Sinopsis C- Drama : To Love Episode 5

 

Original Network : Youku

Ji Xiao Ou.

Ketika pertunjukan telah selesai, Xiao Ou mengajak Zha Yun untuk makan malam bersama sekaligus merayakan penampilan Zhan Yu tadi. Namun Zhan Yu menolak, dengan alasan bahwa dia akan makan malam bersama teman- temannya  untuk merayakan pertunjukan malam ini. Dan Xiao Ou mengerti.


“Jangan khawatir, aku akan menjaga kakakmu,” kata Yan Jin dengan senang. Lalu setelah Zhan Yu pergi, dia mengajak Xiao Ou untuk makan bersama direstorannya.

“Aku tidak tertarik pada hal- hal yang mahal seperti itu. Jika kamu mau, kita bisa makan sate atau kebab? Itu makanan kesukaanku,” balas Xiao Ou.

“Tak masalah, aku tahu tempat yang bagus,” kata Yan Jin, setuju.


Yan Jin membawa Xiao Ou makan di pinggir jalan. Pemilik tempat ini adalah salah satu teman lamanya, dan dia serta temannya sering datang ke tempat ini untuk bersantai. Jadi dia tahu dan bisa menjamin kalau makan disini enak. Dan Xiao Ou setuju, karena menurutnya semua makanan ini memang enak.

“Ini… aku berterima kasih padamu, karena membawaku ke tempat ini. Bersulang,” kata Xiao Ou dengan bersemangat.

“Nona Xiao Ou, kemampuan minummu bagus juga, kamu memang unik,” puji Yan Jin.


Setelah makan dan minum- minum bersama, hubungan antara Yan Jin dan Xiao Ou menjadi lebih dekat serta akrab. Saat Xiao Ou mulai minum terlalu banyak, Yan Jin menyarankannya untuk berhenti. Tapi Xiao Ou tidak peduli dan terus minum, lalu dia menentang Yan Jin untuk minum bersamanya. Pada akhirnya, mereka berdua  sama- sama mulai minum sangat banyak. Xiao Ou pun mulai agak mabuk. Tapi Yan Jin masih baik- baik saja.

“Mulai sekarang jangan menindas Zhan Yu lagi! Dia sudah kuanggap adik. Jika kamu menindasnya berarti kamu menindasku juga,” kata Xiao Ou, memperingatkan.

“Kapan aku menindasnya?” protes Yan Jin. “Aku akan sama seperti mu, semampuku membantu bocah itu,” janjinya.

“Zhan Yu, anak yang baik, kenapa bisa terlahir dikeluarga seperti itu?” gumam Xiao Ou.

“Itu takdir. Kamu harus menerima apa yang ditakdirkan Tuhan padamu. Dan dia bukan orang yang lemah, kamu jangan terlalu khawatir,” kata Yan Jin, menenangkan.

Xiao Ou yang sudah agak mabuk menjadi muda emosi. Dan Yan Jin berusaha menenangkan nya serta dia meminta maaf kepada orang- orang disekitar.

“Dia pasti bisa mengatasi masalahnya dan hidupnya akan lebih baik,” kata Yan Jin dengan yakin. Dan Xiao Ou pun menjadi agak tenang.


“Kenapa kamu percaya diri sekali?” tanya Xiao Ou, kagum.

“Karena, aku Yan Jin.”



Malam ini, aku dan Yan Jin banyak mengobrol. Humornya membuat waktu berlalu cepat. Kemudian aku memikirkan hal- hal yang dilakukan Yan Jin untukku. Aku tersentuh dengan semua tindakannya. Bahkan walaupun aku telah menutup hati.

Pria dengan sifat kekanak- kanakan tapi tulus, itulah dia. Pertahananku runtuh…

Malam berjalan dengan ceria. Yan Jin dan Xiao Ou banyak berbincang sambil tertawa dengan gembira. Tanpa sadar waktu pun berlalu.


Pagi hari. Ketika Xiao Ou bangun, dia merasa heran, dimana dia berada. Lalu ketika dia melihat baju yang dipakainya semalam telah diganti dengan jubah mandi, dia merasa sangat terkejut dan panik.


