Original Network : Youku
Di Café
Flowing Time.
Detektif
Zhao mewawancarai Ji Xiao Ou, wanita pemilik café. “Beritahu aku apa yang
terjadi antara kamu, Yan Jin, dan Zhan Yu?” tanya nya.
“Ceritanya
panjang,” jawab Xiao Ou sambil menghela nafas.
“Tak
apa, ceritakan perlahan. Bisa dimulai dari kalian bertemu,” kata Detektif Zhao
sambil menyalakan perekam suara.
1
tahun sebelumnya.
Xiao
Ou menaiki sepeda dan melewati jalanan yang sangat indah, menuju ke café nya.
Setelah sampai, dia memakirkan sepedanya. Lalu dia memberikan bunga yang
dibawanya kepada karyawannya untuk diatur.
Kalau kupikirkan,
sepertinya semua dimulai dari Valentine tahun lalu.
Aku selalu berada di
café ku.
Feng Niya datang ke café
ku setelah dia mendarat. Dia mengajakku untuk pergi ke sebuah pesta. Aku tidak
tertarik, tapi ia tetap memaksa ku pergi.
Disaat
Xiao Ou sedang bekerja, temannya Feng Niya, seorang pramugari, datang ke café
nya dan mengajak nya untuk ikut bersama nya.
Feng
Niya membawa Xiao Ou ke sebuah club untuk bersenang- senang, sekaligus mencari
pria. Untuk itu, dia mendandani Xiao Ou dengan cantik.
Sebenarnya
Xiao Ou merasa agak kurang nyaman memakai dress pendek. Tapi karena bertemanan,
maka diapun mengikuti Feng Niya dan tidak terlalu menolak.
Di
dalam club. Awalnya Xiao Ou dan Feng Niya minum- minum sedikit. Lalu mereka
mulai menari- nari dilantai dansa. Dan ketika Feng Niya mendapatkan teman pria
untuk menari bersama, Xiao Ou pun pamit untuk pergi ke toilet saja.
Didekat
wastafel. Xiao Ou bertemu dengan seorang pria yang sedang muntah- muntah. Pria
tersebut tampak agak kurang sehat, karena tubuhnya berkeringat sangat banyak.
“Lihat apa kamu? Pergi dan cari seseorang, aku
sudah ada teman,” usir Yan Jin, saat merasakan tatapan dari Xiao Ou.
“Apa
yang kamu lihat? Jauh- jauh dariku,” balas Xiaou Ou sambil mengalihkan tatapan
nya dan fokus mencuci tangannya.
Yan
Jin mengelap keringat nya. Lalu dia memperhatikan tubuh Xiao Ou dari atas ke
bawah. Kemudian dia merasa tergoda dan menyentuh Xiao Ou sedikit. Dengan kesal,
Xiao Ou menampar nya, tapi setelah itu dia merasa takut kepada Yan Jin yang
menatap nya dengan tatapan tajam.
Tepat
disaat itu, polisi tiba- tiba datang. Dan Yan Jin langsung kabur ke dalam salah
satu bilik di dalam toilet. Sedangkan Xiao Ou merasa agak bingung ada apa.
“Menurut
laporan ada seseorang yang membawa obat disini, tolong kerjasamanya,” kata
polisi, memberitahu Xiao Ou. Lalu mereka memeriksa tas Xiao Ou.
Polisi
lain menemukan Yan Jin yang bersembunyi didalam bilik toilet, dia membawa Yan
Jin keluar dan memeriksa seluruh tubuhnya. Beberapa tamu yang ada disekitar
toilet juga ikut diperiksa.
Setelah
pemeriksaan selesai, polisi melepaskan Xiao Ou, Yan Jin, dan para tamu yang lain.
Kemudian tepat disaat itu, Feng Niya datang.
“Kenapa
kamu disini?” tanya Feng Niya sambil menarik Xiao Ou untuk mengikutinya. “Aku
ingin memperkenalkan pria tampan denganmu,” katanya.
“Aku
tak mau,” tolak Xiao Ou.
“Ayo
pergi, Cuma beberapa gelas minum,” bujuk Feng Niya.
