Original
Network : Youku
Ji Xiao Ou.
Ayah Ji adalah seorang dokter yang sangat baik. Dia membelikan
obat untuk pasien kurang mampu menggunakan uangnya sendiri. Lalu dia menyuruh
Xiao Ou untuk mengantarkan obat tersebut.
Pasien Ayah Ji menderita femoral head necrosis dan sudah parah.
Tapi si pasien tidak mempunyai uang untuk terapi. Jadi hanya bisa bergantung dari
obat- obatan saja.
Xiao Ou merasa bangga kepada kebaikan Ayah Ji. Jadi dia bersedia
mengantarkan obat itu ke alamat tempat tinggal si pasien. Nama pasien tersebut
adalah Li Meiqin.
Ketika Xiao Ou datang mengantarkan obat ke rumah Meiqin, dia
mendengar suara permainan biola dan merasa penasaran. Dan dengan bangga, Meiqin
menceritakan bahwa yang bermain biola ini adalah anaknya. Lalu dia memanggil
anaknya untuk keluar dari kamar. Dan ternyata anaknya ini adalah Zhan Yu.
“Halo Yu, aku Ji Xiao Ou,” kata Xiao Ou dengan sikap tenang sambil
mengulurkan tangannya.
“Halo kak Xiao Ou,” sapa Zhan Yu dengan sikap gugup sambil
menyalami tangan Xiao Ou. “Te.. terima kasih.”
Zhan Yu kemudian beralasan kepada Meiqin bahwa dia ingin membeli
beberapa buah untuk Xiao Ou. Dan Xiao Ou menawarkan diri untuk mengikutinya.
Diluar rumah. Dengan gugup, Zhan Yu meminta maaf kepada Xiao Ou, karena
ia telah kabur dari rumah sakit tanpa membayar hutangnya. Dan Xiao Ou sama
sekali tidak marah, dia hanya menasehati Zhan Yu untuk seharusnya berbicara
jujur kepadanya.
“Aku tidak ingin dirumah sakit terlalu lama, jadi aku menanyakan
nomormu. Aku berencana untuk membayarmu kembali setelah mendapatkan gajiku,”
jelas Zhan Yu sambil menunjukkan nomor Xiao Ou yang ada di ponsel nya untuk
membuktikan.
“Ponsel mu… “ tanya Xiao Ou, ingin tahu.
“Temanku merusaknya dan ia menggantinya dengan yang baru,” balas
Zhan Yu, menjelaskan. Lalu dia meminta maaf sekali lagi dengan sikap merasa
bersalah.
Xiao Ou memperhatikan Zhan Yu dan menyadari kalau Zhan Yu memang
tampak kurang mampu. Lalu dia mengajak Zhan Yu untuk makan bersama nya.
Zhan Yu makan dengan sangat lahap. Lalu setelah itu, dia menanyai,
bagaimana Xiao Ou bisa menemukan alamat rumahnya. Dan mendengar itu, Xiao Ou
ketawa, sebab ini hanya kebetulan saja.
“Ibumu punya penyakit yang serius, apa yang terjadi?” tanya Xiao
Ou, ingin tahu.
“10 tahun lalu dia pernah demam tinggi, dan ia di diagnosa
kelebihan hormon,” jawab Zhan Yu dengan sedih. “Oh… Ketika dia muda, dia sangat
cantik,” katanya kemudian, memuji Ibunya. Lalu dia menunjukkan foto Ibunya
sewaktu muda dulu.
“Kamu seperti Ibumu,” puji Xiao Ou. “Bagaimana dengan Ayahmu?”
“Ayahku adalah bajingan. Ia tidak pernah menafkahi kami. Dia
selalu memukul bila dia mabuk. Dan dia selalu menghabiskan uang Ibu. Atau bisa
saja Ibuku berobat lebih awal,” kata Zhan Yu, membenci Ayahnya. “Setelah Ibuku
bercerai dengannya, dia tetap membuat masalah dengan kami ketika ia mabuk.