Xiao Ou keluar dari kamar secara diam- diam sambil memeriksa sekelilingnya dengan sikap waspada. Lalu ketika tiba- tiba Yan Jin menyapanya dan mengajaknya untuk sarapan bersama. Dia merasa terkejut.

“Apa kamu yang melepas gaunku semalam dan mengambil keuntungan dariku?” tuduh Xiao Ou, marah.

Mendengar itu, Yan Jin mendengus geli. “Kamu yang melepas gaunmu sendiri dan kupastikan aku tidak melihat apa- apa,” jelasnya dengan sikap lembut. “Ayo cepat, makan sarapanmu,” ajaknya.



Dengan sikap masih curiga, Xiao Ou memperhatikan Yan Jin dan melihat kalau ada sedikit luka dibibir Yan Jin. Dan dengan malu- malu, Yan Jin menjelaskan bahwa ini mungkin karena semalam Xiao Ou terlalu keras menciumnya.

“Dasar cabul! Kamu mengambil keuntungan dariku! Kamu ingin mati?!” teriak Xiao Ou sambil memukul- mukul Yan Jin.

“Aku bersumpah! Aku tak perbuat macam- macam padamu,” tegas Yan Jin sambil mengangkat tangannya untuk membuat sumpah.

“Jika kamu tak mengambil keuntungan dariku! Kenapa kamu tak mengantarku pulang?! Jangan bilang kamu tak tahu dimana aku tinggal!” kata Xiao Ou, marah.

“Kamu bisa memeriksa dirimu, apa kamu membawa kunci atau tidak semalam?” balas Yan Jin dengan sikap tenang. “Aku mungkin saja bukan pria sejati, tapi aku takkan mengambil keuntungan dari seorang wanita,” tegas nya.



Yan Jin kemudian menyebut Xiao Ou sebagai kekasihnya. Dan Xiao Ou menyangkal, karena dia tidak apapun kemarin. Lalu dia berniat untuk pergi saja, tapi Yan Jin langsung menahan nya didekat dinding.

“Kamu sexy juga memakai ini,” goda Yan Jin sambil memandangi tubuh Xiao Ou.

“Pergi sana! Dasar cabul!” bentak Xiao Ou sambil mendorong wajah Yan Jin untuk menjauh darinya. Lalu diapun kembali ke dalam kamar.


Setelah berganti pakaian, Xiao Ou ingin segera pergi. Tapi sayangnya tidak bisa, karena dia masih harus menunggu sampai pintu lift terbuka. Dan disaat itu, Yan Jin menggoda nya lagi.

“Xiao Ou sayang, cepat pulang sehabis kerja,” kata Yan Jin. Dan dengan kesal, Xiao Ou terus menekan- nekan tombol lift, berharap pintu lift bisa segera terbuka.

Dan setelah pintu lift terbuka, Xiao Ou langsung menjauhi Yan Jin. “Pergi sana!” bentaknya.


Dicafe. Xiao Ou sulit untuk bisa fokus, karena dia terus teringat akan kejadian semalam, ketika dirinya mabuk dan memeluk Yan Jin. Dan Zhan Yu menyadari hal tersebut.


“Kak, apa benar kamu menginap dirumah Yan Jin semalam?” tanya Zhan Yu, pelan.

“Aku mabuk semalam, jadi aku terpaksa menginap dirumahnya. Tapi aku tidur dikamarnya dan dia tidur diruang tamu,” jawab Xiao Ou dengan jujur.

Mendengar jawaban itu, Zhan Yu merasa agak lega. Lalu dia memperingatkan Xiao Ou bahwa Yan Jin bukanlah pria yang baik untuk Xiao Ou, jadi lebih baik kalau Xiao Ou menjauhi Yan Jin. Dan Xiao Ou mengiyakan serta menyuruh Zhan Yu untuk jangan khawatir.

Kemudian Zhan Yu pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Xiao Ou merasa agak stress, tapi dia berusaha untuk kembali fokus pada pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, Yan Jin datang ke café, tapi Zhan Yu sedang tidak ada dicafe. Sedangkan Xiao Ou sedang sibuk melayani para pelanggan.


