Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E14



Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E14


Kepulangan keluarga Huang adalah mimpi buruk bagi kehidupan Tian Lan, Yueniang dan Ah Tao. Hari-hari yang sudah dijalani dengan tenang dan bahagia sebelumnya, mulai berubah dratis.

Padahal kondisi kesehatan Tian Lan tidak begitu baik dan Yueniang pun sudah menjelaskannya pada mereka, tapi mereka menolak untuk mengerti. Mereka menolak untuk menambah pelayan dan juga menyebut Yueniang anak kurang ajar karna berani memerintah mereka.


Lebih parahnya lagi, saat mereka makan, mereka tidak mengizinkan Tian Lan dan Yueniang kembali ke kamar mereka, tapi di suruh untuk tetap dekat di tempat, melihat mereka makan. Udah gitu, mereka membahas masalah masa lalu, mengenai Juxiang yang kabur hingga hubungan mereka rusak dengan Charlie Zhang. Itu semua salah Juxiang. Lebih buruknya lagi, mereka menghina ayah Yueniang yang adalah orang Jepang dan memfitnah kalau Yosuke adalah mata-mata. Yueniang tentu membantah fitnahan itu dengan keras.



Tapi, Jin Cheng tetap saja menuduh ayah Yueniang adalah mata-mata yang membuat Jepang bisa menjajah Malaya dan merebut Singapura dengan mudah. Yueniang berteriak membantah hal itu. Dia juga memberitahu kalau ayahnya pun meninggal karena di tembak tentara Jepang. Tian Bao malah mengejek kematian Yosuke. Zhen Zhu tertawa mendengar ejekan Tian Bao. Sementara Yu Zhu, tampak tidak senang melihat keluarganya yang menghina ayah Yueniang.


Inti dari penghinaan itu, Jin Cheng ingin mengusir Yueniang dari kediaman Huang karna Yueniang memiliki darah Jepang dan mereka juga memutuskan hubungan dengan Juxiang. Licik! Padahal tn. Huang tidak melarang Yueniang tinggal, tapi Jin Cheng dan Ibunya mengusir Yueniang di saat tn. Huang tidak ada (tn. Huang istirahat di kamar karna pusing setelah perjalanan jauh).


Tian Lan tidak bisa membiarkan hal itu. Dia pun memohon dengan sangat pada Guihua agar tidak mengusir Yueniang. Eh, Guihua malah bilang tidak ada gunanya memohon padanya karna dia bukanlah kepala keluarga Huang. Dia juga berbohong kalau tn. Huang terlalu marah hingga jatuh sakit dan tidak bisa bergabung makan dengan mereka.


Dengan merendahkan diri, Tian Lan berlutut memohon sambil menangis. Hal itu membuat Yueniang sangat marah. Guihua sok berhati suci berkata akan mencoba bicara dengan tn. Huang sebagai bentuk terimakasih atas pengabdian Tian Lan selama ini. Dia bicara seolah Tian Lan adalah pelayan yang sudah bekerja lama untuk mereka. Walau begitu, Tian Lan tetap berterimakasih atas bantuannya.

Guihua beneran licik. Dia memberikan syarat pada Yueniang. Dia boleh tinggal di rumah ini, tapi sebagai pelayan! Dan tidak ada yang boleh bilang kalau Yueniang ada hubungan dengan keluarga Huang. Bukan hanya itu, Yueniang akan bekerja tanpa di bayar karna dia yang mau tinggal di sini.

Sangat kejam!

Setelah semua penghinaan itu, Yueniang hanya bisa menahan emosinya dan membawa neneknya ke kamar.

--


Hari sudah malam,

Yueniang meminta neneknya untuk beristirahat. Dan untuk pekerjaan rumah, dia dan Ah Tao yang akan mengerjakannya. Tian Lan sebenarnya sangat merasa bersalah pada Yueniang dan hanya bisa meminta Yueniang untuk menelan harga dirinya.

Dengan serius, Yueniang bertanya, apakah ini yang selama ini nenek dan ibunya alami? Tian Lan mengangguk dan berkata kalau mereka harus menerima takdir. Dia meminta Yueniang untuk bertahan. Dalam dua tahun, dia akan menemukan pria baik untuk menikahi Yueniang. Dia yakin Yueniang akan bisa menikahi pria baik karna Yueniang adalah penjahit dan koki yang hebat.


