Sinopsis C- Drama : To Love Episode 1

 




Original Network : Youku

Di Café Flowing Time.

Detektif Zhao mewawancarai Ji Xiao Ou, wanita pemilik café. “Beritahu aku apa yang terjadi antara kamu, Yan Jin, dan Zhan Yu?” tanya nya.

“Ceritanya panjang,” jawab Xiao Ou sambil menghela nafas.

“Tak apa, ceritakan perlahan. Bisa dimulai dari kalian bertemu,” kata Detektif Zhao sambil menyalakan perekam suara.




1 tahun sebelumnya.

Xiao Ou menaiki sepeda dan melewati jalanan yang sangat indah, menuju ke café nya. Setelah sampai, dia memakirkan sepedanya. Lalu dia memberikan bunga yang dibawanya kepada karyawannya untuk diatur.


Kalau kupikirkan, sepertinya semua dimulai dari Valentine tahun lalu.

Aku selalu berada di café ku.

Feng Niya datang ke café ku setelah dia mendarat. Dia mengajakku untuk pergi ke sebuah pesta. Aku tidak tertarik, tapi ia tetap memaksa ku pergi.

Disaat Xiao Ou sedang bekerja, temannya Feng Niya, seorang pramugari, datang ke café nya dan mengajak nya untuk ikut bersama nya.

Feng Niya membawa Xiao Ou ke sebuah club untuk bersenang- senang, sekaligus mencari pria. Untuk itu, dia mendandani Xiao Ou dengan cantik.

Sebenarnya Xiao Ou merasa agak kurang nyaman memakai dress pendek. Tapi karena bertemanan, maka diapun mengikuti Feng Niya dan tidak terlalu menolak.




Di dalam club. Awalnya Xiao Ou dan Feng Niya minum- minum sedikit. Lalu mereka mulai menari- nari dilantai dansa. Dan ketika Feng Niya mendapatkan teman pria untuk menari bersama, Xiao Ou pun pamit untuk pergi ke toilet saja.



Didekat wastafel. Xiao Ou bertemu dengan seorang pria yang sedang muntah- muntah. Pria tersebut tampak agak kurang sehat, karena tubuhnya berkeringat sangat banyak.



 “Lihat apa kamu? Pergi dan cari seseorang, aku sudah ada teman,” usir Yan Jin, saat merasakan tatapan dari Xiao Ou.

“Apa yang kamu lihat? Jauh- jauh dariku,” balas Xiaou Ou sambil mengalihkan tatapan nya dan fokus mencuci tangannya.

Yan Jin mengelap keringat nya. Lalu dia memperhatikan tubuh Xiao Ou dari atas ke bawah. Kemudian dia merasa tergoda dan menyentuh Xiao Ou sedikit. Dengan kesal, Xiao Ou menampar nya, tapi setelah itu dia merasa takut kepada Yan Jin yang menatap nya dengan tatapan tajam.


Tepat disaat itu, polisi tiba- tiba datang. Dan Yan Jin langsung kabur ke dalam salah satu bilik di dalam toilet. Sedangkan Xiao Ou merasa agak bingung ada apa.

“Menurut laporan ada seseorang yang membawa obat disini, tolong kerjasamanya,” kata polisi, memberitahu Xiao Ou. Lalu mereka memeriksa tas Xiao Ou.


Polisi lain menemukan Yan Jin yang bersembunyi didalam bilik toilet, dia membawa Yan Jin keluar dan memeriksa seluruh tubuhnya. Beberapa tamu yang ada disekitar toilet juga ikut diperiksa.

Setelah pemeriksaan selesai, polisi melepaskan Xiao Ou, Yan Jin, dan para tamu yang lain. Kemudian tepat disaat itu, Feng Niya datang.

“Kenapa kamu disini?” tanya Feng Niya sambil menarik Xiao Ou untuk mengikutinya. “Aku ingin memperkenalkan pria tampan denganmu,” katanya.

“Aku tak mau,” tolak Xiao Ou.

“Ayo pergi, Cuma beberapa gelas minum,” bujuk Feng Niya.