Ketika Xiao Ou sedang sibuk, Yan Jin naik ke lantai dua dan mengemasi barang- barang Xiao Ou. Lalu dia mengajak Xiao Ou untuk pergi berlibur dan refresing. Tapi Xiao Ou menolak, karena dia sedang sangat sibuk. Kemudian dia mengusir Yan Jin untuk pergi.

Sambil tersenyum, Yan Jin memakai kacamatanya. Lalu dia langsung mengangkat Xiao Ou diatas bahunya dan membawanya pergi dari café.


Didalam mobil. Xiao Ou mengomel kesal. Lalu saat dia melihat tanda jalan, dia menyadari bahwa sepertinya mereka sedang mengarah ke luar kota, ke Lichuan. Dan dia merasa cemas, bagaimana kondisi café nya bila ditinggal begitu saja.

“Jangan khawatir, aku telah mengutus seseorang untuk mengolah cafemu. Aku telah menyiapkan kamera, ponsel, bahkan drone untuk perjalanan kita ke Lichuan. Aku akan menjadi photograper pribadi untuk Nona Xiao Ou 24 jam berikutnya,” kata Yan Jin, menenangkan serta menyenangkan Xiao Ou. “Jadi tenang dan nikmati perjalanan ini. Pegangan, aku akan mengebut,” jelasnya. Lalu dia beneran mulai mengebut dengan kencang.



“Apa Zhan Yu tahu kamu menghabiskan malam dirumah Yan Jin?” tanya Detektif Zhao.

“Aku hanya tidur dirumahnya, tidak ada apapun yang terjadi,” jawab Xiao Ou dengan penuh penekanan. “Bisakah kita tak bicara soal kehidupan pribadiku lagi?” pintanya.

“Tidak,” tegas Detektif Zhao. “Karena ini berhubungan dengan Zhan Yu.”

Yan Jin.

Yan Jin mengendong Xiao Ou yang sudah mabuk dan mulai bernyanyi- nyanyi dengan keras. Lalu setibanya di depan rumah, dia meminta kunci Xiao Ou.


“Dimana kuncinya?” gumam Xiao Ou sambil memeriksa tasnya. “Oh! Apa aku menjatuhkan kuncinya dikamar kecil? Apa yang harus kulakukan?” tanyanya, bingung.


Karena Xiao Ou mulai merengek- rengek, Yan Jin pun membawa Xiao Ou pulang ke rumahnya. Tapi disana, Xiao Ou malah mengira itu adalah rumahnya sendiri. Jadi dia berbaring dengan nyaman ditempat tidur. Lalu dia mulai melepaskan gaunnya, karena dia merasa sangat panas sekali.


Melihat adegan seksi tersebut, Yan Jin merasa agak tergoda. Tapi dia menahan dirinya sendiri. Dia mengambilkan jubah mandi dan memakai kan itu ditubuh Xiao Ou. Lalu dia menyelimuti Xiao Ou.

“Panas!” keluh Xiao Ou sambil menendang selimutnya. Dan pahannya yang mulus pun terlihat, membuat Yan Jin merasa tergoda.


Kemudian Yan Jin menundukkan kepalanya dan berniat untuk mencium Xiao Ou. Tapi sebelum bibirnya sempat menyentuh, Xiao Ou tiba- tiba terbangun dan membentur dirinya. Dan ketika dia mengeluh sakit, Xiao Ou mendorongnya ke tempat tidur.

“Biar kutiup duu,” kata Xiao Ou sambil mulai meniup wajah Yan Jin. Dan Yan Jin merasa senang. Tapi sayangnya, kesenangan itu tidak bertahan lama.

Xiao Ou mengira bibir Yan Jin adalah daging sate yang mereka makan sebelumnya dipinggir jalan. Jadi karena itu, diapun mengigit bibir Yan Jin. “Tuan! Dagingnya masih setengah matang!” keluh nya.

“Ji Xiao Ou, apa kamu pura- pura mabuk jadi kamu bisa balas dendam padaku?” tanya Yan Jin , kesal.

