Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 14 part 01


Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 14 part 01




Dengan satu tembakan menembus kepala, Cheong Sin meninggal. Semua shock dan tidak sanggup mempertahakankan batasan. Hal ini benar-benar diluar dugaan semua orang. Dengan putus asa, Mun berteriak menyuruh Cheong Sin untuk bangun. Sia-sia! Tidak ada respon sama sekali.




Mae Ok juga langsung memeriksa nadinya, tapi percuma. Cheong Sin sudah meninggal. Mun hanya mampu berteriak putus asa berharap Cheong Sin untuk hidup. Saat itu, sebuah asap hitam keluar dari tubuh Cheong Sin dan terbang ke langit kemudian menghilang. Artinya, roh jahat sudah meninggalkan tubuh Cheong Sin.



Di tengah keputusasaan dan jerit tangis Mun, Hyang Hee memanfaatkan moment untuk menyandera anak kecil tadi agar bisa kabur. Setelah masuk ke dalam mobil, Hyang Hee baru melepaskan anak kecil tersebut. (arghh, semua karna anak itu).

--



tn Shin sangat marah karna di pojokkan hingga ke titik terendah. Apalagi, sikap Tae Sin yang sangat merendahkannya tadi.


Para detektif sedang menuju ruang investigasi tn. Shin. Sebenarnya, salah satu detektif merasa khawatir mereka melakukan penyelidikan ini, karna takutnya tn. Shin bisa lepas dari tuduhan dan menang jadi presiden, entah bagaimana nasib mereka kelak. Temannya, yang adalah teman Mo Tak, menyakinkan kalau mereka harus mengungkap kejahatannya. Mereka tidak bisa membiarkan seorang pembunuh menjadi presiden selanjutnya.


Ketika mereka tiba di ruang investigasi, tn. Shin sudah berlumuran darah dengan tangan tersayat. Dia melakukan bunuh diri menggunakan bagian tajam dari jasnya (?) (mungkin kaya peniti? Entahlah. Aku juga nggak tahu namanya apa).



Dengan cepat, ambulans di panggil dan tn. Shin di bawa ke rumah sakit dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.

Di saat yang sama, asap hitam yang keluar dari tubuh Cheong Sin, terbang di langit.

--



Semuanya pergi ke Yung. Mun sangat marah dan kecewa karna katanya kan roh jahat level empat itu abadi, tidak akan pernah mati. Wi Gen menjelaskan kalau saat Cheong Sin menembak kepalanya, dia sedang berada di dalam batasan. Dan ada kemungkinan kemampuan hidup abadinya lenyap. Dan seperti yang diketahui, jika inangnya mati, maka roh jahat beserta roh lain yang terperangkan di dalamnya ikut mati.



Mun tidak bisa menerimanya. Jiwa ayah dan ibunya tidak mungkin lenyap. Dengan sangat keras, Mun memukul dadanya dan berujar kalau dia masih bisa merasakan kehadiran mereka. Dia yakin orang tuanya masih ada di alam ini.


“Aku minta maaf tidak bisa menepati janjiku, Mun,” ujar Wi Gen, penuh sesal.

--



Karna hal itu, Mun merasa sangat berduka. Dia tidak merasa bersemangat menjalani harinya. Kakeknya sama sekali tidak tahu apa yang di alaminya dan di rasakannya, membangunkannya dengan lembut untuk sarapan karna nenek sudah memasak dari pagi untuk Mun.


Kondisi nenek sekarang sedang baik sehingga dia bisa mengenali Mun sebagai cucunya. Dia sangat senang saat Mun mencoba makanannya.

“Aku terlalu sibuk meratapi kematian putriku sampai aku lupa memasak untuk cucuku. Maafkan aku, Mun,” ujar nenek.

“Tidak apa-apa, Nenek. Kau tak perlu… merasa bersalah,” ujar Mun, sambil makan dengan lahap agar nenek tidak tahu kesedihannya.


“Aku yakin ibumu sedang menungguku di surga, jadi, aku harus mengurusmu dengan baik sampai hari kami bertemu kembali,” ujar Nenek, lagi.


Mun hanya menatapnya dengan mata yang berusaha menahan air mata. Perasaannya sekarang sedang berkecamuk.


Selesai makan, Mun pamit keluar. Kakek sampai berkomentar kalau Mun sangat sibuk di musim liburan ini. Mun berujar kalau dia sedang mempersiapkan kontes webtoon yang sudah tenggat tanggalnya. Kakek mengangguk dan menasehati Mun untuk tidak lupa makan siang serta akurlah dengan teman-temannya.