“Nenek, apa wanita hanya diizinkan untuk memasak, menjahit, merajut, dan melayani suami mereka?” tanya Yueniang, emosi.


Entah apa jawaban Tian Lan, tapi saat keluar dari kamar, Yueniang menatap ke langit. Dia tidak ingin menerima takdir yang seperti ini. Tidak seperti ini!

--


di Singapore,

Begitu kembali ke Singapore, yang Sheng lakukan pertama kali adalah pergi ke bar untuk mencari Yan Zi. Sayangnya, Yan Zi sudah tidak ada di bar itu lagi dan bar itu pun sudah di ambil alih oleh orang Inggris.





Sheng masih belum bisa melupakan Juxiang. Dia teringat bagaimana dia selalu membantu Juxiang dan bahkan berjanji akan melindungi dan membawanya kembali ke Singapore. Tapi, pada akhirnya, dia malah tidak bisa melindungi mereka. Selama 10 tahun ini, Sheng mengira kalau Juxiang dan Yueniang sudah meninggal karna di lempar ke laut oleh Meiyu dan Guihua. Dan selama itu pula, dia menyalahkan dirinya sendiri sebagai orang yang membiarkan mereka mati!



Sheng juga semakin membenci Meiyu. Saat mabuk, dia terus menyebut Meiyu sebagai pembunuh! Dia berteriak memberitahu Ling (Kepala pelayan keluarga Chen) kalau Meiyu sudah melempar orang ke laut! Pembunuh! Meiyu hanya bisa terdiam menerima semua makian Sheng. (Yah, karna dia memang melakukannya).


Dia mendekati Sheng dan menarik Sheng untuk masuk ke kamar dan tidak membuat keributan karna nenek sedang tidur. Sheng langsung menampik tangannya dengan kasar dan memerintahkannya untuk tidak menyentuhnya. Meiyu hampir saja terjatuh kalau Chen XI (panggilan : Xi Er) tidak menangkapnya dari belakang.


Hubungan Sheng dan Xi Er cukup dekat. Terlihat dari cara Xi Er memapah dan menuntun Sheng.

--




Esok harinya,

Guihua benar-benar ingin menginjak-injak Yueniang. Dia ingin membuat Yueniang sadar mengenai posisinya di rumah ini. Karna niat jahatnya itu, dia menjadikan Ah Tao menjadi pengurus rumah dan berjanji akan menaikkan gajinya. Dan karna Ah Tao sudah menjadi pengurus rumah, jadi dia menyuruh Ah Tao untuk tidak melakukan pekerjaan kotor lagi. Dia memerintahkan Ah Tao agar menyuruh Yueniang yang membersihkan tempolongnya (wadah yang menampung pipis). Ah Tao tidak mau, tapi Guihua memaksanya.



Terpaksa, Ah Tao pun memberitahu Yueniang. Yueniang tidak masalah sama sekali. Dia mau melakukannya demi neneknya. Dia juga menyuruh Ah Tao untuk tidak memanggilnya ‘nona muda’ lagi atau dia akan dimarahi. Ah Tao menjawab kalau dia tetap akan memanggil Yueniang ‘nona muda’ saat tidak ada orang, dan saat ada orang, dia akan memanggilnya ‘nona muda’ dalam hati. Dia juga memuji ibu Yueniang, Juxiang adalah Nona Muda paling baik terhadapnya dan semua pelayan.


Setelah berbincang, Yueniang segera masuk ke kamar dan mengambil tempolong. Tapi, Guihua tidak puas dan menyuruhnya untuk menyapa dengan benar. Udah itu, dia memerintahkan Yueniang untuk memakaikan sandal ke kakinya. Dengan menahan rasa malah dan penghinaan itu, Yueniang melakukannya.


Pas keluar kamar, Zhen Zhu malah berteriak memanggilnya. Saat Yueniang tidak menjawab, dia menghinanya sebagai anak Jepang dan tuli seperti Ibunya. Yueniang berusaha sabar dan menjawab dengan sopan. Tapi, Zhen Zhu tetap tidak puas. Yu Zhu berulang kali menghentikan kakaknya untuk marah, tapi Zhen Zhu malah menyuruhnya diam dan tidak mengganggu.