Keesokan
harinya. Feng Niya merasa agak kurang sehat karena ke banyakan minum emalam,
tapi dia masih ada penerbangan, jadi mau tidak mau dia harus bersiap. Melihat
itu, Xiao Ou mengomentari nya.
“Ini
tentang keseimbangan antara kerja dan kehidupan sosialku. Hidup ini singkat
jalani dengan gembira,” kata Feng Niya, membela dirinya.
“Aku
tidak tertarik dengan cinta sama sekali. Aku hanya ingin membuat café ku
menjadi maju,” balas Xiao Ou dengan penuh tekad dan semangat.
“Ah,
sangat menyentuh,” balas Feng Niya.
Xiao
Ou kemudian menyadari bahwa Feng Niya mempunyai tas baru lagi. Dan dengan
gugup, Feng Niya menjelaskan bahwa tas tersebut adalah hadiah dari pacar nya.
Namun Xiao Ou tidak percaya, lalu dia menebak apakah Feng Niya membeli itu
menggunakan uang café. Dan Feng Niya yang merasa bersalah langsung meminta
maaf.
“Aku
akan menggantinya dengan gajiku nanti,” janji Feng Niya. Lalu dia langsung
kabur untuk berangkat bekerja.
Dengan
kesal, Xiao Ou ingin melemparkan gelas padanya. Tapi merasa sayang. Jadi
akhirnya dia tidak melemparkan gelas tersebut.
Siang
hari. Xiao Ou pulang ke rumah orang tuanya dan makan siang bersama mereka.
Sambil makan, Xiao Ou memperhatikan kedua orang tua nya dengan gugup. Lalu
kemudian, dia menanyai Ayah Ji, apakah dia boleh meminjam uang. Dan Ayah Ji
langsung mengiyakan. Tapi Ibu Ji tidak setuju. Dia membanting sumpit nya ke
atas meja dengan marah, lalu dia mulai mengomeli Xiao Ou.
“Aku
tahu itu. Dia tidak akan pulang jika semua baik- baik saja,” kata Ibu Ji, mulai
mengomeli Xiao Ou. “Kamu ini hampir 30 tahun, tapi kamu tidak mempunyai
kekasih. Dan kamu tidak menghasilkan apa- apa dari café mu. Kami memberitahumu
untuk sekolah ke dokteran, tapi kamu tidak mendengarkan. Cobalah lihat dirimu
sendiri. Memalukan!”
“Benar,
aku memang memalukan bagimu. Putri seorang Profesor Zhao Yamin, bahkan tidak
lulus kuliah. Dan orang tua kekasihnya, tidak menyukainya. Ia benar- benar
tidak berguna,” balas Xiao Ou, mengakui kekurangan nya sendiri. Lalu dengan
kesal, dia pamit dan pergi.
Ayah
Ji merasa panik dan ingin menghentikan Xiao Ou, tapi tidak bisa. Lalu dia
mengomeli Ibu Ji, karena setiap kali Ibu Ji dan Xiao Ou bertemu, mereka berdua
selalu saja bertengkar.
“Kamu
lihat! Kamu terlalu memanjakannya. Jika dia masih belum menikah sampai umur 40
tahun, apa yang kamu lakukan?!” bentak Ibu Ji, kesal.
Ayah
Ji mengejar Xiao Ou dan menasehatinya agar jangan marah kepada Ibu Ji, karena
Ibu Ji bermaksud baik untuk Xiao Ou. Lalu dia menjanjikan bahwa nanti dia akan
mentransfer kan uang untuk Xiao Ou.
“Terima
kasih, Ayah. Aku akan menggantinya jika aku sudah ada uang,” kata Xiao Ou
dengan senang sambil memegang tangan Ayah Ji dengan mesra.
“Sudahlah,
tidak perlu. Jaga dirimu dan pergunakan uang ini dengan baik,” balas Ayah Ji,
menasehati. “Pergilah, hibur Ibumu dan selesaikan makanmu, mengerti?” ajaknya.
Dan dengan patuh, Xiao Ou mengikutinya masuk kembali ke dalam rumah.
Didalam
bus. Xiao Ou bertemu dengan seorang pemain biola muda, Zhan Yu. Dan dia merasa
agak tertarik kepadanya, jadi dia terus melirik ke arahnya.
