Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E03



Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E03



Ny. Chen mencoba dua buah kue yang ada dihadapannya. Dadar gulung dan talam. Rasanya sangat enak dan dia ingin tahu siapa yang membuatnya. Dengan bangga, Meiyu menjawab kalau kue talam adalah buatannya. Dan kue satunya lagi adalah buata Juxiang.

Guihua langsung melotot padanya karna sudah memberitahu kalau kue satu lagi buatan Juxiang. Dan benar saja, Ny. Chen mulai mempertanyakan Juxiang. Mau tidak mau, akhirnya, Guihua menyuruh orang memanggil Juxiang.

--



Juxiang sedang berada di aula makan untuk menyajikan kue bagi para tamu. Kecantikannya membuat tiga pria di sana terpesona, yaitu : Yosuke, Chen Sheng dan Charlie Zhang. Charlie langsung menanyakan pada tn. Huang, siapa gadis itu? tn. Huang menjawab kalau dia adalah putrinya, Juxiang.

Chen Sheng yang mendengar, kepo dan nanya sama abangnya, Chen Gong, apa Nyonya itu adalah putri paman? Apakah nenek ingin menjodohkannya dengannya? Chen Gong juga tidak terlalu yakin.



Charlie tidak ragu-ragu untuk mendekati Juxiang. Dia mendekatinya dan meminta kue. Juxiang bisa merasakan niat buruknya, jadi dia terus menurunkan pandangannya dan menjaga jarak. Charlie seolah tidak peduli dengan ketidaksukaan Juxiang dan malah meraih tangan Juxiang untuk berkenalan. Dia terus mengelus tangan Juxiang dan mau menciumnya.


Yosuke yang melihat itu, langsung berdiri untuk menolong. Sayangnya, dia telat selangkah dari Chen Sheng. Chen Sheng mendorong Charlie dan menegur sikapnya tersebut. Charlie membuat alasan kalau dia hanya memberi salam Inggris karna Juxiang adalah wanita bangsawan. Ini untuk menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang.

“Memangnya ini di mana? London? Kau tak lihat wajahnya menjadi pucat? Dia seorang Nyonya. Bukan wanita Inggris. Tak perlu bersalaman ala Inggris,” tegur Chen Sheng.



Charlie tidak bisa lagi membuat alasan dan akhirnya pergi. Juxiang tersenyum dan membungkukan kepala, tanda berterimakasih pada Chen Sheng. Setelah itu, dia pergi kembali ke dapur.


Baru tiba di dapur, Ah Tuo datang dengan gembira menyampaikan kalau Ny. Chen ingin bertemu. Ah Tuo bahkan menduga kalau Ny Chen ingin Juxiang menikahi cucunya.


Saat bertemu, Guihua bersikap sangat baik pada Juxiang di depan ny. Chen, padahal, sebelumnya dia selalu kasar. Ny. Chen menyukai Juxiang dan memujinya semakin cantik. Setiap kali Ny. Chen bicara, Guihua selalu menyampaikannya pada Juxiang dengan suara keras, seolah Juxiang tidak mengerti apa yang ny. Chen katakan.




Juxiang menggunakan bahasa isyarat menjawab pertanyaan Ny. Chen yang artinya dia mengerti ucapan Ny. Chen. Dia menjelaskan kalau dengan isyarat kalau dia bisa melihat gerak bibir Ny. Chen dan tahu apa yang dibicarakannya. Tua Kor menambahkan kalau Juxiang menjadi bisu dan tuli ketika berumur 9 tahun, jadi Juxiang bisa menebak ucapan dengan melihat gerak bibir kita.

Ny. Chen menjadi sedih karna tahu hal itu tidak mudah. Tua Kor kembali menyampaikan kalau semasa hidup, Ibunya amat menyanyanyi Juxiang. Dan ketika ibunya meninggal, Juxiang jatuh sakit dan kemudian menjadi tuli dan bisu.


Mata Ny. Chen menjadi berkaca-kaca. Juxiang pun ikutan sedih. Guihua tidak suka hal itu dan menegur Juxiang karna sudah membuat suasana menjadi sedih. Juxiang mengalihkan pembicaraan dengan menghidangkan kue talam buatan Meiyu ke piring Ny. Chen.

