Original
Network : Youku
Xiao Ou menyajikan teh untuk Detektif Zhao dan rekannya. Itu adalah
teh buatan Zhan Yu. Namanya ‘Afternoon of April’. Dan Detektif Zhao cukup
menyukainya. Namun Xiao Ou merasa teh ini tidak seenak buatan Zhan Yu sendiri.
Ji Xiao Ou.
Zhan Yu membuatkan jenis teh baru untuk Xiao Ou. Dia membuatnya
dari bunga sakura yang diambilnya dari sekolah, karena bunga sakura disana
sedang bermekaran, dan lalu dia menambahkan beberapa buah.
Merasakan teh tersebut, Xiao Ou merasa suka. Menurutnya teh ini
sangat cocok disuguhkan saat sore hari. Dan dia menyuruh Zhan Yu untuk menambahkannya
ke dalam menu, dan setiap cangkir yang terjual, Zhan Yu akan mendapatkan 2 Yuan
dari penjualan. Namun Zhan Yu menolak menerima komisi tersebut, karena dia
sudah banyak berhutang kepada Xiao Ou.
“Itu dua hal yang berbeda,” kata Xiao Ou, memaksa dengan baik.
“Coba kamu kasih nama tehnya…”
“Hmm…” pikir Zhan Yu. “Bagaimana kalau ‘Afternoon of April’?”
tanyanya. Dan Xiao Ou setuju.
Xiao Ou lalu memberikan uang gaji Zhan Yu bulan ini. Dan dia
menegaskan bahwa mulai dari sekarang, Xiao Ou tidak berhutang padanya lagi.
“Kakak, ini terlalu banyak,” kata Zhan Yu, tidak enak.
“Penampilanmu selama ini juga menguntungkan caféku. Kamu berhak
menerimanya, ambillah. Jika kamu tidak memiliki biaya untuk pengobatan Ibumu,
beritahu aku,” kata Xiao Ou, perhatian. Dan Zhan Yu merasa sangat berterima
kasih.
Selagi menunggu Ayahnya, Tuan Feng, datang menjemput, Lele
melihat- lihat biola milik Zhan Yu, karena dia merasa tertarik. Lalu ketika
Tuan Feng datang menjemput, dia memberitahukan keinginannya untuk mempelajari
biola.
“Lele, jangan bermain- main dengan biola. Jika kamu merusaknya,
kakak Yu tidak bisa memainkannya lagi. Jadi anak yang baik,” kata Tuan Feng,
tidak mau Lele bermain biola. Dan Lele merasa sedih.
“Bermain biola bisa membentuk karakternya, itu lebih baik daripada
bermain game,” kata Xiao Ou, membantu Lele.
“Aku tahu, tapi kamu tahu bagaimana kondisiku sekarang. Lele masih
harus mengikuti chek up,” kata Tuan Feng, merasa tidak berdaya.
Mengetahui situasi Tuan Feng yang sedang kesulitan, Zhan Yu
bersedia mengajari Lele secara cuma- cuma, dan dia juga mau meminjamkan
biolanya untuk Lele. Dan Lele merasa sangat senang. Serta Tuan Feng berterima
kasih kepada Zhan Yu.
Sejak saat itu, Zhan Yu pun mulai mengajari Lele caranya bermain
biola. Dan Xiao Ou juga ikut mempelajarinya.
Ketika Yan Jin datang, dia merasa agak cemburu melihat Zhan Yu
memeluk Xiao Ou dari belakang untuk mengajarinya bermain biola. Jadi dia
menawarkan diri untuk mengajari Xiao Ou. Tapi Xiao Ou menolak dan dengan kasar
mengusirnya untuk menjauh. Melihat itu, Tuan Feng tertawa geli.
Suatu hari, ketika Xiao Ou dan Feng Niya sedang mengobrol. Yan Jin
datang bersama sekelompok symphony orkestra. Kelompoknya memainkan musik,
sedangkan Yan Jin menyanyi. Dan mendengar suaranya yang agak sumbang, Feng
Niya, Xiao Ou, dan para pelanggan tertawa.
