Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E06


 

Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E06




tn. Kimura merasa setuju Yosuke melamar Juxiang. Karna jika, Juxiang dan Yosuke menikah, mereka akan sah menjadi suami istri dan Yosuke tidak akan terkena masalah (mungkin masalah dituntut karna membawa kabur Juxiang). Ditambah lagi, Inggris sangat menjunjung tinggi hukum. Dengan menikah dan berada di bawah perlindungan hukum, tidak akan ada masalah.

“Juxiang, menikahlah denganku. Aku akan merawat dan mengurusmu selama sisa hidupmu,” lamar Yosuke, serius.

Juxiang tampak terharu. Dia sepertinya memang menyukai Yosuke.

--



di Melaka,

Ah Tao melapor pada Tian Lan kalau tn. Huang sedang mengamuk di ruang keluarga. Jadi, Charlie membawa polisi menemui Yosuke, tapi Yosuke menunjukkan akta nikah kepada mereka. Juxiang telah menjadi istri sah Yosuke.



Tian Lan sangat terkejut dengan berita membahagiakan tersebut. Ah Tao juga sangat senang dan mulai membayangkan hal romantis seperti Yosuke yang menyelamatkan Juxiang dan sebagai bentuk balas budi, Juxiang menikah dengannya. Sangat romantis seperti cerita opera. Ditambah lagi, dengan akta nikah tersebut, Charlie Zhang tidak akan bisa berbuat apapun karna Inggris sangat menjunjung hukum.

Walau senang, Tian Lan tetap saja masih merasa terkejut. Semuanya terlalu mendadak. Dia meminta tolong Ah Tao untuk membantunya suatu hal.

--




di Singapore,

Ini adalah hari pernikahan Juxiang dengan Yosuke sesuai adat. Pagi-pagi sekali, Juxiang sudah membuat ronde. Sementara Yosuke menghias rumah dengan tulisan China berwarna merah yang berarti ‘Kebahagiaan.’


Ternyata, permintaan Tian Lan adalah agar Ah Tao ke Singapore menemui Juxiang untuk memberikan hadiah. Yosuke menyambut kedatangannya dengan ramah dan hangat. Juxiang juga sangat senang melihat Ah Tao. Ah Tao merasa bahagia bisa bertemu dengan Nona Mudanya dan bersyukur karna Tian Lan mengambil kartu nama Yosuke hingga dia bisa datang.

Yosuke memberitahu Ah Tao kalau hari ini adalah hari pernikahannya dengan Juxiang, jadi dia meminta Ah Tao untuk tinggal dan minum bersama mereka. Ah Tao begitu bahagia hingga tidak tahu harus berkata apa. Yosuke pun lanjut melakukan pekerjaannya dan memberikan Ah Tao waktu untuk bicara berdua dengan Juxiang.



Juxiang sangat peduli pada Ah Tao dan memberikannya kue bika ambon untuk dimakan setelah dia melakukan perjalanan sangat jauh. Mata Ah Tao berkaca-kaca memakan kue bika buatan Juxiang dan memuji rasanya sangat enak. Juxiang dengan isyarat, menyuruh Ah Tao untuk tetap tinggal dan makan malam bersama. Ah Tao juga ingin, tapi tidak bisa. Dia kemari dengan menyelinap keluar rumah dan karna itu juga, dia harus kembali sebelum malam ke Malaka. Dia merasa beruntung karna datang tepat sebelum Juxiang melakukan pernikahannya.


Ah Tao datang dengan membawa barang-barang untuk Juxiang dari Tian Lan. Barang yang dibawanya adalah dua kemeja putih. Ah Tao memberitahu kalau Tian Lan memperkerjakan wanita yang melahirkan 16 anak untuk menjahit dua kemeja itu sebagai berkat memiliki banyak anak dan kebahagiaan luar biasa. Selain kemeja, juga ada baju kebaya dan sepatu manik-manik yang di jahit oleh Tian Lan sendiri. Ah Tao bercerita kalau semua barang Juxiang di rumah, sudah dibakar habis oleh Guihua dan untunglah, Tian Lan sempat menyembunyikan barang-barang ini. Selain sepatu dan manik, ada juga sebuah gelang emas. Gelang itu adalah mas kawin yang diberikan Ny. Huang kepada Tian Lan.


