Original Network : Youku
Ji Xiao Ou.
Ketika pertunjukan telah selesai, Xiao Ou mengajak
Zha Yun untuk makan malam bersama sekaligus merayakan penampilan Zhan Yu tadi.
Namun Zhan Yu menolak, dengan alasan bahwa dia akan makan malam bersama teman-
temannya untuk merayakan pertunjukan
malam ini. Dan Xiao Ou mengerti.
“Jangan khawatir, aku akan menjaga kakakmu,”
kata Yan Jin dengan senang. Lalu setelah Zhan Yu pergi, dia mengajak Xiao Ou
untuk makan bersama direstorannya.
“Aku tidak tertarik pada hal- hal yang mahal
seperti itu. Jika kamu mau, kita bisa makan sate atau kebab? Itu makanan
kesukaanku,” balas Xiao Ou.
“Tak masalah, aku tahu tempat yang bagus,”
kata Yan Jin, setuju.
Yan Jin membawa Xiao Ou makan di pinggir
jalan. Pemilik tempat ini adalah salah satu teman lamanya, dan dia serta
temannya sering datang ke tempat ini untuk bersantai. Jadi dia tahu dan bisa
menjamin kalau makan disini enak. Dan Xiao Ou setuju, karena menurutnya semua
makanan ini memang enak.
“Ini… aku berterima kasih padamu, karena
membawaku ke tempat ini. Bersulang,” kata Xiao Ou dengan bersemangat.
“Nona Xiao Ou, kemampuan minummu bagus juga,
kamu memang unik,” puji Yan Jin.
Setelah makan dan minum- minum bersama,
hubungan antara Yan Jin dan Xiao Ou menjadi lebih dekat serta akrab. Saat Xiao
Ou mulai minum terlalu banyak, Yan Jin menyarankannya untuk berhenti. Tapi Xiao
Ou tidak peduli dan terus minum, lalu dia menentang Yan Jin untuk minum
bersamanya. Pada akhirnya, mereka berdua
sama- sama mulai minum sangat banyak. Xiao Ou pun mulai agak mabuk. Tapi
Yan Jin masih baik- baik saja.
“Mulai sekarang jangan menindas Zhan Yu lagi!
Dia sudah kuanggap adik. Jika kamu menindasnya berarti kamu menindasku juga,”
kata Xiao Ou, memperingatkan.
“Kapan aku menindasnya?” protes Yan Jin. “Aku
akan sama seperti mu, semampuku membantu bocah itu,” janjinya.
“Zhan Yu, anak yang baik, kenapa bisa terlahir
dikeluarga seperti itu?” gumam Xiao Ou.
“Itu takdir. Kamu harus menerima apa yang
ditakdirkan Tuhan padamu. Dan dia bukan orang yang lemah, kamu jangan terlalu
khawatir,” kata Yan Jin, menenangkan.
Xiao Ou yang sudah agak mabuk menjadi muda
emosi. Dan Yan Jin berusaha menenangkan nya serta dia meminta maaf kepada
orang- orang disekitar.
“Dia pasti bisa mengatasi masalahnya dan
hidupnya akan lebih baik,” kata Yan Jin dengan yakin. Dan Xiao Ou pun menjadi
agak tenang.
“Kenapa kamu percaya diri sekali?” tanya Xiao
Ou, kagum.
“Karena, aku Yan Jin.”
Malam ini, aku dan Yan Jin banyak mengobrol.
Humornya membuat waktu berlalu cepat. Kemudian aku memikirkan hal- hal yang
dilakukan Yan Jin untukku. Aku tersentuh dengan semua tindakannya. Bahkan
walaupun aku telah menutup hati.
Pria dengan sifat kekanak- kanakan tapi tulus,
itulah dia. Pertahananku runtuh…
Malam berjalan dengan ceria. Yan Jin dan Xiao
Ou banyak berbincang sambil tertawa dengan gembira. Tanpa sadar waktu pun
berlalu.
Pagi hari. Ketika Xiao Ou bangun, dia merasa
heran, dimana dia berada. Lalu ketika dia melihat baju yang dipakainya semalam
telah diganti dengan jubah mandi, dia merasa sangat terkejut dan panik.