Dia memerintahkan Yueniang untuk membunuh semua nyamuk yang ada di kamarnya. Dan jika nanti malam, saat dia tidur, masih ada nyamuk, Yueniang akan menerima hukumannya. Yueniang merasa perintah itu sulit, karna sepanjang tahu selalu ada nyamuk. Zhen Zhu tidak peduli dan menyuruh Yueniang hanya untuk menjawab : “Yes.” Yueniang yang nggak pernah mendengar bahasa Inggris, tidak mengerti yang Zhen Zhu katakan.






Eh, di saat itu, Tian Bao yang lagi main polo, malah sengaja menembakkan bolanya ke arah Yueniang. Bola tersebut meleset dan mengenai tempolong yang sedang Yueniang bawa. Alhasil, tempolong itu terjatuh dan tumpah ke baju Zhen Zhu yang berdiri di hadapan Yueniang. Zhen Zhu sangat marah apalagi saat Tian Bao menghinanya bau. Dia menyebut Yueniang sengaja dan malah menamparnya. Yu Zhu berteriak memarahi kakaknya karna sembarang menampar orang. Zhen Zhu masih belum puas dan mau menampar lagi, tapi Yu Zhu segera menahan tangannya. Yu Zhu cukup rasional dan berujar pada Zhen Zhu kalau tempolong itu jatuh bukan karna Yueniang terjatuh tapi karna terkena bola Tian Bao. Zhen Zhu kadung kesal dan langsung ke kamar untuk membersihkan diri.

--



Di belakang, Yueniang sibuk membersihkan tempolong Guihua. Tapi, dia malah mendapat laporan dari Ah Tao kalau Tian Lan pingsan. Nenek tadi memaksakan diri untuk memasak. Untunglah, setelah diberikan minyak angin, Tian Lan siuman. Tapi, kondisinya benar-benar lemah. Yueniang ingin dia segera membawa Nenek ke rumah sakit.



Dia pun menyampaikan itu pada tn. Huang yang sedang menghitung pembukuan. Guihua yang menemani malah menolak untuk membawa Tian Lan ke rumah sakit dengan alasan kalau mereka baru pulang dan takutnya keberuntungan mereka rusak karna hawa rumah sakit. Yueniang tidak menyerah dan terus memohon. Guihua malah menuduhnya berbohong karna kemarin Tian Lan kelihatan baik-baik saja. Jin Cheng yang ada di sana, ikutan memarahi Yueniang yang di anggapnya mengganggu.

tn Huang akhirnya mengalah dan menyuruh Yueniang untuk membawa Tian Lan ke rumah sakit. Yueniang sangat berterimakasih. Tapi, Tian Lan tidak terima.



“Perjalanan ke Inggris menghabiskan banyak tabungan kita. Perang sudah menghancurkan bisnis kita. Sekarang, kita menambah beberapa pelayan. Bukankah seharusnya kita berhemat untuk hal tak penting?” bujuk Guihua, pada tn Huang.

“Kesehatan Nenek tak penting?” marah Yueniang.

“Beraninya kau menyela bicara!” tegur Jin Cheng.

“Aku harus menelan harga diriku, demi Nenek,” ujar Yueniang dalam hati. “Maaf, Tuan Muda. Maaf, Nyonya Besar.”


“Sebaiknya dia tak pergi ke rumah sakit, dengan semua orang yang mati di sana.”

“Kau benar juga. Rumah sakit penuh aura yang buruk. Mari kita menjauh dari tempat itu,” setuju tn. Huang dan berubah pikiran. “Kenapa kita tak panggil tabib?”

“Sudah. Tapi obatnya tak ampuh.”

“Maka tak ada yang bisa dilakukan. Itu takdir. Jika jadi dia, aku lebih baik mati di rumah,” ujar Guihua, bermulut jahat.

Yueniang tentu marah karna sama saja Guihua menyumpahi neneknya mati. Guihua tidak peduli dan menyuruhnya lanjut kerja. tn. Huang pun juga tidak peduli lagi.

--



Yueniang ke kamar Zhen Zhu untuk membantu merapikan barang. Hm, lebih tepatnya, memungut buku-buku yang Zhen Zhu buat dan di anggap tidak berguna. Yu Zhu merasa lebih baik buku itu di sumbangkan ke panti asuhan untuk anak-anak yang menjadi korban perang. Waktu lagi bicara, Yu Zhu tiba-tiba batuk. Zhen Zhu malah menutup rapat hidungnya dan menyuruh Yu Zhu menjauh. Dia malah menyebut Yu Zhu terkena batuk TB.


