Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E15
di Singapore,
Meiyu menyambut kedatangan Jin
Cheng dan Tian Bao. Dia menyuruh mereka untuk duduk dulu di ruang tamu karna
Gong juga sedang ada tamu. Dari sejak mereka kembali dari Inggris, Gong sudah
sangat sibuk karna ada banyak saudara yang datang untuk meminta bantuan. Jin
Cheng pun punya tujuan yang sama. Dia berkata kalau tidak ada pilihan lain
karna rumah mereka sekarang benar-benar kosong. Dan ayah mereka masih belum
bisa melupakan masa makmur mereka dulu dan malah bersikeras ingin mengadakan
Tok Panjang. Ayah juga ingin mengundang besan mereka, keluarga Chen.
Meiyu bisa mengerti alasan
ayahnya demikian. Menurutnya, itu demi menjaga reputasi, jika tidak, mereka
akan gagal dalam hal apapun. Jin Cheng memberitahu lebih lanjut kalau Guihua
mau menjodohkan Chen Xi dengan Zhen Zhu atau Yu Zhu. Meiyu setuju dan ingin
agar keluarga mereka lagi yang menikah dengan Chen Xi. Tapi, ada banyak orang
juga yang ingin anaknya menikah dengan Chen Xi, jadi dia menyuruh Jin Cheng
agar segera mengajarkan Zhen Zhu dan Yu Zhu kemampuan Nyonya secepatnya. Hanya
dengan begitu mereka bisa mendapatkan hati Ny. Chen. Jin Cheng mengerti dan
akan segera mencari Nyonya Tua untuk mengajari kedua putrinya.
Setelah membahas itu, Jin Cheng
menyampaikan pertanyaan Guihua. Apakah Meiyu hamil? Meiyu berwajah murung,
menjawab kalau dia tidak hamil. Ckckc, keluarga Huang benar-benar parah.
Bukannya sedih, Jin Cheng malah mengatai rahim Meiyu mengecewakan. Meiyu tentu
tersinggung karna masalah nggak bisa punya anak bukan hanya salahnya. Sheng
tidak pernah tidur dengannya dan sering nggak pulang.
--
di Malaka,
Yueniang sedang sibuk membuat sup
ayam untuk di bawa ke rumah sakit untuk Tian Lan. Tapi, baru saja dia selesai
memasak, Ah Tao sudah datang dengan panik dan menyuruhnya untuk segera
menyembunyikan sup ayam itu karna Xiufeng akan datang ke dapur. Yueniang tidak
mau karna ayam yang dimasak itu kan ayam yang dipeliharanya sendiri. Ah Tao
bisa paham itu, tapi anggota keluarga Huang yang lain kan mempunyai pikiran
yang sangat dangkal. Dia meminta Yueniang untuk mendengarkannya dan menjauhi
masalah.
Tanpa persetujuan Yueniang lagi,
Ah Tao segera menyembunyikan panci berisi sup ayam itu di antara tumpukan kayu
dan menutupinya dengan kain. Tidak lama, Xiufeng, Zhen Zhu dan Yu Zhu pun tiba.
Xiufeng memberitahu ke kedua putrinya untuk lebih mengenali dapur karna dia
akan menyewa seorang Nyonya untuk mengajari mereka berdua caranya memasak
masakan Nyonya.
Zhen Zhu yang manja dan congkak,
mengajukan protes keras. Dia tidak mau belajar memasak sama sekali. Xiufeng pun
memberikan nasehat kalau dia harus bisa memasak baru bisa menyenangkan mertua
dan agar bisa tahu saat pelayan mencuri makanan. Hidung Xiufeng sangat hebat.
Dia bisa mencium aroma sup ayam. Ah Tao langsung panik dan menyangkal kalau
tidak ada menu sup ayam hari ini. Hal itu tidak luput dari perhatian Yu Zhu.
Zhen Zhu tentu semangat dan
menuduh keduanya membuat sup ayam dan memakannya diam-diam. Dia pun mulai
berkeliling untuk mencari sup ayam tersebut. Xiufeng pun ikutan mencari. Hampir
saja sup itu ditemukan kalau Yu Zhu tidak tiba-tiba berteriak ada lipan di
antara tumpukan kayu. Zhen Zhu sontak menjerit ketakutan. Pencarian pun
akhirnya dihentikan.
