Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E04

 


Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E04


Charlie ternyata benar-benar ingin menjadikan Juxiang sebagai selirnya. Buktinya, dia sampai menyuruh orang mengirim 2 kardus anggur barat dan cokelat (dimasa itu, cokelat adalah hal asing bagi mereka). Ah Tao menyampaikan kabar itu pada Juxiang. Dia benar-benar takut karna Charlie tampaknya tidak ingin melepaskan Juxiang.


Semua hadiah tersebut diterima oleh Guihua dan tn. Huang. Guihua beneran senang karna setiap minggunya, Charlie mengirim hadiah pada mereka. Minggu lalu, dia mengirimkan mereka abalon kering, sekarang anggur barat dan cokelat. Bagi Guihua, Charlie tulus pada mereka. Apalagi, cokelat adalah makanan yang harganya mahal yang diimpor dari Swiss.

tn. Huang juga senang dengan hadiah itu, tapi dia juga sekarang bingung mau bagaimana caranya menolak Charlie. Guihua langsung teriak marah. Dia tidak setuju tn. Huang menolak lamaran Charlie. Dia merasa tidak ada salahnya jika Juxiang dijadikan selir. Dulu juga, ibunya menikah dengan tn. Huang karna tn. Huang tertarik pada kecantikannya. tn. Huang tidak suka mendengar ucapannya tersebut.


Guihua terus membujuk tn. Huang agar mau menikahkan Juxiang pada Charlie. (Aissss! Guihua memuja muji Charlie, padahal jika Charlie mau menikahi Meiyu, dia pasti akan menentangnya. Dia mengizinkan karna yang mau dinikahi adalah Juxiang, anak Tian Lan yang dibencinya!)


Gagal memaksa dengan suara keras, Guihua akhirnya membuat rumor. Dia berbohong kalau saat menggeledah kamar Juxiang waktu itu, dia menemukan banyak benda-benda aneh. Dia bahkan membahas saat Juxiang berani membakar tangan waktu itu dan api padam tiba-tiba. Itu pasti karna Juxiang mempelajari ilmu hitam. Dan juga, Charlie Zhang itu bukan orang biasa. Kita harusnya bersyukur Charlie tidak merendakan Juxiang yang bisu dan tuli. Lebih baik, mereka tidak menyinggung Charlie hanya demi Juxiang dan Ibunya.

tn. Huang perlahan mulai terpengaruh semua ucapan Guihua.

--


Di saat Juxiang sedang membordir manik di kamarnya, Ah Tao datang dengan panik. Dia mengabarkan kabar buruk.


Di dalam rumah, Tian Lan berlutut memohon agar tn. Huang menolak lamaran Charlie. Sayangnya, tn. Huang yang sudah termakan omongan Guihua, malah memarahinya karna mau menolak lamaran. Dia sudah membuat keputusan dan memberitahu Charlie, jadi, dia tidak usah membujuknya lagi.

Juxiang dengan Ah Tao yang mengintip kejadian itu menjadi cemas. Walau tidak bisa mendengar, tapi dari raut wajah ibunya, Juxiang sudah tahu hasilnya.

--



Tian Lan benar-benar tidak berdaya. Dia menghampiri Juxiang yang sedang menumbuk bumbu. Wajahnya penuh kesedihan. Dia berujar pada Juxiang kalau sebagai wanita, mereka tidak akan pernah bisa membuat takdir sendiri. Juxiang tidak mengatakan apapun dan lanjut menumbuk bumbu. Tapi, tumbukannya kali ini, terdengar lebih cepat.

--


Charlie datang ke kediaman tn. Huang secara resmi setelah tn. Huang mau menerima lamarannya. Demi membuat tn. Huang semakin senang, Charlie ingin menyerahkan salah satu proyek perusahaannya untuk ditangani tn. Huang. Sekretarisnya, tn. Lin, menambahkan kalau setelah Charlie menikah dengan Juxiang dan mereka menjadi keluarga, tentu saja harus mengutamakan kemakmuran kerabat.


Saat itu, Juxiang datang untuk menghidangkan minuman. Sepertinya, ini adalah perintah, kalau tidak, nggak mungkin dia mau ke sana. Tanpa sungkan, Charlie mendekati Juxiang dan memujinya sangat cantik.