Xiao Ou keluar dari kamar secara diam- diam sambil
memeriksa sekelilingnya dengan sikap waspada. Lalu ketika tiba- tiba Yan Jin
menyapanya dan mengajaknya untuk sarapan bersama. Dia merasa terkejut.
“Apa kamu yang melepas gaunku semalam dan
mengambil keuntungan dariku?” tuduh Xiao Ou, marah.
Mendengar itu, Yan Jin mendengus geli. “Kamu
yang melepas gaunmu sendiri dan kupastikan aku tidak melihat apa- apa,”
jelasnya dengan sikap lembut. “Ayo cepat, makan sarapanmu,” ajaknya.
Dengan sikap masih curiga, Xiao Ou
memperhatikan Yan Jin dan melihat kalau ada sedikit luka dibibir Yan Jin. Dan
dengan malu- malu, Yan Jin menjelaskan bahwa ini mungkin karena semalam Xiao Ou
terlalu keras menciumnya.
“Dasar cabul! Kamu mengambil keuntungan
dariku! Kamu ingin mati?!” teriak Xiao Ou sambil memukul- mukul Yan Jin.
“Aku bersumpah! Aku tak perbuat macam- macam
padamu,” tegas Yan Jin sambil mengangkat tangannya untuk membuat sumpah.
“Jika kamu tak mengambil keuntungan dariku!
Kenapa kamu tak mengantarku pulang?! Jangan bilang kamu tak tahu dimana aku
tinggal!” kata Xiao Ou, marah.
“Kamu bisa memeriksa dirimu, apa kamu membawa
kunci atau tidak semalam?” balas Yan Jin dengan sikap tenang. “Aku mungkin saja
bukan pria sejati, tapi aku takkan mengambil keuntungan dari seorang wanita,”
tegas nya.
Yan Jin kemudian menyebut Xiao Ou sebagai
kekasihnya. Dan Xiao Ou menyangkal, karena dia tidak apapun kemarin. Lalu dia
berniat untuk pergi saja, tapi Yan Jin langsung menahan nya didekat dinding.
“Kamu sexy juga memakai ini,” goda Yan Jin
sambil memandangi tubuh Xiao Ou.
“Pergi sana! Dasar cabul!” bentak Xiao Ou
sambil mendorong wajah Yan Jin untuk menjauh darinya. Lalu diapun kembali ke
dalam kamar.
Setelah berganti pakaian, Xiao Ou ingin segera
pergi. Tapi sayangnya tidak bisa, karena dia masih harus menunggu sampai pintu
lift terbuka. Dan disaat itu, Yan Jin menggoda nya lagi.
“Xiao Ou sayang, cepat pulang sehabis kerja,”
kata Yan Jin. Dan dengan kesal, Xiao Ou terus menekan- nekan tombol lift,
berharap pintu lift bisa segera terbuka.
Dan setelah pintu lift terbuka, Xiao Ou
langsung menjauhi Yan Jin. “Pergi sana!” bentaknya.
Dicafe. Xiao Ou sulit untuk bisa fokus, karena
dia terus teringat akan kejadian semalam, ketika dirinya mabuk dan memeluk Yan
Jin. Dan Zhan Yu menyadari hal tersebut.
“Kak, apa benar kamu menginap dirumah Yan Jin
semalam?” tanya Zhan Yu, pelan.
“Aku mabuk semalam, jadi aku terpaksa menginap
dirumahnya. Tapi aku tidur dikamarnya dan dia tidur diruang tamu,” jawab Xiao
Ou dengan jujur.
Mendengar jawaban itu, Zhan Yu merasa agak
lega. Lalu dia memperingatkan Xiao Ou bahwa Yan Jin bukanlah pria yang baik
untuk Xiao Ou, jadi lebih baik kalau Xiao Ou menjauhi Yan Jin. Dan Xiao Ou
mengiyakan serta menyuruh Zhan Yu untuk jangan khawatir.
Kemudian Zhan Yu pun kembali melanjutkan
pekerjaannya. Sedangkan Xiao Ou merasa agak stress, tapi dia berusaha untuk
kembali fokus pada pekerjaannya.