--
Jin Cheng akhirnya bertemu dengan
Gong. Dia pun memberikan ‘hadiah kecil.’ Di saat Jin Cheng sibuk berusaha
mengambil hati Gong, Tian Bao malah menunjukkan sikap kurang ajar. Dia duduk
dengan gaya seolah malas dan menunjukkan ekspresi seolah bosan.
Jin Cheng berbasa-basi terlebih
dahulu mengucapkan terimakasih selama di Inggris dan juga menyampaikan undangan
Tok Panjang dari ayahnya. Eh, selama mereka berbincang, Tian Bao malah menguap
lebar. Jin Cheng tentu malu.
Setelah berbasa-basi, Jin Cheng
pun mulai mengutarakan maksudnya untuk meminta bantuan. Gong jujur memberitahu
kondisi bisnis keluarganya yang habis karna perang yang berlangsung
bertahun-tahun. Dan sekarang, dia harus memulai dari awal semuanya lagi. Dia
juga merasa sudah terlambat pulang karna bisnis-bisnis paling menguntungkan
sekarang, sebagian besar dikuasai Charlie Zhang.
--
Sementara itu, Sheng sedang asyik
menari di sebuah pesta. Karna tidak berhati-hati, dia pun terjatuh dan melukai
kepalanya. Chen Xi (panggilan Xi Er) yang baru tiba untuk menjemputnya, tentu
panik melihat pamannya mabuk dan kepalanya berdarah. Dia pun segera membawa
pamannya untuk ke rumah sakit. Xi Er juga sempat mengomeli Sheng karna datang ke
Malaka tanpa memberitahu siapapun.
Saat tiba di mobil Sheng,
supirnya sedang tidak ada. Sheng masih mabuk dan memberitahu kalau dia menyuruh
supirnya, Ah Cheng, pergi minum kopi. Jadinya, Xi Er lah yang menyetir. Tapi,
dia tidak berhati-hati menyetir karna sibuk mengawasi pamannya.
Dan hal itu membuatnya hampir
menabrak Yueniang yang sedang membawa termos berisi sup ayam untuk neneknya di
rumah sakit. Yueniang memang tidak kenapa-kenapa, tapi sup ayamnya jadi tumpah
semua. Xi Er segera turun untuk memeriksa keadaannya sekaligus meminta maaf.
“Ganti sup ayamku!” teriak
Yueniang.
Xi Er mengiyakan tapi dia tidak
membawa uang. Yueniang tentu takut kalau Xi Er akan kabur tanpa membayar. Xi Er
menyakinkan kalau dia akan bayar dan bergegas ke mobil untuk mengambil uang.
Tapi, pas balik ke mobil, pamannya malah nggak ada. Karna panik, Xi Er langsung
menyetir mobil untuk mencari pamannya. Yueniang yang lagi nunggu, sontak
berteriak.
--
Yueniang akhirnya pergi ke rumah
sakit hanya dengan sup ayam yang tersisa sedikit di termos. Dia beneran kesal
karna Xi Er kabur tanpa tanggung jawab. Yueniang pun berjanji akan membawakan
sup ayam beberapa hari lagi. Tian Lan melarang karna ayam-ayam peliharaan itu
digunakan untuk menyembah leluhur dalam setiap festival. Yueniang tidak terima
karna ayam-ayam itu mereka yang pelihara, tapi malah habis dimakan sama
keluarga Huang.
“Yue Niang. Kepribadianmu... akan
menyulitkanmu kelak. Yue Niang. Apa mereka memperlakukanmu dengan buruk?”
“Tidak. Mereka... cukup baik
kepadaku,” bohong Yueniang.
“Syukurlah. Dengarkan Nenek. Bersabarlah,
apa pun yang terjadi. Pada akhirnya itu akan berakhir.”
“Aku paham, Nenek.”
--
Xi Er sudah berhasil menemukan
Sheng dan membawanya berobat ke rumah sakit. Sheng juga sudah mulai sadar dari
mabuknya. Xi Er juga meminta pamannya menunggu sebentar karna dia mau menebus
obat. Ketika sedang menunggu Xi Er kembali, Sheng melihat sosok Yueniang.