“Aku tak mabuk. Minum lagi,” balas Xia Ou. Lalu dia jatuh dan tertidur.

“Jangan minum terlalu banyak, kalau kamu tak bisa minum!” keluh Yan Jin sambil menyelimuti Xiao Ou lagi.


Merasa sangat nyaman dimanjakan seperti itu, Xiao Ou pun bangun lagi. Dia menatap Yan Jin dan memuji bahwa Yan Jin cukup tampan. Lalu dia tertawa dan menarik Yan Jin serta memeluknya sambil tidur. Tepat disaat itu, ponsel Xiao Ou berbunyi.

“Hei, ponselmu berbunyi,” kata Yan Jin, memberitahu.


“Itu pasti Yan Jin,” teriak Xiao Ou dengan sebal. “Pria itu pengganggu, dia menelponku 10 kali dalam sehari,” keluhnya.

“Hah? Apa kamu mengatakan Yan Jin mengganggumu sepanjang waktu? Apa kamu membencinya?” tanya Yan Jin, ingin tahu.

“Aku tak membencinya. Dia... dia pria yang tampan,” jawab Xiao Ou sambil tertawa dan mengelus wajah Yan Jin dengan kasar seolah itu guling. Mendengar itu, Yan Jin tersenyum senang.


Setelah Xiao Ou agak tenang, Yan Jin mengucapkan selamat malam kepadanya. Lalu dia keluar dari kamar dan tidur diruang tamu.


Yan Jin makan siang bersama dengan Nona Mei dan Tuan Liu sambil sekaligus membahas tentang masalah bisnis. Yan Jin memberitahu mereka berdua mengenai pendapatnya, mereka harus memperkuat kapasitas transportasi dan logistik. Jika itu bisa lebih efisien, maka keuntungan akan naik sebesar 20%.


“Bukankah perusahaan Ayah Tuan Yan, Cheng Da Logistics Co, adalah perusahaan logistik terbaik didaerah itu? Kita bisa meminta nasihat Tuan Yan,” kata Nona Mei.

“Ah, ayahku sudah lama ingin pensiun dan menyerahkan perusahaan kepadaku. Tapi kalian mengenalku. Aku pada dasarnya pemalas. Jika aku bisa menjalankan restoranku dengan baik, itu sudah cukup,” balas Yan Jin, berpura- pura menolak. “Tapi jika kamu membutuhkan bantuanku dalam bisnis ini, aku bisa membantu kalian. Jika kalian ingin rute transportasi khusus, itu tidak masalah sama sekali,” katanya, bersikap dermawan.

Mendengar perkataan Yan Jin, Tuan Liu mendengus geli. “Sebelumnya kamu menolak, tapi sekarang kamu mengajukan perusahaan logistik Ayahmu.”


Yan Jin beralasan bahwa mereka bertiga adalah partner, jadi dia pasti akan memberikan dukungannya. Lalu dia menuangkan teh untuk Nona Mei dan Tuan Liu sambil dengan akrab menyebutkan bahwa mereka bertiga ini sekarang adalah keluarga, karena itu mereka bertiga perlu memaksimalkan keuntungan bersama.


“Aku, secara pribadi mendukung proposal Tuan Yan,” kata Nona Mei, setuju.

“Terima kasih Tuan Yan untuk mengingatkan. Aku akan mempertimbangkannya,” balas Tuan Liu, tidak mau langsung setuju.


Bocah itu, Zhan Yu, selalu berhati- hati. Dia tidak pernah meninggalkan ponselnya jauh darinya. Tak ada jalan lain. Jika aku ingin mencapai tujuanku, aku harus menciptakan peluangku.


Dicafe. Yan Jin secara sengaja merusak selang air diwastafel. Lalu dia berteriak memanggil Zhan Yu untuk membantunya. Karena kejadian itu, tubuh Zhan Yu pun menjadi basah kuyup. Lalu dengan sikap sok baik, dia menyarankan Zha Yu untuk cepat mandi serta berganti pakaian.


Ketika Zhan Yu sedang mandi, Yan Jin secara diam- diam mengambil ponselnya. Dan menginstalkan sebuah program di ponselnya. Setelah itu, diapun cepat- cepat pergi agar tidak ketahuan.