Beberapa hari kemudian, Yan Jin datang ke
café, tapi Zhan Yu sedang tidak ada dicafe. Sedangkan Xiao Ou sedang sibuk
melayani para pelanggan.
Ketika Xiao Ou sedang sibuk, Yan Jin naik ke
lantai dua dan mengemasi barang- barang Xiao Ou. Lalu dia mengajak Xiao Ou
untuk pergi berlibur dan refresing. Tapi Xiao Ou menolak, karena dia sedang
sangat sibuk. Kemudian dia mengusir Yan Jin untuk pergi.
Sambil tersenyum, Yan Jin memakai kacamatanya.
Lalu dia langsung mengangkat Xiao Ou diatas bahunya dan membawanya pergi dari
café.
Didalam mobil. Xiao Ou mengomel kesal. Lalu
saat dia melihat tanda jalan, dia menyadari bahwa sepertinya mereka sedang
mengarah ke luar kota, ke Lichuan. Dan dia merasa cemas, bagaimana kondisi café
nya bila ditinggal begitu saja.
“Jangan khawatir, aku telah mengutus seseorang untuk mengolah cafemu. Aku telah menyiapkan kamera, ponsel, bahkan drone untuk perjalanan kita ke Lichuan. Aku akan menjadi photograper pribadi untuk Nona Xiao Ou 24 jam berikutnya,” kata Yan Jin, menenangkan serta menyenangkan Xiao Ou. “Jadi tenang dan nikmati perjalanan ini. Pegangan, aku akan mengebut,” jelasnya. Lalu dia beneran mulai mengebut dengan kencang.
“Apa Zhan Yu tahu kamu menghabiskan malam
dirumah Yan Jin?” tanya Detektif Zhao.
“Aku hanya tidur dirumahnya, tidak ada apapun
yang terjadi,” jawab Xiao Ou dengan penuh penekanan. “Bisakah kita tak bicara
soal kehidupan pribadiku lagi?” pintanya.
“Tidak,” tegas Detektif Zhao. “Karena ini
berhubungan dengan Zhan Yu.”
Yan Jin.
Yan Jin mengendong Xiao Ou yang sudah mabuk
dan mulai bernyanyi- nyanyi dengan keras. Lalu setibanya di depan rumah, dia
meminta kunci Xiao Ou.
“Dimana kuncinya?” gumam Xiao Ou sambil
memeriksa tasnya. “Oh! Apa aku menjatuhkan kuncinya dikamar kecil? Apa yang
harus kulakukan?” tanyanya, bingung.
Karena Xiao Ou mulai merengek- rengek, Yan Jin
pun membawa Xiao Ou pulang ke rumahnya. Tapi disana, Xiao Ou malah mengira itu
adalah rumahnya sendiri. Jadi dia berbaring dengan nyaman ditempat tidur. Lalu
dia mulai melepaskan gaunnya, karena dia merasa sangat panas sekali.
Melihat adegan seksi tersebut, Yan Jin merasa
agak tergoda. Tapi dia menahan dirinya sendiri. Dia mengambilkan jubah mandi
dan memakai kan itu ditubuh Xiao Ou. Lalu dia menyelimuti Xiao Ou.
“Panas!” keluh Xiao Ou sambil menendang
selimutnya. Dan pahannya yang mulus pun terlihat, membuat Yan Jin merasa
tergoda.
Kemudian Yan Jin menundukkan kepalanya dan
berniat untuk mencium Xiao Ou. Tapi sebelum bibirnya sempat menyentuh, Xiao Ou
tiba- tiba terbangun dan membentur dirinya. Dan ketika dia mengeluh sakit, Xiao
Ou mendorongnya ke tempat tidur.
“Biar kutiup duu,” kata Xiao Ou sambil mulai
meniup wajah Yan Jin. Dan Yan Jin merasa senang. Tapi sayangnya, kesenangan itu
tidak bertahan lama.
Xiao Ou mengira bibir Yan Jin adalah daging
sate yang mereka makan sebelumnya dipinggir jalan. Jadi karena itu, diapun
mengigit bibir Yan Jin. “Tuan! Dagingnya masih setengah matang!” keluh nya.
“Ji Xiao Ou, apa kamu pura- pura mabuk jadi
kamu bisa balas dendam padaku?” tanya Yan Jin , kesal.
