Original
Network : Youku
“Xiao Ou,” panggil Detektif Zhao. Dan
Xiao Ou pun tersadar dari lamunan nya serta melanjutkan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari Detektif Zhao.
Xiao Ou menceritakan bahwa menurut nya,
Zhan Yu sangat baik. Lalu tak lama kemudian Yan Jin mulai mengejarnya.
Ji Xiao Ou.
Setiap hari, Xiao Ou selalu mendapatkan
kiriman bunga mawar dari orang yang tidak dikenalnya. Sampai Xiao Ou merasa
sangat heran sekali.
Lalu suatu hari, disalah satu buket
bunga mawar, Zhan Yu menemukan kartu nama milik Yan Jin. Dan Xiao Ou pun
akhirnya tahu siapa yang mengirimkan bunga mawar ini setiap harinya. Dan dia
berniat menyingkirkan semua bunga mawar tersebut, karena dia merasa ini mulai
mengganggu nya.
“Jual saja,” kata Zhan Yu, menyarankan.
“Aku tidak ingin mendapat keuntungan
dari orang macam itu. Jika tidak ada yang datang, kamu buang saja,” balas Xiao
Ou.
“Aku tahu apa yang harus dilakukan,”
kata Zhan Yu. Lalu dia membawa semua bunga mawar tersebut keluar.
Zhan Yu memberikan semua bunga mawar
tersebut kepada anak pemulung yang ada didepan café. Dia mempekerjakan anak
tersebut untuk menjual semua bunga mawar tersebut. Dan Xiao Ou merasa kagum
kepada nya.
Lalu suatu hari, Yan Jin datang ke café
dengan dua jari yang dibalut dengan perban tebal. Dia memeriksa ke sekeliling
café, dan menyadari bahwa bunga- bunga mawar darinya tidak ada disana. Tapi dia
tidak merasa kecewa sama sekali. Malahan dia mengalihkan perhatiannya ke arah
Zhan Yu.
“Ini 20.2500 Yuan mu, tolong di cek,”
kata Xiao Ou, membayar hutangnya.
“Anggap saja uang ini sebagai biaya
keanggotaan VIP ku,” tolak Yan Jin, mengembalikan uang itu.
“Café kecilku tidak memiliki keanggotan
VIP,” balas Xiao Ou, menyondorkan kembali uang tersebut.
“Kemudian anggap aku membayar untuk
makan dan minum satu tahun ke depan,” balas Zhan Yu. Tapi Xiao Ou menolak.
Dengan tegas, Xiao Ou menyuruh Yan Jin
untuk jangan pernah datang ke café nya lagi. Dan Yan Jin bersikap sedih. Dia
menjelaskan bahwa dia datang, karena dia menyukai suasana di café Xiao Ou, kopi
buatan Xiao Ou, dan juga Xiao Ou sendiri. Lagian, dia adalah warga negara hukum
yang berhak untuk memasuki lingkungan publik manapun. Jadi jika Xiao Ou tidak
mau melihatnya, maka itu akan sulit.
Tepat disaat itu, Zhan Yu datang
mendekati mereka berdua. “Kakak, kamu baik- baik saja?” tanyanya, khawatir. Mendengar
itu, Yan Jin menatap Xiao Ou dengan kesal.
“Aku baik,” jawab Xiao Ou sambil
tersenyum. Lalu dia melanjutkan pekerjaan nya kembali dan mengabaikan Yan Jin.
Yang Jin kemudian kebetulan bertemu
dengan Tuan Feng, kenalannya, dicafe Xiao Ou. Dan dengan bangga, dia
memperkenalkan Tuan Feng kepada Xiao Ou. Dulu ketika dia masih menjadi anggota
penegakan narkoba, mereka berdua adalah rekan dan sangat dekat seperti saudara.
Mendengar itu, Zhan Yu tampak merasa
terkejut dan gugup sekali. Dia diam- diam mendengarkan pembicaraan mereka
berdua sambil melanjutkan pekerjaannya.
“Aku tidak tahu orang yang mencari
keuntungan sepertimu pernah menjadi seorang polisi,” komentar Xiao Ou, agak
tidak menyangka.
