Sinopsis
C-Drama : The Little Nyonya E12
Yosuke,
Juxiang dan Yueniang bermalam di rumah kosong tersebut. Dan ketika pagi
menyingsing, Yueniang terbangun lebih dulu. Dia merasa lapar dan saat memeriksa
dapur, ada peralatan masak dan beberapa bumbu serta beras yang tersisa.
Sepertinya, pemilik rumah itu kabur terburu-buru karna perang. Yueniang yang
tidak begitu memahami situasi, memutuskan untuk memasak dan bahkan sudah
membayangkan kedua orang tuanya akan memujinya
Sialnya,
apa yang Yueniang lakukan malah membahayakan keluarga mereka. Para tentara
Jepang melewati daerah sekitar sana untuk menangkap para orang Tiongkok. Dan
aroma dari masakan Yueniang tercium oleh mereka. Yosuke dan Juxiang pun
terbangun karna aroma masakannya.
Keduanya
panik dan langsung ke dapur untuk mematikan api. Sayangnya, sudah terlambat.
Para tentara sudah memasuki rumah. Mereka tidak bisa kabur kemana-mana lagi.
Yosuke berusaha mengulur waktu dengan menahan pintu ruangan mereka dengan kayu,
tapi benar-benar tidak ada cara untuk melarikan diri. Jendela rumah itu rusak
dan tidak bisa dibuka. Para tentara pun sudah berhasil mendobrak pintu.
Tidak
ada pilihan lain. Yosuke dan keluarganya terpaksa menunjukkan diri. Yosuke
adalah pembelot, sehingga dia tidak bisa menunjukkan identitas sebenarnya.
Karna itu, dia hanya terus mengucapkan kata : “Tolong! Tolong!” Berakting
seperti orang pribumi. Juxiang pun ikutan memohon dengan bahasa isyarat.
Para
tentara Jepang tidak memahami maksud ucapan mereka. Memang itu yang sepertinya
diharapkan Yosuke dan Juxiang. Tapi, Yueniang tidak mengerti. Dia malah membuka
suara memberitahu kalau ibunya bisu dan ibunya juga adalah seorang Nyonya dan
ayahnya adalah Baba. Dia adalah anak dari Nyonya dan Baba.
Tentara
itu mulai menunjukkan gelagat aneh. Yueniang masih belum mengerti dan masih
terus bicara bahkan bilang kalau masakan ibunya adalah yang terbaik. Kepala
tentara pun memerintahkan Juxiang untuk membuatkannya masakan Nyonya. Mereka
memberikan daging dan sayur-sayur yang mereka bawa dari camp mereka.
Setelah
selesai, Ketua tentara mencoba masakan Juxiang. Dia sangat puas karna rasanya
sangat enak. Yosuke, Juxiang dan Yueniang ingin memanfaatkan kesempatan itu
untuk kabur diam-diam, tapi tentara tersebut malah menahan Yueniang agar Yosuke
dan Juxiang tidak kabur.
Sebagai
rasa terimakasih atas masakan yang enak, Kepala tentara memberikan tanda cap di
tangan Yosuke sebagai tanda kalau dia sudah diperiksa. Dengan tanda itu, Yosuke
tidak akan ditembak saat pergi keluar. Yosuke tersenyum lega dan mengucapkan
“terimakasih.”
Tapi,
tentara itu ternyata punya maksud lain. Dia menyuruh Yosuke memerintahkan
Yueniang untuk mencuci wajahnya. Yosuke menjadi ketakutan dan memohon agar
mereka tidak melakukan apapun pada istrinya. Tentara tidak peduli dan mendekati
Juxiang dan memerintahkannya mencuci wajah. Juxiang ketakutan dan tidak kuasa
menolak karna memikirkan nasib Yueniang.
Apa
yang Yosuke takutkan benar. Kepala tentara terpesona dengan kecantikan Juxiang.
