Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E14
Kepulangan keluarga Huang adalah
mimpi buruk bagi kehidupan Tian Lan, Yueniang dan Ah Tao. Hari-hari yang sudah
dijalani dengan tenang dan bahagia sebelumnya, mulai berubah dratis.
Padahal kondisi kesehatan Tian
Lan tidak begitu baik dan Yueniang pun sudah menjelaskannya pada mereka, tapi
mereka menolak untuk mengerti. Mereka menolak untuk menambah pelayan dan juga
menyebut Yueniang anak kurang ajar karna berani memerintah mereka.
Lebih parahnya lagi, saat mereka
makan, mereka tidak mengizinkan Tian Lan dan Yueniang kembali ke kamar mereka,
tapi di suruh untuk tetap dekat di tempat, melihat mereka makan. Udah gitu,
mereka membahas masalah masa lalu, mengenai Juxiang yang kabur hingga hubungan
mereka rusak dengan Charlie Zhang. Itu semua salah Juxiang. Lebih buruknya lagi,
mereka menghina ayah Yueniang yang adalah orang Jepang dan memfitnah kalau
Yosuke adalah mata-mata. Yueniang tentu membantah fitnahan itu dengan keras.
Tapi, Jin Cheng tetap saja
menuduh ayah Yueniang adalah mata-mata yang membuat Jepang bisa menjajah Malaya
dan merebut Singapura dengan mudah. Yueniang berteriak membantah hal itu. Dia
juga memberitahu kalau ayahnya pun meninggal karena di tembak tentara Jepang.
Tian Bao malah mengejek kematian Yosuke. Zhen Zhu tertawa mendengar ejekan Tian
Bao. Sementara Yu Zhu, tampak tidak senang melihat keluarganya yang menghina
ayah Yueniang.
Inti dari penghinaan itu, Jin
Cheng ingin mengusir Yueniang dari kediaman Huang karna Yueniang memiliki darah
Jepang dan mereka juga memutuskan hubungan dengan Juxiang. Licik! Padahal tn.
Huang tidak melarang Yueniang tinggal, tapi Jin Cheng dan Ibunya mengusir
Yueniang di saat tn. Huang tidak ada (tn. Huang istirahat di kamar karna pusing
setelah perjalanan jauh).
Tian Lan tidak bisa membiarkan
hal itu. Dia pun memohon dengan sangat pada Guihua agar tidak mengusir
Yueniang. Eh, Guihua malah bilang tidak ada gunanya memohon padanya karna dia
bukanlah kepala keluarga Huang. Dia juga berbohong kalau tn. Huang terlalu
marah hingga jatuh sakit dan tidak bisa bergabung makan dengan mereka.
Dengan merendahkan diri, Tian Lan
berlutut memohon sambil menangis. Hal itu membuat Yueniang sangat marah. Guihua
sok berhati suci berkata akan mencoba bicara dengan tn. Huang sebagai bentuk
terimakasih atas pengabdian Tian Lan selama ini. Dia bicara seolah Tian Lan
adalah pelayan yang sudah bekerja lama untuk mereka. Walau begitu, Tian Lan
tetap berterimakasih atas bantuannya.
Guihua beneran licik. Dia
memberikan syarat pada Yueniang. Dia boleh tinggal di rumah ini, tapi sebagai
pelayan! Dan tidak ada yang boleh bilang kalau Yueniang ada hubungan dengan
keluarga Huang. Bukan hanya itu, Yueniang akan bekerja tanpa di bayar karna dia
yang mau tinggal di sini.
Sangat kejam!
Setelah semua penghinaan itu,
Yueniang hanya bisa menahan emosinya dan membawa neneknya ke kamar.
--
Hari sudah malam,
Yueniang meminta neneknya untuk
beristirahat. Dan untuk pekerjaan rumah, dia dan Ah Tao yang akan
mengerjakannya. Tian Lan sebenarnya sangat merasa bersalah pada Yueniang dan
hanya bisa meminta Yueniang untuk menelan harga dirinya.
Dengan serius, Yueniang bertanya,
apakah ini yang selama ini nenek dan ibunya alami? Tian Lan mengangguk dan
berkata kalau mereka harus menerima takdir. Dia meminta Yueniang untuk
bertahan. Dalam dua tahun, dia akan menemukan pria baik untuk menikahi
Yueniang. Dia yakin Yueniang akan bisa menikahi pria baik karna Yueniang adalah
penjahit dan koki yang hebat.