Merasa malu, Yan Jin pun ingin berhenti menyanyi. Tapi Xiao Ou
memaksanya untuk terus menyanyi. Jadi dengan suara kecil, Yan Jin pun lanjut
beryanyi.
“Lebih keras lagi,” perintah Xiao Ou sambil tertawa keras bersama
dengan Feng Niya. Dan Yan Jin merasa sangat, sangat, malu sekali.
Malam hari. Xiao Ou tiba- tiba mendapatkan telpon dari Meiqin yang
meminta tolong padanya. Lalu telpon mati begitu saja.
“Bibi! Bibi!” panggil Xiao Ou, khawatir.
Xiao Ou segera menuju ke tempat Meiqin menaiki taksi. Dalam
perjalanan, dia menghubungi Ayah Ji serta mengabarinya. Dan Ayah Ji menanyai,
apakah Zhan Yu ada dirumah. Dan Xiao Ou menjawab bahwa dia tidak tahu, karena
barusan dia sudah coba menghubungi Zhan Yu, tapi tidak tersambung, namun dia sudah
menghubungi sekolah Zhan Yu.
“Ayah pikir Li Meiqin pingsan. Hubungi ambulance untuk pertolongan
pertama serta polisi. Suruh polisi untuk mendobrak pintu untuk
menyelamatkannya,” perintah Ayah Ji. Dan Xiao Ou mengiyakan.
Didepan rumah. Xiao Ou menjelaskan apa yang terjadi kepada polisi.
Dan polisi pun memanggil ahli kunci untuk membuka pintu. Namun ternyata, kunci
rumah Meiqin agak sulit dibuka. Jadi mereka membutuhkan waktu agak lama.
Jendela- jendela dirumah pun juga
terkunci.
Mengetahui hal tersebut, Xiao Ou merasa sangat cemas. Lalu dia
teringat akan Yan Jin, jadi diapun langsung menghubunginya untuk meminta
bantuan.
Tidak lama setelah Xiao Ou menelpon, Yan Jin sampai dirumah
Meiqin. Dia menjelaskan bahwa barusan dia kebetulan berada didekat sini. Lalu
dia menggantikan ahli kunci untuk coba membuka pintu. Dan tidak lama kemudian,
dia berhasil membuka pintu rumah.
Didalam rumah. Meiqin ditemukan pingsan dilantai. Dan mereka
langsung membawa Meiqin ke rumah sakit.
Dirumah sakit. Polisi ingin mengetahui, bagaimana caranya Yan Jin
berhasil membuka pintu rumah. Dan Yan Jin pun menjelaskan bahwa dia pernah
mempelajari hal tersebut sewaktu dia berada dikepolisian, lalu dia menunjukkan
kartu identitasnya.
Dari jauh, Xiao Ou duduk dan memperhatikan itu dengan perasaan tertarik.
Setelah polisi pergi, Zhan Yu datang. Dan Xiao Ou langsung
menanyai, kemana Zhan Yu barusan, dan kenapa Zhan Yu tidak bisa dihubungi. Tapi
Zhan Yu tidak menjawab dan menanyai, bagaimana kondisi Ibunya.
“Dia masih ada diruang gawat darurat,” kata Xiao Ou, memberitahu.
Dan Zhan Yu merasa sangat khawatir.
Xiao Ou kemudian memperhatikan Zhan Yu. “Kenapa kamu berpakaian
seperti itu? Kenapa baumu seperti bau rokok? Kamu sebenarnya darimana?”
tanyanya, heran.
“Normal untuk anak muda sepertinya bersenang- senang diklub atau
bar,” kata Yan Jin, membantu Zhan Yu untuk menjawab. Lalu dia memakaikan
jaketnya dibahu Xiao Ou.