Dia ingin meniduri Juxiang. Dia pun memerintahkan anak buahnya untuk mengusir
Yosuke dan Yueniang keluar dari ruangan tersebut. Keduanya terpaksa pergi karna
pistol ditodongkan ke arah mereka.
Di
dalam ruangan, Juxiang berusaha bersikap setenang mungkin. Tapi, ketika tentara
itu lengah, dia menyerangnya dengan pisau. Tentara itu berhasil menghindari
pisau Juxiang dan menendangnya hingga terjatuh. Dia berusaha memperkosa Juxiang
tapi Juxiang sekuat tenaga berusaha melawan. Akibatnya, dia dipukuli
habis-habisan oleh tentara tersebut.
Diluar,
Yueniang ternyata sempat mengambil beberapa cabe merah dan disembunyikan di
dalam kantong roknya. Ketika para tentara itu tidak memperhatikan, dia
memberikan cabe tersebut pada ayahnya dan memintanya untuk menyelamatkan
ibunya. Yosuke memakan cabe merah tersebut dan dengan cabe yang sudah dikunyak
dan cabe ditangannya, Yosuke menyerang tentara. Dia meletakkan cabe ke mata
mereka hingga mereka tidak mampu membuka mata. Setelah itu, Yosuke merebut
senjata mereka.
Di
dalam, kondisi Juxiang benar-benar terluka parah. Dia di tendang dan dipukuli
perutnya. Di saat kritis itu, Yosuke berhasil menerobos masuk dan menembak si
kepala tentara. Dia pun memukuli tentara itu hingga tidak mampu bergerak lagi.
--
Suara
tembakan Yosuke terdengar oleh tentara-tentara di sekitar. Untungnya, dia cukup
pintar. Dia memakai baju si kepala tentara dan berpura-pura menjadi bagian dari
tentara. Dia menyesatkan para tentara yang mendengar suara tembakan dengan
menunjukkan arah yang berbeda.
Setelah
tentara itu pergi mengikuti arah yang ditunjuknya, Yosuke segera membawa
Juxiang dan Yueniang yang bersembunyi untuk segera pergi. Perjalanan sangat
sulit. Ternyata, tempat yang mereka lalui adalah tempat dimana para tentara
mengeksekusi orang Tionghoa. Banyak terdengar suara tembakan dan mayat
bergelimpangan.
Mereka
akhirnya bisa pergi dari sana dan pergi ke pusat kota. Yosuke berpura-pura
menjadi tentara yang mengawal. Dia memberitahu Juxiang kalau setelah melalui
jembatan ini, mereka akan makan. Karna tn. Kimura sudah kembali dan pasti akan
membantu mereka. tn. Kimura adalah pemimpin Kamar Dagang Jepang. Mereka akan
baik-baik saja.
Nasib
sepertinya tidak berpihak pada mereka. Ternyata, Charlie Zhang ada di sana. Dia
melihat Yosuke yang sedang memakai pakaian tentara. Dia pun segera menyampaikan
hal itu kepada perwira tentara kalau orang itu adalah Yosuke, pembelot dan
buronan yang dicari.
Yosuke
tahu kalau dirinya sudah ketahuan, jadi, dia menyuruh Juxiang untuk segera
kabur dengan Yueniang. Disaat terakhirnya, dia berusaha melindungi keluarganya.
Juxiang juga tidak punya pilihan lain selain pergi, sesuai yang Yosuke minta.
Charlie
Zhang tertawa puas melihat Yosuke yang tertangkap. Yosuke masih berusaha
melawan, tapi, sebuah tembakan yang menembus dahinya, mencabut nyawanya. Yosuke
meninggal.
Kedukaan
menyelimuti Juxiang dan Yueniang. Walaupun tidak melihat, tapi mereka tahu
kalau Yosuke sudah meninggalkan mereka.