Sheng sangat terkejut karna
mengira itu Juxiang. Dia pun segera mengejarnya, tapi karna kurang cepat, dia
pun kehilangan jejak. Xi Er pun mengira kalau pamannya hanya sedang
berhalusinasi.
“Kau sendiri yang bilang kepada
Paman, di kapal menuju ke Inggris. Kau bilang Ju Xiang dan putrinya dilempar ke
laut.”
“Paman Sheng, aku sama sekali tak ingat itu."
"Itu karena kau ketakutan, dan mengalami demam. Setelah itu, kau tak
bisa mengingatnya. Tapi Paman tak mengalami demam. Paman mengingatnya dengan
sangat jelas,” tegas Sheng.
Xi Er tidak mendengarkan dan
menarik pamannya untuk pulang.
--
Saat sampai di Singapura, Sheng terus
saja cerita sama Xi Er kalau bibinya, Meiyu, adalah pembunuh. Bukan hanya sama
Xi Er, di depan Meiyu, dia pun mengatai Meiyu dan keluarga Meiyu adalah orang
jahat. Pembunuh!
Meiyu marah dan melampiaskan
dengan bilang kalau dia sudah muak dengan Sheng. Dia sudah tidak mau peduli
lagi dengan Sheng. Xi Er yang sudah lupa masalah dulu, membujuk Meiyu untuk
memaafkan Sheng dan membawa Sheng ke kamar untuk istirahat.
Setelah mengurus Sheng, Xi Er
menemui ayahnya, Gong. Xi Er sangat berbeda dengan Tian Bao. Dia sangat
bertanggung jawab, bijak dan pintar. Dia tahu beban yang ayahnya pikul, yaitu
memulihkan perekonomian mereka. Dia pun menyemangati ayahnya untuk tidak
menyerah karna perang sudah berakhir dan banyak bisnis yang runtuh, bukan hanya
mereka. Dan inilah saatnya mereka menunjukkan kemampuan mereka dan memulai
bisnis.
Gong memberitahu Xi Er kalau
selama masa perang, semua orang kabur dan bersembunyi, tapi hanya Charlie Zhang
yang tetap bertahan dan memonopoli perdagangan dengan mengandalkan Jepang. Kini
perang sudah berakhir, dan Charlie berbalik arah menjadi pelayan setia Kerajaan
Inggris dan bahkan membantu mereka mengambil alih. Hal itulah yang membuatnya
cemas karna tidak akan mudah mengambil alih bisnis mereka yang sudah di curi
Charlie.
“Aku pikir kita harus mencari
peluang bisnis lain daripada mencoba bersaing dengan Charlie Zhang. Dunia ini
besar, ada banyak sekali bisnis. Aku tak percaya Charlie Zhang bisa menguasai
semuanya,” pendapat Xi Er.
Pendapatnya itu membuat Gong
sangat bangga pada putranya yang sudah dewasa.
--
Keluarga Huang sudah menyewa
seorang Nyonya tua untuk mengajari Zhen Zhu dan Yu Zhu. Dia mengajari mereka
cara membordir manik. Yu Zhu mempelajarinya dengan baik dan melakukannya dengan
hati-hati. Sementara Zhen Zhu, mempelajarinya dengan setengah hati dan terus
saja marah. Dia bahkan berbohong pada Xiufeng seolah Nyonya itu menganiayanya.
Untungnya Xiufeng tahu sifatnya dan tidak percaya pada kebohongannya.
Zhen Zhu ini penuh rasa iri. Dia
marah saat Nyonya memuji Yu Zhu. Dia pun mengemukakan kalau dia tidak mau
menikahi Baba. Dia tidak ingin menjadi Nyonya tradisional yang hanya tinggal di
rumah sepanjang hari dan melakukan pekerjaan tak berguna. Dia lebih suka hal
modern.