Saat Dokter keluar, Zhan Yu langsung menanyai kondisi Ibunya. Dan
Dokter pun menjelaskan. Bagian belakang tengkorak Meiqin terluka, itu terjadi
karena benturan sewaktu Meiqin jatuh pingsan. Selain itu ada pendarahan kecil,
jadi tubuh Meiqin mengalamai shock. Namun semuanya stabil, dan sebentar lagi
Meiqin akan sadar. Tapi Meiqin harus menginap dulu malam ini dirumah sakit.
Mendengar penjelasan itu, Zhan Yu mengucapkan terima kasih kepada Dokter.
“Kamu harus berterima kasih pada Yan Jin, jika tidak ada dia…” kata Xiao Ou, mengingatkan Zhan Yu. Tapi Yan Jin langsung menghentikannya.
Beberapa hari kemudian. Ketika Meiqin sudah keluar dari rumah
sakit, Xiao Ou datang ke rumah Zhan Yu dan secara diam- diam menasehati Zhan Yu
sedikit.
“Aku tahu ini berat untukmu. Aku tahu kamu ingin seperti anak muda
pada umumnya yang bisa bersenang- senang diklub atau bar. Tapi kamu juga harus tahu
waktu demi Ibumu. Meninggalkan Ibumu sendirian dirumah, ditambah lagi ponselmu
tidak aktif. Jika waktu itu aku dan Yan Jin tidak datang tepat waktu, ntah apa
yang terjadi pada Ibumu,” jelas Xiao Ou dengan tegas.
“Ini salahku, kak. Aku takkan perbuat seperti itu lagi,” balas
Zhan Yu, mengakui kesalahannya dan berjanji.
Kemudian Yan Jin datang. Dan Zhan Yu merasa sangat tidak nyaman.
Tapi dia tidak mungkin mengusir Yan Jin, karena Meiqin yang mengundang Yan Jin
untuk datang dan makan malam bersama mereka.
Saat makan bersama, Yan Jin memuji Zhan Yu dan mengundangnya untuk
bekerja direstorannya. Dan dengan kesal, Xiao Ou memperingatkan Yan Jin untuk
jangan merebut karyawannya.
“Xiao Ou, Yu bekerja ditempatmu, apakah dia menyusahkanmu?” tanya
Meiqin, perhatian dan khawatir.
“Tentu saja tidak, dia anak yang baik. Dia bermain biola tiap
weekend, banyak pelangganku yang menjadi penggemarnya, termaksud diriku,” balas
Xiao Ou, memuji Zhan Yu.
“Aku juga,” tambah Yan Jin. Dan mendengar itu, Meiqin merasa
senang.
Makan malam berjalan dengan ceria dan nyaman. Mereka saling
mengobrol, bercanda, dan tertawa bersama.
Suatu hari, Xiao Ou mendapatkan kiriman tiket dari Yan Jin. Dan
lalu dia memberikan tiket tersebut kepada Zhan Yu, karena dia merasa tidak
tertarik.
“Kakak, aku bermaksud memberimu tiket. Aku ada pertunjukan menari
nanti malam,” kata Zhan Yu, mengajak Xiao Ou dan menunjukkan tiket yang sama
seperti tiket yang diberikan oleh Yan Jin. “Aku tidak bisa menari. Tapi mereka
berkolaborasi dengan sekolahku. Mereka mempunyai karakter yang bermain biola.
Jadi mereka mengundangku sebagai tamu,” jelasnya.
“Itu hebat,” puji Xiao Ou. Lalu dia mengambil kembali tiket yang
barusan dia berikan kepada Zhan Yu.
Ketika Xiao Ou dan Feng Niya datang, Yan Jin langsung menyapa
mereka berdua. Lalu dia memperhatikan bunga yang Xiao Ou bawa dan dia merasa
heran kenapa Xiao Ou membawa bunga. Lalu dia mengira itu adalah bunga untuknya,
jadi diapun mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Tapi Xiao Ou langsung
merebut bunga tersebut kembali.
“Itu…” kata Yan Ji, ingin bertanya, untuk siapa bunga tersebut jadinya.
“Berikan tiketmu,” pinta Xiao Ou sambil mengulurkan tanganya.