Keesokan harinya. Feng Niya merasa agak kurang sehat karena ke banyakan minum emalam, tapi dia masih ada penerbangan, jadi mau tidak mau dia harus bersiap. Melihat itu, Xiao Ou mengomentari nya.

“Ini tentang keseimbangan antara kerja dan kehidupan sosialku. Hidup ini singkat jalani dengan gembira,” kata Feng Niya, membela dirinya.

“Aku tidak tertarik dengan cinta sama sekali. Aku hanya ingin membuat café ku menjadi maju,” balas Xiao Ou dengan penuh tekad dan semangat.

“Ah, sangat menyentuh,” balas Feng Niya.



Xiao Ou kemudian menyadari bahwa Feng Niya mempunyai tas baru lagi. Dan dengan gugup, Feng Niya menjelaskan bahwa tas tersebut adalah hadiah dari pacar nya. Namun Xiao Ou tidak percaya, lalu dia menebak apakah Feng Niya membeli itu menggunakan uang café. Dan Feng Niya yang merasa bersalah langsung meminta maaf.

“Aku akan menggantinya dengan gajiku nanti,” janji Feng Niya. Lalu dia langsung kabur untuk berangkat bekerja.

Dengan kesal, Xiao Ou ingin melemparkan gelas padanya. Tapi merasa sayang. Jadi akhirnya dia tidak melemparkan gelas tersebut.

Siang hari. Xiao Ou pulang ke rumah orang tuanya dan makan siang bersama mereka. Sambil makan, Xiao Ou memperhatikan kedua orang tua nya dengan gugup. Lalu kemudian, dia menanyai Ayah Ji, apakah dia boleh meminjam uang. Dan Ayah Ji langsung mengiyakan. Tapi Ibu Ji tidak setuju. Dia membanting sumpit nya ke atas meja dengan marah, lalu dia mulai mengomeli Xiao Ou.

“Aku tahu itu. Dia tidak akan pulang jika semua baik- baik saja,” kata Ibu Ji, mulai mengomeli Xiao Ou. “Kamu ini hampir 30 tahun, tapi kamu tidak mempunyai kekasih. Dan kamu tidak menghasilkan apa- apa dari café mu. Kami memberitahumu untuk sekolah ke dokteran, tapi kamu tidak mendengarkan. Cobalah lihat dirimu sendiri. Memalukan!”

“Benar, aku memang memalukan bagimu. Putri seorang Profesor Zhao Yamin, bahkan tidak lulus kuliah. Dan orang tua kekasihnya, tidak menyukainya. Ia benar- benar tidak berguna,” balas Xiao Ou, mengakui kekurangan nya sendiri. Lalu dengan kesal, dia pamit dan pergi.


Ayah Ji merasa panik dan ingin menghentikan Xiao Ou, tapi tidak bisa. Lalu dia mengomeli Ibu Ji, karena setiap kali Ibu Ji dan Xiao Ou bertemu, mereka berdua selalu saja bertengkar.

“Kamu lihat! Kamu terlalu memanjakannya. Jika dia masih belum menikah sampai umur 40 tahun, apa yang kamu lakukan?!” bentak Ibu Ji, kesal.


Ayah Ji mengejar Xiao Ou dan menasehatinya agar jangan marah kepada Ibu Ji, karena Ibu Ji bermaksud baik untuk Xiao Ou. Lalu dia menjanjikan bahwa nanti dia akan mentransfer kan uang untuk Xiao Ou.

“Terima kasih, Ayah. Aku akan menggantinya jika aku sudah ada uang,” kata Xiao Ou dengan senang sambil memegang tangan Ayah Ji dengan mesra.

“Sudahlah, tidak perlu. Jaga dirimu dan pergunakan uang ini dengan baik,” balas Ayah Ji, menasehati. “Pergilah, hibur Ibumu dan selesaikan makanmu, mengerti?” ajaknya. Dan dengan patuh, Xiao Ou mengikutinya masuk kembali ke dalam rumah.


Didalam bus. Xiao Ou bertemu dengan seorang pemain biola muda, Zhan Yu. Dan dia merasa agak tertarik kepadanya, jadi dia terus melirik ke arahnya.