Juxiang merasa sangat terharu dengan semua hadiah dari ibunya tersebut, sekaligus sedih karna sangat merindukannya.


Karna sudah mengatakan semua dan menyampaikan hadiah dan pesan dari Tian Lan, Ah Tao pamit untuk pulang. Yosuke dan Juxiang segera menghentikannya dan memintanya untuk tetap tinggal menyaksikan pernikahan mereka. Yosuke ingin Ah Tao menjadi saksi pernikahan mereka.

“Baik, aku mau. Aku akan tinggal dan menjadi pendamping Nona Muda Juxiang,” ujar Ah Tao, setuju.

--




Yosuke dan Juxiang mulai berpakaian untuk pernikahan mereka. Walaupun pernikahan mereka tidak semeriah Chen Sheng dan Meiyu, tapi terpancar kehangatan dan juga cinta di pernikahan tersebut.

Nyonya Tian Lan bilang bahwa Baba sangat menghargai kemeja putih ini.

Satu untuk pengantin pria dan satunya lagi untuk pengantin wanita. Kau akan memakainya selama upacara menyisir rambut. Kenakan sampai akhir upacara. Kau tak boleh mencucinya setelah melepasnya. Kau harus menyimpannya dengan aman.

Jadi, kau bisa memakainya lagi saat meninggal karena tua. Maka kau akan bisa saling bertemu di surga.




Chen Sheng yang tahu Juxiang sekarang bersama dengan Yosuke, pergi ke rumah Yosuke. Dia datang di saat yang salah karna pernikahan Yosuke dan Juxiang sedang berlangsung. Dia tidak masuk untuk mengganggu tapi hanya berdiri di pinggir gang dan mengawasi dari jauh. Dia ikut berbahagia atas pernikahan tersebut.

Pesta pernikahan itu dihadiri oleh penduduk sekitar.



Ah Tao berada di sana, menjadi saksi pernikahan. Karna ini pertama kalinya Ah Tao menjadi saksi, dia sama sekali tidak tahu harus berkata apa. Salah seorang warga, menyuruhnya untuk mengatakan sesuatu yang baik sebagai doa untuk pernikahan Yosuke dan Juxiang. Jika nggak bilang, mereka bisa sial.

“Pengantin pria memberikan guci tertutup, pengantin wanita kini memiliki gucinya. Ada ronde di dalam guci tertutup. Setiap makan setengahnya, cintamu bertahan lama. Semoga diberkati dengan anak dan cucu, kebahagiaan serta kemakmuran. Semoga cintamu bertahan sampai nafas terakhir. Semoga cinta kalian tetap manis seperti burung cinta. Semuanya mendapat awal baru dengan kembalinya musim semi. Semoga diberikati dengan keberuntungan dan kemakmuran,” ujar Ah Tao, mengatakan semua hal baik dengan kebahagiaan pernikahan Nona Muda-nya.


Setelah mengatakan semua itu, sekarang saatnya, Juxiang dan Yosuke memberikan salam kepada langit. Kemudian kepada kedua orang tua (yang karna nggak ada, mereka membungkuk ke langit). Dan terakhir, memberi hormat satu sama lain.

Terakhir, Ah Tao berteriak agar mereka ke kamar.


Ditengah kebahagiaan tersebut, ada orang yang tidak merasa senang. Charlie Zhang sudah mengutus tn. Lin ke rumah Yosuke untuk mengacaukan pernikahan tersebut. tn. Lin sudah menyewa beberapa preman dan memberi perintah agar menghajar Yosuke tanpa ampun.