“Nenek, apa wanita hanya
diizinkan untuk memasak, menjahit, merajut, dan melayani suami mereka?” tanya
Yueniang, emosi.
Entah apa jawaban Tian Lan, tapi
saat keluar dari kamar, Yueniang menatap ke langit. Dia tidak ingin menerima
takdir yang seperti ini. Tidak seperti ini!
--
di Singapore,
Begitu kembali ke Singapore, yang
Sheng lakukan pertama kali adalah pergi ke bar untuk mencari Yan Zi. Sayangnya,
Yan Zi sudah tidak ada di bar itu lagi dan bar itu pun sudah di ambil alih oleh
orang Inggris.
Sheng masih belum bisa melupakan
Juxiang. Dia teringat bagaimana dia selalu membantu Juxiang dan bahkan berjanji
akan melindungi dan membawanya kembali ke Singapore. Tapi, pada akhirnya, dia
malah tidak bisa melindungi mereka. Selama 10 tahun ini, Sheng mengira kalau
Juxiang dan Yueniang sudah meninggal karna di lempar ke laut oleh Meiyu dan
Guihua. Dan selama itu pula, dia menyalahkan dirinya sendiri sebagai orang yang
membiarkan mereka mati!
Sheng juga semakin membenci
Meiyu. Saat mabuk, dia terus menyebut Meiyu sebagai pembunuh! Dia berteriak
memberitahu Ling (Kepala pelayan keluarga Chen) kalau Meiyu sudah melempar
orang ke laut! Pembunuh! Meiyu hanya bisa terdiam menerima semua makian Sheng.
(Yah, karna dia memang melakukannya).
Dia mendekati Sheng dan menarik
Sheng untuk masuk ke kamar dan tidak membuat keributan karna nenek sedang
tidur. Sheng langsung menampik tangannya dengan kasar dan memerintahkannya
untuk tidak menyentuhnya. Meiyu hampir saja terjatuh kalau Chen XI (panggilan :
Xi Er) tidak menangkapnya dari belakang.
Hubungan Sheng dan Xi Er cukup
dekat. Terlihat dari cara Xi Er memapah dan menuntun Sheng.
--
Esok harinya,
Guihua benar-benar ingin
menginjak-injak Yueniang. Dia ingin membuat Yueniang sadar mengenai posisinya
di rumah ini. Karna niat jahatnya itu, dia menjadikan Ah Tao menjadi pengurus
rumah dan berjanji akan menaikkan gajinya. Dan karna Ah Tao sudah menjadi pengurus
rumah, jadi dia menyuruh Ah Tao untuk tidak melakukan pekerjaan kotor lagi. Dia
memerintahkan Ah Tao agar menyuruh Yueniang yang membersihkan tempolongnya (wadah
yang menampung pipis). Ah Tao tidak mau, tapi Guihua memaksanya.
Terpaksa, Ah Tao pun memberitahu
Yueniang. Yueniang tidak masalah sama sekali. Dia mau melakukannya demi
neneknya. Dia juga menyuruh Ah Tao untuk tidak memanggilnya ‘nona muda’ lagi
atau dia akan dimarahi. Ah Tao menjawab kalau dia tetap akan memanggil Yueniang
‘nona muda’ saat tidak ada orang, dan saat ada orang, dia akan memanggilnya
‘nona muda’ dalam hati. Dia juga memuji ibu Yueniang, Juxiang adalah Nona Muda
paling baik terhadapnya dan semua pelayan.
Setelah berbincang, Yueniang
segera masuk ke kamar dan mengambil tempolong. Tapi, Guihua tidak puas dan
menyuruhnya untuk menyapa dengan benar. Udah itu, dia memerintahkan Yueniang
untuk memakaikan sandal ke kakinya. Dengan menahan rasa malah dan penghinaan
itu, Yueniang melakukannya.
Pas keluar kamar, Zhen Zhu malah
berteriak memanggilnya. Saat Yueniang tidak menjawab, dia menghinanya sebagai
anak Jepang dan tuli seperti Ibunya. Yueniang berusaha sabar dan menjawab
dengan sopan. Tapi, Zhen Zhu tetap tidak puas. Yu Zhu berulang kali
menghentikan kakaknya untuk marah, tapi Zhen Zhu malah menyuruhnya diam dan
tidak mengganggu.