Kondisi
Juxiang juga tidak baik setelah dia dipukuli tentara tadi. Dia mengalami muntah
darah. Juxiang sadar kalau waktunya sudah tidak lama lagi. Dia mungkin tidak
akan bisa membawa Yueniang ke tempat tujuan. Karna itu, disaat-saat
terakhirnya, Juxiang menunjukkan Yueniang guci yang dibawanya. Guci itu adalah
guci yang digunakan Yosuke untuk menikahinya dulu. Dan di dalam guci itu adalah
gelang emas pemberian ibunya dan juga secarik kertas yang bertuliskan alamat
keluarga Huang di Melaka. Dengan gerakan mulut, dia memberitahu kalau itu
adalah alamat nenek Yueniang, ibunya.
“Baik.
Mama. Ayo kita pergi mencari nenek,” ujar Yueniang, berusaha tetap tegar.
Juxiang
menangis dan memegang wajah putrinya. Yueniang pun tidak bisa menahan air
matanya. Dan tidak lama kemudian, Juxiang menghembuskan nafas terakhirnya. Dia
meninggal.
Yueniang
hanya bisa menangis. Dia berharap ibunya hanya tidur dan ketika bangun, mereka
akan pergi mencari nenek (Tian Lan). Sayang, Juxiang tidak pernah bangun lagi.
--
Yueniang
sudah kehilangan kedua orangtuanya. Dia berusaha membuat makam sederhana untuk
kedua orangtuanya dengan tangannya.
“Papa!
Mama! Kalian akhirnya bersama! Aku akan mengingat tempat ini. Aku akan kembali
dan membangun kuburan yang indah untuk kalian,” janji Yueniang. Dia pun
memberikan hormat di depan makam sederhana yang dibuatnya.
--
Sendirian,
Yueniang terus berjalan hingga tiba ditempat dimana banyak orang-orang Tionghoa
yang berhasil kabur dari tentara Jepang. Mereka semua menuju tempat yang berbeda-beda.
Yueniang bertanya kepada soerang Nyonya, cara menuju ke Melaka. Nyonya itu pun
berteriak dan menanyakan apakah ada yang mau ke Melaka? Seorang yang mempunyai
mobil truk, mengangkat tangan dan memberitahu kalau mobil ini akan menuju ke
Melaka. Akhirnya, Yueniang pun naik ke mobil itu.
--
Di
Melaka,
Jalanan
sangat sepi. Orang bodoh yang dulu hampir saja membunuh Juxiang (di episode
01), masih berkeliaran di jalanan.
Di
rumah keluarga Huang hanya tersisa Tian Lan dan Ah Tao. Ah Tao masih terus
membersihkan rumah. Sambil berbesih, dia menggerutu karna pelayan lainnya kabur
setelah merampok seisi rumah. Mengambil barang yang berharga. Berbeda dengan
dirinya yang akan terus setia.
Dari
depan rumah, si Bodoh (Ta Sa) masih terus berteriak. Suara teriakannya membuat
Ah Tao sangat kesal. Tapi, saat dia membuka pintu, yang ada di depan pintu
adalah seorang anak perempuan kecil. Yueniang. Yuening menunjukkan kertas
berisi alamat rumah keluarga Huang.
Tian
Lan di dapur sedang kebingungan karna beras sudah habis. Ah Tao datang dan
menyuruhnya untuk ikut dengannya. Yueniang sudah dibawa masuk ke dalam rumah.
Dia merasa kagum dengan rumah yang sangat besar dan indah.
Tian
Lan ternyata mengenali Yueniang. Dia memanggil Yueniang dengan nama : Juxiang.
Yueniang sangat mirip seperti Juxiang saat kecil dulu. Tian Lan menangis
terharu karna akhirnya, Juxiang (dia mengira Yueniang adalah Juxiang) akhirnya
kembali. Yueniang kebingungan sesaat karna Tian Lan terus memanggilnya Juxiang.
“Aku
Yueniang,” beritahu Yueniang.
