Sinopsis C-Drama
: I Don’t Want to Be Friends with You Episode 12
Murid-murid kelas guru Wu membuat rekaman video. Masing-masing
mendapat giliran bicara di depan video membicarakan mengenai mimpi atau tujuan
mereka kelak.
Duan Xiao berharap bisa menyatakan perasaan pada gadis yang di
sukainya. Dan tentu saja, itu adalah Jinbu.
Fan Pang berharap bisa masuk kuliah walaupun nilainya tidak bagus.
Dia tidak ingin hanya bekerja membantu di kedai orangtuanya.
Ba Dan membicarakan kekecewaannya karna mata pelajaran sekunder akan
di hapus untuk murid kelas 3. Walau begitu, dia tetap percaya diri akan bisa
belajar dengan baik. Dia akan menurut dan giat belajar.
Xuewei ingin belajar akting setelah lulus. Mimpinya adalah menjadi
aktris. Walau Qingtong mengejek mimpinya tidak akan tercapai, Xuewei tidak
peduli. Dia malah meledek otak Qingtong yang pasti bermasalah.
Qingtong yakin tidak akan kesulitan masuk kuliah karna nilainya
sekarang meningkat pesat. Di video itu, Qingtong mengucapkan rasa
terimakasihnya pada Zhixun dan juga guru Wu.
Jinbu hanya mempunyai tujuan membuat Qingtong masuk ke universitas
yang bagus.
Selanjutnya, mereka harus menjawab pertanyaan, apa yang berbeda
setelah kelas 3.
Zhixun merasa tidak ada yang berbeda.
Junhe tidak mau menjawab pertanyaan itu lagi karna dia sudah pernah
kelas 3 selama setahun. Dan juga, dia sudah pernah mengatakannya di video kelas
tahun lalu.
Setelah semua murid mendapatkan gilirannya, Guru Wu juga mau ikutan.
Tapi, sayangnya, si perekam video bilang kalau ini hanya khusus untuk para
murid.
Episode
12
-SMA
kelas tiga akhirnya tiba-
Zhixun
merasa marah dan terganggu karna Junhe terus menerus mendekati dan mengganggu
Qingtong. Junhe tidak takut malah menawarkan mie-nya pada Qingtong. Untung saja
guru Wu masuk ke kelas, jadi tidak sempat terjadi pertengkaran. Guru Wu salah
paham dan mengira mereka bertiga berbagi mie, jadi dia menyuruh ketiganya ikut
dengannya keluar kelas.
Diluar,
dia memarahi sekaligus menyindir mereka bertiga yang semakin akrab hingga
berani makan di kelas saat jam belajar mandiri. Qingtong berusaha menjelaskan
yang terjadi, tapi Guru Wu tidak mau mendengar. Dia sudah menyerah mengurus
mereka bertiga. Jadi, terserah mereka mau melakukan apapun.
Usai
guru Wu pergi, Zhixun kembali masuk ke kelas dengan menahan kesal. Qingtong juga
semakin membenci Junhe. Junhe juga merasa bersalah.
“Aku
mohon padamu. Lepaskanlah aku. Aku hampir tak bisa sekolah lagi. Apa aku harus
berhenti sekolah kau baru bahagia?” marah Qingtong.
Junhe
hanya diam. Dia benar-benar merasa bersalah. Saat kembali ke kelas, dia jadi
nggak selera makan lagi.
--
Saking
kesalnya dengan kejadian hari ini, Qingtong sampai sakit demam. Jinbu ikutan
kesal dan ingin bala dendam. Untung Qingtong menyuruhnya untuk tidak menambah
masalah lagi. (Hm, sebenarnya dari awal semua karna Jinbu yang mengganggu Junhe
duluan).
--
Qingtong
nggak masuk kelas keesokan harinya. Junhe menggunakan kesempatan ini untuk
membujuk Zhixun agar kembali ke tempat duduk asalnya sendirian. Dia sampai
janji akan belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak menganggu siapapun.
Zhixun
tidak percaya padanya. Dia juga tidak mau di ajak berkompromi.
Junhe
jadinya bilang akan mengganggu Zhixun. Dia meminta Zhixun untuk mengajarinya
pelajaran. Tapi, di tolak mentah-mentah sama Zhixun.
Saat
jam istirahat, Jinbu yang duduk di depan mereka, langsung mengajak Junhe keluar
untuk bicara berdua.
