Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 05 part 02

 

Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 05 part 02




Mo Tak menemui Jeong Yeong di sebuah restoran. Dia datang untuk menunjukkan foto-foto di ponselnya yang terkait dengan Kim Yeong Nim. Jeong Yeong sedikit heran karna kasus orang hilang bukanlah ranah Unit Kejahatan Kekerasan, tapi kenapa Mo Tak menangani kasus itu 7 tahun lalu? Mo Tak menunjukkan foto jejak kaki yang mungkin berhubungan dengan kasus hilangnya Kim Yeong Nim. Jeong Yeong menyimpulkan kalau bisa saja tubuh Yeong Ni di bawa dengan mobil dan mayatnya di buang. Dia pun mengajak Mo Tak untuk mengunjungi kediaman Kim Yeong Nim.

Mo Tak mau saja, tapi sebelum itu, dia ingin makan dulu. Mereka mulai sedikit berdebat. Mo Tak menanyakan, apakah alasannya tidak memberitahu Jeong Yeong mengenai kasus yang di tanganinya 7 tahun lalu karna dia tidak mempercayai Jeong Yeon? Jeong Yeong membalas kalau alasannya mungkin karna Mo Tak tidak mau membahayakan nyawanya.



Ketika lagi berbincang, Mo Tak teringat sebuah nama Choi Su Ryong (yang sekarang adalah Kepala Kepolisian). Dia menanyakan kabar Su Ryong dan apakah dia sudah menjadi Kepala Departemen? Jeong Yeong jadi kesal karna Mo Tak bisa ingat Su Ryong, tapi tidak ingat padanya. Mo Tak pun sedikit kaget karna bisa ingat sedikit hal di masa lalu.

--



So Mun sedang menunggu bus di halte. Dan tanpa sengaja, dia melihat Ha Na yang masuk ke dalam sebuah taksi.

--




Mo Tak dan Jeong Yeong pergi ke daerah Yeonggwang, ke apartemen tempat tinggal Su Ryong. Jeong Yeong ternyata juga membawa berbagai peralatan yang  di butuhkan untuk investigasi. Apartemen itu sekarang sudah kosong dan tidak terawat. Jeong Yeong memberitahu Mo Tak hasil penyelidikannya kalau kamar Su Ryong ada yang menempati  hingga 1 tahun yang lalu. Dan sekarang sudah kosong.

Mereka masuk ke dalam apartemen Su Ryong yang sudah tidak terawat. Mo Tak membandingkan posisi jendela apartemen tersebut dengan foto apartemen yang ada di ponselnya. Sama persis. Berarti itu adalah foto apartemen Su Ryong yang di fotonya 7 tahun lalu.



Mereka pun mulai memakai sarung tangan. Sebelum mulai mencari petunjuk, tiba-tiba saja, Mo Tak meminta maaf karna tidak mengingat Jeong Yeong. Jeong Yeong sedikit canggung mendengarnya. Dia pun mengalihkan topik dengan berujar, entah masih ada atau tidak petunjuk yang bisa di dapatkan di tempat itu.




Mo Tak berujar kalau bercak darah tidak pernah hilang. Jeong Yeong yakin kalau pelakunya mau, bercak darah itu pasti sudah di hilangkan dan juga sudah ada yang menempati apartemen itu setelah Yeong Nim. Mo Tak tidak mengatakan apapun dan mulai merobek kertas wallpaper dinding.

“Tidak peduli sehebat apapun mereka, mereka tidak bisa bersihkan setiap tetesnya,” ujar Mo Tak.

Mo Tak mulai menyemprotkan dinding yang kertas wallpapernya sudah di robek dan menyemprotkan cairan pendektesi jejak darah. Dia kemudian menutup jendela sehingga kamar menjadi gelap. Dan dengan lampu UV, dia mulai menyinari dinding tersebut. Ada banyak bercak darah.

“Aku merasa geram. Tidak kusangka aku biarkan orang ceroboh menusukku,” gumam Mo Tak.