Ah
Tao juga menjelaskan pada Tian Lan kalau yang ada di hadapannya adalah putri
Juxiang. Tapi, Tian Lan tidak mendengarkan dan tetap ngotot kalau dia adalah
Juxiang. Dia bahkan bahagia karna Juxiang (yang adalah Yueniang) bisa bicara.
“Juxiang
adalah ibuku. Ayahku adalah Yamamoto Yosuke. Aku putri mereka, Yueniang.”
“Yueniang?”
“Ibu
melahirkanku di malam yang cerah saat bulan purnama. Karna itulah dia
menamaiku, Yueniang.”
Tian
Lan malah tampak sedih. Kalau begitu dimana Juxiang? Ah Tao kebingungan
menjelaskan mengenai Juxiang. Yueniang yang sadar kondisi mental Tian Lan tidak
begitu baik saat ini, berbohong kalau ibunya sedang pergi bersembunyi dengan
ayahnya, menjauhi dari Jepang. Ah Tao pun ikutan berbohong.
Yueniang
kemudian berlutut dan memberi hormat pada neneknya itu.
--
Tian
Lan akhirnya tinggal di rumah keluarga Huang. Dia juga mulai belajar memasak
dengan serius. Dia harus mulai mengenali
bumbu dan belajar cara menumbuk yang benar. Setiap bumbu, mempunyai cara
menumbuk yang berbeda.
Yueniang
merasa lelah harus terus menumbuk. Ah Tao mengajarinya, tapi Yueniang tidak
mendengarkan dan menumbuk sesukanya. Ah Tao memperingatinya untuk tidak
menumbuk seperti itu karna Tian Lan bisa dengar.
“Kakak
Tao. Berhenti memanggilku Nona Muda. Itu membuatku tak nyaman.”
“Aku
seorang pelayan. Kau adalah majikan. Ada aturan yang harus diikuti pelayan. Saat
bicara dengan majikan, kami harus sopan, baik itu anak-anak atau orang dewasa. Nona
Muda Yue Niang, jangan menumbuknya secara asal. Jika nenek tahu, kau akan...”
“Apa
dia cenayang? Bagaimana dia tahu jika tak melihat?” tantang Yueniang.
“Ju
Xiang. Kau sedang apa? Lakukan dengan benar,” teriak Tian Lan, dari dalam
kamar.
“Nenek
salah mengira aku sebagai ibu lagi.”
Yueniang
bukannya kapok malah menyuruh Ah Tao menggantikannya. Eh, Tian Lan ternyata
bisa tahu dan menegurnya.Yueniang pun tidak main-main lagi dan mulai menumbuk
dengan benar.
Selesai
menumbuk, Yueniang belajar membordir dari neneknya. Dia memuji bordiran
neneknya yang indah seperti ibunya. Dia juga heran kenapa neneknya bisa
membordir tanpa tertusuk, sementara dia, terus saja tertusuk jarum.
“Bordir
manik bukan hanya tangan yang bekerja. Ini sebenarnya hati. Paham?” beritahu
Tian Lan.
“Hati
yang menjahit? Bagaimana hati bisa menjahit?”
“Cukup
pertanyaannya. Menjahitlah.”
Yueniang
kebingungan. Dan ketika mau mencobanya, dia kembali tertusuk.
“Itulah
yang terjadi saat kau tak menggunakan hatimu.”
“Saat
Nenek bilang hati yang melakukan pekerjaan, artinya aku harus menggunakan
hatiku?” tanya Yueniang.
“Kau
anak yang banyak bicara. Lanjutkan menjahit,” tegur Tian Lan.
--
Dan
begitulah Yueniang mulai tinggal di rumah keluarga Huang dan membantu
membersihkan.
Tapi,
dia merasa penasaran dengan lantai atas. Selama ini, dia hanya diizinkan
berkeliaran di lantai bawah.
Semangat....lanjut terus....
ReplyDeleteDitunggu next epsd....
ReplyDelete