“Xiao Ou, apa kalian…?” tanya Tuan
Feng, penasaran. Dan Xiao Ou langsung menyangkal bahwa dia dan Yan Jin memiliki
hubungan.
Xiao Ou kemudian menarik Zhan Yu dan
memperkenalkan Zhan Yu kepada Tuan Feng. Lalu dia balas memperkenalkan Tuan
Feng kepada Zhan Yu. “Ini kakak Feng, dia telah menyelamatkan dan nenekku. Dia
dekat denganku melebihi saudaraku.”
“Halo, kakak Feng,” kata Zhan Yu,
menyapa dengan sopan.
Yan Jin menyela mereka bertiga. Lalu
dia mengajak mereka bertiga untuk makan bersama- sama direstoran nya untuk
makan seafood. Tapi mereka bertiga menolak dengan berbagai alasan.
Suatu hari, Xiao Ou menemani Tuan Feng
dan anaknya Lele berjalan- jalan dijembatan. Dan sambil berjalan, Xiao Ou
menanyakan tentang Yan Jin, karena dia masih belum yakin bahwa Yan Jin dulunya
adalah salah satu anggota penegakan narkoba. Dan Tuan Feng menjelaskan bahwa
Yan Jin memang salah satu anggota penegakan narkoba, tapi sekarang Yan Jin
sudah berhenti. Karena Yan Jin ingin mengikuti jejak Ayahnya dalam bisnis.
“Yan Jin adalah pria yang mengesankan.
Dia pekerja keras. Dia berhasil atas apapun yang dia coba,” kata Tuan Feng,
membanggakan Yan Jin.
“Itu semua karena Ayahnya,” komentar
Xiao Ou.
“Dengan atau tanpa Ayahnya, dia pasti
akan sukes,” kata Tuan Feng, mempercayai kemampuan Yan Jin. Tapi Xiao Ou tidak
peduli dengan itu.
Keesokan harinya. Saat Xiao Ou baru
saja selesai jogging dan datang ka café, Yan Jin sudah ada disana dan menunggunya
didepan cafe.
Yan Jin membelikan sarapan untuk Xiao
Ou dan membuatkan teh untuknya juga. Walaupun Xiao Ou bersikap agak dingin dan
cuek, tapi Yan Jin tidak peduli serta tetap bersikap hangat kepadanya.
Sejak hari itu, Yan Jin adalah orang yang pertama
datang ke café. Dan yang terakhir pergi waktu malam hari. Dia pada dasarnya
memindahkan pekerjaannya dan bersantai disini.
Xiao Ou sudah merasa bosan melihat keberadaan Yan Jin. Tapi Yan Jin tidak peduli. Saat Xiao Ou tidak mau membuatkan minum untuknya, maka dia akan membuat minum untuk dirinya sendiri. Lalu dia akan melanjutkan pekerjaan nya. Lama keberadaan Yan Jin menjadi sesuatu yang sudah biasa di café.
Bahkan terkadang Yan Jin membantu
pekerjaan dicafe dan membantu mempromosikan kopi- kopi yang ada dicafe kepada
para pelanggan.
Malam hari. Seperti biasa Zhan Yu
bermain biola didalam cafe. Dan ketika Xiao Ou ingin merekam permainannya, Yan
Jin sengaja menghalangi kamera Xiao Ou. Lalu saat Xiao Ou tampak kesal, dia
berhenti menghalangi kamera Xiao Ou dan menrekam Xiao Ou saja.
Saat Xiao Ou masih saja terus
memperhatikan Zhan Yu, Yan Jin pun merasa agak cemburu dan dia menutup kedua
telinganya menggunakan tissue, karena dia tidak mau mendengarkan permainan
biola Zhan Yu. Lalu dia memandangi Xiao Ou. Dan Xiao Ou pun mengangkat
tangannya untuk menghalangi pandangan Yan Jin yang menatap dirinya. Namun Yan
Jin tidak kehabisan ide. Karena tidak bisa melihat Xiao Ou, maka diapun
memegang tangan Xiao Ou yang terangkat.
Dengan kesal, Xiao Ou memukul tangan
Yan Jin. Tepat disaat itu, Feng Niya datang dan berdehem dengan keras sambil
memberikan senyuman penuh arti kepada Xiao Ou.