Tepat
disaat bus akan sampai dihalte selanjutnya, Zhan Yu tiba- tiba saja pingsan
didekat Xiao Ou. Dan Xiao Ou merasa panik serta khawatir.
Xiao
Ou membawa Zhan Yu ke rumah sakit. Disana, karena Xiao Ou tidak tahu bagaimana
caranya menghubungi keluarga Zhan Yu, maka Xiao Ou pun membayarkan administrasi
untuk Zhan Yu terlebih dahulu.
Kemudian
setelah Zhan Yu selesai diobati, Xiao Ou menemani Zhan Yu dirumah sakit sampai
Zhan Yu tersadar. Dan ketika Zhan Yu telah sadar, dia memberitahu apa yang
terjadi barusan. Dan memberitahu apa yang dokter katakan. Zhan Yu menderita
hipoglikemia, kadar gula rendah, dan anemia, radang usus juga. Jadi Zhan Yu
harus menginap bebarapa hari dirumah sakit.
“Biolaku,”
tanya Zhan Yu, panik.
“Jangan
khawatir. Biolamu disini,” jelas Xiao Ou sambil menunjukkan biola Zhan Yu. “Ini
sudah malam, apa perlu aku hubungi keluargamu?” tanyanya, menawarkan.
“Tidak
perlu. Ibuku kurang sehat. Aku tidak ingin membuat dia khawatir,” tolak Zhan
Yu.
Zhan
Yu kemudian menanyai, berapa biaya rumah sakitnya. Dan Xiao Ou pun menjawab
sambil menunjukkan bon rumah sakit. Total biaya semuanya 2.500 yuan, termasuk
1.000 yuan untuk deposit. Namun sayangnya, Zhan Yu tidak memiliki banyak uang,
juga ponsel nya juga rusak.
“Tak
apa, kamu bisa memakai uangku dulu. Kita bicarakan nanti ketika kamu sudah
menghubungi orang tuamu,” kata Xiao Ou, pengertian. Lalu diapun pamit dan
pergi.
Keesokan
harinya. Xiao Ou datang lagi ke rumah sakit sambil membawakan makanan dan
bunga, untuk menjenguk Zhan Yu, tapi sayang nya Zhan Yu sudah pergi dari rumah
sakit. Dan Xiao Ou merasa agak kecewa dengan itu.
Perawat mengatakan untuk
membiarkannya. Pertimbangkan untuk menghindari kerusakan yang lebih besar. Tapi
aku tidak percaya. Pemuda dengan mata sendu melarikan diri karena uang. Kupikir
dia pasti punya alasan tersendiri.
Dan kupikir aku takkan
bertemu dengannya lagi.
Xiao
Ou menunjukkan fotonya bersama Zhan Yu kepada Detektif Zhao. “Apakah Zhan Yu
mempunyai pekerjaan lain selain bekerja di café mu?” tanya Detektif Zhao.
“Dia
sering bermain di Group Quarter untuk beberapa pertunjukkan,” jawab Xiao Ou.
“Seperti
apa Zhan Yu dimatamu?” tanya Detektif Zhao, ingin tahu.
“Aku
selalu melihat dia pemuda yang lugu dan pemuda yang rasional, yang pernah ku
kenal. Tapi, diwaktu bersamaan aku merasa tidak tahu apa- apa tentang nya,”
jawab Xiao Ou, sedikit kurang yakin juga.
“Bagaimana
dengan Yan Ji?” tanya Detektif Zhao.
1
tahun sebelumnya.
Saat
matahari belum terlalu bersinar terang dilangit, Yan Ji sudah melakukan lari
pagi. Kemudian setelah itu, dia bersiap- siap untuk berangkat bekerja.
The Beauty Group datang ke
Liyuan 2 tahun lalu. Seperti perusahaan budidaya, tapi cara kerjanya seperti
mafia. Aku tidak ingin berurusan dengan mereka. Tapi Cheng mengatakan bahwa mereka
menjual narkoba dan penyaluran narkoba. Persis sama dengan kasus 20.10 tentang
perdagangan narkoba.
Ketika
Yan Ji sampai diperusahaan, para karyawan menyapa nya dengan sopan. Dan Yan Ji
memeriksa hasil pekerjaan mereka.