Beruntungnya, Sheng ada di sana dan mendengar perintahnya. Dia mengenali tn. Lin sebagai sekretaris Charlie Zhang. Dengan sangat sopan, tn. Lin membenarkan. Dia juga menyangkal mengenal preman-preman itu dan hanya kebetulan lewat saja. Sheng tidak peduli dengan alasannya dan hanya menyuruhnya untuk menyampaikan pesan pada Charlie agar tidak macam-macam dengan keluarga Yosuke. Jika tidak, dia yang akan menghajar Charlie.

tn. Lin tidak berani membantah dan bergegas pergi. Perintah dibatalkan.


“Juxiang, diberkatilah dirimu,” ujar Sheng, menatap ke rumah Yosuke.

--


Di dalam kamar, Yosuke kelihatan sangat gugup. Perlahan, dia membuka kain hitam yang menutup wajah Juxiang. Keduanya sama-sama tersipu.


Ah Tao masuk dan menggoda keduanya. Dia masuk dengan membawa guci berisi ronde dan menghidangkannya kepada mereka agar mereka saling menyuapi. Ronde warna merah mewakili sukacita dan warna putih mewakili kemurniaan. Setelah memakannya, cinta mereka akan tetap manis, penuh kasih sayang, bertahan lama dan tetap menyatu.




Karna tugasnya sudah selesai, Ah Tao pamit untuk pulang. Dia menasehati Juxiang untuk menjaga dirinya. Yosuke benar-benar merasa berterimakasih atas bantuan Ah Tao. Ah Tao juga berterimakasih dan memintanya untuk menjaga Nona Mudanya dan jangan biarkan siapapun mengganggunya. Yosuke mengiyakan. Dia juga memberitahu kalau pernikahan ini dilakukan terburu-buru karna dia cemas jika Charlie Zhang akan mengganggu Juxiang. Dia merasa berhutang atas pernikahan yang layak pada Juxiang. Tapi, dia janji akan merawat Juxiang dengan baik. Tidak akan pernah membiarkannya terluka.


Ah Tao merasa sangat terharu dan bersyukur. Sebelum benar-benar pergi, Ah Tao menyampaikan pesan Tian Lan yang hampir dilupakannya.


“Ny. Tian Lan memintaku untuk memberitahumu, jika kau hamil, saat kau akan melahirkan, kau harus membuka semua laci dan lemari di rumahmu. Jadi, semuanya akan berjalan dengan lancar saat kau melahirkan bayi. Nona Muda Juxiang, kau harus menjalani hidup yang bahagia.”

--



Tian Lan sudah menunggu kepulangan Ah Tao dengan cemas di pintu belakang. Hari sudah gelap, tapi Ah Tao belum juga kembali.

Akhirnya, yang ditunggu pulang dengan kabar gembira. Dia bercerita kalau hari ini adalah pernikahan Juxiang dan Yosuke. Dan dia menjadi pendamping Juxiang. Tian Lan sangat bahagia mendengarnya.




Tapi, kebahagiaan itu lenyap karna ternyata, Guihua sudah menunggu di depan pintu kamar Tian Lan dengan para pelayan. Dia sangat marah saat mendengar Ah Tao bilang menjadi pendamping Juxiang. Dia tidak suka mereka masih berhubungan dengan Juxiang karna Juxiang sudah bukan bagian dari keluarga Huang.

Ah Tao berusaha menyangkal, tapi Guihua mana percaya. Dia menyuruh pelayan pria untuk menghukum Ah Tao dengan memukulinya menggunakan kayu. Tian Lan berusaha menghentikan dan memohon pada Guihua untuk mengampuni Ah Tao. Dia yang meminta Ah Tao pergi, jika mau dipukul, pukul dia. Guihua menolak dengan alasan jika dia memukul Tian Lan, Tian Lan akan mengadu pada tn. Huang (huft, mau ngadu juga nggak akan di dengar).

Guihua malah bersikap kelewatan dengan menghina Juxiang sebagai gadis liar yang kawin lari dengan seorang pria. Tian Lan tetap berlutut padanya, agar berhenti memukuli Ah Tao.


Ah Tao tidak suka melihat nyonya nya berlutut pada Guihua. Dia meminta Tian Lan untuk berdiri. Dan juga, dia tidak akan berteriak kesakitan sedikitpun dengan cambukan ini. Jika dia berteriak, dia akan mengganti namanya.