Charlie kemudian memberikan kode pada tn. Lin. tn. Lin segera menghampiri Guihua dan memberikan hadiah lamaran mereka, yaitu sebuah kotak sirih yang terbuat dari emas. Guihua sangat senang melihatnya. Tian Lan menatapnya dan tampak marah.



Guihua yang berhati jahat, tersenyum ramah pada Charlie dan berbohong kalau Juxiang sudah seperti putrinya sendiri. Dan dia merasa bahagia karna Juxiang akan menikahi pria hebat seperti Charlie. (arghh. Dia hanya mementingkan dirinya. Apa yang dilakukannya, sama saja menjual Juxiang ke pria jahat seperti Charlie demi keuntungannya. Padahal, dia bukan ibu Juxiang dan selalu merundung Tian Lan dan Juxiang, tapi di saat seperti ini, dia bersikap seperti ibu dan mengambil semua hadiah lamaran yang mahal!).

Juxiang hanya berdiri diam dan menahan amarahnya.

--



di Singapore,

Kondisi Ny. Chen tiba-tiba memburuk. Semua metode pengobatan sudah dicoba tapi tidak berhasil, sehingga Chen Gong memutuskan memanggil dukun untuk melakukan beberapa ritual. Chen Sheng tidak setuju dengan yang dilakukannya karna mereka adalah orang berpendidikan dan tidak seharusnya percaya ilmu sihir! Chen Gong tahu, tapi berbagai metode tidak membuahkan hasil, dan nenek yang meminta di panggil dukun. Mereka harus mencoba segalanya.


Setelah dukun selesai melakukan ritual, Xiu Lian, kakak ipar Chen Sheng, yang adalah istri dari Chen Gong, menyampaikan kalau dukun bilang, keadaan nenek tergantung pada penanganan mereka. Perkataan dukun itu membuat Sheng menjadi lebih kesal karna sama saja tidak ada gunanya memanggilnya. Sheng menyuruh agar nenek di bawa ke rumah sakit saja. Xiu Lian memberitahu kalau nenek bilang, jika dia dibawa ke rumah sakit, kelak tidak perlu memanggilnya nenek lagi (maksudnya, putus hubungan).

Gong memilih menuruti permintaan nenek. Dan karna kondisi nenek yang semakin memburuk, Gong ingin mempercepat pernikahan Sheng. Dia sudah menyuruh istrinya mencarikan mak comblang. Mereka akan mengunjungi keluarga Huang untuk melamar secara resmi. Mereka sudah berjanji pada keluarga Huang dan tidak bisa mengingkarinya.



Sheng sama sekali tidak mau. Dia menolak pernikahan tersebut. Dia segera ke kamar untuk menemui Nenek. Tapi, kondisi Nenek begitu buruk hingga Sheng tidak sanggup mengatakan apapun.

--



di Melaka,

Juxiang sedang mengajari Ah Tao caranya memasak ayam pongteh. Begitu jadi, dia mengajak Ah Tao untuk makan bersamanya dan ibunya. Ah Tao menolak karna dia hanyalah pelayan. Tapi, Tian Lan menyuruhnya duduk karna mereka adalah satu keluarga.

Ah Tao beneran terharu dan berterimakasih kepada kedua majikannya tersebut karna telah memperlakukannya seperti manusia.


Mereka pun mulai makan bersama. Ayam Pongteh itu membuat Tian Lan teringat akan mendiang Ny. Huang. Ayam Pongteh adalah makanan kesukaan Ny. Huang dan selalu memitanya untuk memasakkanya. Dan lama kelamaan, ini pun menjadi makanan kesukaannya.


Dengan isyarat, Juxiang menyampaikan perasaannya. Tian Lan menangis karna Juxiang mengkhawatirkannya. Hatinya masih merasa sakit dengan pernikahan Juxiang yang tidak adil tersebut. Dengan berat hati, Tian Lan memberitahu kalau Juxiang akan menikah tanggal 3 bulan depan.

Ah Tao protes karna pernikahan dilakukan begitu cepat. Padahal, dia dengar kalau Baba membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan segalanya untuk acara pernikahan. Dengan menangis, Tian Lan menjawab kalau semua itu untuk istri sah, sementara Juxian akan menjadi selir. Ah Tao tetap saja tidak bisa menerimanya. Dia tahu maksud Charlie ingin cepat menikah dengan Juxiang! Dasar pria mesu*!