“Dia ditusuk lebih dari tujuh kali. Menggunakan benda sebesar pisau dapur. Dengan darah sebanyak ini, dia mungkin mati di sini,” ujar Jeong Yeong, menyimpulkan berdasarkan banyaknya bercak darah yang ada di dinding.


Mereka mulai mengumpulkan sampel bercak darah tersebut. Dan setelah itu, mereka harus mengecek sampel darah tersebut karna tidak mungkin Mo Tak mengirimkannya ke forensik nasional. Jeong Yeong berkata kalau dia akan mengirimkan nomor telepon tempat test sampel darah yang bisa Mo Tak kunjungi.

Setelah itu, Jeong Yeong buru-buru pergi karna dia menerima telepon kalau ada kasus baru.

--



tn. Shin Myeong Hwi berada di sebuah TK untuk menceritakan dongeng kepada anak-anak. Dan tentu saja, itu hanya demi pencitraan. Buktinya, ada banyak sekali reporter yang berkumpul untuk meliputnya.



Di tengah acara, Hye Kyeong menghampirinya dan berbisik, melaporkan kematian tn. Jeon. Raut wajah tn. Shin langsung berubah. Tapi, sedetik kemudian, dia teringat dengan kamera yang sedang meliputnya, dan wajahnya langsung kembali tersenyum ramah.

--




Jeong Yeong pergi ke kediaman tn. Jeon. Han Ul yang menelpon tadi. Dengan bangga, dia bercerita kalau semua detektif tadi pergi makan dan meninggalkannya sendirian, dan saat itulah ada telepon masuk melaporkan mengenai kasus ini.


Polisi setempat yang sudah ada di TKP menceritakan bahwa awalnya mereka mendapat laporan dari warga yang mendengar ada suara seseorang berteriak di TKP. Dan kemudian, mereka datang memeriksa dan menemukan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa.

Kondisi tubuh tn. Jeon benar-benar mengenaskan. Jeong Yeong mulai menelpon tim forensik dan meminta agar datang.

--



So Mun diam-diam mengikuti Ha Na. Ha Na pergi ke sebuah rumah kosong yang besar. Itu adalah rumahnya, dulu. Saat masuk ke rumah lamamnya, Ha Na bisa membayangkan bagaimana letak posisi masing-masing properti di sana dulu.

Dia juga teringat bagaimana dulu bermain dengan adiknya, Ha Yeong, di ruang tamu. Saat itu adalah hari-hari yang membahagiakan baginya.




Ketika sedang mengingat masa lalunya, terdengar suara dari sebuah kamar. Ketika Ha Na mau memeriksanya, pintu tiba-tiba terbuka dan seorang gadis bersama seorang anak kecil berlari keluar. Anak kecil itu tersandung dan menangis. Suara tangisan itu membuat So Mun yang ada di depan pintu, langsung berlari masuk. Ha Na tidak nampak terkejut melihatnya karna dia sudah sadar kalau sedari tadi, So Mun mengikutinya.




So Mun berusaha menenangkan anak kecil itu. Ha Na memeriksa ke dalam kamar dan menemukan ada lentera. So Mun juga mengenai si gadis adalah teman sekolahnya. Gadis itu, Dan O dan adiknya, Dan Bi, ternyata tinggal di rumah kosong itu.

Dan O memohon pada mereka berdua agar tidak melaporkannya ke panti asuhan karna mereka tidak mau tinggal di panti asuhan. Tapi, mereka juga tidak mau kembali ke rumah ayah mereka.

--



di sebuah Klub,

Sang Pil datang dan menyapa tn. Shin dengan Tae Sin dengan ceria. Tapi, dia malah mendapat lemparan gelas kaca dari Taesin hingga kepalanya berdarah. Tae Sin juga memerintahkannya untuk keluar. Hang Gyu langsung menariknya keluar dan membawanya masuk ke ruangan sebelah.