“Jangan paksa dirimu untuk tersenyum,” ujar kakek yang ternyata menyadari Mun yang berusaha tersenyum.

“Maafkan aku.”

“Bukan itu maksudku. Kami baik-baik saja,” jelas kakek, tersenyum.

--


Mae Ok dan Jang Mul melihat anak-anak yang lewat di depan toko sambil bermain. Keduanya tersenyum penuh kasih sayang. Jang Mul pun berujar kalau mereka pun pernah melalui masa-masa seperti itu. Mae Ok dengan khawatir menanyakan nasib anak-anak panti. Jang Mul menjawab kalau semua anak panti akan mendapatkan fasilitas terbaik dan tumbuh dengan baik.

Karna Cheong Sin sudah nggak ada, roh jahat level tiga hanya Hyang Hee. Tapi, kemana dia kabur?


Ketika mereka sedang membahas Hyang Hee, Mun tiba-tiba masuk dengan menggebu-gebu. Dia mendeklarasikan keyakinannya kalau jiwa orangtuanya masih ada di dunia ini walaupun terdengar tidak masuk akal. Karna itu, dia akan terus berjuang demi kakek dan neneknya. Dia meminta mereka memberikannya waktu cuti dari pekerjaannya sebagai Counter.  Dia berjanji akan menemukan roh jahat yang telah lenyap itu.



“Jika ucapanmu benar, setelah meninggalkan Ji Cheong-sin, dia akan mencari inang serupa. Dengan kata lain, seseorang yang sama jahatnya. Ucapan Mun masuk akal. Itu adalah roh jahat level empat. Ada kemungkinan roh jahat itu membunuh inangnya dan mencari inang baru untuk sempurnakan dirinya. Jika itu benar… kita harus temukan roh jahat dan inang barunya. Panggil wilayah untuk memancing si inang. Lalu akan kucoba menemukannya,” ujar Ha Na, mengemukakan pemikirannya.

“Baiklah. Kita lakukan meski hanya ada satu di antara satu juta kesempatan. Mari lakukan semampu kita,” setuju Mo Tak.




Mae Ok dan Jang Mul pun setuju. Jang Mul bahkan membual kalau memang itu yang di rencanakannya. Mae Ok langsung mengejeknya karna sudah terlambat karna baru bilang sekarang. Mun tidak bisa menyembunyikan tangis harunya atas dukungan mereka

--


tn. Shin di rawat di rumah sakit dan masih belum sadarkan diri. Hyeok U yang datang menjenguknya, melihatnya dengan tatapan kebencian. Entah apa yang dipikirkannya karna dia malah memutuskan mencekik leher tn. Shin walaupun sebenarnya ada rasa takut. Dia ingin membunuh ayahnya tersebut.



Dia baru mencekik sebentar, tapi sudah terdengar suara ketuka di pintu dan suster masuk. Suster datang untuk memeriksa keadaan tn. Shin. Hyeok U yang ketakutan akan aksinya pun bergegas pergi.



Ketika suster masih mencatat kondisi vital tn. Shin, mata tn. Shin tiba-tiba terbuka. Berwarna hitam gelap.  Roha jahat yang ada di tubuh Cheong Sin, berpindah ke tubuhnya. Suster itu tampaknya merasa merinding tapi ketika dia melihat ke tn. Shin, tn. Shin masih dalam keadaan tertidur. Dengan cepat, dia menyelesaikan pekerjaannya dan pergi.



Tidak lama, tn. Shin pun terbangun. Dan yang membuatnya membuka mata adalah karna tawa seseorang. Cheong Sin (roh jahat) berada di hadapannya dalam kondisi melayang. Dia mengingatkan tn. Shin kalau dialah yang menyelemakakan tn. Shin.

“Menyelamatkanku?”


“Kau tak ingat? Kau memintaku. Kau memanggilku dengan putus asa. Kini kita harus saling menjaga,” ujarnya tersenyum sambil membelai wajah tn. Shin dan kemudian masuk ke dalam tubuhnya.

--


Di dalam mobilnya, Tae Sin sedang melihat berita tn. Shin yang di rawat di rumah sakit. Dia tidak bisa menyembunyikan sama sekali ekspresi bahagianya. Di saat dia sedang asyik melihat berit, dia malah mendapat telepon dari tn. Shin.