Diluar café. Feng Niya menggoda Xiao
Ou, karena dia baru pergi dua minggu saja, tapi sudah ada dua pria di dekat
Xiao Ou. Dan Xiao Ou pun menjelaskan bahwa Zhan Yu adalah karyawan baru
ditempatnya, sedangkan Yan Jin adalah pelanggan yang tidak dia kenal.
“Jika kamu tidak mengenalnya, mengapa
kamu membentaknya?” tanya Feng Niya, tidak percaya. Lalu dia memperhatikan Yan
Jin dan dia merasa agak tidak asing dengannya.
“Dia pria mesum yang kutemui dikamar
kecil,” kata Xiao Ou dengan kesal.
“Apa namanya Yan Jin?” tanya Feng Niya,
memastikan. Dan Xiao Ou mengiyakan. “Kamu beruntung Xiao Ou. Dia putra Ceo Yan
Perusahaan W. Dia juga pemilik restoran 1/3. Pria mempesona yang terkenal di
Liyuan. Dia suami idaman para gadis single diluar sana,” jelas Feng Niya dengan
bersemangat.
Xiao Ou sama sekali tidak peduli dengan
siapa Yan Jin. Dan Feng Niya membujuk Xiao Ou untuk jangan seperti itu. Lalu
dia menanyai, sudah berapa lama Yan Jin mengejar Xiao Ou. Dan Xiao Ou menjawab
sekitar 10 hari.
“Xiao Ou, aku serius memberitahumu.
Kudengar Yan Jin memperlakukan wanita dengan baik, kamu harus memanfaatkan hal
itu,” jelas Feng Niya.
“Tidak tertarik,” tegas Xiao Ou, penuh penekanan.
Yan Jin keluar dari café. Dan dengan
sikap malu- malu, Feng Niya langsung memperkenal kan dirinya kepada Yan Jin.
Lalu saat Yan Jin mengulurkan tangan padanya, dia menyalami tangannya dengan
erat.
Melihat itu, Xiao Ou merasa sangat
malas sekali dan mengabaikan mereka berdua. Dan Yan Jin pun langsung mengikuti
Xiao Ou masuk ke dalam café, meninggalkan Feng Niya diluar café.
Ketika Xiao Ou pulang ke rumah orang
tuanya dan makan bersama mereka berdua. Xiao Ou menceritakan tentang kesusahan
dan kebaikan Zhan Yu.
“TV baru kita masih dalam pengiriman,
kenapa kamu tidak bawa TV lama kita untuk mereka?” kata Ibu Ji, ingin membantu
keluarga Zhan Yu sedikit.
“Aku penasaran aku ini mirip siapa, ternyata
dari Nyonya Zhao Yamin,” puji Xiao Ou dengan senang.
Karena ada hal mendesak, Tuan Feng pun
menelpon dan memberitahu Xiao Ou bahwa dia tidak bisa membantu mengirimkan TV
lama Xiao Ou ke tempat Zhan Yu. Dan Xiao Ou pun mengiyakan. Lalu tepat disaat itu,
Yan Jin lewat.
“Yo. Sepedamu rusak? Kamu mau kemana?
Aku akan mengantarmu,” tanya Yan Jin, sekaligus menawarkan bantuan.
“Bukankah kamu bisa semuanya? Mengapa
kamu tidak membantu membetulkan rantai sepedaku saja?” balas Xiao Ou.
“Baiklah,” kata Yan Jin, setuju.
Yan Jin kemudian turun dari mobil dan
membantu memperbaiki sepeda Xiao Ou. Tapi karena itu, Yan Jin hampir saja
terkena tilang oleh polisi, karena telah parkir sembarangan ditepi jalan.
Untungnya, Yan Jin cepat melihat itu dan pandai berbicara, jadi pada akhirnya
dia hanya terkena peringatan saja.
“Terima kasih telah membantu sepedaku,”
kata Xiao Ou dengan tulus.
“Tidak apa. Aku bersedia menjadi
budakmu dengan sukarela,” balas Yan Jin, sedikit membual.