Hang Gyu menanyakan kenapa Sang Pil membunuh bos kedua mereka (tn. Jeon)? Sang Pil sangat kesal dan balas bertanya, kenapa mereka malah berkelahi kalau mereka adalah tim (maksudnya, tn. Shin, Tae Sin dan tn. Jeon). Sang Pil sangat marah dan menyuruh Hang Gyu agar menyampaikan pada Tae Sin untuk meminta maaf padanya, jika tidak, dia tidak akan menyerahkan dokumen akta waris tanah yang sudah di tandatangani tn. Jeon sebelum meninggal.

Hang Gyu berusaha membujuknya agar tidak bertingkah begitu. Untungnya, Sang Pil juga tidak begitu keras kepala. Sang Pil pun sebenarnya kesal karna Cheong Sin membunuh tn. Jeon padahal Cheong Sin tidak pernah membuat kesalahan seperti ini sebelumnya. Yang membuatnya sedikit merinding adalah saat mengingat Cheong Sin yang bilang membunuh karna menginginkannya.

“Kau bisa beri dia pelajaran,” ujar Hang Gyu.


“Caranya? Menyerahkannya ke polisi? Dasar bodoh. Bagaimana jika dia bocorkan rahasia kita ke polisi?”

“Kau bisa singkirkan dia dengan cara lain. Jika kau tak bisa lakukan sendiri, pakai salah satu bawahan kami.”

“Jangan ikut campur soal caraku mengurus timku,” peringati Sang Pil.

Hang Gyu malah mengabaikannya dan membaca pesan yang di terimanya kalau Choi Su Ryong, sudah tiba.



Hang Gyu segera keluar dari ruangan Sang Pil dengan membawa dokumen akta waris itu dan mengantarkan Su Ryong ke ruangan Sang Pil. Kemudian, Hang Gyu pergi ke ruangan VIP tn. Shin untuk menyerahkan dokumen tersebut. tn. Shin ingin Tae Sin segera membuat dokumen akta waris itu menjadi sah.

“Bisa kulakukan dengan dokumen itu tapi putranya akan kembali ke Korea untuk upacara pemakaman. Dia akan mencari akta warisnya sebelum kunjungi ayahnya. Kupikir-pikir, ini hanya akan menguntungkannya.”



“Dia di Amerika, 'kan? Tahan dia di bandara. Dia pencandu. Beri tahu pihak jaksa, dan tahan dia sampai kami selesaikan prosedurnya,” perintahkan tn. Shin pada Hang Gyu.

Dan karna itu, mereka butuh bantuan Su Ryong untuk menahan putra tn. Jeon di bandara.

--



Mo Tak dalam perjalanan pulang ketika mendapat telepon dari So Mun. So Mun meminta izin agar dua orang anak di izinkan tinggal sementara di kedai mie karna rumah anak itu di gusur. Saat berbincang itu, ternyata, Mo Tak lagi ada di daerah yang sama dengan So Mun, yaitu : Wolhwa-dong.



Ketika itu, mobil Chang Gyu melewati Mo Tak. Chang Gyu memasuki kawasan daerah rumah lama Ha Na. Di sana sudah ada bawahannya, Jae Cheol, dan segerombolan pria yang menunggunya. Begitu Chang Gyu memberi tanda, mereka pun mulai bergerak. Entah dengan tujuan apa.

--


Su Ryong akhirnya di panggil ke ruangan VIP tn. Shin. Dia melaporkan pada tn. Shin kalau kasus tn. Jeon sudah di urusnya dengan baik. Sebagai tanda terimakasih, Tae Sin memberikannya segepok uang dengan dalih uang itu untuk membelikan mobil baru untuk putri Su Ryong yang sekolah diluar negeri.

Su Ryong tampak tidak nyaman berada di sisi Tae Sin, tapi dia segan pada tn. Shin.

--




Petugas forensik sudah datang. Dan tidak lama kemudian, det. Pyo dan anak buahnya juga tiba. Mereka tampak kesal karna Jeong Yeong sudah memanggil petugas forensik nasional. Yang lebih menjengkelkan lagi, Han Ul mengunci pintu rumah dari dalam agar mereka tidak bisa masuk. Mereka mencoba melaporkan hal ini pada Kepala Choi Su Ryong, tapi nomornya lagi nggak aktif.