Program yang Yan Jin instalkan diponsel Zhan Yu adalah program penyadap suara. Jadi apapun yang Zhan Yu bicarakan dan dengan siapapun, maka Yan Jin bisa mendengarkan pembicaraan tersebut.


Zhan Yu adalah anak yang baik dan berbakti. Dirumah dia selalu memasak untuk Ibunya. Lalu Ayah Zhan Yu adalah orang yang brengsek. Dia selalu datang untuk mencari masalah dirumah mereka.



Beberapa hari kemudian. Yan Jin menemui Rui Min ditempat rahasia. Rui Min menjelaskan bahwa dia sudah memeriksa kontak terbaru diakun KK. Disana penuh dengan kode nama pembeli. Dan sepertinya analisis Yan Jin benar. Kasus ini berhubungan dengan Liu Wei, dan adiknya Liu Zi.

Grup Little Beauty selalu mendengarkan Liu Wei. Setiap kali mereka membuat keputusan, setiap kali aku menyakikan Xiao Mei Ren, Liu Wei selalu melompat keluar untuk mempengaruhi keputusannya. Jadi KK harus menjadi salah satu orang kita, kita membutuhkannya untuk memberikan informasi, kata Yan Jin, memutuskan rencana terbaik.



Aku memeriksa rekening banknya, dia memiliki tabungan hampir 100.0000 Yuan. Jadi bocah ini menjual narkoba meskipun dia tidak membutuhkan uang. Sepertinya, hatinya bahkan lebih gelap dari yang kita duga, jelas Rui Min sambil menunjukkan data yang dibawanya.

Yan Jin tidak setuju dengan pendapat Rui Min. Dia memberitahu Rui Min bahwa dia ada memasang aplikasi penyadap diponsel Zhan Yu. Dan menurut pengamatannya, Zhan Yu bukanlah anak yang buruk.

“Aku terkejut, kamu mulai merasa simpati,” komentar Rui Min.

“Apa kamu kira aku tak punya hati?” balas Yan Jin.

“Kamu telah berpikir tentang bagaimana hal ini mempengaruhi Xiao Ou juga, kan?” tanya Rui Min, mengingatkan.

“Xiao Ou menggangap Zhan Yu sebagai adiknya. Aku tak ingin melukai hatinya,” balas Yan Jin, merasa agak stress juga.

Rui Min agak ragu bisa menjadikan KK sebagai kawanan. Karena jejak KK tersembunyi dengan sangat baik. Dan Yan Jin mengerti. Karena itu dia akan membuat kemungkinan tersebut.


Malam hari. Disaat Zhan Yu sedang beraksi, Yan Jin memberitahukan lokasinya kepada Rui Min. Lalu Rui Min serta para rekannya menangkap nya.




Didalam mobil. Zhan Yu berpura- pura bodoh dan tidak mengerti apa yang Rui Min katakan, ketika Rui Min membicarakan tentang KK. Namun pada akhirnya, dia mengaku, ketika Rui Min memberikan datang tentang Liu Zi yang berencana untuk membunuhnya, karena iri dengan hasil penjualannya.



“Kamu masih ingin hidup?” tanya Rui Min, dan Zhan Yu mengiyakan. “Ada cara yang bisa menyelamatkanmu,” jelasnya.

“Selama… selama aku bisa hidup, aku akan melakukan apapun yang kamu katakan,” kata Zhan Yu, langsung setuju.


“Menebus kesalahanmu, membantu polisi membongkar sindikat kejahatan Xiao Mei. Itu satu- satunya harapanmu,” jelas Rui Min. Lalu dia melepaskan borgol ditangan Zhan Yu. “Kami telah menyelidikimu, Ibumu sakit parah, Ayahmu pemabuk dan pecandu narkoba. Semua  beban keluarga jatuh pada dirimu sendiri. Di balik semua itu, kamu seorang anak yang baik. Sekarang kamu memiliki kesempatan untuk mengubah nasibmu. Kita akan lihat apa kamu dapat menangkap peluang itu,” jelasnya, memberikan dorongan kepada Zhan Yu.