Sayang sekali, Ny. Chen jujur kalau dia lebih menyukai dadar gulung buatan Juxiang yang rasanya jauh lebih enak. Meiyu yang mendengar penilaian Ny. Chen, menjadi murung. Guihua tidak mau kalah dan menyuruh Meiyu untuk menunjukkan bordir maniknya kepada Ny. Chen.

Saat Meiyu mau pergi mengambil, Ny. Chen meminta Juxiang juga menunjukkan bordir manik buatannya.

--


Juxiang ke kamarnya untuk mengambil bordir manik buatannya. Tidak di duga, Guihua mengikutinya dengan membawa bordir manik buatan Meiyu. Hasilnya, lebih bagus dan mendetail punya Juxiang. Dengan sok lembut, dia meminta Juxiang untuk membantu Meiyu.


Tanpa menunggu persetujuan Juxiang, Guihua mengambil bordir manik buatannya dan memberikannya bordir manik buatan Meiyu.





Akhirnya, keduanya kembali menemui nenek dengan membawa bordir manik yang bukan milik masing-masing. Juxiang yang pertama kali menunjukkan bordir maniknya. Xiujuan yang masih ada di sana, berbisik pada kakaknya kalau itu adalah bordir manik buatan Meiyu. Ny. Chen memuji bordir manik buatan Juxiang yang lumayan bagus dan dia bisa melihat kalau pembuatnya sudah berusaha.



Selanjutnya, Meiyu. Dia menunjukkan bordir manik yang sebenarnya buatan Juxiang. Saat melihat bordir tersebut, Xiufeng dan Xiujuan sudah bisa menduga alasan kenapa bordir manik mereka ditukar. Ny. Chen memuji bordir yang Meiyu tunjukkan sangat cantik. Chen Gong yang ada di sana juga memuji bordir manik tersebut.

“Meiyu, berapa lama kau membuat ini?” tanya Ny. Chen.


“Tiga hari,” jawab Meiyu, ragu.

Ny. Chen memuji keterampilan tangannya yang pasti sulit dilampaui oleh generasi zaman sekarang. Guihua sangat senang mendengar pujian tersebut dan menyuruh Meiyu untuk mengucapkan terimakasih. Meiyu dengan suara kecil, mengucapkan terimakasih.

--



Tapi, setelah keluar ruangan, dia menarik Juxiang untuk bicara berdua. Dia melemparkan bordir manik Juxiang ke lantai dan merebut bordir maniknya dari tangan Juxiang. Saat Juxiang mau mengambil bordir maniknya dari lantai, Meiyu malah menginjak-injaknya.

Padahal, Ibunya yang menukar, tapi Meiyu malah melampiaskannya pada Juxiang.

“Aku tak paham kenapa ibuku begitu takut. Bahkan jika bibi tahu ini bukan buatanku, apa masalahnya? Apa hanya karena kue Nyonya-mu lebih enak dari buatanku dan bordiranmu lebih bagus, dia akan memilihmu yang bisu dan tuli sebagai cucu menantunya?” hina Meiyu.



Puas menginjak bordir manik tersebut, Meiyu baru pergi. Juxiang hanya bisa menahan kesedihannya, mengumpulkan manik bordirannya yang terlepas dari lantai. Yosuke kebetulan ada di sana dan melihat semuanya. Dia bahkan membantu Juxiang memungut manik. Sayang, karna kesedihannya, Juxiang pergi begitu saja tanpa berterimakasih.

--



Yosuke kembali melihat hal unik di kediaman Huang. Dia melihat orang-orang berkumpul di ruang tengah dan menari.

Xiujuan, Xiufeng dan Meiyu ikut bergabung dalam tarian tersebut. Xiujuan bahkan membantu Meiyu mendekati Chen Sheng agar menari bersama. Jin Cheng juga mengajak Yosuke untuk ikut menari.


Saat sebuah keluarga Baba kaya mengadakan perjamuan besar, akan ada pesta dansa juga.

Berjoget dan menyanyikan Pantun. Pantun adalah lagu puitis Melayu. Biasanya terdiri dari empat bait. Makanya, disebut puisi empat bait Melayu. Liriknya menggambarkan emosi.

Selama berjoget, pria dan wanita dilarang melakukan kontak fisik. Jadi, mereka memakai Pantun untuk menyampaikan perasaannya.