Tidak mendapat uang, ia memukul dan menghajar kami. Tapi, ia tahu aku telah
dewasa sekarang dan bisa melindungi Ibuku, jadi dia berhenti datang.”
Mendengar kisah itu, Xiao Ou merasa bersimpati kepada Zhan Yu dan
Ibunya.
Zhan Yu kemudian menunjukkan pematik api yang ada padanya dan
menjelaskan kepada Xiao Ou bahwa dia tidak tahu pematik apa ini, tapi dia
merasa itu adalah pematik mahal. Jadi dia berencana menyimpan dan menjualnya
nanti, ketika Ibunya membutuhkan uang. Tapi sekarang, dia memberikannya kepada
Xiao Ou sebagai jaminan. Setelah dia punya uang, dia akan membayar hutang nya.
Dan Xiao Ou menolak. Tapi Zhan Yu memaksa Xiao Ou untuk menerima nya.
“Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku. Aku
berjanji kali ini,” kata Zhan Yu dengan sikap tulus.
“Aku akan menyimpannya untukmu. Masih banyak waktu ke depan,” kata
Xiao Ou, menerima pematik tersebut.
Aku tidak bisa tidur dimalam hari. Kepalaku penuh dengan ruang
yang sederhana. Sekaligus Ibu dan anak yang menyedihkan itu.
Keesokan harinya aku menelpon Zhan Yu.
Ketika Zhan Yu datang ke café, Xiao Ou membuatkannya segelas kopi. Lalu dia menanyai, apakah Zhan Yu sudah mempertimbangkan tawarannya. Dan Zhan Yu menolak tawaran dari Xiao Ou, karena dia merasa agak sungkan.
“Lihat, aku membutuhkan pertolongan disini. Tentu saja, itu semua
tergantung padamu,” bujuk Xiao Ou.
Mendengar itu, Zhan Yu diam dan berpikir. “Aku pernah mempunyai
pekerjaan paruh waktu. Dan aku yakin aku bisa bekerja di café. Lagipula, ini
juga tidak jauh dari tempat tinggalku,” kata Zhan Yu, setuju. “Maksudku, aku
bersedia bekerja disini,” tegasnya.
“Baik, kita sepakat. Kamu akan senang dengan gajinya,” balas Xiao
Ou.
Kemudian ketika seorang pelanggan datang, Zhan Yu langsung
melakukan pekerjaan nya dengan baik dan bersemangat. Melihat itu, Xiao Ou
merasa puas.
Beberapa hari kemudian. Supplier kopi, Tuan Wang, datang ke café
untuk menagih hutang. Dan Xiao Ou meminta diberikan waktu dua hari saja. Namun
Tuan Wang menolak dengan alasan bahwa dia juga kesulitan.
Tepat disaat itu, Yan Jin dan teman kencannya datang ke café. Dan
Xiao Ou pun pergi untuk melayani mereka berdua.
“Hei, urusan kita belum selesai, kenapa kamu lari?” tanya Tuan
Wang, tidak senang. “Kamu bisa membayarnya atau tidak?”
“Aku akan membayarnya dua hari lagi,” jawab Xiao Ou dengan tegas.
Mendengar itu, Tuan Wang mulai ingin melecehkan Xiao Ou sebagai
bayaran. Dan Xiao Ou pun mengambil segelas es batu serta memasukkan nya ke
dalam celana Tuan Wang. Dan Tuan Wang merasa sangat marah serta ingin memukul
Xiao Ou. Tepat disaat itu, Yan Jin datang dan menolong Xiao Ou.
“Berapa hutangnya?” tanya Yan Jin sambil memelintir tangan Tuan
Wang.
“20.000 yuan,” jawab Tuan Wang, kesakitan.