Suasana menjadi sedih. Ah Tao memilih tidak mengatakan apapun dan akan makan tunggir ayam saja. Juxiang tidak membiarkannya. Dia memberikan paha ayam untuk Ah Tao. Ah Tao tidak menerimanya. Dia sudah berterimakasih karna diizinkan makan bersama,  tapi dia masih sadar diri untuk tidak makan paha ayam. Juxiang yang baik hati, tanpa babibu, langsung menyuapkan paha ayam tersebut ke mulut Ah Tao. Ah Tao benar-benar beruntung bisa bertemu majikan sebaik mereka yang memperlakukannya seperti keluarga.


Tian Lan lanjut memberitahu kalau pernikahan Meiyu diadakan jauh lebih cepat daripada Juxiang. Meiyu akan menikah 3 hari lagi dan akan menjadi anggota keluarga Chen. Pernikahannya dilakukan terburu-buru karna kondisi ny. Chen tidak baik. Diharapkan, dengan pernikahan ini, kondisi Ny. Chen bisa membaik.


Juxiang dan Tian Lan merasa kasihan dan berdoa demi kesembuhan Ny. Chen yang berhati baik. Ah Tao pun ikutan berdoa dengan mereka.

--


di Singapore,

Yosuke masih belum bisa melupakan Juxiang. Dia masih sering memandangi foto Juxiang yang sudah dicetaknya. Seorang anak kecil yang mengantarkan pesanannya, menggodanya agar segera menjadikan wanita di foto itu menjadi istri, jika tidak, orang lain akan mencurinya.


Walaupun ucapan anak itu hanyalah candaan, tapi Yosuke merasa ucapannya benar. Tanpa membuang waktu, dia segera mengemas barangnya. Dia akan ke Melaka untuk menjadikan Juxiang menjadi istrinya.

--



di Melaka,

Pada akhirnya, diadakan pesta pernikahan antara Chen Sheng dan Meiyu. Prosesnya berlangsung meriah.

Dikamarnya, Guihua memberikan pesan-pesan apa yang harus Meiyu lakukan setelah menjadi istri. Pesan yang paling ditekankan oleh Guihua adalah Meiyu harus secepat mungkin meneruskan garis keturunan keluarga Chen (hamil) dengan begitu, dia baru akan dipandang terhormat dalam keluarga.




Setelah semua pesan itu, tn. Huang dan Nyonya memasangkan sebuah kain hitam transparan yang ditengahnya terjahit kain merah. Kain merah itu diletak tepat di atas kepala wanita dan kain hitam dibiarkan menutupi wajah pengantin wanita.

Saat Nyonya menikah, orang tuanya akan menutupi kepalanya dengan kain hitam.

Itu lambang kesedihan pengantin wanita yang meninggalkan orang tuanya. Baba percaya warna hitam bisa mengusir para setan. Potongan kain merah kecil di atas kain hitam melambangkan restu dari orang tuanya.



Padahal, ini adalah hari pernikahan Chen Sheng, tapi wajahnya, tidak menunjukkan sedikitpun rasa bahagia. Hanya wajah si mempelai wanita yang tampak bahagia.

Ah, lupa, pihak mempelai wanita juga kelihatan sangat bahagia. Alasannya, tentu saja karna akhirnya mereka bisa menjadi bagian dari keluarga Chen yang kaya.

--



Disaat pernikahan tersebut dilangsungkan, Juxiang mengemasi barang-barangnya. Dia akan kabur dari rumah disaat semua orang terfokus pada pernikahan Meiyu. Sayangnya, Ah Tao memergokinya. Dia membujuk Juxiang untuk tidak pergi karna dunia luar terlalu berbahaya bagi Juxiang yang tidak pernah keluar dan tidak bisa mendengar ataupun bicara.

Juxiang memasang wajah memelas dan memohon pada Ah Tao agar diam. Ah Tao merasa sangat dilema. Dia juga tidak ingin mencegah Juxiang pergi. Dia tidak ingin melihat Juxiang menikah dengan Charlie Zhang. Tapi, dunia luar begitu menakutkan.


Dengan bahasa isyarat, Juxiang berkata pada Ah Tao, walaupun dia bisa mati setelah meninggalkan rumah, dia tidak mau seperti bawang putih dan merah dalam cobek menunggu untuk ditumbuk menjadi halus.

“Wanita tak harus menyerah pada takdir. Takdirmu ada di tanganmu.”