“Aku tak mabuk. Minum lagi,” balas Xia Ou.
Lalu dia jatuh dan tertidur.
“Jangan minum terlalu banyak, kalau kamu tak
bisa minum!” keluh Yan Jin sambil menyelimuti Xiao Ou lagi.
Merasa sangat nyaman dimanjakan seperti itu,
Xiao Ou pun bangun lagi. Dia menatap Yan Jin dan memuji bahwa Yan Jin cukup
tampan. Lalu dia tertawa dan menarik Yan Jin serta memeluknya sambil tidur.
Tepat disaat itu, ponsel Xiao Ou berbunyi.
“Hei, ponselmu berbunyi,” kata Yan Jin,
memberitahu.
“Itu pasti Yan Jin,” teriak Xiao Ou dengan
sebal. “Pria itu pengganggu, dia menelponku 10 kali dalam sehari,” keluhnya.
“Hah? Apa kamu mengatakan Yan Jin mengganggumu
sepanjang waktu? Apa kamu membencinya?” tanya Yan Jin, ingin tahu.
“Aku tak membencinya. Dia... dia pria yang
tampan,” jawab Xiao Ou sambil tertawa dan mengelus wajah Yan Jin dengan kasar
seolah itu guling. Mendengar itu, Yan Jin tersenyum senang.
Setelah Xiao Ou agak tenang, Yan Jin mengucapkan
selamat malam kepadanya. Lalu dia keluar dari kamar dan tidur diruang tamu.
Yan Jin makan siang bersama dengan Nona Mei
dan Tuan Liu sambil sekaligus membahas tentang masalah bisnis. Yan Jin
memberitahu mereka berdua mengenai pendapatnya, mereka harus memperkuat
kapasitas transportasi dan logistik. Jika itu bisa lebih efisien, maka
keuntungan akan naik sebesar 20%.
“Bukankah perusahaan Ayah Tuan Yan, Cheng Da
Logistics Co, adalah perusahaan logistik terbaik didaerah itu? Kita bisa
meminta nasihat Tuan Yan,” kata Nona Mei.
“Ah, ayahku sudah lama ingin pensiun dan
menyerahkan perusahaan kepadaku. Tapi kalian mengenalku. Aku pada dasarnya
pemalas. Jika aku bisa menjalankan restoranku dengan baik, itu sudah cukup,”
balas Yan Jin, berpura- pura menolak. “Tapi jika kamu membutuhkan bantuanku
dalam bisnis ini, aku bisa membantu kalian. Jika kalian ingin rute transportasi
khusus, itu tidak masalah sama sekali,” katanya, bersikap dermawan.
Mendengar perkataan Yan Jin, Tuan Liu
mendengus geli. “Sebelumnya kamu menolak, tapi sekarang kamu mengajukan
perusahaan logistik Ayahmu.”
Yan Jin beralasan bahwa mereka bertiga adalah
partner, jadi dia pasti akan memberikan dukungannya. Lalu dia menuangkan teh
untuk Nona Mei dan Tuan Liu sambil dengan akrab menyebutkan bahwa mereka
bertiga ini sekarang adalah keluarga, karena itu mereka bertiga perlu
memaksimalkan keuntungan bersama.
“Aku, secara pribadi mendukung proposal Tuan
Yan,” kata Nona Mei, setuju.
“Terima kasih Tuan Yan untuk mengingatkan. Aku akan mempertimbangkannya,” balas Tuan Liu, tidak mau langsung setuju.
Bocah itu, Zhan Yu, selalu berhati- hati. Dia tidak
pernah meninggalkan ponselnya jauh darinya. Tak ada jalan lain. Jika aku ingin
mencapai tujuanku, aku harus menciptakan peluangku.
Dicafe. Yan Jin secara sengaja merusak selang
air diwastafel. Lalu dia berteriak memanggil Zhan Yu untuk membantunya. Karena
kejadian itu, tubuh Zhan Yu pun menjadi basah kuyup. Lalu dengan sikap sok
baik, dia menyarankan Zha Yu untuk cepat mandi serta berganti pakaian.
Ketika Zhan Yu sedang mandi, Yan Jin secara
diam- diam mengambil ponselnya. Dan menginstalkan sebuah program di ponselnya.