Di dalam rumah, Jeong Yeong memberitahu Han Ul kalau kasus ini bisa di ambil kapanpun oleh team det. Pyo. Oleh karna itu, mereka harus memastikan mendapatkan kondisi TKP saat ini, kebenarannya, faktanya bahkan kebohongannya. Mereka harus mengumpulkan segalanya sebelum kasus ini di curi dari mereka.

“Baik,” jawan Han Ul.

Keduanya, terdiam saat melihat tubuh tn. Jeon yang penuh luka.

“Nn. Kim. Apa seseorang sungguh melakukan hal ini?” tanya Han Ul.

“Kau akan segera tahu manusia adalah iblis yang sesungguhnya,” jawab Jeong Yeong.

--


Mo Tak akhirnya bergabung dengan So Mun dan Ha Na. Mereka menanyai Dan O, apa yakin tinggal di sini sendirian?



Pas pula saat itu, terdengar suara pintu terbuka. Kelihatannya, para preman masuk ke dalam rumah. Dan O dengan panik, langsung mematikan lampu dan berujar para mereka kalau mereka hanya perlu pura-pura tidak ada di dalam. Semuanya diam. Eh, Dan Bi yang lagi di toilet malah berteriak kalau dia nggak bisa buang air besar.

Teriakannya itu tentu membuat para preman dari perusahaan Daejong ENC jadi tahu kalau ada orang di dalam rumah kosong. Orang-orang itu adalah anak buah Chang Gyu. Ha Na, So Mun dan Mo Tak tidak bisa membiarkan para preman itu dan mulai menghajar mereka.



Salah satu preman yang di hajar adalah Jae Cheol. Dan tampaknya, Jae Cheol mengenali Mo Tak karna dia tampak sangat terkejut saat melihat wajahnya.


Pertengkaran itu membuat anggota Daejong ENC yang lain mulai menyerang Ha Na, So Mun dan Mo Tak. Dan tentu saja, dengan mudahnya di kalahkan. Mo Tak melihat mobil Chang Gyu dan mendekatinya. Chang Gyu kaget setengah mati saat melihat Mo Tak.

“Kau kenal aku?” tanya Mo Tak, saat mendengar Chang Gyu menyebut namanya.



Chang Gyu sangat ketakutan hingga langsung memundur mobilnya dengan sangat kencang hingga menabrak tembok. Mo Tak tidak melepaskannya begitu saja dan berlari mengejar mobilnya, kemudian berdiri di depan kaca mobil.

“Aku ingat dengan jelas melihatmu mati. Kau sudah mati, berengsek!” teriak Chang Gyu, ketakutan.



Flashback

7 tahun yang lalu, Chang Gyu dan anak buahnya mengejar Mo Tak hingga ke atap dan memojokkannya. Chang Gyu jugalah orang yang menikam tubuh Mo Tak berulang kali. Walau sudah terluka sangat parah, Mo Tak tetap tidak menyerah.

“Akan ku ingat seperti apa rupamu,” peringati Mo Tak, sambil menahan pisau Chang Gyu dengan tangannya.

“Lalu, kenapa kalau kau ingat?”


Dengan kekuatan terakhirnya, Mo Tak memukuli wajah Chang Gyu dan membuatnya terjatuh.


“Kau mungkin melukaiku, tapi tak akan kubiarkan para preman habisi nyawaku,” ujar Mo Tak, tertawa.

Dia kemudian menaiki pembatas dinding. Merentangkan tangan. Dan menjatuhkan tubuhnya. Dia sendiri yang melompat dari atap.




Chang Gyu sangat terkejut dengan apa yang Mo Tak lakukan. Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, Ga Mo Tak terjatuh dari atap tinggi ke mobil.

Karna tubuhnya terjatuh ke mobil, alarm mobil berbunyi dengan sangat keras.

End


“Apa itu kau? Kau yang menusukku?” tanya Mo Tak, menakutkan.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post