Mendengar itu, Feng Niya tersenyum nakal.
“Akan ku berikan segalanya, bahka hatiku kuberikan padamu,” kata
Yan Ji, menggombal. Lalu dia memberikan tiketnya.
Xiao Ou menukar tiket Yan Jin dengan tiket Feng Niya. Karena dia
ingin duduk jauh dari Yan Jin.
Didalam ruangan. Ketika pertunjukan masih belum dimulai, Feng Niya
tiba- tiba teringat bahwa dia masih ada janji, jadi diapun pamit. Sebenarnya
dia sengaja beralasan dan pergi supaya Yan Jin bisa mendekati Xiao Ou.
Dan melihat itu, Yan Jin beneran langsung mendekati Xiao Ou dan
duduk disampingnya.
Ketika pertunjukkan dimulai, Yan Jin secara perlahan mendekatkan
kepalanya ke dekat bahu Xiao Ou. Dan dengan kesal, Xiao Ou mendorong kepalanya
sambil tetap fokus menonton pertunjukkan Zhan Yu.
Yan Jin sama sekali pantang menyerah. Dia menaruh tangannya dengan
sikap santai dibahu Xiao Ou. Dan dengan kesal, Xiao Ou pun menatapnya dengan
tajam. Lalu dengan terpaksa, Yan Jin pun menyingkirkan tangannya.
Saat Zhan Yu mulai bermain biola, memainkan musik sedih. Xiao Ou
merasa seluruh ruangan menjadi sangat hening, seperti hanya ada dia dan Zhan Yu
saja disana. Lalu dia mengingat setiap kenangan antara mereka berdua. Dan juga
dia merasa bersimpati atas hidup Zhan Yu.
Lalu ketika pertunjukkan telah berakhir, Xiao Ou memberikan bunga
kepada Zhan Yu dan memujinya. Dan Zhan Yu merasa senang. Yan Jin juga ikut
memuji Zhan Yu. Tapi Zhan Yu sama sekali tidak merasa senang sedikit pun.
Xiao Ou kemudian menyuruh Yan Jin untuk bantu memotretnya berduaan
saja dengan Zhan Yu. Dan dengan terpaksa, Yan Jin pun melakukannya, walaupun
dia merasa sedikit cemburu.
Yan Jin.
Suatu hari, ketika Xiao Ou tidak ada datang ke café. Yan Jin
datang dan secara diam- diam, dia menaruh kamera CCTV kecil didalam café Xiao
Ou. Dan kemudian dengan sikap biasa, dia membuat kopi sambil mengobrol sebentar
dengan Feng Niya yang berada di café.
Lalu pada malam hari, Yan Jin memperhatikan rekaman CCTV dari
laptopnya. Dia menemukan bahwa Zhan Yu mempunyai dua akun media sosial yang
berbeda. Dan juga dia menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan serta
menjijikkan, Zhan Yu secara diam- diam meludahi kopinya.
Melihat itu, Yan Jin merasa sangat jijik dan langsung berkumur-
kumur.
Ternyata Zhan Yu mempunyai akun yang berbeda. Untuk menghubungi
pembeli dan penyedia.
Saat Zhan Yu berolahraga pagi dilapangan, Yan Jin datang dan
menyapanya dengan sikap ramah seperti seorang teman dekat, dan dia memberikan
segelas kopi yang sudah diludahinya sebagai peringatan bahwa dia sudah tahu apa
yang Zhan Yu lakukan pada kopinya. Tapi Zhan Yu tidak peduli. Lalu dia
memperingatkan Yan Jin untuk menjauh dari Xiao Ou.
“Kamu tahu? Aku lebih suka kamu begini, lebih natural daripada
wajah palsu mu yang polos. Ini dirimu yang sebenarnya, bukan?” kata Yan Jin
dengan pasti.
Dengan kesal, Zhan Yu mengabaikan Yan Jin dan berlari pergi.
“Bajingan kecil,” gerutu Yan Jin.