--



tn. Shin sudah menunggut kedatangan Tae Sin di atap rumah sakit. Yang mengerikan, dia berdiri di pinggiran pembatas gedung, seolah seperti mau bunuh diri. Tae Sin yang baru tiba, menyapanya dengan nada mengejek karna dia masih hidup.

tn. Shin tidak terpengaruh dengan ejekannya dan malah balas mengejek Tae Sin yang sedari dulu, sudah mendambakan posisinya sebagai walikota. tn. Shin tertawa ngakak mendengar ucapannya dan menyebutnya yang sudah kehilangan akal karna mati suri.



Tae Sin bicara sambil menunjuk-nunjuknya. Dan dengan kekuatan psikokinesis yang sudah di miliknya, tn. Shin membuatnya tangannya tidak bisa terangkat dan kakinya tidak sanggup berdiri sehingga posisi Tae Sin menjadi berlutut di hadapannya. Dia juga membuat kepala Tae Sin tidak sanggup berdiri. Dia tertawa puas dengan hal tersebut.




Sayangnya, kekuatannya tidak bisa bertahan lama. Tangannya mulai bergetar hebat. Efek dari batasan kemarin masih mempengaruhi kekuatannya.


“Kita urus hal yang mendesak terlebih dahulu,” ujar tn. Shin, memberi perintah.

--


Dan tiba-tiba saja, Hang Gyu menyerahkan diri kepada detektif sebagai pembunuh Kim Yeong Nim. Dia mengakuinya.



Flashback

Tae Sin menemui Hang Gyu dan memintanya untuk mengakui kejahatan tn. Shin sebagai kejahatannya. Hang Gyu tidak mau karna tn. Shin sekarang sudah tidak berguna, jadi untuk apa di bantu?

“Entah apa yang terjadi, tapi dia memiliki kekuatan seperti Ji Cheong-sin dulu. Kita tidak punya pilihan. Saat waktunya tepat, aku akan membebaskanmu,” janji Tae Sin.

End


Untuk membuktikan ucapannya, Hang Gyu menyerahkan bukti rekaman video yang sudah di potong dan hanya menampilkan saat dia membersihkan darah Kim Yeong Nim. Detektif mengingatkan kalau bukti ini cukup untuk menahan Hang Gyu. Hang Gyu tidak gentar dan berujar kalau dia tidak bisa membiarkan tn. Shin di hukum karna kejahatannya.

--



Berita pengakuan Hang Gyu sebagai pembunuh dari Kim Yeong Nim akhirnya tersebar. Dengan pengakuan tersebut, tn. Shin pun di bebaskan dari tuduhan. Dan begitu bebas, tn. Shin mengumumkan kalau dia akan berhenti dari pencalonan presiden.


Berita tersebut membuat Ha Na dan Mo Tak sangat kesal karna dia terus menerus lolos dari kejahatannya.

Ketika mereka sedang membahas hal itu, Mae Ok keluar dari kamar dengan mengenakan pakaian hitam. Ha Na di saat yang sama, mendapat penglihatan kalau ada roh jahat level satu di dekat mall. Semua bergegas. Mo Tak menyuruh Mae Ok untuk tidak ikut karna ini hanya roh jahat level 1. Mae Ok tidak peduli mau level berapa roh jahat itu karna semua roh jahat membuatnya gemetar ketakutan.


Ha Na dan Mo Tak dengan tegas melarangnya ikut. Itu karna mereka tahu kalau hari ini adalah hari peringatan kematian Soo Ho. Sebelum pergi, Ha Na juga memberikan hadiah sebuah lipstick.

--


Mae Ok sudah bersiap dengan meletakkan fotonya dan Soo Ho di atas meja dan di depan foto di letakkan semangkuk mie. Mae Ok sedang menunggu kedatangan seseorang. Dia memakai lipstick pemberian Ha Na, tapi kemudian segera menghapusnya karna merasa malu.



Tamu yang di tunggunya akhirnya datang. Tamunya adalah menantunya, istri dari Soo Ho. Mae Ok sangat senang karna datang. Dia langsung menghidangkan mie untuknya.


“Baiklah, katakan sekarang,” ujar Mae Ok, tahu ada hal yang ingin Jeong Eun katakan, tapi merasa ragu. “Kau tampak ragu untuk mengatakan sesuatu padaku. Aku mengenalmu, Jeong-eun.”



Dengan ragu dan wajah penuh rasa bersalah, Jeong Eun mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tasnya. Undangan pernikahannya.

“Astaga, selamat,” ujar Mae Ok, tulus.

