereka putuskan setelah mengumpulkan semua bukti dan informasi.

Han Ul kemudian menunjukkan foto jejak kaki pelaku yang ada di TKP. Dari jejak itu, di perkirakan tinggi pelaku adalah 180 cm dengan berat badan di bawah 65 kg. Di jejak itu juga terdapat oli mesin, logam dan kaca seperti noda darah pada tn. Jeon. Perkiraannya, mungkin itu berasal dari pabrik kendaraan atau bengkel mobil.


Dan yang lebih anehnya adalah rekaman CCTV di TKP. Jadi, sesaat setelah tn. Jeon meninggal, kamera CCTV di depan rumah merekam seorang pria bertopi dan berjaket hitam, keluar dari rumah dan menghilang. Dia sudah memeriksa CCTV lainnya, tapi pelaku tidak kelihatan dimanapun.

--


Sang Pil lagi stress karna teringat ucapan Hang Gyu kemarin malam di bar. Dia bisa mengerti maksud Hang Gyu agar dia menyingkirkan Cheong Sin yang sudah membunuh tn. Jeon atau jika tidak, mereka yang akan bertindak sendiri.

Dan akhirnya, Sang Pil memutuskan untuk melenyapkan Cheong Sin sendiri.

--


di Baekjo Motors,

Sang Pil menemui Cheong Sin dan Cheong Sin sangat senang karna ayahnya datang. Apalagi, Sang Pil mengajaknya duduk, mengobrol dan minum bersama. Cheong Sin benar-benar menyanyangi Sang Pil sebagai ayahnya. Walaupun dia tidak mempunyai KTP, tapi dia merasa hal itu tidak penting karna dia mempunyai tike pertandingan yan di tontonnya bersama ayahnya saat usianya 10 tahun.



“Astaga, kau bodoh. Kenapa kau memercayaiku? Kau lakukan semua yang kusuruh, sementara kerjaku cuma memukulimu,” ujar Sang Pil.


Dan setelah mengatakan itu, Sang Pil malah mengarahkan pistolnya ke kepala Cheong Sin ketika Cheong Sin membalikkan tubuh untuk minum. Sang Pil masih belum tahu bahwa Cheong Sin bukanlah anak yang bisa di suruh dan di pukulinya seenak hatinya lagi.



Cheong Sin sangat kecewa karna ayahnya hendak membunuhnya. Dengan kekuatan psikokinesisnya, dia membuat ayahnya tidak sanggup menarik pelatuk pistol dan sebaliknya, membuat ayahnya sendiri membunuh diri sendiri. Sang Pil ketakutan karna tidak bisa menggerakan tangannya sesukanya dan memohon pada Cheong Sin agar tidak membunuhnya. Percuma! Cheong Sin tetap membunuhnya.


Doooorr!

--



Ung Min dan Ju Yeon pergi ke rumah So Mun untuk membaca webtoon yang sudah So Mun buat. Selagi mereka asyik mengomentari jalan ceritanya, So Mun sibuk mencari informasi mengenai Noh Hang Gyu. So Mun cukup kaget saat tahu Hang Gyu adalah CEO dari Dajeong ENC dulu.

--




Setelah Ung Min dan Ju Yeon pulang, So Mun baru mengeprint semua informasi Hang Gyu yang didapatnya di internet. Setelah itu, So Mun mengangkat turun sebuah kardus dari atas lemari bajunya. Isi kardus itu adalah barang-barang milik kedua orangtuanya seperti seragam kepolisian, tag name dan buku catatan.




So Mun melihat-lihat buku catatan dan menemukan sesuatu yang tersembunyi di sampul buku catatan milik ayahnya tersebut. Ada sebuah SD Card yang disembunyikan di sana. So Mun memasukkan SD Card itu ke ponselnya dan melihat isinya. Isinya adalah sebuah video yang merekam sebuah jalan yang gelap gulita dan sepi yang di lewati beberapa buah mobil.

--




Jeong Yeong sedang makan siang bersama Han Ul. Mo Tak menelponnya untuk memberitahu kalau hasil analisis darah yang waktu itu mereka temukan sudah keluar dan dia akan menemui Jeong Yeong sekarang. Jadi, dia ingin tahu Jeong Yeong ada dimana. Jeong Yeong menyuruhnya untuk datang ke Suil-dong. Mo Tak langsung bilang akan ke sana jam 5 sore nanti dan langsung mematikan telepon. Padahal, Jeong Yeong masih ingin bicara. Dan tentu saja, dia kesal setengah mati karna Mo Tak terus mematikan telepon di saat ada yang masih ingin di katakannya.



Jeong Yeong merasa nggak ikhlas dan akhirnya memutuskan menelpon balik. Dia menelpon hanya untuk memarahi Mo Tak untuk tidak kebiasaan memutuskan pembicaraan orang lain. Mo Tak panik dan canggung karna dia beneran nggak sadar kalau Jeong Yeong masih ingin mengatakan sesuatu. Dia pun menanyakan apa yang ingin Jeong Yeong katakan?