Ah Tao mengerti apa yang Juxiang rasakan. Pada akhirnya, dia membiarkan Juxiang pergi. Dia juga berjanji pada Juxiang akan menjaga Tian Lan dengan baik.



Dan begitulah, pada akhirnya, Juxiang pun meninggalkan kediaman Huang. Dia akan mencari kebebasannya sendiri. Hidup dengan jalannya sendiri, bukan dengan jalan yang ditentukan orang untuknya.

--



Begitu pesta pernikahan selesai, semua baru menyadari kalau Juxiang menghilang. Guihua sangat marah dan malah menyalahkan Tian Lan dan Ah Tao sebagai salah satu orang yang menghasut Juxiang untuk pergi. Dan seperti biasa, tn. Huang mengikuti ucapan Guihuan dan menyalahkan Tian Lan sebagai orang tersebut. Apalagi, Tian Lan sebelumnya sangat menentang Juxiang menikah dengan Charlie dan sampai menangis memohon padanya. Karna dia tidak mendengarkannya, makanya dia menyuruh Juxiang kabur.   

Ah Tao memberitahu kalau Tian Lan tidak terlibat. Buktinya, saat dia tahu Juxiang kabur, Tian Lan jatuh pingsan. Guihua malah menuduh Tian Lan hanya pura-pura pingsan.  



tn. Huang tidak peduli alasan mereka. Yang membuatnya cemas adalah bagaimana caranya dia akan menjelaskan pada Charlie mengenai Juxiang yang kabur! Jin Cheng menyuruh ayahnya untuk tenang karna dia sudah menyuruh semua pelayan untuk pergi mencari Juxiang. Dia yakin Juxiang tidak akan bisa pergi jauh karna dia bisu dan tuli.

--


Yosuke sudah tiba di Melaka dan bergegas ke kediaman Huang. Ketika di tengah jalan, dua orang pedagang buah saling bertabrakan sehingga menghalangi jalan becak yang dinaiki Yosuke. Yosuke pun memutuskan berhenti di sana.


Secara tidak terduga, dia melihat pelayan yang bekerja di kediaman Huang sedang sibuk menanyai para pedagang apakah mereka melihat Nona Juxiang? Nona mereka yang bisu dan tuli. Yosuke yang mendengar nama Juxiang, diam-diam mengikuti mereka.


Dari para pelayan wanita yang diikutinya, dia mendengar mereka membahas mengenai Juxiang yang kabur karna akan di jadikan selir. Mereka heran, kenapa Juxiang kabur padahal akan menikahi orang kaya. Lebih baik dinikahi daripada di culik pedagang manusia. Belakangan ini, ada banyak penculik di sekitar sini yang menculik para gadis. Gadis-gadis yang diculik, akan diperkosa sebelum dijual ke rumah bordil.

Ah Tao sangat cemas dan takut terjadi hal buruk pada Juxiang.

--



Juxiang pergi ke stasiun kereta. Sayangnya, uang yang dimilikinya tidak cukup untuk membeli tiket kereta menuju Singapore. Walaupun dia sedang dalam kondisi kurang uang, tapi Juxiang tetap memberikan uang kepada pengemis buta yang ada dikereta.



Saat itu, para pelayan kediaman Huang sudah berada di sekitar stasiun kereta mencarinya. Juxiang menjadi semakin tergesa-gesa untuk kabur. Makanya, saat ada seorang wanita berumur 40-an, menawarkan tiket kereta murah ke Singapore padanya, dia mau membelinya. Wanita itu tampaknya tahu kalau Juxiang sedang dikejar-kejar orang, jadi dia berbohong kalau tiket kereta sudah habis terjual, tapi Juxiang bisa naik mobil van pengangkut nenas. Tanpa ragu, dia mengikuti wanita tersebut.


Di tengah jalan, Juxiang mulai merasa ada yang aneh karna wanita itu membawanya ke gang yang sepi. Tapi, karna wanita itu bermulut manis dan bersikap seolah tidak masalah kalau Juxiang tidak mau mengikutinya, Juxiang menjadi ragu. Dia pun memutuskan untuk tetap mengikuti wanita itu ke gang sempit.


Baru memasuki gang, Juxiang sudah sadar ada hal nggak beres dan mau kabur. Sayangnya, beberapa pria sudah bersembunyi disekitar sana dan menangkapnya.