Xiufeng menegur dan memarahinya
dengan tegas. Dia juga memberitahu kalau kakek mereka mengadakan Tok Panjang
dan mengundang keluarga Bibi mereka. Ny. Chen adalah Nyonya tua yang sangat
peduli dengan tradisi. Jadi, mereka berdua (Zhen Zhu dan Yu Zhu) tidak bisa satupun
keahlian Nyonya, bagaimana bisa membuatnya terkesan? Xiufeng pun memberitahu
kalau keluarga Chen hanya mempunyai satu penerus yaitu Chen Xi. Ya tujuannya
adalah untuk menjodohkan mereka.
“Kalian bertiga sudah kenal dari
kecil. Tapi dia pergi ke sekolah asrama, dan kalian belum pernah bertemu lagi.”
“Si anak kurus yang lemah itu? Dia
sakit dalam perjalanan ke Inggris. Orang seperti dia tak akan menjadi pria yang
lebih baik. Dia pasti sering sakit,” hina Zhen Zhu.
“Hentikan omong kosongmu. Bibimu
pernah bilang Chen Xi sangat tampan sekarang.”
“Dia pasti akan mempromosikannya.
Pokoknya, aku tak tertarik sama sekali.”
“Baiklah. Ibu akan menikahkanmu dengan
seorang pengemis.”
“Siapa yang mau menikahi
pengemis?”
“Baiklah kalau begitu. Mulai sekarang,
belajar membordir dan memasak masakan Nyonya dengan benar,” perintah Xiufeng.
--
Keluarga Chen makan siang
bersama. Saat makan, Ny. Chen merasa sedih karna teringat dengan menantunya,
Xiulian, yang sudah meninggal. Gong juga sedih teringat dengan istrinya. Dia
memberitahu Ny. Chen kalau dia sudah menaruh nisan Xiulian di Aula Leluhur. Ny.
Chen tetap merasa sedih karna Xiulian meninggal padahal masih muda sementara
dia yang sudah tua masih hidup.
Xi Er segera menghiburnya.
Sekarang ini, ny. Chen sangat dekat dengan Xi Er. Dia bahkan sudah membayangkan
pernikahan Xi Er. Meiyu segera memanfaatka celah dengan menyuruh Ny. Chen untuk
segera mencari cucu menantu untuk Xi Er. Sheng tidak setuju karna sekarang
sudah zaman modern dan Xi Er berhak menentukan pasangannya sendiri.
Suasana menjadi memanas. Dan
lagi-lagi, Xi Er berusaha menenangkan suasana. Ny. Chen tidak di sangka,
ternyata setuju dengan ucapan Sheng.
“Orang-orang cenderung membuat keputusan
yang salah ketika mereka tua. Soal pernikahan Xi Er, kau sebagai ayah bisa
memutuskan untuknya,” ujar Ny. Chen.
“Nenek. Jangan dengarkan omong kosong
Sheng. Nenek harus memutuskan siapa yang akan dinikahi Xi Er,” balas Gong.
“Ayah bicara tak masuk akal. Nenek
buyut yang membuat keputusan akhir dalam keluarga ini. Tapi, dia selalu
mendengarkanku. Jadi, sebenarnya ini keputusanku.”
“Coba dengar itu. Dengar. Dialah
Tetua Besar sebenarnya di rumah ini,” tawa Ny. Chen
“Omong-omong, Nenek, keluarga
Huang mengadakan Tok Panjang lagi. Kedua putri Jin Cheng sudah dewasa juga. Nenek
bisa menggunakan ini sebagai kesempatan untuk memilih cicit menantu,” beritahu
Gong.
--
Setelah mengajari bordir manik,
Nyonya tua mulai mengajari rempah-rempah. Caranya menumbuk dan menggiling
rempah. Yu Zhu mendengarkan dengan seksama. Tapi, Zhen Zhu terus menggerutu dan
berharap bisa terlahir sebagai orang Inggris.
Nyonya ini cukup hmm, licik. Dia
mau istirahat, jadi dia memberikan tugas pada Zhen Zhu dan Yu Zhu untuk
menggiling rempah. Yu Zhu langsung menuruti tanpa protes. Tapi, Zhen Zhu
melakukannya dengan setengah hati dan menumbuk bumbu dengan kasar.