“Ada 20.250 yuan di kartu ini, ambil dan pergi dari sini atau aku
akan mematahkanmu,” usir Yan Jin, sekaligus mengancam. Dan dengan ngeri, Tuan
Wang langsung pergi.
Yan Jin kemudian menatap Xiao Ou dengan bersahabat serta
menyapanya. Dan melihat wajahnya, Xiao Ou teringat akan kejadian saat di club.
“Satu pergi satu lagi datang,” keluh Xiao Ou dengan suara pelan
sambil menghela nafas berat. “Terima kasih untuk tadi, tolong beritamu nomormu?
Aku akan membayarnya dalam dua hari,” tanyanya.
“Simpan saja uangmu dan diganti ini,” balas Yan Jin, mengambil
pematik yang ada dimeja. Dan Xiao Ou langsung merebut pematik tersebut.
Karena Xiao Ou menolak untuk memberikan pematik tersebut, Yan Jin
pun menjelaskan bahwa pematik tersebut adalah miliknya. Buktinya dipematik
tersebut ada terukir C.S.Y. Xiao Ou memeriksa pematik tersebut, dan merasa
heran, bagaimana Yan Jin bisa tahu.
“Y. Yan Jin. Dan dua lainnya menunjukkan teman baikku,” jelas Yan
Jin. Tapi Xiao Ou menolak untuk percaya. Dan Yan Jin pun menunjukkan kartu namanya.
Teman kencan Yan Jin merasa agak cemburu dan berdehem keras.
Mendengar itu, Xiao Ou tersadar dan merespon Yan Jin. “Maaf, ini bukan
barangku, jadi aku tidak berhak mengembalikannya.”
“Aku suka gadis yang berprinsip. Ditambah lagi, kamu cantik,” puji
Yan Jin, menggoda. Dan mendengar itu, teman kencan Yan Jin tambah cemburu.
“Tuan, teman kencanmu menunggu dibelakangmu,” kata Xiao Ou,
mengingatkan.
Kesal karena dicuekin sedari tadi, teman kencan Yan Jin pun pergi
dari café. Dan tepat disaat itu, Zhan Yu datang bekerja.
“Kamu masih muda tapi berani, mencuri bukan kebiasaan yang baik,”
sapa Yan Jin, berkomentar. Saat melihat Zhan Yu.
“Tuan, kamu salah paham, aku menemukannya,” kata Zhan Yu,
menjelaskan dengan agak gugup. Lalu dia mengajak Yan Jin untuk berbicara
diluar. Dan dia mengambil pematik yang Xiao Ou pegang.
Mendengar itu, Xiao Ou agak terkejut, karena dia tidak menyangka
bahwa Yan Jin benar bahwa itu adalah pematik nya. Dan dia ingin mendengarkan
pembicaraan antara Yan Jin serta Zhan Yu, tapi dia tidak bisa.
Melihat Xiao Ou mengintip dari jendela, Yan Jin tersenyum
kepadanya. Dan ketika Xiao Ou keluar, dia menaruh tangannya dipundak Zhan Yu
dan bersikap bersahabat dengannya.
“Hei, Nona bos. Kami sudah selesai, hanya salah paham,” kata Yan
Jin, menjelaskan dengan singkat. Lalu dia pamit dan pergi.
Setelah Yan Jin pergi, Xiao Ou meminta penjelasan dari Zhan Yu.
Dan Zhan Yu pun menjelaskan bahwa saat dia bekerja dihotel bintang 5, suatu
pagi dia mengantarkan sarapan dan menemukan pematik tersebut didalam kamar
hotel. Pematik tersebut tampak mahal, jadi dia mengambilnya, lalu ketika
supervisor menanyai nya, dia berbohong.
“Zhan Yu, tidak peduli apapun, kamu tidak bisa mengambil yang
bukan milikmu dan kamu seharusnya tidak berbohong,” kata Xiao Ou, menasehati.