“Maafkan aku, Bu,” ujar Jeong-eun, merasa bersalah.



“Kenapa kau minta maaf? Jangan begitu. Ayolah. Aku senang melihatmu berhasil beranjak. Su-ho sudah hidup bahagia. Aku yakin dia juga sudah melupakan kita. Sudah saatnya kau melupakannya dan menjalani hidupmu.”

“Maafkan aku,” tangisnya.



“Sudah seharusnya. Aku juga ingin menikah, kau tahu? Kau malah mendahuluiku. Dia baik, 'kan? Aku yakin dia pria yang baik. Aku percaya kau pandai menilai seseorang. Maksudku, kau memilih Su-ho. Seleramu bagus.”

“Dia hanya pria biasa. Aku bisa menjadi diriku sendiri saat bersamanya. Dia membuatku merasa nyaman,” jawabnya, berusaha menahan air matanya.


“Itulah yang terpenting. Bagus. Aku turut bahagia. Bawalah dia kemari sebelum kalian menikah. Jangan katakan apa pun padanya. Mi melambangkan panjang umur dan bahagia. Akan kubuatkan kalian mi yang enak. Astaga, kenapa kau menangis? Aku yakin, kau akan hidup bahagia, Jeong-eun,” doanya, tulus.

--


Begitu Jeong Eun sudah pergi, Mae Ok pergi ke wilayah Yung.

Saat dia tiba, dia melihat Soo Ho yang sedang menatap foto pernikahannya dengan Jeong Eun. Mae Ok tahu kalau Soo Ho pasti merasa sedih. Soo Ho memang sedih, tapi di sisi lain selama ini dia merasa bersalah (karna sudah meninggalkan Jeong Eun terlebih dahulu) dan sekarang dia bahagia untuk Jeong Eun. Sebagai bentuk keikhlasannya, foto itu pun menghilang.




Dan sempat-sempatnya, Soo Ho menggoda ibunya mengenai Jang Mul. Wkwk. Mae Ok yang awalnya menangis, jadi tercengang dan beralasan kalau dia punya selera yang tinggi.

--



Mun menggunakan kekuatannya, berkeliling ke sekeliling Jungjin dan memanggil wilayah. Mana tahu saja, roh jahat itu ada di sana dan masuk ke dalam wilayah hingga dia bisa merasakan kehadirannya. Tapi, walau sudah di test sampai ke gedung grup Tae Sin, Mun masih belum bisa menemukannya.



Mun terus mencari hingga malam hari. Mae Ok yang melihat itu dari jauh, merasa sedih.

“Kau tahu, harapan adalah… monster yang kejam,” ujar Jang Mul.

“Aku tahu, tapi itulah yang mendorong kita untuk tetap berjuang.”

--


Chang Gyu dan Jae Cheol di perintahkan oleh Tae Sin untuk ke rumah tn. Shin. Jae Cheol heran untuk apa mereka di suruh ke sana. Tapi, Chang Gyu malah mengira tn. Shin mau memberikannya hadiah karna kakaknya, Hang Gyu, sudah mau berkorban dengan mengaku menjadi pembunuh Kim Yeong Nim. Chang Gyu yakin kalau kakaknya pasti sudah membuat perjanjian dengan tn. Shin.


Mereka menekan bel rumah dan pintu pagar pun terbuka otomatis. Tapi, pas mereka masuk ke sana, rumah dalam keadaan gelap gulita dan tidak ada yang menyambut sama sekali. Chang Gyu melihat dari sela pintu ada sebuah ruangan yang lampunya menyala, jadi dia pun masuk ke dalam ruangan itu.


Tidak ada orang sama sekali. tn. Shin mendadak muncul di belakang mereka dan dengan kekuatan psikokinesisnya, tn. Shin menutup pintu.


Hyeok U yang baru pulang, mendapati ada dua pasang sepatu yang berserakan di depan pintu masuk rumah. Dengan melangkah diam-diam dan tanpa suara, Hyeok U pun masuk dan mengintip ke ruang kerja ayahnya. Dari sela pintu, dia melihat ayahnya membunuh Jae Cheol dengan Chang Gyu tanpa menggunakan apapun. tn. Shin menggunakan kekuatan psikokinesisnya untuk membuat mereka berdua memutar kepala mereka hingga patah dan akhirnya meninggal. Sesudah itu, dia memakan kedua jiwa mereka.



Di dalam tubuhnya, roh jahat yang merasuki tn. Shin, menggunakan telepati memperingati tn. Shin kalau identitas mereka tidak boleh terbongkar sampai kekuatan mereka benar-benar pulih.