Setelah itu, diapun cepat- cepat pergi agar tidak ketahuan.
Program yang Yan Jin instalkan diponsel Zhan
Yu adalah program penyadap suara. Jadi apapun yang Zhan Yu bicarakan dan dengan
siapapun, maka Yan Jin bisa mendengarkan pembicaraan tersebut.
Zhan Yu adalah anak yang baik dan berbakti.
Dirumah dia selalu memasak untuk Ibunya. Lalu Ayah Zhan Yu adalah orang yang
brengsek. Dia selalu datang untuk mencari masalah dirumah mereka.
Beberapa hari kemudian. Yan Jin menemui Rui
Min ditempat rahasia. Rui Min menjelaskan bahwa dia sudah memeriksa kontak
terbaru diakun KK. Disana penuh dengan kode nama pembeli. Dan sepertinya
analisis Yan Jin benar. Kasus ini berhubungan dengan Liu Wei, dan adiknya Liu Zi.
“Grup Little Beauty selalu mendengarkan Liu Wei. Setiap kali mereka
membuat keputusan, setiap kali aku menyakikan Xiao Mei Ren, Liu Wei selalu
melompat keluar untuk mempengaruhi keputusannya. Jadi KK harus menjadi salah
satu orang kita, kita membutuhkannya untuk memberikan informasi,” kata Yan Jin, memutuskan rencana terbaik.
“Aku memeriksa rekening banknya, dia memiliki tabungan hampir
100.0000 Yuan. Jadi bocah ini menjual narkoba meskipun dia tidak membutuhkan
uang. Sepertinya, hatinya bahkan lebih gelap dari yang kita duga,” jelas Rui Min sambil menunjukkan data yang dibawanya.
Yan Jin tidak setuju dengan pendapat Rui Min.
Dia memberitahu Rui Min bahwa dia ada memasang aplikasi penyadap diponsel Zhan
Yu. Dan menurut pengamatannya, Zhan Yu bukanlah anak yang buruk.
“Aku terkejut, kamu mulai merasa simpati,”
komentar Rui Min.
“Apa kamu kira aku tak punya hati?” balas Yan
Jin.
“Kamu telah berpikir tentang bagaimana hal ini
mempengaruhi Xiao Ou juga, kan?” tanya Rui Min, mengingatkan.
“Xiao Ou menggangap Zhan Yu sebagai adiknya.
Aku tak ingin melukai hatinya,” balas Yan Jin, merasa agak stress juga.
Rui Min agak ragu bisa menjadikan KK sebagai
kawanan. Karena jejak KK tersembunyi dengan sangat baik. Dan Yan Jin mengerti.
Karena itu dia akan membuat kemungkinan tersebut.
Malam hari. Disaat Zhan Yu sedang beraksi, Yan
Jin memberitahukan lokasinya kepada Rui Min. Lalu Rui Min serta para rekannya
menangkap nya.
Didalam mobil. Zhan Yu berpura- pura bodoh dan tidak mengerti apa yang Rui Min katakan, ketika Rui Min membicarakan tentang KK. Namun pada akhirnya, dia mengaku, ketika Rui Min memberikan datang tentang Liu Zi yang berencana untuk membunuhnya, karena iri dengan hasil penjualannya.
“Kamu masih ingin hidup?” tanya Rui Min, dan
Zhan Yu mengiyakan. “Ada cara yang bisa menyelamatkanmu,” jelasnya.
“Selama… selama aku bisa hidup, aku akan
melakukan apapun yang kamu katakan,” kata Zhan Yu, langsung setuju.
“Menebus kesalahanmu, membantu polisi
membongkar sindikat kejahatan Xiao Mei. Itu satu- satunya harapanmu,” jelas Rui
Min. Lalu dia melepaskan borgol ditangan Zhan Yu. “Kami telah menyelidikimu,
Ibumu sakit parah, Ayahmu pemabuk dan pecandu narkoba. Semua beban keluarga jatuh pada dirimu sendiri. Di
balik semua itu, kamu seorang anak yang baik. Sekarang kamu memiliki kesempatan
untuk mengubah nasibmu. Kita akan lihat apa kamu dapat menangkap peluang itu,”
jelasnya, memberikan dorongan kepada Zhan Yu.