Jinbu
memperingati Junhe untuk tidak mengganggu Qingtong lagi. Junhe tidak mau
mengiyakan karna menurutnya hal ini tidak ada hubungannya dengan Jinbu. Dan
juga, dia tidak mengganggu Qingtong. Jinbu tetap ngotot kalau dia ada
hubungannya dengan masalah ini. Dari ekspresinya, aku bisa melihat kalau Junhe
tidak mengerti kenapa Jinbu begitu membencinya.
--
tn.
Li sekarang sangat sibuk bekerja, jadi dia sering pulang larut malam. Qingtong
yang nggak tahu apapun, malah mengeluh karna ayahnya terus saja pulang larut. Ny.
Li hanya bilang pada Qingtong kalau dia nggak mengerti masalah orang dewasa.
Tidak
lama kemudian, tn. Li pulang. Dan seperti biasa, dia bersikap sangat baik pada
keluarganya. Dia bahkan mulai membahas kuliah Qingtong. Dia sangat bangga jika
Qingtong bisa masuk kuliah. tn. Li terus saja tersenyum walau sedang sakit
demam.
--
tn.
Chen sangat peduli dan menyanyangi Junhe walaupun Junhe hanya keponakannya. Dia
memesankan obat khusus untuk Junhe agar bisa sehat. Dia juga berharap Junhe
bisa belajar dengan giat dan masuk kuliah. Dia melakukannya hanya demi masa
depan Junhe. Jika Junhe bisa masuk kuliah, dia sudah tidak mempunyai penyesalan
lagi di hidupnya.
Junhe
merasa semakin tidak enak pada pamannya. Dia menyadari kasih sayang pamannya
padanya.
--
Karna
itu, keesokan harinya, Junhe mulai belajar dengan serius. Saat Qingtong udah
masuk kelas saja, dia tidak mengganggunya dan hanya sibuk membaca buku
pelajarannya. Qingtong sampai heran melihatnya.
Tidak
lama, Xuewei masuk kelas dengan membawa dua berita. Satu berita buruk dan satu
lagi berita yang lebih buruk. Berita buruknya, mulai sekarang, semua kelas
sekunder diganti menjadi kelas utama dan mandiri. Berita yang lebih buruk
adalah akan diadakan rapat orang tua khusus siswa kelas 3. Semua orang tua
harus ikut serta.
--
Guru
Wu memanggil Junhe ke kelasnya. Kali ini, bukan untuk memarahinya melainkan
memujinya. Di ulangan terakhir kali, Junhe mendapat nilai 69. Guru Wu bangga
karna Junhe belajar giat. Nilai ini menunjukkan peningkatan pesat dibandingkan
nilai-nilai Junhe sebelumnya. Dia sangat senang karna Junhe menepati janjinya.
Namun,
masalah Junhe yang masih mengganggu Qingtong tidak bisa di abaikan. Junhe
berujar kalau dia kan sudah janji tidak akan membuat masalah lagi. Dia tidak
ingin membuat masalah dan menyusahkan Qingtong lagi.
“Haruskah
duduk bersamanya?” tanya guru Wu.
Junhe
mengangguk. Guru Wu mencoba memaklumi dan meminta Junhe untuk fokus belajar dan
mendengarkan pelajaran. Dengan semangat, Junhe mengangguk.
Sebelum
keluar, Junhe membuat permohonan. Ini terkait rapat orang tua yang akan di
adakan. Kondisi kesehatan pamannya tidak terlalu sehat. Dan saat ini, pamannya
sedang sangat senang karna dia belajar. Jadi, dia meminta tolong agar Guru Wu
tidak melaporkan masalahnya pada pamannya. Dia janji akan mengendalikan diri
dan berhubungan baik dengan siswa lain.
“Baiklah.
Aku tidak akan mengungkit masa lalu. asalkan kau berperilaku baik, aku pasti
tidak akan memberitahunya,” setuju Guru Wu.
Junhe
sangat senang mendengarnya dan berterimakasih.
--
Duan
Xiao, Ba Dan, Fan Pang, Jinbu dan Qingtong mengadakan pertemuan. Ba Dan lagi
galau karna kertas ujian semester lalu, yang menandatanganinya adalah dia.
Kalau ayahnya datang ke rapat, bukankah akan ketahuan? Dia bisa di pukuli. Fan
Pang ternyata melakukan hal yang sama seperti Ba Dan.
Qingtong
tidak masalah dengan perihal nilai karna orangtuanya juga tahu nilainya berapa.
Tapi, yang dia takutkan, orangtuanya tahu masalah lain seperti dia bertengkar
dengan Junhe.