Guihua benar-benar kejam. Dia malah memerintahkan pelayan pria untuk memukuli Ah Tao lebih kuat lagi. Tapi, walau sudah dipukuli dengan kuat hingga dia tidak sanggup berdiri lagi, Ah Tao tetap tidak berteriak sedikitpun.



Guihua tidak suka. Tanpa perasaan, dia mengambil sebuah kapak dan menyuruh semua pelayan memegang Ah Tao agar tidak bergerak. Tian Lan juga dipegang agar tidak bisa menolong Ah Tao. Tian Lan sudah berteriak memohon, tapi teriakannya, seperti hanya di anggap angin. Dengan kejam, Guihua melayangkan kapak itu ke sebelah Ah Tao. Ah Tao tentu berteriak kesakitan.

--



di kediaman Chen,

Meiyu menunggu Sheng pulang. Untuk mengisi waktu, dia membordir. Tapi, saat pulang, Sheng malah dalam keadaan mabuk dan menepis tangan Meiyu dengan kasar saat dia berusaha memegangnya. Sheng mengusir Meiyu dengan teriak : “You, Go Away!!”



Keributan Sheng membangunkan Gong dan Xiu Lian. Meiyu menyapa keduanya sembari meminta maaf karna Sheng mabuk. Tapi, dia juga tidak mengerti apa yang Sheng katakan padanya. Sheng dengan kasar, menjawab  kalau arti perkataannya tadi adalah menyuruh Meiyu untuk pergi.

Hati Meiyu tentu terluka dengan perlakuan Sheng tersebut. Apalagi, Sheng berteriak kalau dia tidak mau tidur dengan Meiyu. Dia malah lebih memilih tidur di kamar supirnya, Ah Cheng.


Gong sangat marah. Tapi, Xiulian menyuruhnya untuk tidak berteriak dan bertengkar karna takutnya akan membangunkan Nenek. Xiulian memerintahkan Ah Cheng agar membawa Sheng ke kamar tamu saja.



Xiulian menemani Meiyu di kamarnya. Dia berusaha menghibur Meiyu dengan berkata kalau Sheng hanya mabuk dan bicara omong kosong. Jangan tersinggung. Meiyu itu nggak bodoh. Dia beneran tidak mengerti kenapa Sheng tidak mau masuk ke kamar ini sejak tidur dengannya hari itu. Dia tidak tahu apa salahnya.

Xiulian menjawab kalau Meiyu tidak salah apapun. Hanya saja, Sheng temperamental dan berbuat sesukanya. Dan besok, Gong akan bicara dengan Sheng.

Meiyu terus menangis. Dia sadar kalau Sheng membencinya karna sudah memisahkannya dari wanita yang dicintainya.

Kali ini, Xiulian tidak tahu harus berkata apa lagi untuk menghibur Meiyu.

--


Sesuai yang Meiyu katakan kemarin, Gong langsung bicara serius dengan Sheng. Sheng sadar kesalahannya dan meminta maaf. Gong tidak menerima permintaan maafnya karna Sheng bukan bersalah padanya tapi pada Meiyu.


Gong berusaha menyadarkan Sheng dengan memberitahu semua kebaikan Meiyu. Dia bangun pagi-pagi buta untuk mengurus nenek, membantu Xiulian mengurus rumah dan akan terjaga hingga larut malam menunggu Sheng pulang. Tapi, Sheng malah memperlakukannya seperti ini!


Sheng menyadari kesalahannya. Tapi, dia membenci Meiyu. Karna hal itu, dia berpikir, daripada hidup bersama seperti orang asing, lebih baik menjaga jarak. Dia menjalani hidupnya dan dia juga.

“Omong kosong! Ini sungguh tidak masuk akal!! Tidak ada suami-istri yang seperti itu,” teriak Gong.