Sambil berolahraga digym, Yan Jin berlatih sangat keras dalam menyanyi
dengan baik. Tapi pada akhirnya, dia malah diketawai oleh Xiao Ou dicafe. Dan
dia merasa kecewa serta terluka.
Ketika Yan Jin sedang mengobrol bersama rekan- rekannya, disaat
itu, Xiao Ou menelpon serta meminta bantuannya. Dan dengan segera, Yan Jin pun
langsung mengemudi dengan kebut menuju ke rumah Meiqin.
Didunia yang kejam dan realitis ini, Ji Xiao Ou membantu keluarga
ini tanpa imbalan apapun. Melihat kebaikan hatinya membuatku berpikir itu yang
paling berharga.
Dicafe. Yan Jin menceritakan kepada Tuan Feng tentang
ketertarikannya pada Xiao Ou. Dan Tuan Feng mengomentari bahwa Xiao Ou bukan
wanita yang tepat untuk Yan Jin.
“Kak Feng, tolong beritahu apa yang disukai oleh Xiao Ou,” pinta
Yan Jin, tetap mau mengejar Xiao Ou.
“Bukankah semua wanita menyukai hal yang romantis?” balas Tuan
Feng, tidak punya ide. “Mantan kekasihnya pernah mengajaknya ke teater. Jadi
ajak dia untuk melihat pertunjukan musik atau teater,” katanya, menyarankan.
“Itu ide yang bagus,” kata Yan Jin, setuju.
Yan Jin kemudian membahas tentang anak Tuan Feng, Lele. Ternyata
Lele menderita leukimia, jadi dia membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan dan
kemoterapinya. Lalu Tuan Feng juga sudah bercerai. Dan Yan Jin menawarkan Tuan
Feng untuk bekerja direstorannya dan dia akan menggaji Tuan Feng sesuai
keinginan Tuan Feng.
“Aku hargai bantuanmu. Tapi aku masih baik- baik saja sekarang,”
kata Tuan Feng, menolak. Dan Yan Jin pun tidak memaksa.
Yan Jin kemudian mengundang Xiao Ou untuk menonton pertunjukkan
bersama. Dan disaat dia menonton serta melihat Zhan Yu berdiri berada di atas
panggung, dia merasakan perbedaan antara Zhan Yu di panggung dengan Zhan Yu
yang dilihatnya saat menjual narkoba. Lalu dia memperhatikan eskpresi wajah
Xiao Ou yang tampak seperti bersimpati kepada Zhan Yu.
Yan Jin merasa agak capek. Jadi dia mengucek matanya. Melihat itu,
Detektif Zhao menanyai, apakah Yan Jin kecanduan narkoba. Dan Yan Jin tidak
menjawab serta meminum minuman yang diberikan kepadanya.
“Apa kamu sudah menemukan Zhan Yu?” tanya Yan Jin. “Dia mengetahui
aku dalam penyamaran,” jelasnya. Dan Detektif Zhao diam, tidak menjawab.
Yan Jin merasa ada yang salah, jadi diapun bertanya apa yang
terjadi. Dan dengan serius, Detektif Zhao menatap Yan Jin. “Zhan Yu tewas. Kamu
benar- benar tidak tahu Zhan Yu sudah tewas?” tanyanya.
Mengetahui kabar itu, Yan Jin merasa sangat terkejut karena dia
memang tidak tahu kalau Zhan Yu sudah tewas.
“Ada kasus pembunuhan dan pemotongan mayat di kota. Identitas
korban sudah diverifikasi, dia Zhan Yu,” jelas Detektif Zhao.
Mendengar itu, Yan Jin merasa kepalanya sangat sakit sekali. Dan
tangannya mulai bergetar. Dan Detektif Zhao memperhatikan semua reaksinya
tersebut.
Detektif Zhao dan rekannya pergi serta memeriksa sendiri hasil
otopsi korban yang meninggal.
“DNA kroban dan Zhan Yu memiliki 99% kecocokan. Aku mendengar bahwa dia adalah pemain biola yang sangat berbakat,” kata Dokter, menjelaskan.