Duan
Xiao merasa tenang karna dia merasa tidak ada buat masalah. Fan Pang malah
mengingatkan kalau Duan Xiao waktu itu kan berkelahi saat lomba olahraga dan
juga membantu Ba Dan mencontek. Walau guru Wu nggak akan membahasnya, tapi bisa
saja Guru Yang membahasnya. Bayangkan, bagaimana perasaan Ibu Duan Xiao jika
tahu putra baiknya ternyata buat masalah di sekolah. Mendengar itu, Duan Xiao
juga jadi takut.
Fan
Pang bergumam kalau Jinbu yang sekarang paling bahagia. Jinbu membantah kalau
dia tidak bahagia. Dari dulu, rapat orang tua adalah hal menakutkan baginya.
Di
saat semuanya lagi galau, Junhe mendadak muncul dan menawarkan solusi untuk
mereka. Dia punya cara untuk membantu mereka. Jadi, rapat orang tua itu
dilakukan di aula dan ratusan orang tua hadir. Tidak akan ada yang sadar
orangtua siapa yang hadir dan tidak. Jadi, cari saja orang tua untuk
menggantikan orangtua mereka datang ke rapat. Tahun lalu, Xiahuo juga melakukan
hal seperti ini dan berhasil.
Yang
lain ragu, tapi Ba Dan merasa itu mungkin. Junhe bahkan bilang kalau dia punya
cara untuk mencarikan orangtua palsu untuk mereka.
--
Hari
H,
Semua
orang tua datang ke rapat. Termasuk juga orang tua yang sudah di sewa Ba Da,
Fan Pang, Duan Xiao dan Qingtong. Dan benar seperti yang di katakan Junhe,
tidak ada masalah saat rapat. Orang tua mereka berbaur dengan baik di antara
para orang tua lainnya.
Qingtong
dkk merasa senang karna rencana ini berhasil.
Sialnya!
Saat rapat berakhir, moderator menyuruh semua orang tua untuk tidak pulang dulu
dan berkumpul di kelas untuk bertemu wali kelas. Semua langsung melotot sama
Junhe. Junhe juga shock karna tahun lalu, tidak ada segmen seperti ini.
--
Masalah
orang tua palsu ini sampai ke Guru Yang. Duan Xiao, Ba Dan, Fan Pang dan
Qingtong di panggil dan di marahin habis-habisan. Guru Yang bahkan menyuruh
mereka untuk segera membawa orang tua mereka ke sekolah, sekarang juga!
--
Para
orang tua sudah hadir. Guru Yang menyampaikan kepada mereka kalau anak-anak
mereka sudah mencari orang tua palsu dengan membayar tukang jualan ubi, popcorn
dll. Seorang di bayar 20 yuan. Bukan hanya itu, Guru Yang juga menyampaikan
berbagai masalah yang sudah dilakukan anak-anak mereka sebelumnya, di semester
lalu.
Jinbu
yang melihat dari luar, merasa kasihan. Junhe pun demikian. Jinbu jadi mengira
Junhe menjebak teman-temannya karna Junhe sendiri tidak mencari orang tua
palsu. Junhe menjelaskan kalau dia hanya membantu dan juga pamannya kan akrab
dengan guru Yang, jadi tidak akan bisa ditipu. Sayangnya, Jinbu tidak percaya
sama sekali padanya.
Para
orang tua sangat marah mendengar masalah yang sudah di buat anak-anak mereka.
Jinbu
mau balas dendam. Karena itu, dia mau pergi mencari wali Junhe. Masalahnya, pas
tahu wali Junhe adalah tn. Chen, pemilik pemandian umum, tempatnya pernah
membuat masalah, dia jadi takut. Yah, tapi demi balas dendam, Jinbu tetap
nekat. Junhe yang melihat Jinbu mau mendekati pamannya, langsung menariknya
menjauh dan memperingatinya untuk tidak pernah menemui pamannya.
Jinbu
malah merasa senang karna tahu kelemahan Junhe. Dia memanfaatkannya untuk
memerintahkan Junhe agar pindah tempat duduk, atau dia akan menemui paman
Junhe.
Pelatuk
sudah di tarik! Junhe marah kalau sudah menyangkut masalah pamannya. Jangan
Jinbu kira dia tidak mengetahui kelemahannya. Dia tahu kalau Yezi sudah
membantu dengan berpura-pura menjadi Ibu Jinbu. Kalau Jinbu nggak takut masalah
ini diketahui keluarga Li, silahkan temui pamannya. Maka mereka bisa mati
bersama.