Saat sedang istirahat menari, tanpa sengaja, Meiyu mendengar Ny. Chen yang sedang bicara dengan Chen Gong, membahas mengenai dirinya. Ny. Chen ingin tahu pendapaat Chen Gong mengenai Meiyu. Karna rasa penasaran, Meiyu pun menguping.


Chen Gong merasa kalau Meiyu lumayan baik. Tapi… dia merasa Meiyu sedikit tidak jujur. Ny. Chen terkejut karna Chen Gong ternyata menyadarinya. Chen Gong memberitahu kalau bordir manik yang Meiyu tunjukkan tadi, kelihatannya bukan buatannya, melainkan Juxiang. Sementara yang Juxiang pegang adalah buatan Meiyu. Soalnya, waktu mereka menunjukkan bordir manik itu, dia memperhatikan kalau motif sepatu yang dikenakan Juxiang sama seperti motif bordiran yang Meiyu pegang, dan begitu juga sebaliknya.

Ny. Chen memberitahu bukan hanya berbohong mengenai bordir manik tapi juga teh lengkeng. Teh lengkeng yang mereka minum tadi adalah buatan Juxiang. Tapi, dia merasa ini bukan salah Meiyu, soalnya saat dia meminta Meiyu menunjukkan bordirannya, Meiyu tampak ragu. Artinya, Meiyu terpaksa melakukannya. Itu juga alasannya merasa Meiyu tak sejahat itu.

“Dalam generasi muda Nyonya, menemukan gadis seperti Mei Yu, juga tak mudah. Kita putuskan seperti ini,” ujar Ny. Chen.

“Akan kuturuti.”


Di saat itu, Chen Sheng datang mengajak mereka untuk ikut menari. Ny. Chen dan Chen Gong memanfaatkan moment itu untuk memberitahu keputusan mereka mengenai perjodohan Chen Sheng. Mereka akan menikahkan Chen Sheng dengan Meiyu.

Meiyu yang menguping, tersenyum bahagia mendengar keputusan tersebut.


Masalahnya, Chen Sheng tidak setuju. Dia tidak mau menikahi Meiyu karna tidak mempunyai perasaan apapun padanya. Baginya, pernikahan adalah sekali seumur hidup dan harus dengan pasangan yang saling mencintai.  Wanita yang ingin dinikahinya adalah adik Meiyu, Juxiang.


Jdeer! Ucapan Chen Sheng itu bagaikan petir di siang bolong bagi Meiyu.


Walaupun ny. Chen menyukai Juxiang, tapi dia tidak bisa menyetujuinya. Chen Gong memberitahu alasannya adalah karna Juxiang dulu sakit keras dan setelah sembuh menjadi bisu dan tuli.

“Makin sering bertemu Ju Xiang, makin Nenek menyukainya. Tapi, Dewa kejam terhadapnya. Sayangnya, kalian tak berjodoh,” ujar Nenek.


Kenyataan itu membuat Chen Sheng merasa terpukul. Padahal, dia benar-benar menyukai Juxiang, tapi kekurangan yang Juxiang miliki, menjadi penghalang bagi perasaannya.


Tanpa sadar, Chen Sheng sampai mencari Juxiang ke dapur. Juxiang mengira kalau Chen Sheng adalah tamu yang tersesat saat mencari toilet, jadi dengan bahasa isyarat, dia memberitahu letak toilet. Chen Sheng tidak mengerti yang dikatakannya. Untunglah Ah Tuo muncul dan menerjemahkannya untuk Chen Sheng.

“Bukan itu yang kucari.”

“Lalu apa yang kau cari?” tanya Ah Tuo.

“Aku... Aku tersesat,” bohong Chen Sheng. Dia pun kemudian beranjak pergi.


Ah Tuo tidak bisa dibodohi. Dia bisa tahu kalau Chen Sheng bukannya tersesat tapi terpesona sama gadis cantik. Baru saja Chen Sheng pergi, sudah datang Yosuke. Ah Tuo langsung nanya, apa dia juga tersesat?

“Aku ingin berterima kasih kepada nonamu,” jawab Yosuke.

“Kau tahu dia nona kami?” tanya Ah Tuo.

“Terima kasih sudah mengizinkanku minum teh lengkeng yang enak dan makan kue Nyonya yang enak,” ujar Yosuke, tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Juxiang.

Juxiang tersenyum padanya dan mengucapkan terimakasih kembali. Yosuke kelihatan malu dan langsung pamit pergi.