Tepat disaat bus akan sampai dihalte selanjutnya, Zhan Yu tiba- tiba saja pingsan didekat Xiao Ou. Dan Xiao Ou merasa panik serta khawatir.

Xiao Ou membawa Zhan Yu ke rumah sakit. Disana, karena Xiao Ou tidak tahu bagaimana caranya menghubungi keluarga Zhan Yu, maka Xiao Ou pun membayarkan administrasi untuk Zhan Yu terlebih dahulu.


Kemudian setelah Zhan Yu selesai diobati, Xiao Ou menemani Zhan Yu dirumah sakit sampai Zhan Yu tersadar. Dan ketika Zhan Yu telah sadar, dia memberitahu apa yang terjadi barusan. Dan memberitahu apa yang dokter katakan. Zhan Yu menderita hipoglikemia, kadar gula rendah, dan anemia, radang usus juga. Jadi Zhan Yu harus menginap bebarapa hari dirumah sakit.

“Biolaku,” tanya Zhan Yu, panik.

“Jangan khawatir. Biolamu disini,” jelas Xiao Ou sambil menunjukkan biola Zhan Yu. “Ini sudah malam, apa perlu aku hubungi keluargamu?” tanyanya, menawarkan.



“Tidak perlu. Ibuku kurang sehat. Aku tidak ingin membuat dia khawatir,” tolak Zhan Yu.

Zhan Yu kemudian menanyai, berapa biaya rumah sakitnya. Dan Xiao Ou pun menjawab sambil menunjukkan bon rumah sakit. Total biaya semuanya 2.500 yuan, termasuk 1.000 yuan untuk deposit. Namun sayangnya, Zhan Yu tidak memiliki banyak uang, juga ponsel nya juga rusak.

“Tak apa, kamu bisa memakai uangku dulu. Kita bicarakan nanti ketika kamu sudah menghubungi orang tuamu,” kata Xiao Ou, pengertian. Lalu diapun pamit dan pergi.


Keesokan harinya. Xiao Ou datang lagi ke rumah sakit sambil membawakan makanan dan bunga, untuk menjenguk Zhan Yu, tapi sayang nya Zhan Yu sudah pergi dari rumah sakit. Dan Xiao Ou merasa agak kecewa dengan itu.


Perawat mengatakan untuk membiarkannya. Pertimbangkan untuk menghindari kerusakan yang lebih besar. Tapi aku tidak percaya. Pemuda dengan mata sendu melarikan diri karena uang. Kupikir dia pasti punya alasan tersendiri.

Dan kupikir aku takkan bertemu dengannya lagi.


Xiao Ou menunjukkan fotonya bersama Zhan Yu kepada Detektif Zhao. “Apakah Zhan Yu mempunyai pekerjaan lain selain bekerja di café mu?” tanya Detektif Zhao.

“Dia sering bermain di Group Quarter untuk beberapa pertunjukkan,” jawab Xiao Ou.


“Seperti apa Zhan Yu dimatamu?” tanya Detektif Zhao, ingin tahu.

“Aku selalu melihat dia pemuda yang lugu dan pemuda yang rasional, yang pernah ku kenal. Tapi, diwaktu bersamaan aku merasa tidak tahu apa- apa tentang nya,” jawab Xiao Ou, sedikit kurang yakin juga.

“Bagaimana dengan Yan Ji?” tanya Detektif Zhao.


1 tahun sebelumnya.

Saat matahari belum terlalu bersinar terang dilangit, Yan Ji sudah melakukan lari pagi. Kemudian setelah itu, dia bersiap- siap untuk berangkat bekerja.



The Beauty Group datang ke Liyuan 2 tahun lalu. Seperti perusahaan budidaya, tapi cara kerjanya seperti mafia. Aku tidak ingin berurusan dengan mereka. Tapi Cheng mengatakan bahwa mereka menjual narkoba dan penyaluran narkoba. Persis sama dengan kasus 20.10 tentang perdagangan narkoba.