Jinbu
jadi gentar mendengar ancaman itu.
--
tn.
Wu, ayah Zhixun, datang menemui Guru Wu. Dia ingin membahas masalah Zhixun.
Guru Wu merasa tidak ada masalah apapun dengan Zhixun dan nilainya juga sangat
bagus. tn. Wu jadi marah karna nilai Zhixun itu menurun. Guru Wu menjelaskan
kalau nilai Zhixun yang menurun itu masih dalam kisaran wajar.
tn.
Wu tidak merasa demikian. Dia membahas kelompok belajar yang Zhixun ikuti. Dia
meminta Guru Wu mengeluarkan Zhixun dari program itu. Guru Wu menjelaskan kalau
kelompok belajar itu punya tujuan lain, yaitu membantu Zhixun berbaur dan
berteman. Jawaban itu malah membuat tn. Wu marah. Dia berteriak kalau Zhixun di
sekolahkan bukan untuk mencari teman. Jika Guru Wu tidak segera mengurusnya,
dia akan melapor ke kepala sekolah.
Guru
Wu shock menyadari sifat tn. Wu yang begitu egois dan menekan.
--
Qingtong,
Duan Xiao, Fan Pang dan Ba Dan, dimarahi orang tua masing-masing begitu tiba di
rumah. Semuanya mendapat hukuman.
--
Esok
harinya,
Mereka
semua termasuk Jinbu, berkumpul di atap. Semua semakin membenci Junhe. Duan
Xiao jadi menyesal karna sudah mengikuti saran itu kemarin. Tapi, semua sudah
terlambat. Saat semua mencurigai Junhe menjebak, Qingtong tidak. Qingtong
mengemukakan kalau paman Junhe kan mengenal guru Yang jadi nggak mungkin bisa
di tipu. Dan juga, dua hari ini, sikap Junhe sangat sementara.
Jinbu
malah menyiram api dengan berkata kalau Junhe hanya berpura-pura baik karna
rapat orang tua. Seharusnya, dari awal, mereka tidak percaya padanya. Qingtong
jadi tersulut dan semakin membenci Junhe.
--
Kemarin
sudah kena marah sama Guru Yang dan orang tua, hari ini, mereka kena marah sama
Guru Wu. Guru mana yang nggak marah kalau muridnya membuat masalah seperti itu.
Saking marahnya, Guru Wu menyuruh mereka berempat berdiri di koridor dan nanti
tulis surat penyesalan 10.000 kata.
--
Huft.
Jinbu masih saja mencari perkara dengan Junhe. Dia secara diam-diam,
menggunakan surat, menyuruh Junhe menemuinya di atap.
Jinbu
menanyakan apa yang Junhe ketahui mengenai masalahnya? Junhe memberitahu
semuanya. Mengenai Jinbu yang menyuruh Yezi berpura-puar menjadi ibunya dan
menelpon keluarga Li agar mengizinkannya sekolah di sini. Jinbu malah mengira
Yezi bermulut ember. Junhe menjelaskan kalau Yezi tidak mengadukan apapun, tapi
dia mendengarnya tanpa sengaja.
Jinbu
bersikap congkak menyuruh Junhe tidak memberitahu masalah ini pada siapapun.
Dia juga menyuruh Junhe untuk berjanji tidak mengganggu Qingtong dan
berhubungan dengannya. Junhe mana mau di perintah. Dia menyuruh Jinbu untuk
tidak ikut campur masalah mereka.
Jinbu
malah sok mengajari Junhe dan menilainya. Dia menyebut Junhe akan semaking
tidak bertanggung jawab. Dia menyebut kalau Qingtong bukan mainan yang bisa
Junhe mainkan sesuka hati. Pria seperti Junhe tidak layak untuk Qingtong. Jika
Junhe tidak mau, dia akan mengadukan Junhe pada tn. Chen. Kalau tidak berhasil,
dia akan memberitahu guru Yang dan kepala sekolah.
Aish!
Padahal, sudah jelas Junhe tidak ingin ada yang mengusik pamannya, tapi Jinbu
melakukannya lagi. Junhe marah! Sangat marah! Kalau Jinbu melakukannya, dia
akan memberitahu kebohongan Jinbu pada keluarga Li.
“Terserahmu.
Aku tak bisa sekolah, kau juga jangan harap!” balas Jinbu.