Setelah Yosuke pergi, Ah Tuo baru membahas mengenai Yosuke yang orang Jepang (pada masa itu, Jepang sangat di benci karna Jepang membunuh dan memperkosa banyak orang Tionghoa). Dengan bahasa isyarat, Juxiang menegur ucapannya. Dia menyuruh Ah Tuo untuk tidak menyamaratakan orang. Pikiran Ah Tuo menjadi terbuka.

“Dunia ini terdiri dari berbagai orang. Pasti ada orang Jepang yang baik juga,” ujar Ah Tuo, mengerti maksud Juxiang.

--



Esok hari, di Hotel,

Ketika Yosuke sedang mendukung sarapannya dihidangkan, Charlie yang melihatnya, langsung menyapa dengan ramah dan menawarkan agar Yosuke pulang ke Singapura dengan naik mobilnya. Yosuke yang memang sudah tidak menyukainya, memotong ucapan Charlie sebelum selesai bicara. Dia dengan sopan berterimakasih atas tawarannya, tapi dia menolaknya.



Charlie pun akhirnya duduk di meja lain dan berbicara dengan sekretarisnya. Mereka membahas mengenai Juxiang. Juxiang ini sebentar lagi sudah mau berumur 20 tahun, jadi tn. Huang sangat ingin segera menikahkannya. Dan juga, siapa yang mau menikahi wanita yang bisu dan tuli? Akan tetapi, walau bisu tuli, Juxiang sangat cantik. Charlie benar-benar menginginkan Juxiang, bukan sebagai istri tapi sebagai selir.


Yosuke yang duduk tidak jauh dari sana, bisa mendengar semua pembicaraan mereka dengan jelas. Dia sangat marah mendengar setiap ucapan Charlie. Charlie mengingikan Juxiang karna ingin menidurinya.

Charlie sebenarnya ragu kalau tn. Huang akan mau menikahkan Juxiang padanya menjadi selir, mengingat tn. Huang adalah orang kaya juga. Mungkin saja, tn. Huang akan lebih memilih tidak menikahkan putrinya. Sekretarisnya tidak setuju karna Charlie itu orang kaya yang berada di atas tn. Huang. Tanpa Charlie, tn. Huang tidak akan bisa berbisnis dengan orang kulit dan menjadi kaya.

“Dari ucapanmu, jika putri bisu dan tulinya menjadi selirku, berarti aku menyanjungnya?” tanya Charlie.

“Tentu.”

Keduanya tertawa senang. Yosuke benar-benar tidak senang dan khawatir.

--


Akan tetapi, Yosuke bukanlah siapa-siapa. Dia pun harus pulang ke Singapore. Dalam perjalanan pulang ke Singapore menggunakan kereta api, dia menulis surat untuk adiknya di Jepang. Dalam suratnya, Yosuke menceritakan kekhawatirannya mengenai Juxiang. Tapi, dia juga tidak bisa melakukan apapun. Situasi sekarang sangat kacau. Mungkin, dia bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya.

--



di Singapore,

Orang-orang mengenakan pakaian serba putih mengadakan demo di jalanan.  Mereka menyerukan dukungan pada Tiongkok dan mengencam Jepang.

Yosuke yang adalah orang Jepang, mengalami diskriminasi karna kewarganegaraannya. Saat melihat orang-orang yang berdemo, Yosuke kelihatan takut dan segera menyingkir ke pinggir sambil menundukkan kepala.

Pada tanggal 1 Maret 1932, Tentara Kwantung Jepang mendirikan rezim baru di Tiongkok Timur Laut. Rezim itu disebut Manchukuo. Tionghoa di Singapura dan Malaysia benci musuh yang sama. Mereka telah memulai kegiatan antiagresi. Mereka menggalang dana mendukung Tiongkok melawan Jepang.



Yosuke bergegas pulang ke rumahnya, yang sekaligus adalah studio fotonya. Ketika dia sampai, dinding rumahnya sudah penuh dengan tulisan berwarna merah yang berisi sumpah serapah karna dirinya orang Jepang. Di tulisan itu, dia di suruh untuk pergi.

Dengan panik, Yosuke segera mengambil air dan menghapus semua tulisan merah tersebut.


Setelah selesai, dia menenangkan diri dengan mencetak foto-foto yang diambilnya di Melaka. Terutama, foto Juxiang.