Aku dulunya seorang polisi,
kasus 20.10 adalah kasusku yang terakhir. Aku sebagai polisi pemberantasan
narkoba. Teman baikku, Cheng dan aku, juga di korbankan dalam misi ini.
Sekarang polisi selamanya akan tetap sebagai polisi. Bahkan hanya untuk mereka,
aku akan menyelesaikan kasus ini.
Aku menyarankan kepada Cheng
bahwa aku akan menjadi polisi yang menyamar di Beauty Group untuk menyelesaikan
kasus ini.
Yan
Ji masuk ke dalam ruangan kantornya. Dia melihat foto nya bersama dengan teman-
temannya dulu yang disimpan nya di dalam laci meja. Lalu dia memain- mainkan
pematik apinya dengan sikap malas.
Yan
Ji datang ke club menemui Nona Mei dan Tuan Liu serta sekretarisnya. Mereka
bertiga bertemu untuk merayakan ulang tahun Yan Ji.
Disisi
lain, didalam bangunan yang sama, Zhan Yu bermain biola untuk para tamu yang
ada dihall utama.
Saat
makan, Yan Ji banyak mengobrol dengan Nona Mei, bahkan mereka sampai tertawa.
Dan Tuan Liu memperhatikan itu semua secara diam.
Karena
Yan Ji ingin bisa berhubungan baik dan lebih dekat dengan Nona Mei, maka diapun
bersikap sangat baik dan lembut kepadanya. “Masalah Nona Mei adalah masalahku
juga. Dengan kerja sama kami. Membesarkan Liyuan, bisnis produk aquatik di Asia
Tenggara atau bahkan industri hiburan, akan menjadi kesuksesan kita,” katanya,
kepada semua rekan bisnis yang hadir dalam acara makan malam.
“Sekarang
kita bersulang,” ajak Nona Mei, merasa tersanjung dan senang.
Setelah
Yan Ji dan Nona Mei selesai bersulang, Tuan Liu mendekati Yan Ji dan memberikan
segelas minuman kepadanya. “Aku mendengar kemampuan minummu sangat bagus, hari
ini aku ingin belajar darimu,” pujinya. “Ini, aku bersulang untukmu,” ajaknya.
Demi
kesopanan, Yan Jin pun meminum minuman yang Tuan Liu berikan kepadanya.
Kemudian dia mulai bersulang dengan para rekan yang lainnya juga.
Aku selalu waspada, tapi aku
merasa aku membiarkan kucing keluar dari kandang. Pasti ada sesuatu yang salah
dengan anggur yang Liu Wei kasih ke aku.
Setelah
meminum terlalu banyak, Yan Jin yang biasanya bertahanan alkoholnya cukup
bagus, kali ini dia mulai merasa agak pusing seperti mabuk. Dan disaat itu, dia
melihat Tuan Liu tersenyum agak aneh kepadanya, jadi diapun mulai merasa
curiga.
Yan
Jin segera ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang bisa di muntahkannya.
Kemudian
setelah itu, Yan Jin mencuci wajahnya di wastafel, tapi dia masih merasa agak
pusing. Dan disaat itu, dia bertemu dengan Xiao Ou dan dia merasa tergoda
melihat penampilannya yang memikat. Lalu ketika Xiao Ou menamparnya, dia
sedikit tersadar dan merasa agak kesal.
Tepat
disaat itu, polisi datang untuk memeriksa. Dan dengan panik, Yan Jin kabur ke
kamar mandi. Dia membuang serbuk putih yang ada padanya ke dalam lubang wc.
“Buka!”
teriak polisi di luar bilik toilet. Dan saat Yan Ji akhirnya membuka pintu, dia
menatap curiga ke arah lubang wc. “Apa yang kamu siram ditoilet?!” tanyanya.
“Anggur
yang pahit,” jawab Yan Jin dengan sikap tenang. Lalu dia membiarkan polisi
tersebut untuk memeriksa seluruh tubuhnya.