Dengan kekuatannya sekarang, tn. Shin bisa menyadari ada seseorang di balik pintu. Dia pun membuka pintu secara tiba-tiba dan membuat Hyeok U kaget setengah mati. Dia semakin takut saat melihat kalau mayat Chang Gyu dan Jae Cheol sudah tidak ada di dalam sana. Hyeok U berusaha menekan rasa takutnya dan bersikap biasa saja, seolah tidak melihat apapun.




Sayangnya, roh jahat tn. Shin tidak ingin membiarkannya hidup dan ingin memangsa jiwanya juga. Dia berusaha membuka pintu kamar Hyeok U, tapi kesadaran tn. Shin berusaha mencegahnya. Roh jahat (aku manggilnya Ji Cheong Sin saja ya, karna dia kan sudah menyatu dengan Cheong Sin sebelumnya) tertawa sinis dan mengejeknya yang berusaha melindungi Hyeok U padahal saat di rumah sakit, Hyeok U mencoba membunuhnya.

“Tetap saja jangan membunuhnya dulu. Ini bukan waktunya,” mohon tn. Shin.


Hyeok U masih berdiri di balik pintu dan mendengar ucapannya itu yang entah ditujukan untuk siapa. Cheong Sin tidak peduli dan berusaha membuka pintu, tapi dari dalam kamar, Hyeok U memegang handle pintu dengan erat dan berusaha sekuat mungkin agar pintu tidak terbuka, padahal, dia sudah mengunci pintu.

Dan tiba-tiba, saja tn. Shin berhenti menggerakkan handle. Dengan takut-takut, Hyeok U membuka kunci dan mengintip keluar. Setelah memastikan kalau tn. Shin tidak ada lagi di depan pintu, Hyeok U kembali mengunci pintu dan jatuh terduduk lemas. Dia sangat ketakutan.

--



Mun mulai merasa pesimis kalau Cheong Sin masih ada. Kalau dia tidak ada, maka jiwa ayah dan ibunya menghilang.



Di tengah rasa putus asanya itu, dalam perjalanan pulang, dia melihat Hyeok U yang sedang dipukuli oleh Geun Yeong dan Cheon Jung. Mereka sudah tidak takut lagi padanya sejak ayahnya bukan lagi walikota. Untunglah Mun muncul dan menyelamatkannya.





Tapi, sama seperti sebelumnya, Hyeok U tidak mau menerima uluran tangannya dan mengabaikannya. Saat dia berjalan melewati Mun, bahunya tanpa sengaja mengenai bahu Mun. Mun jadi melihat sedikit ingatannya yang ketakutan dengan tn. Shin dan tatapan tn. Shin yang sama seperti tatapan Cheong Sin.


Mun segera menghentikan Hyeok U dan menanyakan dimana ayah Hyeok U sekarang?!

--


Setelah mendapatkan jawaban Hyeok U, Mun segera pergi ke kediaman tn. Shin. Disana, ada dua satpam yang menjaga di depan rumah. Mun tidak menerobos masuk, dia hanya menggunakan kekuatannya untuk membuka wilayah Yung, mana tahu tn. Shin masuk ke dalamnya sehingga dia bisa tahu apa benar dia adalah roh jahat atau tidak.


Saat Mun membuka wilayah, Ha Na yang sedang berlatih di ruang latihan, merasakan sesuatu.




Wilayah Yung yang di buka Mun bisa dilihat secara kasat mata oleh tn. Shin. Dia sangat marah karna tahu kalau Mun dkk ada di dekat sini dan mencarinya. Ekspresinya tampak sangat marah, tapi dia berusaha keras untuk menahan diri agar tetap diam di tempatnya dan tidak melangkah masuk ke dalam wilayah Yung. Dia tidak boleh ketahuan sekarang. Dan untung baginya karna wilayah itu tidak mengenainya.


Walau begitu, Mun tetap merasa ada yang aneh. Karna itu, dia melompat masuk ke dalam kediaman tn Shin melalui dinding samping rumah ketika satpam terfokus pada hal lain. Ha Na ternyata sudah tiba di sana juga dan menahan Mun agar tidak melakukan apapun. Mun ingin menjelaskan, tapi Ha Na sudah tahu apa yang ingin dikatakannya. Ha Na memberitahu kalau tn. Shin sudah tidak ada di daerah ini lagi dan sudah kabur.

 

  

1 Comments

Previous Post Next Post