Ketika Yan Ji sampai diperusahaan, para karyawan menyapa nya dengan sopan. Dan Yan Ji memeriksa hasil pekerjaan mereka.


Aku dulunya seorang polisi, kasus 20.10 adalah kasusku yang terakhir. Aku sebagai polisi pemberantasan narkoba. Teman baikku, Cheng dan aku, juga di korbankan dalam misi ini. Sekarang polisi selamanya akan tetap sebagai polisi. Bahkan hanya untuk mereka, aku akan menyelesaikan kasus ini.

Aku menyarankan kepada Cheng bahwa aku akan menjadi polisi yang menyamar di Beauty Group untuk menyelesaikan kasus ini.

Yan Ji masuk ke dalam ruangan kantornya. Dia melihat foto nya bersama dengan teman- temannya dulu yang disimpan nya di dalam laci meja. Lalu dia memain- mainkan pematik apinya dengan sikap malas.


Yan Ji datang ke club menemui Nona Mei dan Tuan Liu serta sekretarisnya. Mereka bertiga bertemu untuk merayakan ulang tahun Yan Ji.


Disisi lain, didalam bangunan yang sama, Zhan Yu bermain biola untuk para tamu yang ada dihall utama.


Saat makan, Yan Ji banyak mengobrol dengan Nona Mei, bahkan mereka sampai tertawa. Dan Tuan Liu memperhatikan itu semua secara diam.


Karena Yan Ji ingin bisa berhubungan baik dan lebih dekat dengan Nona Mei, maka diapun bersikap sangat baik dan lembut kepadanya. “Masalah Nona Mei adalah masalahku juga. Dengan kerja sama kami. Membesarkan Liyuan, bisnis produk aquatik di Asia Tenggara atau bahkan industri hiburan, akan menjadi kesuksesan kita,” katanya, kepada semua rekan bisnis yang hadir dalam acara makan malam.

“Sekarang kita bersulang,” ajak Nona Mei, merasa tersanjung dan senang.


Setelah Yan Ji dan Nona Mei selesai bersulang, Tuan Liu mendekati Yan Ji dan memberikan segelas minuman kepadanya. “Aku mendengar kemampuan minummu sangat bagus, hari ini aku ingin belajar darimu,” pujinya. “Ini, aku bersulang untukmu,” ajaknya.

Demi kesopanan, Yan Jin pun meminum minuman yang Tuan Liu berikan kepadanya. Kemudian dia mulai bersulang dengan para rekan yang lainnya juga.


Aku selalu waspada, tapi aku merasa aku membiarkan kucing keluar dari kandang. Pasti ada sesuatu yang salah dengan anggur yang Liu Wei kasih ke aku.

Setelah meminum terlalu banyak, Yan Jin yang biasanya bertahanan alkoholnya cukup bagus, kali ini dia mulai merasa agak pusing seperti mabuk. Dan disaat itu, dia melihat Tuan Liu tersenyum agak aneh kepadanya, jadi diapun mulai merasa curiga.

Yan Jin segera ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang bisa di muntahkannya.


Kemudian setelah itu, Yan Jin mencuci wajahnya di wastafel, tapi dia masih merasa agak pusing. Dan disaat itu, dia bertemu dengan Xiao Ou dan dia merasa tergoda melihat penampilannya yang memikat. Lalu ketika Xiao Ou menamparnya, dia sedikit tersadar dan merasa agak kesal.


Tepat disaat itu, polisi datang untuk memeriksa. Dan dengan panik, Yan Jin kabur ke kamar mandi. Dia membuang serbuk putih yang ada padanya ke dalam lubang wc.



“Buka!” teriak polisi di luar bilik toilet. Dan saat Yan Ji akhirnya membuka pintu, dia menatap curiga ke arah lubang wc. “Apa yang kamu siram ditoilet?!” tanyanya.

“Anggur yang pahit,” jawab Yan Jin dengan sikap tenang. Lalu dia membiarkan polisi tersebut untuk memeriksa seluruh tubuhnya.