Awalnya Zhan Yu merasa agak ragu. Tapi setelah
berpikir cukup lama, pada akhirnya dia setuju untuk bekerja sama. Dan dia
menanyai apa yang harus dilakukannya.
Pertama, Rui Min menanyai tentang Liu Zi. Dan
Zhan Yu pun menjawab, Liu Zi biasanya menjaganya dengan baik, dan berkali- kali
ingin menyuplainya, tapi dia selalu menolak. Kedua, Rui Min menyuruh Zhan Yu
untuk memikirkan cara untuk mendapatkan pemahaman tentang cara kerja sindikat
serta pergerakan khusus Liu Wei. Dan Zhan Yu mengiyakan.
“Hanya itu yang bisa kamu lakukan saat ini.
Jangan panik, kita akan bergerak perlahan. Aku akan mengbubungi mu, jika ada
yang dibutuhkan, mengerti?” jelas Rui Min.
Selesai mendengarkan pembicaraan mereka
berdua, Yan Jin merasa lega dan puas. Lalu diapun pergi meninggalkan lokasi.
Setiap hari Yan Jin selalu mendengarkan
penyadap suara yang dipasangkannya di ponsel Zhan Yu. Lalu suatu hari, Zhan Yu
mendapatkan telpon dari Liu Zi, mereka berdua janjian untuk bertemu di Lichuan
j’umat ini.
Mendengar itu, Yan Jin pun langsung mengabari
Rui Min. “Liu Zi dan KK mempunyai misi. Mereka berangkat ke Lichuan. Plat mobil
mereka T77575.”
“KK berangkat bersama Liu Zi ke Lichuan?”
tanya Rui Min, terkejut, karena Zhan Yi tidak ada mengabarinya tentang itu.
“Ini sudah hampir 2 minggu, aku menunggu kabar darinya. Sikapnya tidak benar.
Aku takut dia setuju, tapi tidak mau.”
“Mm… keduanya akan pergi ke Lichuan. Itu pasti sesuatu yang penting. Aku ingin pergi ke Lichuan untuk menyelidikinya,” balas Yan Jin.
Yan Jin kemudian pergi ke café dan membawa
Xiao Ou dengan paksa untuk mengikutinya ke Lichuan. Dia memakai Xiao Ou sebagai
pelindung supaya dia tidak dicurigai.
Yan Jin kemudian pergi ke café dan membawa
Xiao Ou dengan paksa untuk mengikutinya ke Lichuan. Dia memakai Xiao Ou sebagai
pelindung supaya dia tidak dicurigai.
“Bagaimana bisa Zhan Yu mati? Siapa yang
membunuhnya?” gumam Yan Ji, berpikir dengan keras. Kemudian dia menatap
Detektif Zhao. “Kamu mencurigaiku membunuhnya?”
“Waktu kita hampir habis. Kita lanjutkan,
mengerti?” balas Detektif Zhao. “Aku seorang polisi. Aku berhak untuk
mencurigai siapa saja yang ada hubungannya dengan korban. Tolong
bekerjasamalah,” jelasnya.
Mendengar itu, Yan Jin diam untuk sesaat. Lalu
dia bertanya dengan serius, “Siapa namamu?”
“Zhao Tinghui.”
“Jadi kamu adalah kapten Zhao Tinghui. Aku
telah banyak mendengar tentangmu,” kata Yan Jin, mengenali Detektif Zhao.
“Baik, kembai ke bermasalahan,” balas Detektif
Zhao dengan sikap tenang. “Sejak kamu mulai menyukai Xiao Ou, bagaimana kamu
menilai hubungan antara dia dan Zhan Yu?”
“Petugas Zhao, sebagai mantan kekasih Xiao Ou,
bagaimana kamu memandang hubungan antara Xiao Ou dan Zhan Yu?” balas Yan Jin,
bertanya.
Detektif Zhao menolak untuk menjawab. Dan
akhirnya, Yan Jin pun mengalah, karena dia adalah tercuriga sekarang.
“Baik, aku akan memberitahumu secara detail apa yang terjadi di Lichuan,” kata Yan Jin sambil tersenyum kepada Detektif Zhao.