Perdebatan mereka akhirnya merambat ke Juxiang. Gong menanyakan perasaan Sheng pada Juxiang. Dan apakah tujuan Sheng pulang ke kediaman Huang waktu itu adalah untuk mencaritahu kabar Juxiang?


“Juxiang adalah wanita pemberani. Walau cacat, dia berani melawan pernikahan yang tidak masuk akal. Dia berani mengejar kebahagiaannya sendiri. Aku sungguh mengaguminya. Tapi, aku tak punya perasaan lain padanya. Alih-alih bilang aku benci pada Meiyu, sebenarnya, aku membenci diriku sendiri. Makin aku melihat Meiyu, makin aku membenci diriku sendiri. Makin memandang rendah diriku sendiri,” jujur Sheng.

Setelah mengatakan perasaannya, Sheng pamit pergi untuk bekerja.

--



Di dapur, Meiyu sedang menyiapkan makanan Nyonya untuk Ny Chen, yaitu : sate babi goreng. Xiulian memuji kemampuan memasak Meiyu yang hebat.



Ketika lagi berbincang, Ah Ling, kepala pelayan keluarga Chen,  masuk ke dapur dan melaporkan pada Xiulian kalau Ny. Chen memintanya membuat sup tofu. Katanya, saat menghadiri tok panjang keluarga Huang, ada seorang koki Hainan yang secara khusus membuatkannya sup tofu. Rasanya biasa saja, tapi tofunya diiris tipis seperti rambut. Rasanya, begitu halus dimulut. Ny. Cheng bilang, setiap memikirkannya, dia merasa mulutnya berliur.

Xiulian menyuruh Ah Ling membuatnya karna Ah Ling yang paling pandai memasak. Tapi, Ah  Ling jujur kalau dia tidak mampu melakukannya. Xiulian jadinya ingin menyewa koki Hainan. Ah Ling menyampaikan kalau ny. Chen bilang yang memotong tofu bukan sang koki tapi seorang wanita di rumah Ny. Huang yang sangat pandai memasak dari kecil.


Meiyu yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka, tahu kalau yang dimaksud adalah Juxiang. Kelihatannya, dia tidak mau kalah, sehingga dia menawarkan diri untuk membuat sup tofu tersebut.




Meiyu benar-benar berusaha keras dalam memotong tahu setipis mungkin. Dia berulang kali mengulang potongannya saat merasa itu tidak bagus. Tapi, dari caranya memotong, terlihat sekali kalau Juxiang lebih lihai.



Setelah makan siang jadi, Ny. Chen mulai mencoba masakan Meiyu. Ada sate babi goreng dan juga sup tofu. Dia memuji rasa sate babi goreng yang enak dan autentik. Tapi, untuk sup tofunya, walaupun enak, tapi dia harus mengakui kalau sup tofu yang waktu itu dimakannya, lebih tipis dan halus.



Meiyu jelas kecewa. Ny. Chen menghiburnya dengan berkata kalau Meiyu sudah berusaha. Dia juga membandingkan Meiyu dengan Xiulian, dimana Meiyu jauh lebih pintar memasak daripada Xiulian. Xiulian menanggapi dengan ramah. Ny. Chen kemudian memberitahu Meiyu alasan kenapa dia memilih Xiulian menjadi istri Gong padahal Xiulian biasa saja dalam hal memasak dan menyulam. Alasannya karna Xiulian memiliki hati yang besar.




Ny. Chen menasehati kalau pria dan wanita harus berhati besar. Tapi, wanita terlahir picik. Jika begitu, akan terus terjadi pertengkaran hingga tidak ada lagi kedamaian. Dan sekarang, melihat Xiulian yang bisa mengurus rumah dengan baik, dia merasa pilihannya tidak salah. Wanita adalah bos dalam keluarga Baba. Pria boleh bertarung diluar, tapi mereka mematuhi wanita saat ada di rumah. Karna itu, Nyonya harus bisa mengurus rumah tangga dengan baik dan untuk bisa melakukannya, dia harus memiliki hati yang besar, murah hati, adil dan baik hati.


“Nenek, aku akan belajar dari Kakak Ipar,” tanggapi Meiyu.