“Karena kamu ada disini, kamu tolong
aku,” kata Xiao Ou. Dan Yan Jin langsung mengiyakan dengan senang hati.
Yan Jin mengantarkan Xiao Ou pulang.
Dan ntah darimana, dia ternyata sudah menyiapkan hadiah untuk kedua orang tua
Xiao Ou.
“Kamu berpikir aku akan membiarkanmu ke
sana? Tetaplah disini,” perintah Xiao Ou, tidak mau Yan Jin masuk ke rumahnya.
“Hei. Aku sudah menahannya dari tadi,
setidaknya aku bisa menumpang kamar kecil,” pinta Yan Jin dengan sikap memelas
dan kebelet.
Akhirnya Xiao Ou pun membawa Yan Jin
masuk ke dalam rumahnya. Dan melihat nya, Ibu Ji salah paham bahwa Yan Jin
adalah pacar Xiao Ou. Mendengar itu, Xiao Ou langsung menyangkal dengan keras.
Lalu dia menyuruh Yan Jin untuk langsung ke kamar mandi saja, kalau memang
sudah kebelet.
“Setelah bertemu paman dan bibi,
perutku sudah membaik, sekarang aku merasa lapar,” kata Yan Jin dengan sikap
manis. “Bibi, aku membawakanmu sesuatu,” katanya, memberikan hadiah yang
dibawanya kepada Ibu Ji.
“Tidak perlu repot- repot, terima
kasih,” kata Ibu Ji dengan senang. “Tadi siapa namamu?” tanyanya.
“Aku Yan Jin. Yang berarti kuat dan
cerdas,” kata Yan Jin, memperkenalkan dirinya. Dan mendengar itu, Xiao Ou
menghela nafas kesal.
“Nama yang bagus,” puji Ibu Ji. “Oh,
apa pekerjaanmu? Berapa umurmu?” tanyanya. Dan Xiao Ou langsung menghentikan
Ibu Ji.
“Aku mengajaknya ke sini untuk
membantuku membawa TV nya,” kata Xiao Ou, menjelaskan kepada Ibu Ji. “Ayo
cepat, jangan berdiri saja,” perintah Xiao Ou kepada Yan Jin.
Karena Xiao Ou tampak kesal dan tidak
sabar lagi, maka Yan Jin pun pamit kepada Ibu Ji dan Ayah Ji untuk pergi dulu,
namun dia berjanji akan datang menemui mereka lagi nantinya. Dan Ibu Ji
mengiyakan dengan senang.
Lalu setelah Yan Jin dan Xiao Ou pergi,
Ibu Ji langsung tertawa dengan senang, karena dia yakin sekali kalau Yan Jin
adalah pacar Xiao Ou.
Yan Jin membantu memasangkan TV dirumah
Zha Yun. Sedangkan Xiao Ou menemani Meiqin mengobrol.
Meiqin meminta Xiao Ou untuk mengantarkannya ke rumah sakit
komunitas, karena hari ini dia harus diinfus. Dan Xiao Ou merasa heran, kenapa
ke sana, karena biasanya Meiqin selalu pergi ke tempat Ayahnya.
“Tempat Ayahmu sedikit lebih mahal,” kata Meiqin dengan agak malu.
“Rumah sakit komunitas lebih murah dan lebih dekat dari rumah.”
Yan Jin selesai menginstal TV. Lalu dia mendekati Meiqin, “Bibi,
pengobatan apa yang kamu gunakan?” tanyanya, ingin tahu. Dan Meiqin pun
menunjukkan obat- obatan nya. “Oh. Ini hanya antibiotik biasa, aku bisa
membantumu,” katanya, menawarkan.
“Jangan bergurau,” kata Xiao Ou, memperingatkan Yan Jin. “Kamu
tidak pernah sekolah kedokteran. Jangan asal tebak.”
Dengan sabar, Yan Jin menjelaskan bahwa saat dia berada
dikepolisian dia pernah mempelajari pertolongan pertama dan perawatan darurat.
Tapi walaupun begitu, Xiao Ou tetap tidak percaya dengan Yan Jin. Namun Meiqin
mau mengikuti perkataan Yan Jin, karena kalau dia bisa melakukannya dirumah,
maka dia merasa lebih nyaman.