--



Melaka,

Xiujuan menemui Juxiang yang sedang mencuci sayur sendirian. Dia meminta Juxiang untuk membantunya, melakukan apa yang dimintanya waktu itu. Dia terus saja bilang kalau kebahagiaannya ada di tangan Juxiang. Juxiang dengan tegas, menolak. Dengan isyarat, dia menyuruh Xiujuan untuk mengatakannya sendiri.


Xiujuan tidak mau. Alasannya, dia takut di benci sama Xiufeng. Dia terus saja membujuk dan memaksa Juxiang untuk membantunya. Juxiang yang berpendirian keras, tidak berubah pikiran sama sekali. Dia bahkan mengembalikan gelang emas yang waktu itu Xiujuan berikan secara paksa padanya.

Xiujuan sangat kesal karna Juxiang tidak mau membantunya.

--


Sekretaris Charlie, tn. Lin, datang menemui tn. Huang dan menyampaikan keinginan Charlie yang ingin menikahi Juxiang dan menjadikannya selir. Charlie juga menerima kondisi Juxiang yang bisu dan tuli.



Setelah tn. Lin pulang, tn. Huang memberitahu Tian Lan mengenai lamaran tersebut. Tian Lan tidak bisa menerimanya karna Charlie kan sudah beristri. Dia tidak mau Juxiang menjadi selir. tn. Huang malah memarahi Tian Lan, apa dia mau Juxiang melajang seumur hidup? Dengan tegas, Tian Lan menjawab kalau Juxiang pasti akan menikah.


tn. Huang malah pesimis kalau Juxiang bisa menikah. Dia mengingatkan umur Juxiang yang sebentar lagi akan 20 tahun dan akan sulit menikah jika umurnya lebih dari itu. Selain itu, Juxiang bisu dan tulis. Tidak mungkin dia tinggal selamanya di rumah ini kan? Tian Lan tetap tidak setuju karna dia mendengar mengenai reputasi Charlie yang buruk.


tn. Huang seperti tidak menganggap Juxiang sebagai putrinya. Mau apapun yang Tian Lan katakan, dia tetap saja mau menerima lamaran Charlie. Baginya, jika Juxiang menikah dengan Charlie yang sekarang menjabat sebagai wakil direktur Kamar Dagang, keluarga mereka akan mendapatkan keuntungan.

“Tuan. Bagaimanapun juga, Ju Xiang adalah anak kandungmu. Jika dia menjadi selir orang, maka hidupnya tak akan bahagia. Tuan. Ju Xiang tak boleh menjadi selir. Aku mohon, Tuan. Aku mohon, Tuan,” mohon Tian Lan, sambil berlutut dan menangis.

“Kenapa kau gelisah? Aku sedang membahasnya denganmu. Baiklah. Dia putrimu. Karena kau menentangnya, kita lupakan saja.”

“Terima kasih.”

--


Ah Tuo ternyata mendengar pembicaraan tn. Huang dan Tian Lan barusan karna dia ada di dekat sana, mengepel. Dia pun menyampaikan pembicaraan tersebut pada Juxiang kalau Charlie ingin menjadikan Juxiang seorang selir. Walau tidak bisa bicara, Juxiang menunjukkan jelas kalau dia tidak mau menjadi selir. Ah Tuo menyuruhnya tidak usah cemas karna Tian Lan menentang lamaran itu dan memohon pada tn. Huang untuk tidak menerimanya. Dan akhirnya, tn. Huang berkata : ‘lupakan saja.’

Bukan hanya itu, Ah Tuo juga mendengar gosip kalau Meiyu akan dinikahkan dengan Tuan Muda Sheng dari keluarga Chen. Tapi, Chen Sheng malah menyukai Juxiang. Andai saja Juxiang bisa menikah dengan Chen Sheng akan sangat bagus.



Lagi asyik bercerita, pelayan pria menyuruh Ah Tuo untuk berkumpul di aula. Nona Muda Xiujuan kehilangan gelang emasnya.



Semua pelayan berkumpul dan dimarahi oleh Guihua. Dia menyuruh mereka mengaku sekarang. Karna tidak ada yang mengaku, semua pegawai akhirnya digeledah badan dan kamarnya. Tapi, tidak ditemukan apapun.