Dia memerintahkan Yueniang untuk
membunuh semua nyamuk yang ada di kamarnya. Dan jika nanti malam, saat dia
tidur, masih ada nyamuk, Yueniang akan menerima hukumannya. Yueniang merasa perintah
itu sulit, karna sepanjang tahu selalu ada nyamuk. Zhen Zhu tidak peduli dan
menyuruh Yueniang hanya untuk menjawab : “Yes.” Yueniang yang nggak pernah
mendengar bahasa Inggris, tidak mengerti yang Zhen Zhu katakan.
Eh, di saat itu, Tian Bao yang lagi
main polo, malah sengaja menembakkan bolanya ke arah Yueniang. Bola tersebut
meleset dan mengenai tempolong yang sedang Yueniang bawa. Alhasil, tempolong
itu terjatuh dan tumpah ke baju Zhen Zhu yang berdiri di hadapan Yueniang. Zhen
Zhu sangat marah apalagi saat Tian Bao menghinanya bau. Dia menyebut Yueniang
sengaja dan malah menamparnya. Yu Zhu berteriak memarahi kakaknya karna
sembarang menampar orang. Zhen Zhu masih belum puas dan mau menampar lagi, tapi
Yu Zhu segera menahan tangannya. Yu Zhu cukup rasional dan berujar pada Zhen
Zhu kalau tempolong itu jatuh bukan karna Yueniang terjatuh tapi karna terkena
bola Tian Bao. Zhen Zhu kadung kesal dan langsung ke kamar untuk membersihkan
diri.
--
Di belakang, Yueniang sibuk
membersihkan tempolong Guihua. Tapi, dia malah mendapat laporan dari Ah Tao
kalau Tian Lan pingsan. Nenek tadi memaksakan diri untuk memasak. Untunglah,
setelah diberikan minyak angin, Tian Lan siuman. Tapi, kondisinya benar-benar
lemah. Yueniang ingin dia segera membawa Nenek ke rumah sakit.
Dia pun menyampaikan itu pada tn.
Huang yang sedang menghitung pembukuan. Guihua yang menemani malah menolak
untuk membawa Tian Lan ke rumah sakit dengan alasan kalau mereka baru pulang
dan takutnya keberuntungan mereka rusak karna hawa rumah sakit. Yueniang tidak
menyerah dan terus memohon. Guihua malah menuduhnya berbohong karna kemarin
Tian Lan kelihatan baik-baik saja. Jin Cheng yang ada di sana, ikutan memarahi
Yueniang yang di anggapnya mengganggu.
tn Huang akhirnya mengalah dan
menyuruh Yueniang untuk membawa Tian Lan ke rumah sakit. Yueniang sangat
berterimakasih. Tapi, Tian Lan tidak terima.
“Perjalanan ke Inggris menghabiskan
banyak tabungan kita. Perang sudah menghancurkan bisnis kita. Sekarang, kita
menambah beberapa pelayan. Bukankah seharusnya kita berhemat untuk hal tak
penting?” bujuk Guihua, pada tn Huang.
“Kesehatan Nenek tak penting?”
marah Yueniang.
“Beraninya kau menyela bicara!”
tegur Jin Cheng.
“Aku harus
menelan harga diriku, demi Nenek,” ujar
Yueniang dalam hati. “Maaf, Tuan Muda. Maaf, Nyonya Besar.”
“Sebaiknya dia tak pergi ke rumah
sakit, dengan semua orang yang mati di sana.”
“Kau benar juga. Rumah sakit
penuh aura yang buruk. Mari kita menjauh dari tempat itu,” setuju tn. Huang dan
berubah pikiran. “Kenapa kita tak panggil tabib?”
“Sudah. Tapi obatnya tak ampuh.”
“Maka tak ada yang bisa
dilakukan. Itu takdir. Jika jadi dia, aku lebih baik mati di rumah,” ujar
Guihua, bermulut jahat.
Yueniang tentu marah karna sama
saja Guihua menyumpahi neneknya mati. Guihua tidak peduli dan menyuruhnya
lanjut kerja. tn. Huang pun juga tidak peduli lagi.
--
Yueniang ke kamar Zhen Zhu untuk
membantu merapikan barang. Hm, lebih tepatnya, memungut buku-buku yang Zhen Zhu
buat dan di anggap tidak berguna. Yu Zhu merasa lebih baik buku itu di
sumbangkan ke panti asuhan untuk anak-anak yang menjadi korban perang. Waktu
lagi bicara, Yu Zhu tiba-tiba batuk. Zhen Zhu malah menutup rapat hidungnya dan
menyuruh Yu Zhu menjauh. Dia malah menyebut Yu Zhu terkena batuk TB.