Ckckck, pada Yu Zhu adalah adiknya sendiri, tapi Zhen Zhu bersikap jahat. Dia menyebut Yu Zhu yang pasti terkena batuk TB karna karna sudah batuk dari mereka di kapal. Dia juga menyuruh Yu Zhu untuk menjauh darinya. Sikap Zhen Zhu yang begitu ketakutan hanya karna melihat Yu Zhu batuk, tentu menimbulkan rasa penasaran Yueniang.



Yu Zhu beneran baik. Dia membantu Yueniang membawakan buku-buku yang Zhen Zhu buang. Dia pun memanggil Yueniang dengan panggilan : ‘Kak.’ Yueniang terkejut karna hanya Yu Zhu yang memanggilnya dengan sopan. Dia pun menyuruh Yu Zhu tidak memanggilnya demikian karna dia hanyalah pelayan rendahan.

“Tidak bagiku. Aku mengagumi Bibi Ju Xiang. Saat kecil, Ah Tao bilang dia tak hanya cantik, tapi koki Nyonya yang hebat juga. Ah Tao bilang Ju Xiang tegas menentang perjodohan. Dia pernah menghentikan pedagang manusia, menyelamatkan banyak gadis. Lalu, dia menjalani hidupnya sendiri, menikahi ayahmu, dan membesarkanmu. Aku sangat menghormati Bibi Ju Xiang,” puji Yu Zhu.


Yueniang sangat tersentuh dengan pujian Yu Zhu. Ketika lagi berbincang, Yu Zhu kembali batuk. Yueniang khawatir dan menanyakan kondisinya. Yu Zhu menjawab kalau dokter bilang dia batuk karna perubahan cuaca.

“Nona Muda, boleh aku bertanya?” tanya Yueniang.

“Tentu. Tapi kau harus berjanji tak memanggilku Nona Muda.”

“Tidak bisa. Aku akan dimarahi.”

“Panggil aku Yu Zhu saat tak ada orang. Setuju? Apa yang mau kau tanyakan?”

“Apa itu TB?” tanya Yueniang.

--


Setelah di jelaskan sama Yu Zhu mengenai penyakit TB, Yueniang memberitahunya pada Ah Tao. Dia merasa sangat lega karna nenek dilarang di bawa ke rumah sakit karna bisa bahaya. Pembicaraan mereka itu di dengar oleh Xiufeng yang lagi ke dapur.


Tentu saja, dia merasa takut dan segera pergi melapor. Dia tidak sadar kalau Yueniang dan Ah Tao ternyata tahu dia menguping. Mereka memang merencanakan semuanya agar Xiufeng mengira Tian Lan terkena TB sehingga akan mengirimnya ke rumah sakit.



Apa yang Yueniang rencanakan berhasil. Xiufeng melaporkan itu pada Guihua yang lagi asyik main kartu dengan Zhen Zhu dan Yu Zhu. Zhen Zhu langsung panik dan memberitau kalau TB itu sangat mengerikan karna belum ada obat dan bisa menular. Guihua tentu takut.



Tanpa perlu menunggu seharipun, keluarga Huang langsung memanggil pihak rumah sakit ke rumah untuk membawa Tian Lan ke rumah sakit. Mereka semua benar-benar ketakutan kalau Tian Lan terkena TB. Mereka sampai membakar barang-barang Tian Lan dan menyuruh dilakukan disinfeksi seluruh rumah.



Setelah itu, mereka memanggil Yueniang dan menuduhnya sengaja menyembunyikan Tian Lan yang terkena TB untuk mencelakai mereka semua. Yueniang tidak menyangkal dan membenarkan kalau dia menyembunyikan kondisi Nenek karena Nyonya Besar (Guihua) bilang lebih baik Neneknya mati di rumah. Guihua mana mau disalahkan. Xiufeng pun memakinya sebagai gadis yang sangat jahat dan tidak tahu terimakasih padahal sudah diizinkan tinggal. Dan karna itu, Xiufeng ingin memberikan hukuman pada Yueniang.




Yueniang di bawa ke depan altar leluhur. Di hadapannya ada Jin Cheng, Xiufeng, Guihua, Zhen Zhu dan Yu Zhu. Sementara di sisi kanan kirinya ada para pelayan. Xiufeng memberitahu kalau ini adalah peringatan bagi semuanya, jika ada yang kurang ajar atau membenci mereka akan bernasib sama seperti Yueniang.