“Akan ku katakan nanti,” jawab Jeong Yeong dan langsung memutuskan telepon.

Jeong Yeong beneran puas dan merasa lega karna berhasil membalas Mo Tak. Gantian Mo Tak yang kesal.


Karna mau pergi menemui Jeong Yeong, Mo Tak pun sibuk memilih baju yang mau di kenakannya. So Mun yang baru datang sehabis pulang sekolah, langsung menggodanya. Dia memberitahu Mo Tak kalau Hang Gyu itu dulunya adalah CEO dari Daejeong ENC, yaitu sebuah perusahaan penggusur yang sekarang dipimpin oleh Noh Chang Gyu. Perusahaan itu berdiri tahun 2005 dan Hang Gyu menjadi CEO nya sampai tahun 2014, kemudian menyerahkannya kepada adiknya.

“Kenapa kau mencarinya?”


“Aku penasaran tentang pria itu, Noh Hang-gyu. Saat itu, orang tuaku tangani kasusnya, jadi, aku penasaran. Ini tak terlalu membantumu dalam memecahkan kasus Kim Yeong-nim, aku hanya ingin kau tahu. Siapa tahu? Ini berguna,” jawab So Mun.

“Preman penggusur menjadi eksekutif di perusahaan konstruksi?”

“Benar. Di Taesin, perusahaan besar. Mencurigakan, bukan?”

“Apanya yang mencurigakan? Dasar konyol. Pergi berlatih. Aku akan kembali pukul 18.00,” ujar Mo Tak.

So Mun ternyata sempat menguping saat Mo Tak bicara dengan Jeong Yeong di telepon, karna itu dia membujuk Mo Tak agar membawanya ikut serta karna dia ingin menyaksikan sendiri bagaimana proses investigasi. Dia janji, setelah pulang, dia akan berlatih sangat kuat sampai besok pagi.

Mo Tak akhirnya luluh dan mau mengajaknya. So Mun sangat senang dan segera melepas jas seragamnya dan menggantinya dengan jaket denim milik Mo Tak.

--




Mo Tak membawa So Mun ke tempat dia melakukan analisis darah.

“Empat di antaranya terkontaminasi, tak bisa dianalisis. Sampel ini darah Kim Yeong-nim. Tidak terdapat obat atau racun. Tapi dia sedang hamil saat itu. Kami juga bisa analisis sampel ini. Tapi darah ini milik orang lain. Pria, golongan darah AB. Lalu ini adalah darah binatang,” jelas si peneliti, menguraikan hasil dari 7 sampel yang Mo Tak serahkan waktu itu.

--




Sepanjang jalan, So Mun tampak serius melihat dokumen hasil analisis sampel darah tersebut. Dia hanya berpikir kalau ternyata seperti ini yang polisi kerjakan. Seperti inilah pekerjaan ayah dan ibunya. So Mun mulai menebak-nebak, apakah alasan Kim Yeong Nim terbunuh adalah karna kehamilannya? Mo Tak menjawab kalau kemungkinan itu ada dalam sebuah hubungan yang tidak mengharapkan seorang anak.

So Mun mulai menebak lagi kalau bisa saja itu karna Hang Gyu sudha menikah. Mo Tak tidak mau membicaraka kasus ini dengan So Mun, tapi So Mun terus mengemukakan pendapatnya. Mungkin saja, Hang Gyu membunuh Yong Nim karna statusnya sebagai eksekutif Tae Sin dan akan merusak reputasinya jika ketahuan dia selingkuh dengan soerang wanita.



“Pertama, tak ada bukti untuk menuduh Noh Hang-gyu sebagai tersangka dalam pembunuhan Kim Yeong-nim. Kau memulainya dengan kekeliruan,” ujar Mo Tak.

“Tapi dia membunuhmu!”

“Kita tak tahu apakah Kim Yeong-nim penyebabnya. Kita kehilangan petunjuk. Jangan tersulut, Mun.”

“Aku tak bisa tahan. Sampel darah itu mungkin milik pelaku. Seorang pria, golongan darah AB. Kau juga emosi.”

“Kita bahkan tak tahu, apakah benar pria itu pelakunya,”

“Aku tahu itu dia,” yakin So Mun. “Intuisiku sebagai putra detektif.”

“Dasar bocah konyol.”



“Aku yakin ada cara lain meskipun dia tak seharusnya hamil. Kenapa membunuhnya? Tunggu. Saat itu, dia hanyalah preman, bukan eksekutif Taesin. Dia menjabat sebagai CEO Dajeong ENC sampai 2014, 'kan?” ujar So Mun, terpikir akan hal itu.

Tentu saja, Mo Tak baru kepikiran hal itu. juga Dia segera menyuruh So Mun untuk mencaritahu lebih banyak mengenai konstruksi Taesin.

  

Post a Comment

Previous Post Next Post