Guihua kemudian menyuruh semua pelayan untuk bubar. Setelah itu, dia memerintahkan Wang, kepala pelayan pria, untuk menggeledah kamar Juxiang. Tian Lan jelas tidak setuju karna sama saja seperti Guihua menuduh Juxiang sebagai pelakunya. Guihua dengan sengit menyuruhnya untuk tidak usah memasang wajah tidak senang begitu, karna setelah kamar Juxiang, kamar anak-anaknya pun akan digeledahnya.

Wang menolak karna dia merasa tidak enak menggeledah kamar Juxiang yang adalah Nona dan juga seorang wanita. Guihua pun memutuskan untuk menggeledahnya sendiri.




Ah Tuo ternyata diam-diam masih ada di sana dan segera melaporkan pada Juxiang kalau kamarnya di geledah. Juxiang pun segera ke kamarnya. Wajahnya tampak marah karna kamarnya di obrak-abrik tanpa seizinnya. Dan yang tidak di duganya, gelang emas Xiujuan ditemukan di antara tumpukan pakaian dilemari kamarnya.



Masalah ini akhirnya di sampaikan pada tn. Huang. Dengan gelang yang ditemukan di kamar Juxiang, Juxiang pun di anggap bersalah. Juxiang tidak bisa bicara untuk membela dirinya sendiri. Dia menatap ke arah Xiujuan dengan penuh amarah. (Xiujuan yang memfitnah Juxiang karna Juxiang tidak mau membantunya). Tian Lan tidak bisa diam saja melihat putrinya dituduh mencuri. Dia pun membela Juxiang mati-matian.


Mau apapun yang dikatakannya, tidak ada seorangpun di keluarga Huang yang mau mendengarkannya. Ditambah lagi, ada Guihua yang sangat berlidah ular dan menuduh Juxiang sering mencuri makanya bisa mendapatkan uang untuk membayar hutang Ah Tuo kepada Tua Kor. Jin Cheng ikut memanasi keadaan dengan berkata kalau uangnya sering hilang dan pasti pelakunya adalah Juxiang.

Ah Tuo tidak bisa diam saja melihat Juxiang di sudutkan begitu. Walaupun dia seorang pelayan, dia tetap membela Juxiang. Dia juga memberitahu uang yang Juxiang berikan padanya untuk melunasi hutang adalah uang tabungan Juxiang sendiri.



Intinya, semua menuduh Juxiang. Tidak ada siapapun yang baik di keluarga Huang. Meiyu yang polos dan tidak mengerti dunia luar, pun hanya diam dan memasang ekspresi seolah semua yang Ibu dan Abangnya katakan benar. tn. Huang terlalu mempercayai ucapan istrinya sehingga dia pun menyalahkan Tian Lan yang tidak mendidik anaknya dengan becus!

Tua Kor berusaha menenangkan keadaan. Dia berkata kalau Xiujuan pun salah karna suka meletakkan barang sembarangan. Mereka juga akan pulang dua hari lagi, jadi tidak usah memperbesar masalah. Tian Lan sangat berterimakasih atas bantuannya tersebut.




Walau sudah tidak di persalahkan, Juxiang tetap tidak terima di fitnah. Dia menarik Tua Kor untuk ikut dengannya ke aula penghormatan leluhur. Di aula itu, Juxiang mengambil sebuah lilin dan menyalakannya dengan lilin sembahyang. Di hadapan semua orang yang mengikutinya, Juxiang menunjukkan lilin menyala tersebut kemudian meletakkan telapak tangannya di atas api lilin.


Tian Lan mengartikan apa yang Juxiang katakan. Juxiang bersumpah kepada leluhur, jika dia yang mencuri gelangnya, maka tangannya akan terbakar. tn. Huang bukannya mempercayainya, malah menyebut Juxiang melakukan hal omong kosong! Dia bahkan melarang siapapun untuk membantu Juxiang. Dia ingin lihat bisa berapa lama Juxiang bertahan dengan telapak tangan yang diletakkan di atas api lilin.





Tian Lan dan Ah Tuo asngat cemas, tapi Juxiang tidak bergeming sama sekali. Xiujuan yang memfitnahnya pun terlihat merasa bersalah. Tapi, Guihua, dia malah tersenyum senang. Dia masih menganggap Juxiang bersandiwara dan menantang, ingin melihat apakah para leluhur akan membuktikan kalau Juxiang di fitnah.