“Baik, bibi. Aku pergi ke apotek dulu untuk membeli beberapa
kebutuhan suntikan,” kata Yan Jin. Lalu diapun langsung pergi.
“Pria itu sangat bersemangat dan mengesankan,” puji Meiqin.
Yan Jin memakaikan infus ditangan Meiqin. Lalu setelah selesai,
Yan Jin menatap Xiao Ou dengan bangga.
Dalam perjalan pulang, Xiao Ou mengucapkan terima kasih kepada Yan
Jin. Dan Yan Jin menyuruh Xiao Ou untuk mencatat dan mengingat dengan jelas,
bila terjadi sesuatu, maka carilah dirinya, Yan Jin, yang bisa diandalkan.
“Jika kamu tidak melebih- lebihkan dirimu sehari saja,” keluh Xiao
Ou.
“Aku tidak tahu keluarga Zhan Yu memiliki banyak kesulitan,” komentar
Yan Ji, mengalihkan pembicaraan.
“Hidup memang tidak adil kepada Zhan Yu, aku akan membantunya
semampuku,” kata Xiao Ou.
“Sulit untuk menemukan gadis baik sepertimu. Jika kamu membutuhkan
bantuan hubungi aku saja,” kata Yan Jin, menawarkan dengan tulus.
Yan Jin.
Yan Jin makan malam bersama dengan CEO Lu. Yan Jin memberitahu CEO
Lu bahwa Nona Mei adalah temannya, jadi dia ingin CEO Lu memperlakukan Nona Mei
dengan baik. Namun CEO LU tidak mau bekerja sama dengan seorang janda, bila Yan
Jin tidak ada memberikan keuntungan apapun padanya. Dia menginginkan restoran
milik Yan Jin. Dan Yan Jin menolak.
“Tahun lalu, putramu diluar negeri melakukan hal bodoh. Aku dengar
dia membakar seseorang, dan korbannya itu masih koma sampai saat ini. Kamu tahu
tentang itu bukan?” tanya Yan Jin, mengancam dengan halus. “Keluarga gadis itu
mencarinya. Karena aku sudah tahu, bukankah mereka sudah mencari kamu. Aku
pikir CEO Lu hanya mempunyai satu putra.Hmm… kamu memiliki perusahaan yang
besar, kamu perlu mengelolanya dengan hati- hati.”
Mendengar ancaman halus tersebut, CEO LU memuji Yan Jin. Dan Yan
Jin masih memakan makanannya dengan sikap santai.
Kemudian Yan Jin mengambil satu batu bara dan berniat untuk bantu
menyalakan rokok CEO Lu. Dan dengan ngeri, CEO Lu langsung berjanji bahwa dia
akan bekerja sama dengan Nona Mei. Dia akan mengirimkan alkohol kepada Nona
Mei, jadi Yan Jin tidak perlu khawatir.
Mendengar itu, Yan Jin merasa puas. Dan ternyata karena batu bara
itulah, makanya kedua jari Yan Jin terluka.
Dengan perhatian, Nona Mei ingin membawa Yan Jin ke rumah sakit
untuk mengobati jarinya. Tapi Yan Jin menolak, karena dia sudah mengobati
jarinya duluan barusan.
“Nona Mei, tidak perlu khawatir. Tuan Yan pernah menjadi anggota
penegakan narkoba. Itu bukan apa- apa baginya,” kata Tuan Liu tampak agak
cemburu.
“Terima kasih,” kata Nona Mei.
“Kita ini keluarga, jangan sungkan,” balas Yan Jin. “Kita bertiga sekarang berada dikapal yang sama.”
Keesokan harinya. Yan Shen datang ke rumah Yan Jin, dan menanyai
hubungan antara Yan Jin dengan Xiao Ou. Karena dia tidak menyukai latar
belakang Xiao Ou. Dan dia yakin orang tua mereka juga tidak akan setuju. Karena
Xiao Ou pernah putus sekolah dan terlibat perkelahian.
“Dengar, jika kamu menjadi agen rahasia benar- benar memalukan,”
komentar Yan Jin, tidak menanggapi perkataan Yan Shen dengan serius.