Junhe
berusaha menghentikannya pergi. Tapi, Jinbu memberontak. Dan tanpa sengaja, dia
pun terdorong jatuh.
Qingtong
datang di saat yang salah. Dia mengira Junhe menyakiti Jinbu, jadi dia menarik
baju Junhe. Junhe tidak melawan dan tidak melakukan apapun, tapi kaki Qingtong
terpeleset sendiri dan terjatuh.
Dan
tiba-tba saja, perut Qingtong sangat sakit. Tanpa menunggu sekian detik pun,
Junhe segera menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit. Hal itu kelihatan
sama Zhixun.
Guru
olahraga yang mendapat laporan, segera menemui Guru Wu dan memberitahu ada
masalah.
Fan
Pang juga memberitahu Ba Dan dan Duan Xiao kalau Qingtong masuk rumah sakit.
--
Qingtong
langsung di periksa. Suster menyuruh Jinbu untuk menelpon orang tua Qingtong.
Dan Jinbu malah menyalahkan itu pada Junhe.
Junhe
diam sesaat dan tiba-tiba saja pergi.
--
Ny.
Li kaget saat mendapat telepon yang mengabari kalau Qingtong masuk rumah sakit.
--
Junhe
pulang ke rumah dan mengambil semua uang tabungannya, kemudian kembali ke rumah
sakit.
--
Qingtong
udah sadarkan diri. Jinbu ada di sampingnya. Dan ternyata, Qingtong nggak
terluka tapi sakit usus buntu. Guru Wu yang tiba dengan panik mengira Qingtong
terluka karna di pukuli orang. Ny. Li juga panik. Jinbu memberitahu kalau
Qingtong sakit usus buntu.
Usus
buntu Qingtong udah meradang dan harus segera di operasi. Ny. Li yang biasanya
galak, menangis terisak-isak karna khawatir. tn Li yang baru tiba saat Qingtong
masuk ruang operasi, panik setengah mati. Guru Wu menenangkan kalau Qingtong
hanya kena usus buntu.
Ny.
Li menangis dan memberitahu kekhawatirannya. Otak Qingtong kan nggak bagus.
Gimana kalau setelah di suntik banyak obat bius, Qingtong jadi nggak bisa ikut
ujian universitas? tn. Li menenangkannya karna ini kan hanya operasi kecil.
tn.
Li menyuruh Guru Wu untuk kembali ke sekolah karna mereka kan sudah tiba. Jinbu
pun mengantarkan Guru Wu hingga ke depan.
Junhe
sudah tiba kembali, memberikan tabungannya untuk Jinbu. Dia meminta tolong agar
uang itu di berikan pada orang tua Qingtong sebagai biaya rumah sakit. Kalau
masih kurang, dia akan mencarinya lagi. Melihat uang yang cukup besar, Jinbu
mau tahu uang itu darimana. Junhe tidak mau memberitahu. Dia hanya meminta
Jinbu tidak memberitahu Qingtong kalau uang itu darinya.
Jinbu
tidak enak menerima uang itu. Tapi, saat mendengar pembicaraan tn. Li dan Ny.
Li yang kesulitan dengan uang operasi Qingtong, dia pun memakai uang Junhe. Dia
berbohong kalau uang itu dari orang tuany. tn. Li merasa sangat tidak enak
menerimanya. Jinbu menyuruh mereka menerimanya dan anggap saja sebagai uang
selama dia tinggal bersama mereka.
tn.
Li masih tidak enak. Tapi, Ny. Li juga tidak punya pilihan lain selain
menerimanya. Mereka tetap berjanji akan membayarnya kembali.
Fan
Pang, Ba Dan dan Duan Xiao tiba. Mereka mengajak Jinbu bicara dan ingin tahu
yang terjadi hingga Qintong tiba-tiba masuk rumah sakit. Apalagi, Duan Xiao
mendengar kalau ini terjadi karna Junhe.
“Bukan.
Aku berselisih dengan Chen Junhe. Li Qingtong datang menariknya. Lalu, tidak
sengaja terjatuh. Lalu, dia radang usus buntu.,” jelas Jinbu.
“Dia
mencari masalah denganmu?” tanya Duan Xiao.
Jinbu
tidak menjawab. Dan Duan Xiao menyimpulkan jawabannya, ya. Padahal, Jinbu lah
yang mencari masalah duluan.
--
Junhe
melepaskan stress dan rasa bersalah dengan pergi ke game center. Duan Xiao yang
sudah di liputi emosi, saat melihatnya, langsung menghajarnya.