Ini pertama kalinya aku bertemu dengan Xiao Ou. Aku salah mengira dia jebakan yang dipasang oleh Liu Wei. Tapi aku takkan sadar bila bukan karena tamparannya. Dan misi penyamaranku akan terhenti ditahap awal. Tamparannya cukup kuat. Wajahku terasa panas. Tapi aku berterima kasih padanya.


Didalam ruang karaoke. Nona Mei menyanyi sendirian dan suaranya sangat merdu. Sementara rekan yang lain bersenang- senang dibelakang. Dan Yan Jin tidur dengan lemas di sofa.

“Aku dengar Tuan Yan baru saja bertemu dengan Inspektur polisi. Kamu baik- baik saja?” tanya Tuan Liu sambil memperhatikan kondisi Yan Jin.

“Kamu pernah merasakan ditusuk teman baikmu?” balas Yan Jin dengan sikap acuh.


“Dalam bisnis, semua hal bisa terjadi,” balas Tuan Liu.

“Dalam bisnis, kamu harus membayar apa yang kamu ambil,” balas Yan Jin.

“Kamu dan Wakil Kepala Cheng bersama di Cabang Pengawasan Narkoba, kamu menyerah begitu saja?” tanya Tuan Liu, ingin tahu.

Mendengar itu, Yan Jin tertawa pelan. “Gadis yang cantik… mempesona… dengan kaki yang panjang. Dia bermulut besar… aku menyukainya,” jawabnya. Lalu dia mulai tidur.

Ketika acara sudah selesai, Tuan Liu dan asistennya membawa Yan Jin yang mabuk serta tidak sadarkan diri ke dalam kamar hotel.

Disana, pertama- tama, Asisten Liu memeriksa tubuh Yan Jin, jasnya, dan ponselnya. Namun dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan sama sekali. “Tuan, dia benar- benar bersih,” katanya, melapor.



Tuan Liu sama sekali tidak percaya kalau Yan Jin adalah orang yang bersih. Dia mengambil pisau buah dan berniat untuk menusuk Yan Jin. Dan melihat itu, asisten Liu merasa gugup. Tapi ternyata, Tuan Liu hanya ingin mengetes saja, dia tidak benar- benar berniat untuk menusuk Yan Jin.

“Ayo pergi,” ajak Tuan Liu.

Setelah Tuan Liu dan asistennya pergi, Yan Jin berhenti mengorok, dia membuka matanya, dan bernafas dengan lega.


Keesokan harinya. Ketika Yan Jin terbangun, dia merasa kepalanya agak sakit. Lalu disaat itu, seorang pria muda, yaitu Zhan Yu, keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan jubah mandi saja. Dan dengan panik, Yan Jin langsung memeriksa dirinya sendiri, dan dia tersadar bahwa dia juga hanya memakai jubah mandi saja.

“Sepertinya kamu benar- benar tidak ingat, apa yang terjadi tadi malam,” kata Zhan Yu. Lalu dia menunjukkan foto yang ada di ponselnya.

Melihat itu, dengan emosi Zhan Yu menendang Zhan Yu. “Siapa yang mengirim mu kepadaku?!” tanyanya, marah.

“Jangan seperti itu,” balas Zhan Yu dengan sikap tenang. “Bagaimana aku bisa disini tidak begitu penting. Yang terpenting adalah ini, bagaimana jika orang- orang di Internet melihat semua foto ini,” ancamnya. “Gini… kamu beri aku 1.000 yuan.”




Dengan kesal, Yan Jin mengambil pisau buah dan mengarahkannya ke leher Yan Jin. Dia memaksa Yan Jin untuk menghapus semua foto tersebut.

Setelah Zhan Yu menghapus semua foto tersebut, Yan Jin masih merasa tidak aman. Jadi dia menghancurkan ponsel Zhan Yu. Kemudian Yan Jin langsung berpakaian dan pergi.

Dalam perjalanan, ketika Yan Jin akan merokok, dia baru menyadari bahwa pematiknya hilang. Jadi diapun kembali ke hotel.

Yan Jin mencari- cari di dalam kamar hotel, tempat dia menginap sebelumnya. Lalu dia juga bertanya kepada Bibi yang membersihkan kamar. Tapi sialnya, dia memang sama sekali tidak bisa menemukan pematik tersebut.