--



Para pelayan mengantarkan tas dan kain milik Juxiang yang tertinggal di depan gang, tempatnya diculik, pada tn. Huang dan keluarga. Hanya itu yang bisa mereka miliki. Ah Tao menjadi cemas luar biasa karna barang-barang itu memang milik Juxiang. Tian Lan merasa terpukul, ketakutan dan khawatir kalau terjadi sesuatu pada Juxiang. Dia berlutut dan memohon pada tn. Huang untuk menyelamatkan putrinya.


Dasar kejam!! Guihua malah berkata pada tn. Huang kalau tidak ada gunanya mereka mencari Juxiang. Walaupun ketemu, Charlie Zhang pasti tidak akan mau lagi menikahi Juxiang. Kesucian itu sangat penting bagi seorang wanita. Tak akan ada yang mau menikahi wanita kotor! Dia malah mengatai Juxiang yang sudah mempermalukan keluarga Huang.

Ucapannya membuat Tian Lan sangat marah luar bisa hingga pingsan. Ah Tao dan seorang pelayan lain, segera membawa Tian Lan ke kamarnya.


Guihua melarang pelayan untuk menghubungi polisi karna Juxiang pergi atas keinginan sendiri. Dengan mulut ularnya, dia menyuruh tn. Huang untuk tidak menerima Juxiang lagi. Dia yakin kalau Juxiang sudah diculik pedagang manusia. Dan ketika ditemukan, kesuciannya pasti sudah hilang.

“Anggap saja dia sudah meninggal,” putuskan tn. Huang, yang bodoh.

Jin Cheng yang manja dan selalu hidup di bawah perlindungan ayahnya, tidak bisa membaca situasi dan malah menanyakan, jawaban apa yang harus diberikan jika Charlie menanyakan mengenai Juxiang? tn. Huang lagi stress, membentah Jin Cheng untuk tidak terus bertanya! Dia kan sudah dewasa dan harusnya bisa membuat keputusan sendiri!!



Jin Cheng tetap bingung dan menanyakan pada ibunya. Dengan santai, Guihua menyuruh Jin Cheng untuk jujur saja pada Charlie dan biarkan Charlie berbuat sesukanya.

--


tn. Lin menyampaikan kabar mengenai Juxiang yang kabur dan kemungkinan di culik oleh pedagang manusia pada Charlie. Responnya? Dia mengamuk!

--


Tian Lan sudah sadar dan dalam kondisi lemah memikirkan keadaan Juxiang. Ah Tao berusaha menenangkannya dengan berkata kalau Nona Muda Juxiang akan selamat. Juxiang diberkati oleh Dewa. Dan juga, saat mencari Juxiang tadi, saat melewati Kuil Kwan Im, dia masuk ke dalamnya dan meminta petunjuk Dewi Kwan Im. Dia menarik sebatang kayu dan pengurus kuil menafsirkan artinya, Juxiang di berkati Dewa. Ah Tao sangat yakin kalau Juxiang akan dijaga Dewa karna Juxiang mempunyai hati yang baik.


Ucapan Ah Tao memberi kekuatan pada Tian Lan. Tian Lan berlutut di depan pintu, menghadap ke langit, memohon Dewa untuk memberkati putrinya agar selamat dari bahaya. Dia bahkan berjanji akan puasa dari sekarang, tidak makan dan minum, bahkan bersedia mengorbankan nyawa untuk memastikan putrinya jauh dari bencana.

Ah Tao ikut berlutut dan berdoa. Dia pun membuat janji yang sama seperti Tian Lan demi keselamatan Juxiang.

--



Juxiang dikurung di gudang bersama beberapa gadis muda. Wanita yang menipunya masuk dan mulai memerintahkan anak buahnya, mengenai akan dikirim kemana para gadis-gadis tersebut.


Setelah penjahat-penjahat itu keluar, Juxiang mulai mengikis tali yang mengikat tangannya dengan menggesekannya dikayu, dimana tangannya diikat dengan tali. Walaupun tangannya menjadi terluka karna hal itu, dia tidak peduli.

--



Yosuke mencari hingga ke stasiun kereta. Saat dia menanyakan orang-orang di sana, mengenai Juxiang, salah seorang pedagang, menyuruh Yosuke untuk bertanya kepada pengemis buta yang duduk di sana. Yosuke pun memberikan 10 dollar kepada pengemis itu dan menanyakan mengenai Juxiang. Pengemis itu ternyata berpura-pura buta. Dia pun memberitahu Yosuke mengenai apa yang dilihatnya dan dengan siapa Juxiang pergi.