“Maaf kak Xiao Ou, aku membuat masalah untukmu lagi,” kata Zhan Yu
dengan menyesal. Lalu dia kembali bekerja.
Malam hari. Xiao Ou memberitahu Zhan Yu bahwa dia akan pulang
duluan, dan dia menyuruh Zhan Yu untuk nanti mengecek tagihan hari ini, lalu
simpan dan kunci pintu café. Dan Zhan Yu mengiyakan.
Keesokan harinya. Xiao Ou mengecek laci kasir dan pembukuan café.
Dan hasilnya sangat baik. Dan dia sangat puas dengan hasil kerja Zhan Yu.
Suatu saat, Xiao Ou menyuruh Zhan Yu untuk membawa pulang saja
sisa roti hari ini, sekaligus yogurt yang ada dikulkas. Dan Zhan Yu menolak.
Malahan dia meminta izin kepada Xiao Ou untuk lebih baik memberikan semua itu
kepada anak pemulung yang ada didepan café. Karena hidup anak pemulung itu
cukup kasihan dan berat.
“Lihat dirimu, hidupmu sendiri kurang beruntung, tapi kamu masih
peduli terhadap orang lain,” komentar Xiao Ou, kagum. “Lagipula sisa makanan
ini harus dibuang, kamu bisa membawanya untuknya,” katanya, mengizinkan.
“Kak, kamu sangat baik hati,” puji Zhan Yu, berterima kasih.
Zhan Yu kemudian mengundang Xiao Ou untuk mendengarkan konser
musik nya besok, karena besok dia akan bermain dengan Quartet. Dan Xiao Ou
mengiyakan.
Setelah konser, aku dan Zhan Yu berbicara banyak dalam
perjalanan pulang. Dia berbicara mengenai impiannya di musik dan aku merasa
bersimpati. Aku memutuskan untuk memperlakukan dia sebagai adikku.
Tidak peduli kesulitan yang ia hadapi. Aku akan membantunya
semampuku. Karena aku percaya, tidak ada yang namanya ‘kebetulan’. Dan siapapun
yang muncul dalam hidupmu, pasti mempunyai alasan tersendiri.
Begitu juga dengan Yan Jin.
“Yan Jin mencoba mengejarmu setelah kalian bertemu, benar?” tanya
Detektif Zhao, menebak.
“Jika dia ingin mengejarku, kenapa dia membawa teman kencannya ke
tempatku?” balas Xiao Ou, tidak yakin. “Menurutku dia lebih tertarik pada benda
lain.”
“Pematik S.T Dupont yang ditinggalkan Zhan Yu, seperti ini?” tanya
Detektif Zhao sambil menunjukkan foto pematik nya. Dan Xiao Ou mengiyakan.
Yan Jin.
Yan Jin melihat data mengenai Zhan Yu yang didapatkan oleh Rui
Min. Dan Yan Jin menilai Zhan Yu sebagai orang yang buruk. Pemain biola,
menjual diri untuk uang, pemerasan, dan pengedar narkoba.
“Setengah tahun lalu, di bar jalanan. Aku menangkap beberapa
pengedar, mereka mengaku membeli narkoba dari pria yang dipanggil KK. Tapi KK
ini orang yang misterius, sering kali ia datang ke bar jalanan, tapi pembeli
tidak pernah tahu seperti apa wajahnya. Aku telah mengirim seseorang untuk
mengikutinya, tapi dia berhasil lolos. Berdasarkan deskripsi mereka dan
ceritamu, dia ini KK,” kata Rui Min dengan cukup yakin.
“Jika aku benar, dia mungkin anak buah Liu Wei,” tebak Yan Jin.
Karena sulit untuk mendapatkan kepercayaan Liu Wei, maka Yan Jin
berniat untuk mendekati Zhan Yu saja. Dan Rui Min paham. Tapi menurutnya,
mereka harus mencari tahu dulu siapa KK, baru mereka bisa memutuskan apa yang
harus dilakukan.