Yueniang hanya diam menerima hukumannya. Dia dihukum cambuk dengan rotan. Selama hukuman itu, Yueniang tidak berteriak sama sekali. Tatapan matanya hanya berfokus pada 2 huruf China yang ada terpajang di altar yang berarti : Ingat Masa Lalu.


Ah Tao tidak tega melihat Yueniang yang dipukuli. Hanya melihat saja, dia bisa merasakan sakitnya cambukan itu. Makanya, setiap kali Yueniang di cambuk, dia akan berteriak seolah kesakitan. Zhen Zhu jadi kesal karna yang dipukuli kan bukan Ah Tao. Ah Tao menjelaskan, walau bukan dia yang dihukum, tapi dia merasakan sakitnya. Zhen Zu malah mengancam ingin mencambuknya juga. Ah Tao tentu ketakutan dan membekap mulutnya sendiri agar suaranya tidak keluar.

Bukan hanya Ah Tao yang tidak tega melihat Yueniang dipukuli, tapi juga Yu Zhu.



Xiufeng terus memukuli Yueniang berulang kali, tapi tidak ada satupun jeritan yang keluar dari mulut Yueniang. Hal ini, tentu membuat Guihua tidak puas. Pada akhirnya, malah Xiufeng yang merasa lelah memukuli Yueniang. Ah Tao pun mengira hukuman sudah selesai dan membantu Yueniang untuk berdiri.



Sayangnya, Guihua ternyata tidak puas. Dia beralasan kalau Yueniang belum menangis yang artinya, tubuhnya masih baik-baik saja. Dengan kejamnya, dia menyuruh Jin Cheng untuk mengambil tongkat yang lebih besar. Jin Cheng pun mengambilkan tongkat bambu yang besar. Dan dengan tongkat itu, Jin Cheng memukuli Yueniang. Padahal, Ah Tao sudah memohon agar mereka mengampuninya karna tongkat itu bisa membunuh Yueniang.



Tapi, Jin Cheng malah menendang Ah Tao. Dan dengan tongkat itu, dia memukuli Yueniang. Yueniang sampai terjatuh ke arah depan. Tapi, dia tetap tidak menangis sedikit pun dan hanya terus menatap tulisan : Ingat Masa Lalu. Jin Cheng tidak puas dan melayangkan kembali pukulan. Kali ini, Ah Tao segera berlari melindungi Yueniang. Pukulan itu membuat Ah Tao pingsan.


Semua terdiam tidak menyangka. Guihua pun jadi takut dan dengan kode mata, memberi tanda agar Xiufeng menghentikan hukuman. Sok bijak, Xiufeng pun menyuruh semuanya untuk melihat ini sebagai peringatan. Jika ada yang membuat kesalahan, akan menerima hukuman seperti Yueniang.

Dasar iblis! Bukannya merasa bersalah, Guihua malah berujar : “Aku mengampunimu hari ini.”

Yu Zhu ingin menolong mereka, tapi Zhen Zhu mendorongnya untuk perrgi.

Setelah semuanya pergi, Ah Tao memnbuka sedikit matanya dan memberi kedipan. Tangis Yueniang langsung berganti senyuman. Ah Tao ternyata hanya pura-pura pingsan agar Yueniang berhenti dihukum.

--


Malam harinya,

Ah Tao membantu mengoleslkan salep ke luka cambuk di punggung badan Yueniang. Melihat semua luka itu, Ah Tao merasa sangat marah dan sedih. Dia tidak menyangka kalau Xiufeng bisa begitu kejam dan menuruni sifat Guihua. Selama Ah Tao mengobati lukanya, Yueniang sibuk mengukir huruf yang dilihatnya di altar “Ingat Masa Lalu” tadi pada kayu.


Cih! Tian Bao beneran kurang ajar. Padahal, Yueniang adalah sepupunya, tapi dia malah diam-diam mengintip ke kamar Yueniang. Tatapan matanya menunjukkan itikad tidak baik.



Ah Tao menanyakan alasan kenapa Yueniang tidak menangis tadi? karna dia nggak nangis, Xiufeng jadi memukulnya lebih keras dan Guihua menjadi semua membencinya. Yueniang menjawab kalau dia tidak mau menyerah pada mereka. Ah Tao mengomentari kalau Yueniang sama seperti Juxiang, kuat dan keras kepala.