Ckckck, pada Yu Zhu adalah
adiknya sendiri, tapi Zhen Zhu bersikap jahat. Dia menyebut Yu Zhu yang pasti
terkena batuk TB karna karna sudah batuk dari mereka di kapal. Dia juga
menyuruh Yu Zhu untuk menjauh darinya. Sikap Zhen Zhu yang begitu ketakutan
hanya karna melihat Yu Zhu batuk, tentu menimbulkan rasa penasaran Yueniang.
Yu Zhu beneran baik. Dia membantu
Yueniang membawakan buku-buku yang Zhen Zhu buang. Dia pun memanggil Yueniang
dengan panggilan : ‘Kak.’ Yueniang terkejut karna hanya Yu Zhu yang
memanggilnya dengan sopan. Dia pun menyuruh Yu Zhu tidak memanggilnya demikian
karna dia hanyalah pelayan rendahan.
“Tidak bagiku. Aku mengagumi Bibi
Ju Xiang. Saat kecil, Ah Tao bilang dia tak hanya cantik, tapi koki Nyonya yang
hebat juga. Ah Tao bilang Ju Xiang tegas menentang perjodohan. Dia pernah
menghentikan pedagang manusia, menyelamatkan banyak gadis. Lalu, dia menjalani
hidupnya sendiri, menikahi ayahmu, dan membesarkanmu. Aku sangat menghormati
Bibi Ju Xiang,” puji Yu Zhu.
Yueniang sangat tersentuh dengan
pujian Yu Zhu. Ketika lagi berbincang, Yu Zhu kembali batuk. Yueniang khawatir
dan menanyakan kondisinya. Yu Zhu menjawab kalau dokter bilang dia batuk karna
perubahan cuaca.
“Nona Muda, boleh aku bertanya?”
tanya Yueniang.
“Tentu. Tapi kau harus berjanji tak
memanggilku Nona Muda.”
“Tidak bisa. Aku akan dimarahi.”
“Panggil aku Yu Zhu saat tak ada
orang. Setuju? Apa yang mau kau tanyakan?”
“Apa itu TB?” tanya Yueniang.
--
Setelah di jelaskan sama Yu Zhu
mengenai penyakit TB, Yueniang memberitahunya pada Ah Tao. Dia merasa sangat
lega karna nenek dilarang di bawa ke rumah sakit karna bisa bahaya. Pembicaraan
mereka itu di dengar oleh Xiufeng yang lagi ke dapur.
Tentu saja, dia merasa takut dan
segera pergi melapor. Dia tidak sadar kalau Yueniang dan Ah Tao ternyata tahu
dia menguping. Mereka memang merencanakan semuanya agar Xiufeng mengira Tian
Lan terkena TB sehingga akan mengirimnya ke rumah sakit.
Apa yang Yueniang rencanakan
berhasil. Xiufeng melaporkan itu pada Guihua yang lagi asyik main kartu dengan
Zhen Zhu dan Yu Zhu. Zhen Zhu langsung panik dan memberitau kalau TB itu sangat
mengerikan karna belum ada obat dan bisa menular. Guihua tentu takut.
Tanpa perlu menunggu seharipun,
keluarga Huang langsung memanggil pihak rumah sakit ke rumah untuk membawa Tian
Lan ke rumah sakit. Mereka semua benar-benar ketakutan kalau Tian Lan terkena
TB. Mereka sampai membakar barang-barang Tian Lan dan menyuruh dilakukan
disinfeksi seluruh rumah.
Setelah itu, mereka memanggil
Yueniang dan menuduhnya sengaja menyembunyikan Tian Lan yang terkena TB untuk
mencelakai mereka semua. Yueniang tidak menyangkal dan membenarkan kalau dia
menyembunyikan kondisi Nenek karena Nyonya Besar (Guihua) bilang lebih baik
Neneknya mati di rumah. Guihua mana mau disalahkan. Xiufeng pun memakinya
sebagai gadis yang sangat jahat dan tidak tahu terimakasih padahal sudah
diizinkan tinggal. Dan karna itu, Xiufeng ingin memberikan hukuman pada
Yueniang.
Yueniang di bawa ke depan altar
leluhur. Di hadapannya ada Jin Cheng, Xiufeng, Guihua, Zhen Zhu dan Yu Zhu.
Sementara di sisi kanan kirinya ada para pelayan. Xiufeng memberitahu kalau ini
adalah peringatan bagi semuanya, jika ada yang kurang ajar atau membenci mereka
akan bernasib sama seperti Yueniang.