--


Para gadis yang dikurung bersama Juxiang, heran karna Juxiang berusaha begitu keras hingga tangannya terluka padahal tidak mungkin mereka bisa kabur. Juxiang tidak peduli dan terus lanjut mengikis tali. Usahannya tidak sia-sia karna talinya akhirnya putus. Setelah itu, dia membantu melepaskan tali ikatan gadis-gadis lain. Dengan isyarat, Juxiang menjelaskan rencana yang akan dilakukannya agar mereka bisa kabur dari sana.

Jadi, ketika para penjahat masuk untuk membawa mereka, mereka bekerja sama, menyergap dari belakang dan mencekik mereka dengan tali ikatan mereka. Disaat Juxiang bersusah payah menolong mereka, semuanya malah kabur begitu saja meninggalkan Juxiang.


Yosuke yang berada didekat sana, berdasarkan petunjuk yang dimilikinya, melihat gadis-gadis yang berlarian dan akhirnya menemukan Juxiang. Walau hanya sendirian, Yosuke berusaha keras menyelamatkan Juxiang.





Ketika dia berhasil, Juxiang sudah dalam kondisi sangat lemah karna di cekik para penjahat barusan. Saat itu, petugas polisi juga tiba. Yosuke berteriak meminta tolong pada mereka kalau ada yang terluka. Tapi, salah seorang dari polisi itu malah memukul kepala Yosuke dengan pentungan hingga Yosuke pingsan.

--


Tian Lan kasihan dengan Ah Tao yang lemah dan menolak makan. Dia mencoba membujuk Ah Tao untuk makan, tapi Ah Tao menolak dengan tegas. Dia akan tetap ikut berpuasa denga Tian Lan hingga Juxiang ditemukan. Ah Tao memohon agar Tian Lan tidak mencemaskannya karna nyawanya tidaklah berharga.

Untunglah, di saat itu, seorang pelayan berlari ke dapur dan menyampaikan kalau Juxiang sudah ditemukan. Walau kondisinya sangat lemah, Tian Lan tetap lari ke dalam rumah, untuk mendengar kabar putrinya.



Jin Cheng lah yang menyampaikan kabar. Jadi, Charlie Zhang menggunakan koneksinya di kepolisian untuk membuat mereka mau mencari dan menangkap para pedagang manusia tersebut. Ditambah lagi, Charlie Zhang adalah wakil direktur Kamar Dagang Anglo Tiongkok.


“Jin Cheng. Bagaimana keadaan Ju Xiang?” tanya Tian Lan, cemas.

“Hanya menderita luka ringan. Tak parah. Charlie Zhang mengirimnya ke rumah sakit,” jawab Jin Cheng dengan ekspresi acuh.

“Jin Cheng. Selain luka ringan, apa dia dilecehkan?” tanya Guihua yang mendapat seruan dari Tian Lan. “Kenapa kau marah? Aku memikirkan putrimu. Kau pikir para pedagang manusia itu adalah orang baik? Jin Cheng. Apa Charlie Zhang bilang... rencananya tentang Ju Xiang?”


“Menurut Tn. Lin, Tn. Zhang masih peduli kepada Ju Xiang. Makanya setelah mendapat kabar, dia langsung menghubungi pejabat pemerintah senior itu. Katanya jangan cemas. Dia bilang Tn. Zhang tak akan membatalkan pertunangannya,” jawab Jin Cheng.

“Itu bagus. Itu bagus.”

“Tapi... Tn. Lin juga bilang Tn. Zhang akan memastikan... apa Ju Xiang... masih perawan,” beritahunya, segan karna ada Tian Lan. “Jika memang masih... dia akan menikahi Ju Xiang sesuai janjinya. Jika sudah tidak... dia akan memulangkan Ju Xiang.”

“Tidak bisa!” teriak Guihua. “Aku tak akan biarkan Ju Xiang kembali ke keluarga Huang lagi!”

“Ayah. Kita harus bagaimana?”


“Memangnya ada pilihan lain? Dia diselamatkan oleh Charlie Zhang. Keputusan di tangan Tn. Zhang. Apa pun yang terjadi keluarga Huang tak akan menerimanya lagi!” putuskan tn. Huang.

Keputusannya membuat Tian Lan sangat terpukul.

 

 

1 Comments

Previous Post Next Post