Saat semuanya hendak pergi, secara ajaib, api lilin padam. Tua Kor sangat terkejut karna dia melihat apinya mati begitu saja, padahal tidak ada angin sama sekali. Ah Tuo juga berseru kalau leluhur sudah membuktikan kalau Juxiang tidak bersalah dan difitnah.

Ucapan Ah Tuo tersebut langsung mendapatkan amukan dari Jin Cheng dan Guihua.

--



Karma itu nyata! Di hari itu juga, Xiujuan menemui Jin Cheng dengan panik di kamarnya. Dia mengakui kalau dia yang memfitnah Juxiang dan akhirnya mendapatkan karma sekarang. Baru saja, dia mendadak mual dan muntah. Sepertinya, dia sedang hamil anak Jin Cheng.



Jin Cheng ketakutan mendengar kabar tersebut dan menyuruh Xiujuan untuk tidak bercanda. Xiujuan berteriak kalau dia serius dan ingin memberitahu keluarga mereka kalau Jin Cheng menghamilinya. Jin Cheng yang pengecut, melarang Xiujuan untuk mengatakannya. Bahkan, saat Xiujuan memeluknya, Jin Cheng dengan paksa melepaskan pelukannya dan menyuruhnya untuk tidak memaksanya.


“Huang Jin Cheng. Akhirnya aku melihat jati dirimu. Kau bahkan tidak berani mencintai. Kau bukan seorang pria! Aku membencimu!!” teriak Xiujuan dan meninggalkannya.

--



Tian Lan sedang mengobati tangan Xiujuan yang memerah karena api (bukan terbakar ya). Dia sangat sedih melihat Juxiang yang difitnah begitu. Tapi, Tian Lan juga yakin kalau yang menolong Juxiang tadi pasti adalah neneknya (Ny. Huang). Karna saat neneknya masih hidup, dia paling menyanyangi Juxiang. Dan saat dia meninggal, Juxiang mengalami demam tinggi dan akhirya jadi bisu dengan tuli.


Juxiang berusaha menghibur ibunya. Ah Tuo yang menemani mereka, ingin tahu apa yang dikatakan Juxiang. Tian Lan mengartikan kalau Juxiang bilang, tidak apa-apa jika dia ditindas. Tapi, dia tidak rela orang menindas Ibunya.

Tian Lan menangis terisak-isak. Putrinya sangat berbakti padanya. Ah Tuo pun ikut menangis karna merasa terharu. Juxiang mendekatinya dan menggunakan isyarat, mengucapkan terimakasih karna Ah Tuo membelanya di depan semuanya padahal tahu kalau dia bisa dipecat dan diusir.


Di tengah suasana mengharukan tersebut, Xiujuan datang menemui Juxiang. Ah Tuo dan Tian Lan pun keluar kamar, membiarkan mereka bicara berdua. Xiujuan mengakui kesalahannya dan terima jika Juxiang mau memarahi atau memukulnya. Dia tidak akan mengadukannya sama sekali.


Juxiang tidak marah dan sudah melupakan masalah tadi. Xiujuan benar-benar merasa bersalah dan menyuruh Juxiang menghukumnya agar dia bisa merasa lebih tenang. Juxiang tetap tidak melakukannya. Xiujuan menebak kalau Juxiang merasa kasihan padanya. Dia tidak mau Juxiang kasihan padanya.


“Aku benci orang menatapku dengan iba. Aku hanya ingin mengejar cintaku. Walau aku patah hati, aku tak butuh dikasihani. Setelah kepergianku, aku mungkin tak akan kemari lagi. Mulai sekarang, kita mungkin tak akan bertemu lagi. Tapi… Kak Ju Xiang. Aku mengagumimu,” ujar Xiujuan, tersenyum pada Juxiang.

Dan setelah hari itu, Xiujuan pun pulang ke Singapore.


Setelah Xiu Juan meninggalkan keluarga Huang, dia tak pernah kembali lagi.

Tak lama setelah kembali ke Singapura, dia berpacaran dengan pria Inggris. Pria Inggris itu seorang kapten berumur 40 tahunan. Mereka berlayar bersama selama enam bulan tanpa memberi tahu orang tuanya. Bibi begitu marah hingga jatuh sakit. Pada era itu, Xiu Juan dianggap Nyonya pemberontak. Tapi hari ini, dia seorang wanita yang berani mengejar cinta dan kebebasannya.

 

 

1 Comments

Previous Post Next Post