Yueniang hanya diam menerima
hukumannya. Dia dihukum cambuk dengan rotan. Selama hukuman itu, Yueniang tidak
berteriak sama sekali. Tatapan matanya hanya berfokus pada 2 huruf China yang
ada terpajang di altar yang berarti : Ingat Masa Lalu.
Ah Tao tidak tega melihat
Yueniang yang dipukuli. Hanya melihat saja, dia bisa merasakan sakitnya
cambukan itu. Makanya, setiap kali Yueniang di cambuk, dia akan berteriak
seolah kesakitan. Zhen Zhu jadi kesal karna yang dipukuli kan bukan Ah Tao. Ah
Tao menjelaskan, walau bukan dia yang dihukum, tapi dia merasakan sakitnya.
Zhen Zu malah mengancam ingin mencambuknya juga. Ah Tao tentu ketakutan dan
membekap mulutnya sendiri agar suaranya tidak keluar.
Bukan hanya Ah Tao yang tidak
tega melihat Yueniang dipukuli, tapi juga Yu Zhu.
Xiufeng terus memukuli Yueniang
berulang kali, tapi tidak ada satupun jeritan yang keluar dari mulut Yueniang.
Hal ini, tentu membuat Guihua tidak puas. Pada akhirnya, malah Xiufeng yang
merasa lelah memukuli Yueniang. Ah Tao pun mengira hukuman sudah selesai dan
membantu Yueniang untuk berdiri.
Sayangnya, Guihua ternyata tidak
puas. Dia beralasan kalau Yueniang belum menangis yang artinya, tubuhnya masih
baik-baik saja. Dengan kejamnya, dia menyuruh Jin Cheng untuk mengambil tongkat
yang lebih besar. Jin Cheng pun mengambilkan tongkat bambu yang besar. Dan
dengan tongkat itu, Jin Cheng memukuli Yueniang. Padahal, Ah Tao sudah memohon
agar mereka mengampuninya karna tongkat itu bisa membunuh Yueniang.
Tapi, Jin Cheng malah menendang
Ah Tao. Dan dengan tongkat itu, dia memukuli Yueniang. Yueniang sampai terjatuh
ke arah depan. Tapi, dia tetap tidak menangis sedikit pun dan hanya terus
menatap tulisan : Ingat Masa Lalu. Jin Cheng tidak puas dan melayangkan kembali
pukulan. Kali ini, Ah Tao segera berlari melindungi Yueniang. Pukulan itu
membuat Ah Tao pingsan.
Semua terdiam tidak menyangka.
Guihua pun jadi takut dan dengan kode mata, memberi tanda agar Xiufeng
menghentikan hukuman. Sok bijak, Xiufeng pun menyuruh semuanya untuk melihat
ini sebagai peringatan. Jika ada yang membuat kesalahan, akan menerima hukuman
seperti Yueniang.
Dasar iblis! Bukannya merasa
bersalah, Guihua malah berujar : “Aku mengampunimu hari ini.”
Yu Zhu ingin menolong mereka,
tapi Zhen Zhu mendorongnya untuk perrgi.
Setelah semuanya pergi, Ah Tao
memnbuka sedikit matanya dan memberi kedipan. Tangis Yueniang langsung berganti
senyuman. Ah Tao ternyata hanya pura-pura pingsan agar Yueniang berhenti
dihukum.
--
Malam harinya,
Ah Tao membantu mengoleslkan
salep ke luka cambuk di punggung badan Yueniang. Melihat semua luka itu, Ah Tao
merasa sangat marah dan sedih. Dia tidak menyangka kalau Xiufeng bisa begitu
kejam dan menuruni sifat Guihua. Selama Ah Tao mengobati lukanya, Yueniang
sibuk mengukir huruf yang dilihatnya di altar “Ingat Masa Lalu” tadi pada kayu.
Cih! Tian Bao beneran kurang ajar. Padahal,
Yueniang adalah sepupunya, tapi dia malah diam-diam mengintip ke kamar
Yueniang. Tatapan matanya menunjukkan itikad tidak baik.
Ah Tao menanyakan alasan kenapa
Yueniang tidak menangis tadi? karna dia nggak nangis, Xiufeng jadi memukulnya
lebih keras dan Guihua menjadi semua membencinya. Yueniang menjawab kalau dia
tidak mau menyerah pada mereka. Ah Tao mengomentari kalau Yueniang sama seperti
Juxiang, kuat dan keras kepala.
Selesai mengobati, Ah Tao
menanyakan tulisan yang daritadi Yueniang tulis. Yueniang pun tidak tahu. Dia
hanya menulis apa yang dilihatnya di bagian paling atas Aula Penghormatan.