Ini pertama kalinya aku
bertemu dengan Xiao Ou. Aku salah mengira dia jebakan yang dipasang oleh Liu
Wei. Tapi aku takkan sadar bila bukan karena tamparannya. Dan misi penyamaranku
akan terhenti ditahap awal. Tamparannya cukup kuat. Wajahku terasa panas. Tapi
aku berterima kasih padanya.
Didalam
ruang karaoke. Nona Mei menyanyi sendirian dan suaranya sangat merdu. Sementara
rekan yang lain bersenang- senang dibelakang. Dan Yan Jin tidur dengan lemas di
sofa.
“Aku
dengar Tuan Yan baru saja bertemu dengan Inspektur polisi. Kamu baik- baik
saja?” tanya Tuan Liu sambil memperhatikan kondisi Yan Jin.
“Kamu
pernah merasakan ditusuk teman baikmu?” balas Yan Jin dengan sikap acuh.
“Dalam
bisnis, semua hal bisa terjadi,” balas Tuan Liu.
“Dalam
bisnis, kamu harus membayar apa yang kamu ambil,” balas Yan Jin.
“Kamu
dan Wakil Kepala Cheng bersama di Cabang Pengawasan Narkoba, kamu menyerah
begitu saja?” tanya Tuan Liu, ingin tahu.
Mendengar
itu, Yan Jin tertawa pelan. “Gadis yang cantik… mempesona… dengan kaki yang
panjang. Dia bermulut besar… aku menyukainya,” jawabnya. Lalu dia mulai tidur.
Ketika
acara sudah selesai, Tuan Liu dan asistennya membawa Yan Jin yang mabuk serta
tidak sadarkan diri ke dalam kamar hotel.
Disana,
pertama- tama, Asisten Liu memeriksa tubuh Yan Jin, jasnya, dan ponselnya.
Namun dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan sama sekali. “Tuan, dia
benar- benar bersih,” katanya, melapor.
Tuan
Liu sama sekali tidak percaya kalau Yan Jin adalah orang yang bersih. Dia
mengambil pisau buah dan berniat untuk menusuk Yan Jin. Dan melihat itu,
asisten Liu merasa gugup. Tapi ternyata, Tuan Liu hanya ingin mengetes saja,
dia tidak benar- benar berniat untuk menusuk Yan Jin.
“Ayo
pergi,” ajak Tuan Liu.
Setelah
Tuan Liu dan asistennya pergi, Yan Jin berhenti mengorok, dia membuka matanya,
dan bernafas dengan lega.
Keesokan
harinya. Ketika Yan Jin terbangun, dia merasa kepalanya agak sakit. Lalu disaat
itu, seorang pria muda, yaitu Zhan Yu, keluar dari kamar mandi dengan hanya
mengenakan jubah mandi saja. Dan dengan panik, Yan Jin langsung memeriksa
dirinya sendiri, dan dia tersadar bahwa dia juga hanya memakai jubah mandi
saja.
“Sepertinya
kamu benar- benar tidak ingat, apa yang terjadi tadi malam,” kata Zhan Yu. Lalu
dia menunjukkan foto yang ada di ponselnya.
Melihat
itu, dengan emosi Zhan Yu menendang Zhan Yu. “Siapa yang mengirim mu kepadaku?!”
tanyanya, marah.
“Jangan
seperti itu,” balas Zhan Yu dengan sikap tenang. “Bagaimana aku bisa disini
tidak begitu penting. Yang terpenting adalah ini, bagaimana jika orang- orang di
Internet melihat semua foto ini,” ancamnya. “Gini… kamu beri aku 1.000 yuan.”
Dengan
kesal, Yan Jin mengambil pisau buah dan mengarahkannya ke leher Yan Jin. Dia
memaksa Yan Jin untuk menghapus semua foto tersebut.
Setelah
Zhan Yu menghapus semua foto tersebut, Yan Jin masih merasa tidak aman. Jadi
dia menghancurkan ponsel Zhan Yu. Kemudian Yan Jin langsung berpakaian dan
pergi.
Dalam
perjalanan, ketika Yan Jin akan merokok, dia baru menyadari bahwa pematiknya
hilang. Jadi diapun kembali ke hotel.
Yan
Jin mencari- cari di dalam kamar hotel, tempat dia menginap sebelumnya. Lalu
dia juga bertanya kepada Bibi yang membersihkan kamar. Tapi sialnya, dia memang
sama sekali tidak bisa menemukan pematik tersebut.