“Kamu temukan dia kerja paruh waktu dimana?” tanya Yan Jin.
“Di café Flowing Time.”
Yan Jin kemudian memeriksa café Flowing Time melalui internet, dan
melihat foto Xiao Ou, dia tertawa, karena Xiao Ou adalah orang yang menamparnya
pada malam itu. Lalu diapun memutuskan untuk pergi ke café Flowing Time.
“Mau temui siapa? Zhan Yu atau wanita itu?” goda Rui Min, ingin
tahu.
“Bukan urusanmu,” balas Yan Jin, singkat.
Saat makan bersama, Ibu Yan berniat mengaturkan kencan buta untuk
Yan Jin. Tapi Yan Jin menolak, karena dia tidak tertarik. Dia ingin menemukan
cinta sejatinya, baru dia mau menikah. Jadi tidak, maka dia lebih memilih untuk
melajang seumur hidupnya.
“Teruslah melajang dan biarkan keluarga kita tanpa keturunan,”
komentar Yan Shen, dengan ketus. Dan Ibu Yan serta Ayah Yan tidak senang
mendengar itu. Namun Yan Shen tidak peduli, karena dia sudah malas untuk
membujuk Yan Jin.
“Temuilah dia dulu, tidak peduli dia cocok atau tidak. Ini
perintah,” tegas Ayah Yan. Dan dengan terpaksa, Yan Jin pun mengiyakan.
Ibu Yan kemudian menjelaskan tentang teman kencan Yan Jin nanti.
Keluarganya memiliki bisnis café, jadi lebih baik Yan Jin membawa wanita
tersebut ke café. Mendengar itu, Yan Jin teringat akan Xiao Ou.
Karena itulah, Yan Jin membawa teman kencannya ke café Xiao Ou. Saat disana, dia melihat Xiao Ou menaruh es ke dalam celana pria mesum, dia tertawa geli dan merasa lebih tertarik kepada Xiao Ou, jadi diapun membantu Xiao Ou.
Lalu dengan sengaja, Yan Jin mengabaikan teman kencannya. Dan lalu
membiarkan teman kencannya untuk pergi begitu saja.
Permulaan yang bagus. Satu pergi, satu datang. KK tidak pernah
membayangkan dia akan melihatku ditoko. Dia berusaha keras untuk menutupi
kegugupannya di depan Xiao Ou.
Diluar toko. Zhan Yu mengembalikan pematik milik Yan Jin. Dan Yan
Jin mengomentarinya dengan agak keras.
“Kamu tidak dapat uang dari menjual tubuhmu? Atau dari pemerasan
yang kamu lakukan belum cukup? Jadi kamu disini berpura- pura menjadi anak yang
baik. Untuk apa bekerja disini?” tanya Yan Jin.
“Dengar, tidak terjadi apapun malam itu,” balas Zhan Yu.
“Siapa yang mengirim mu ke kamarku?” tanya Yan Jin, ingin tahu.
“Bukan siapa- siapa. Aku takkan perbuat itu lagi.”
Yan Jin tidak mempercayai jawaban Zhan Yu, dan masih merasa curiga
kepadanya. Jadi dia mengancam Zhan Yu sedikit. Jika Zhan Yu masih ingin terus
hidup, maka Zhan Yu harus menjaga sikap.
“Kamu sudah dapat pematikmu, dari sekarang, kita tidak ada urusan
lagi. Aku sarankan kamu menjauh dari sini,” usir Zhan Yu.
“Jangan seperti itu. Mari berteman,” ajak Yan Jin.
Lalu disaat itu, Xiao Ou keluar dari café. Dan Yan Jin langsung
bersikap bersahabat dengan Zhan Yu. Setelah itu, dia pamit dan pergi.