Karna di letak di paling atas, pasti itu adalah kata penting.
Saat itu, Yu Zhu datang
berkunjung (Tian Bao juga udah pergi). Ah Tao menyambutnya dengan ramah. Yu Zhu
pun mengizinkan Ah Tao untuk memanggil Yueniang dengan panggilan ‘nona muda’ di
depannya. Dia tidak akan mengadu ke siapapun. Ah Tao sangat senang dan memuji
Yu Zhu. Dia pun pamit lanjut kerja dan memberikan waktu bagi Yueniang dan Yu
Zhu bicara berdua.
Yu Zhu beneran menghormati
Yueniang sebagai sepupunya dan juga kakak yang lebih tua (dia dan Yueniang beda
umur 1 tahun). Yu Zhu pun ternyata tahu kalau itu hanya akal-akalan Yueniang
menyebar rumor seolah Tian Lan terkena TB agar Tian Lan bisa di bawa ke rumah
sakit untuk di rawat. Dari pembicaraan mereka, diketahui kalau Yu Zhu dulu
mengikuti organisasi Palang Merah makanya dia sedikit banyak mengetahui penyakit.
Yueniang sangat senang dengan Yu
Zhu yang baik hati. Dia juga meminta Yu Zhu mengajarinya huruf yang ada di Aula
Penghormatan. Yu Zhu jujur kalau dia sekolah bahasa Inggris makanya dia kurang
bisa baca Bahasa Mandarin. Tapi, huruf yang ada di Aula itu, dia pernah
mendengar ayahnya membacanya dan arti huruf itu adalah “Ingat Masa Lalu.”
Sepertinya, itu berarti agar mereka mengingat darimana kita berasal dan tidak
melupakan akar dan warisan.
Setelah tahu arti kata itu,
Yueniang semakin menyukainya.
--
Tian Bao benar-benar gila! Dia
tidak bisa tidur karna terus teringat tubuh Yueniang yang diintipnya tadi.
Karna itu, di tengah malam, dia diam-diam masuk ke kamar Yueniang untuk
memperk0s*nya! Sinting!!! Tidak punya akhlak!!!
Yueniang tentu terbangun dan
langsung mengigit tangan orang itu. Tian Bao yang ketakutan langsung kabur.
--
Esok paginya,
Yueniang tidak bodoh. Dia tahu
kalau Tian Bao adalah pelaku yang kemarin berusaha memperk0s*anya. Dia pun
pergi ke kamar Tian Bao dengan membawa sebilah pisau. Tian Bao berpura-pura
bodoh tidak mengerti tujuan Yueniang. Yueniang mengarahkan pisau itu ke leher
Tian Bao dan menyuruhnya untuk menunjukkan tangannya.
Dan benar saja, di tangan kiri
Tian Bao ada bekas gigitan Yueniang kemarin. Bukannya menyesal, Tian Bao malah
beralasan kalau dia hanya bercanda, jadi untuk apa Yueniang serius begitu? Dia
bahkan mengancam akan memfitnah kalau Yueniang yang merayunya. Dia menantang
Yueniang untuk menusuknya kalau tidak takut di usir.
Yueniang langsung mengayunkan
pisau dan menusukkannya tepat di lemari samping Tian Bao.
“Lain kali, aku akan langsung
menikam lehermu!!” peringati Yueniang.
--
Di ruang tamu, Jin Cheng sudah
bersiap dan menggerutu kesal karna Tian Bao belum juga turun. Dia akan membawa
Tian Bao untuk mengunjungi keluarga Chen di Singapura. Tujuannya adalah untuk
meminta bantuan.
“Bantuan apa yang kau butuhkan?”
tanya Xiufeng.
“Kita sudah kehabisan uang.”
“Apa maksudmu? Apa kau serius?
Bagaimana dengan perkebunan karet kita? Dan rumah-rumah kontrakan kita?” tanya
Xiufeng, panik.
“Kita sudah menjualnya sejak
lama,” jawab Jin Cheng.
“Kenapa bisa begini?”
“Tanya ayah. Dia menghabiskan
semua warisan kita. Kini aku harus membereskan kekacauan. Jika iparku tak
membantu, kita semua akan menjadi pengemis.”
Xiufeng jadi gelisah dan mulai
berteriak memanggil Tian Bao agar segera turun.
Seruu lanjut terus...xie xie...
ReplyDeleteLanjut..
ReplyDelete