Selesai mengobati, Ah Tao menanyakan tulisan yang daritadi Yueniang tulis. Yueniang pun tidak tahu. Dia hanya menulis apa yang dilihatnya di bagian paling atas Aula Penghormatan. Karna di letak di paling atas, pasti itu adalah kata penting.


Saat itu, Yu Zhu datang berkunjung (Tian Bao juga udah pergi). Ah Tao menyambutnya dengan ramah. Yu Zhu pun mengizinkan Ah Tao untuk memanggil Yueniang dengan panggilan ‘nona muda’ di depannya. Dia tidak akan mengadu ke siapapun. Ah Tao sangat senang dan memuji Yu Zhu. Dia pun pamit lanjut kerja dan memberikan waktu bagi Yueniang dan Yu Zhu bicara berdua.


Yu Zhu beneran menghormati Yueniang sebagai sepupunya dan juga kakak yang lebih tua (dia dan Yueniang beda umur 1 tahun). Yu Zhu pun ternyata tahu kalau itu hanya akal-akalan Yueniang menyebar rumor seolah Tian Lan terkena TB agar Tian Lan bisa di bawa ke rumah sakit untuk di rawat. Dari pembicaraan mereka, diketahui kalau Yu Zhu dulu mengikuti organisasi Palang Merah makanya dia sedikit banyak mengetahui penyakit.


Yueniang sangat senang dengan Yu Zhu yang baik hati. Dia juga meminta Yu Zhu mengajarinya huruf yang ada di Aula Penghormatan. Yu Zhu jujur kalau dia sekolah bahasa Inggris makanya dia kurang bisa baca Bahasa Mandarin. Tapi, huruf yang ada di Aula itu, dia pernah mendengar ayahnya membacanya dan arti huruf itu adalah “Ingat Masa Lalu.” Sepertinya, itu berarti agar mereka mengingat darimana kita berasal dan tidak melupakan akar dan warisan.  

Setelah tahu arti kata itu, Yueniang semakin menyukainya.

--


Tian Bao benar-benar gila! Dia tidak bisa tidur karna terus teringat tubuh Yueniang yang diintipnya tadi. Karna itu, di tengah malam, dia diam-diam masuk ke kamar Yueniang untuk memperk0s*nya! Sinting!!! Tidak punya akhlak!!!


Yueniang tentu terbangun dan langsung mengigit tangan orang itu. Tian Bao yang ketakutan langsung kabur.

--



Esok paginya,

Yueniang tidak bodoh. Dia tahu kalau Tian Bao adalah pelaku yang kemarin berusaha memperk0s*anya. Dia pun pergi ke kamar Tian Bao dengan membawa sebilah pisau. Tian Bao berpura-pura bodoh tidak mengerti tujuan Yueniang. Yueniang mengarahkan pisau itu ke leher Tian Bao dan menyuruhnya untuk menunjukkan tangannya.


Dan benar saja, di tangan kiri Tian Bao ada bekas gigitan Yueniang kemarin. Bukannya menyesal, Tian Bao malah beralasan kalau dia hanya bercanda, jadi untuk apa Yueniang serius begitu? Dia bahkan mengancam akan memfitnah kalau Yueniang yang merayunya. Dia menantang Yueniang untuk menusuknya kalau tidak takut di usir.



Yueniang langsung mengayunkan pisau dan menusukkannya tepat di lemari samping Tian Bao.



“Lain kali, aku akan langsung menikam lehermu!!” peringati Yueniang.

--


Di ruang tamu, Jin Cheng sudah bersiap dan menggerutu kesal karna Tian Bao belum juga turun. Dia akan membawa Tian Bao untuk mengunjungi keluarga Chen di Singapura. Tujuannya adalah untuk meminta bantuan.


“Bantuan apa yang kau butuhkan?” tanya Xiufeng.

“Kita sudah kehabisan uang.”

“Apa maksudmu? Apa kau serius? Bagaimana dengan perkebunan karet kita? Dan rumah-rumah kontrakan kita?” tanya Xiufeng, panik.


“Kita sudah menjualnya sejak lama,” jawab Jin Cheng.

“Kenapa bisa begini?”

“Tanya ayah. Dia menghabiskan semua warisan kita. Kini aku harus membereskan kekacauan. Jika iparku tak membantu, kita semua akan menjadi pengemis.”

Xiufeng jadi gelisah dan mulai berteriak memanggil Tian Bao agar segera turun.

 

  

2 Comments

Previous Post Next Post