Yan
Jin kemudian menemui manajer hotel, dan menanyai dimana Zhan Yu berada. Karena
dia ingat bahwa Zhan Yu sepertinya adalah seorang pemain biola yang bermain di
hall kemarin.
“Tuan
Yan, pemuda yang bermain biola kemarin, saya hanya tahu namanya Zhan Yu. Dia
pekerja sementara dan dia baru beberapa hari disini,” kata manajer hotel,
memberitahu.
“Kamu
tahu dimana tempat tinggalnya?” tanya Yan Jin, ingin tahu.
“Saya
kurang tahu. Tapi saya bisa memeriksanya,” jawab manajer hotel.
“Baik,
ini kartu namaku. Hubungi aku jika kamu melihatnya,” pinta Yan Jin sambil
memberikan kartu namanya, lalu diapun pergi darisana.
Didalam
bangunan yang sepi.
“Er’zi
telah pergi begitu lama, pematik api ini yang hanya kudapat darinya. Sekarang
hilang… aku sudah berhenti merokok,” kata Yan Jin, bercerita kepada temannya.
“Ini
salahku. Tapi Er’zi tak serius dalam
material. Dia takkan menyalahkan mu. Sudahlah,” balas Cheng Rui Min, menghibur
Yan Jin.
Yan
Jin kemudian menceritakan tentang Zhan Yu. Dan Rui Min berjanji akan membantu
Yan Jin untuk mencari Zhan Yu. Dan Yan Jin memberikan waktu tiga hari kepada
Rui Min.
Yan
Jin kemudian menceritakan tentang Liu Wei. Dia tidak tahu sejak kapan, Liu Wei
menaruh narkoba ke dalam pakaiannya. Untungnya, dia cepat menemukan itu. Dia
yakin Liu Wei menjebak nya, karena Liu Wei tidak pernah mempercayainya. Sebab
didalam perusahaan, dipermukaan Nona Mei adalah bos, tapi untuk urusan yang
lebih spesifik di lakukan oleh Liu Wei. Jadi wajar saja bila sangat sulit untuk
mendapatkan kepercayaan dari Liu Wei dalam waktu yang singkat.
“Aku
seharusnya tidak melibatkanmu,” kata Rui Min sambil menghela nafas bersalah.
“Apa
kamu takut sekarang?” balas Yan Jin sambil menendang pantat Rui Min dan
tertawa. “Apa aku begitu tidak berguna dimatamu? Jangan khawatir. Aku tahu apa
yang harus kulakukan,” katanya, menenangkan Rui Min.
Beberapa
hari kemudian. Yan Jin mendapatkan pesan masuk yang memberitahukan tentang
keberadaan Zhan Yu.
Yan
Jin pergi ke dekat halte bus, dan berhasil menemukan Zhan Yu. Tapi dia tidak
langsung menghampirinya. Melainkan dia mengikuti nya secara diam- diam.
Zhan
Yu bersikap sangat mencurigakan. Awalnya dia memakai pakaian biasa dan bersikap
seperti orang biasa. Tapi kemudian dia berganti pakaian menjadi serba hitam dan
tertutup serta memakai masker wajah.
Saat
Yan Jin mengikuti Zhan Yu sampai ke dalam club hiburan, dia melihat Zhan Yu sedang
melakukan transaksi narkoba secara diam- diam disana.
Zhan
Yu menyadari kalau Yan Jin mengikutinya. Jadi diapun segera pergi darisana.
Didalam
ruang introgasi.
“Menurut
pernyataanmu, Zhan Yu memiliki rahasia yang orang lain tidak tahu,” kata
Detektif Zhao, menyimpulkan.
“Ini
hanya permulaan. Selanjutnya akan lebih dramatis,” balas Yan Jin sambil
memainkan gelas kertas diatas meja dengan sikap santai.
“Dimatamu
orang seperti apa Zhan Yu itu?” tanya Detektif Zhao.
“Pengedar
narkoba kecil yang menderita. Yang terjebak dineraka dalam jangka waktu lama.
Jadi ia tak mempercayai adanya surga,” jawab Yan Jin.