Awalnya Zhan Yu merasa agak ragu. Tapi setelah berpikir cukup lama, pada akhirnya dia setuju untuk bekerja sama. Dan dia menanyai apa yang harus dilakukannya.



Pertama, Rui Min menanyai tentang Liu Zi. Dan Zhan Yu pun menjawab, Liu Zi biasanya menjaganya dengan baik, dan berkali- kali ingin menyuplainya, tapi dia selalu menolak. Kedua, Rui Min menyuruh Zhan Yu untuk memikirkan cara untuk mendapatkan pemahaman tentang cara kerja sindikat serta pergerakan khusus Liu Wei. Dan Zhan Yu mengiyakan.

“Hanya itu yang bisa kamu lakukan saat ini. Jangan panik, kita akan bergerak perlahan. Aku akan mengbubungi mu, jika ada yang dibutuhkan, mengerti?” jelas Rui Min.


Selesai mendengarkan pembicaraan mereka berdua, Yan Jin merasa lega dan puas. Lalu diapun pergi meninggalkan lokasi.



Setiap hari Yan Jin selalu mendengarkan penyadap suara yang dipasangkannya di ponsel Zhan Yu. Lalu suatu hari, Zhan Yu mendapatkan telpon dari Liu Zi, mereka berdua janjian untuk bertemu di Lichuan j’umat ini.

Mendengar itu, Yan Jin pun langsung mengabari Rui Min. “Liu Zi dan KK mempunyai misi. Mereka berangkat ke Lichuan. Plat mobil mereka T77575.”



“KK berangkat bersama Liu Zi ke Lichuan?” tanya Rui Min, terkejut, karena Zhan Yi tidak ada mengabarinya tentang itu. “Ini sudah hampir 2 minggu, aku menunggu kabar darinya. Sikapnya tidak benar. Aku takut dia setuju, tapi tidak mau.”

“Mm… keduanya akan pergi ke Lichuan. Itu pasti sesuatu yang penting. Aku ingin pergi ke Lichuan untuk menyelidikinya,” balas Yan Jin.

Yan Jin kemudian pergi ke café dan membawa Xiao Ou dengan paksa untuk mengikutinya ke Lichuan. Dia memakai Xiao Ou sebagai pelindung supaya dia tidak dicurigai.


Yan Jin kemudian pergi ke café dan membawa Xiao Ou dengan paksa untuk mengikutinya ke Lichuan. Dia memakai Xiao Ou sebagai pelindung supaya dia tidak dicurigai.


“Bagaimana bisa Zhan Yu mati? Siapa yang membunuhnya?” gumam Yan Ji, berpikir dengan keras. Kemudian dia menatap Detektif Zhao. “Kamu mencurigaiku membunuhnya?”

“Waktu kita hampir habis. Kita lanjutkan, mengerti?” balas Detektif Zhao. “Aku seorang polisi. Aku berhak untuk mencurigai siapa saja yang ada hubungannya dengan korban. Tolong bekerjasamalah,” jelasnya.



Mendengar itu, Yan Jin diam untuk sesaat. Lalu dia bertanya dengan serius, “Siapa namamu?”

“Zhao Tinghui.”

“Jadi kamu adalah kapten Zhao Tinghui. Aku telah banyak mendengar tentangmu,” kata Yan Jin, mengenali Detektif Zhao.

“Baik, kembai ke bermasalahan,” balas Detektif Zhao dengan sikap tenang. “Sejak kamu mulai menyukai Xiao Ou, bagaimana kamu menilai hubungan antara dia dan Zhan Yu?”

“Petugas Zhao, sebagai mantan kekasih Xiao Ou, bagaimana kamu memandang hubungan antara Xiao Ou dan Zhan Yu?” balas Yan Jin, bertanya.



Detektif Zhao menolak untuk menjawab. Dan akhirnya, Yan Jin pun mengalah, karena dia adalah tercuriga sekarang.

“Baik, aku akan memberitahumu secara detail apa yang terjadi di Lichuan,” kata Yan Jin sambil tersenyum kepada Detektif Zhao.

Post a Comment

Previous Post Next Post