--



1 tahun kemudian,

Kehidupan pernikahan Juxiang dan Yosuke sangat bahagia. Walau sudah tinggal selama 1 tahun, Yosuke masih suka memotret Juxiang. Dia merasa tidak akan pernah cukup memotret Juxiang dan masakan-masakan serta semua aktivitasnya.


Apalagi, kebahagiaan mereka sekarang sudah bertambah dengan hadirnya seorang anak. Juxiang hamil. Walau masih dalam kandungan, Juxiang bisa merasakan kalau bayi yang dikandungnya adalah perempuan.



Hidup sebagai orang Jepang benar-benar berat untuk Yosuke, apalagi di masa saat itu. Kaca rumahnya sering kali di lempari batu. Walau begitu, dia selalu menenangkan Juxiang untuk tidak khawatir karena orang-orang di sekitar adalah orang baik. Juxiang bingung kenapa orang-orang melempari rumah mereka? Dengan sedih, Yosuke menjawab kalau alasannbya karna dia orang Jepang. Tentara Jepang menyerang Tiongkok. Perang menghasilkan kebencian. Dan dia setengah Jepang sehingga orang melampiaskannya padanya.


Yosuke merasa bersalah karna Juxiang jadi ikut terlibat. Juxiang menggelengkan kepala, tanda kalau dia tidak masalah dan tidak apa-apa. Yosuke sebenarnya merasa sangat resah dan berharap kalau perang akan segera berakhir.


Untuk menghibur Yosuke yang bersedih dan gundah, Juxiang membuatkannya teh lengkeng.


Yosuke menerima surat dari Umeko. Isinya memberitahu kalau militer Jepang telah membawa ayah mereka. Mereka mau ayah memberitahu keberadaan Yosuke. Untungnya, ayahnya udah menyuruhnya membakar semua suratnya. Ayah dalam keadaan aman, jadi jangan cemas. Di akhir suratnya, Umeko menulis agar Yosuke tidak membalas surat nya dan juga dia tidak akan menulis surat lagi untuknya.

(Itu agar keberadaan Yosuke tidak terlacak karna surat).



Yosuke yang sedih karna membaca surat itu, bertemu dengan tn. Kimura. Mereka membicarakan hal serius tampaknya hingga Yosuke melampiaskan emosinya dengan terus minum. Saat dia pulang, dia sudah sangat mabuk.



Pada Juxiang, Yosuke memberitahu kalau tn. Kimura akan pergi ke timur laut karena disana ada banyak emas. tn. Kimura meminta mereka untuk ikut dengannya, tapi dia tidak mau. Tempat itu bukan milik Jepang. (aku juga kurang mengerti. Apa mungkin Yosuke takut kalau itu akan membahayakan Juxiang?)

--











Esok harinya,

Yosuke membawa Juxiang berjalan-jalan dengan sepeda. Mereka menghabiskan waktu berdua di sebuah padang rumput yang luas.Keduanya juga saling memotret satu sama lain. Kebahagiaan terpancar dari wajah keduanya.


Sayang, kebahagiaan itu lenyap ketika mereka pulang. Di depan rumah mereka, sudah banyak coretan dengan cat merah yang mengatai Yosuke sebagai orang Jepang dan mengencamnya. Juxiang yang tidak bisa membaca, ingin tahu apa arti tulisan tersebut. Yosuke berbohong kalau tulisan itu bertuliskan agar mereka berhati-hati pada api karna bisa menyebabkan kebakaran.



Yosuke punya firasat buruk, karena itu, dia mengajak Juxiang untuk pergi mencari makan dengan alasan lapar. Tapi, baru saja mau pergi, seseorang melempari sepedanya dengan batu dan hampir mengenai Juxiang. Refleks, Yosuke melindungi Juxiang dengan tubuhnya.

Orang-orang itu terus melempari mereka dengan tinta hitam sambil mengatainya sebagai mata-mata Jepang yang menyamar sebagai fotografer.


 

1 Comments

Previous Post Next Post