Yan Jin, Nona Mei, dan Tuan Liu, bermain golf bersama. Kemudian
mereka menikmati segelas teh dan bersantai.
“Tuan Yan. Aku, Liu Wei, orang yang kasar, aku tidak tahu harus
berkata darimana. Jika aku menyinggung Tuan Yuan, aku meminta maaf dengan
tulus,” kata Tuan Liu, memulai pembicaraan.
“Benar, Wei telah bersamaku bertahun- tahun, tanpa dia aku tidak
bisa menjadi seperti ini. Mulai dari sekarang, aku harap Tuan Yan dapat
mengatasi semua masalah kita,” kata Nona Mei.
Yan Jin menerima permintaan maaf Tuan Liu dan mengiyakan perkataan Nona Mei. Lalu mereka bertiga mulai mengobrolkan mengenai masalah bisnis dan berbagi pengalaman mereka dalam bisnis.
Pagi- pagi, Yan Jin sudah mulai melakukan jogging. Dan lalu diam-
diam dia bertemu dengan Rui Min.
“Café nya cukup bersih. Aku tidak menemukan adanya pengedaran obat
disana,” kata Rui Min sambil menunjukkan hasil penyelidikannya. “Ji Xiao Ou
tinggal hingga dewasa dengan Neneknya. KK muncul setengah bulan yang lalu. Dia
bekerja dicafé nya. Jadi Xiao Ou seharusnya tidak mengenal pengedar narkoba
seperti KK,” jelasnya.
“Terlibat perkelahian dalam percintaan, dan putus kuliah? Gadis
ini cukup tangguh,” komentar Yan Jin, tertarik. “Dia masih lajang atau tidak?”
“Bisakah kamu fokus pada kasusnya?” balas Rui Min dengan malas.
Tepat disaat itu, Yan Jin mendapatkan pesan dari Xiao Ou yang
ingin membayar hutangnya. Lalu dia langsung menelpon Xiao Ou dan berbincang
dengannya. Dia berniat untuk mendekati Xiao Ou. Tapi Xiao Ou tidak merasa
tertarik dan langsung menutup telpon dari Yan Jin.
Melihat itu, Rui Min menertawai Yan Jin sedikit. Lalu dia kembali
ke topik awal mengenai kasus mereka. “Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”
“Prioritasku, memperjelas hubungan antara KK dan Beauty Drug
Dealing Grup,” jawab Yan Jin, menjelaskan. “Sepertinya KK dan Xiao Ou memiliki
hubungan yang tidak biasa, jika kita ingin tahu secara detail mengenai KK dan
jaringan pengedarannya, Xiao Ou bisa menjadi batu loncatan yang baik. Jadi aku
memutuskan mendekati KK dengan cara mengejar Xiao Ou.”
“Kamu selalu mengejar para gadis mengatasnamakan penyelidikan
kasus,” komentar Rui Min, menggoda Yan Jin.
Diruang Introgasi.
Yan Jin mengeluh karena merasa capek. “Tidak ada tanggapan dari
Cheng?” tanyanya.
“Wakil Kepala cheng masih koma. Jika ada perkembangannya, akan
kami informasikan secepatnya,” jawab Detektif Zhao.
“Jadi kapan aku bisa pergi?” tanya Yan Jin, tidak sabaran.
“Jika kamu jujur, kami akan mengeluarkanmu dari sini sesegera
mungkin,” jawab Detektif Zhao. “Kamu harus berkeja sama dalam investigasi Zhan
Yu.”
“Apa yang dilakukan Zhan Yu?” tanya Yan Jin, tidak tahu. Dan
Detektif Zhao menolak untuk menjawab. “Kamu terus bertanya, apa menurutmu itu
adil?”
“Kamu harus bekerjasama. Bukankah kamu pernah diposisi ini sebagai
seorang polisi? Kamu pasti mengerti,” balas Detektif Zhao.
“Baik,” balas Yan Jin dengan malas dan capek.