“Aku serius,” tegas Yan Shen. “Orang tua kita sudah semakin tua.
Kamu seharusnya mulai mencari seorang wanita dan menikah,” katanya, menasehati.
“Baik. Aku benar- benar menyukai Xiao Ou. Aku tidak peduli latar
belakang keluarganya dan masa lalu nya,” balas Yan Jin.
Dengan kesal, Yan Shen pun pergi dari tempat Yan Jin.
Setelah Yan Shen pergi, Yan Jin mulai memikirkan tentang Xiao Ou.
Dia sudah mengirim bunga mawar selama seminggu, tapi Xiao Ou sama sekali belum
ada menghubunginya. Dan dia merasa heran, kenapa.
Yan Jin dan Rui Min bertemu ditempat biasa. Dan disana Yan Jin
memberitahu Rui Min bahwa mereka tidak bisa bertemu disini lagi. Lalu dia
menanyai tentang hasil penyelidikan Lu Wan.
“Perusahaan logistiknya hanya kedok. Dia memang memiliki bisnis
rahasia yang dijalankan dari rumah. Dia seperti Xiao Mei Ren, mengiklankan
daging anjing sebagai domba,” kata Rui Min.
“Seperti kataku, kamu perhatikan rute perdagangan narkoba Xiao Mei
Ren. Itulah kenapa ia bersikeras bekerja sama dengan Lu Wan, hanya untuk
membuka jalan baru bagi diri mereka sendiri,” komentar Yan Jin.
“Tapi Lu Wan menginginkan keuntungan yang lebih. Liu Wei sangat
menentang nya. Setelah itu, kesepakatan gagal,” balas Rui Min.
“Aku masih belum bisa dianggap sebagai salah satu dari mereka,
tapi hal baiknya adalah Lu Wan sudah keluar sekarang, dan itu memberiku
kesempatan,” kata Yan Jin dengan bangga. “Aku mengerti alasan mengapa Xiao Mei
Ren menatapku, itu karena perusahaan logistik keluargaku. Jika aku tidak
memanfaatkan hal ini, aku berpikir mereka takkan mempercayaiku,” kata Yan Jin,
bersedia mengambil resiko besar.
“Jika orang tuamu tahu, kamu memakai perusahaan untuk kasus ini,
tidakkah orang tuamu akan marah?” tanya Rui Min, khawatir.
“Jangan khawatir. Aku putranya akan menjadi pahlawan,” kata Yan Jin dengan percaya diri. “Kita bisa menggunakan Xiao Ou sebagai perisaiku sementara waktu,” katanya, merencanakan.
Aku menghabiskan waktu di Flowing Time setiap hari. Berusaha untuk
membuat Xiao Ou terkesan. Sekaligus melihat seperti apa KK.
Dari apa yang kuamati, dia sering melihat ke ponselnya. Kadang pergi keluar untuk menerima telpon. Dugaanku dia berbicara dengan atasannya.
‘KK’ sangat waspada terhadap segalanya. Setiap kali aku
mendekatinya. Dia langsung menjaga jarak denganku. Ada lagi, melalui
tatapannya, kita tahu bahwa dia menyukai Xiao Ou.
“Jadi dari yang kamu katakan, Zhan Yu menyukai Xiao Ou sebelum
kamu?” tanya Detektif Zhao, menyimpulkan.
“Untuk penjahat narkoba seperti dia. Dia tidak cukup baik untuk
Xiao Ou,” balas Yan Jin dengan tegas.
“Dan kamu mengejar Xiao Ou, karena benar- benar menyukainya? Atau
itu hanya alasan untuk penyamaranmu?” tanya Detektif Zhao dengan geli.
“Sejujurnya, aku mengejarnya pertama kali bukan karena aku
menyukainya,” jawab Yan Jin, mengaku dengan jujur. Lalu dia menghela nafas
malas. “Mengapa aku merasa kamu tidak mendengarkan fakta bahwa aku sedang menyamar?
Kamu lebih tampak seperti mengintrogasi seorang kriminal.”
“Iyakah?” balas Detektif Zhao. “Itu hanya pikiranmu saja.”