Yan Jin kemudian menemui manajer hotel, dan menanyai dimana Zhan Yu berada. Karena dia ingat bahwa Zhan Yu sepertinya adalah seorang pemain biola yang bermain di hall kemarin.

“Tuan Yan, pemuda yang bermain biola kemarin, saya hanya tahu namanya Zhan Yu. Dia pekerja sementara dan dia baru beberapa hari disini,” kata manajer hotel, memberitahu.

“Kamu tahu dimana tempat tinggalnya?” tanya Yan Jin, ingin tahu.

“Saya kurang tahu. Tapi saya bisa memeriksanya,” jawab manajer hotel.

“Baik, ini kartu namaku. Hubungi aku jika kamu melihatnya,” pinta Yan Jin sambil memberikan kartu namanya, lalu diapun pergi darisana.


Didalam bangunan yang sepi.

“Er’zi telah pergi begitu lama, pematik api ini yang hanya kudapat darinya. Sekarang hilang… aku sudah berhenti merokok,” kata Yan Jin, bercerita kepada temannya.

“Ini salahku. Tapi Er’zi tak serius  dalam material. Dia takkan menyalahkan mu. Sudahlah,” balas Cheng Rui Min, menghibur Yan Jin.


Yan Jin kemudian menceritakan tentang Zhan Yu. Dan Rui Min berjanji akan membantu Yan Jin untuk mencari Zhan Yu. Dan Yan Jin memberikan waktu tiga hari kepada Rui Min.

Yan Jin kemudian menceritakan tentang Liu Wei. Dia tidak tahu sejak kapan, Liu Wei menaruh narkoba ke dalam pakaiannya. Untungnya, dia cepat menemukan itu. Dia yakin Liu Wei menjebak nya, karena Liu Wei tidak pernah mempercayainya. Sebab didalam perusahaan, dipermukaan Nona Mei adalah bos, tapi untuk urusan yang lebih spesifik di lakukan oleh Liu Wei. Jadi wajar saja bila sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari Liu Wei dalam waktu yang singkat.


“Aku seharusnya tidak melibatkanmu,” kata Rui Min sambil menghela nafas bersalah.

“Apa kamu takut sekarang?” balas Yan Jin sambil menendang pantat Rui Min dan tertawa. “Apa aku begitu tidak berguna dimatamu? Jangan khawatir. Aku tahu apa yang harus kulakukan,” katanya, menenangkan Rui Min.


Beberapa hari kemudian. Yan Jin mendapatkan pesan masuk yang memberitahukan tentang keberadaan Zhan Yu.


Yan Jin pergi ke dekat halte bus, dan berhasil menemukan Zhan Yu. Tapi dia tidak langsung menghampirinya. Melainkan dia mengikuti nya secara diam- diam.


Zhan Yu bersikap sangat mencurigakan. Awalnya dia memakai pakaian biasa dan bersikap seperti orang biasa. Tapi kemudian dia berganti pakaian menjadi serba hitam dan tertutup serta memakai masker wajah.


Saat Yan Jin mengikuti Zhan Yu sampai ke dalam club hiburan, dia melihat Zhan Yu sedang melakukan transaksi narkoba secara diam- diam disana.



Zhan Yu menyadari kalau Yan Jin mengikutinya. Jadi diapun segera pergi darisana.


Didalam ruang introgasi.

“Menurut pernyataanmu, Zhan Yu memiliki rahasia yang orang lain tidak tahu,” kata Detektif Zhao, menyimpulkan.

“Ini hanya permulaan. Selanjutnya akan lebih dramatis,” balas Yan Jin sambil memainkan gelas kertas diatas meja dengan sikap santai.


“Dimatamu orang seperti apa Zhan Yu itu?” tanya Detektif Zhao.

“Pengedar narkoba kecil yang menderita. Yang terjebak dineraka dalam jangka waktu lama. Jadi ia tak mempercayai adanya surga,” jawab Yan Jin.


Post a Comment

Previous Post Next Post