Kebetulan sekali dia melihat
Yueniang yang sedang menimba air. Jadi, dia pun memerintahkan Yueniang untuk
menumbuk bumbu menggantikannya. Yueniang menolak karna dia masih punya
pekerjaan lain. Jawabannya itu langsung mendapatkan tamparan dari Zhen Zhu. Yu
Zhu sontak terkejut dan menegur kakaknya karna sudah menampar orang begitu.
Zhen Zhu benar-benar sombong dan menghina Yueniang. Dia sangat memandang rendah
orang yang statusnya di bawahnya.
Zhen Zhu bicara panjang lebar.
Dan di akhir pembicaran, dia berujar : “Do
you understand?” Yueniang tentu tidak mengerti. Zhen Zhu pun semakin
menghinanya. Puas menghina, dia pun pergi ke kamarnya.
Yueniang pun mulai menggiling
rempah. Dia sama sekali tidak marah atas tamparan Zhen Zhu tadi, tapi lebih
tertarik dengan kalimat ‘do you understand?’
yang diucapkan Zhen Zhu. Dia mengulanginya berulang kali sambil di ajari sama
Yu Zhu.
Yueniang pun mengajari Yu Zhu
caranya menumbuk rempah. Yu Zhu anak yang sangat baik. Walau dia merasa lelah
menumbuk, tapi dia tetap tidak mengizinkan Yueniang membantunya. Hubungan
keduanya sangat akur. Yu Zhu bahkan bersedia mengajari Yueniang bahasa Inggris.
--
Di malam hari, Yu Zhu mengunjungi
Yueniang di kamarnya dan mulai mengajarinya huruf alfabet. Setelah Yueniang
menguasai huruf, Yu Zhu mengajari kata-kata bahasa Inggris.
Yueniang adalah gadis pintar dan
suka belajar. Dia mempelajari apa yang Yu Zhu ajarkan sambil bekerja. Dengan
begitu, dia lebih cepat menguasai dan menghafal semua pelajaran yang
dipelajarinya setiap malam.
Waktu Zhen Zhu menyuruhnya untuk
melakukan tugas membordiri, Yueniang pun melakukannya. Dia membordir huruf ABC.
Nyonya tua yang mengajari mereka (namanya Mu Dan) tentu heran melihat bordiran
huruf asing tersebut. Zhen Zhu sama sekali nggak tahu apa yang Yueniang
bordirkan karna dia hanya menyerahkan tanpa melihat dan langsung pergi begitu
sja.
Zhen Zhu lebih memilih mengikuti
Tian Bao pergi ke arena bermain Polo. Itu karna dia dengar kalau Tian Bao akan
menemui Robert Zhang. Jadi, Tian Bao mendapat perintah dari Jin Cheng untuk
menjadi teman Robert.
--
Di arena Polo, Tian Bao tanpa
malu menyapa Robert. Tapi, Robert mengabaikannya dan sibuk berbincang dengan
orang asing. Tian Bao pun malah memilih untuk menggoda wanita dan meninggalkan
Zhen Zhu sendirian.
Robert tertarik dengan Zhen Zhu
sehingga dia pun mendekatinya yang duduk sendirian. Tapi, waktu ada wanita bule
lain yang menyapa, Robert langsung meninggalkan Zhen Zhu. Zhen Zhu awalnya
sedih, tapi kesedihan itu berubah saat melihat ada pemain pria tampan, yaitu
Chen Xi.
Robert tentu nggak senang dan
merasa tersaingin melihat para wanita bertepuk tangan menyoraki Chen Xi. Karna
itu, dia pun masuk ke arena dan mulai melawan Chen Xi. Btw, Tian Bao juga ada
di arena, tapi kemampuannya di bawah rata-rata. Bayangkan saja, padahal bola
tepat ada dibawanya, tapi dia malah meleset memukulinya.
Pertandingan Robert dan Chen Xi
berlangsung sengit. Chen Xi bisa saja menang jika Robert tiadk berbuat curang
dengan memukuli kudanya menggunakan tongkat yang digunakan untuk memukul bola.
Setelah pertandingan usai, Zhen
Zhu menemui Robert di area kandang kuda dan lagi-lagi memberikan nomor telepon
rumahnya. Jelas sekali dia ingin menggoda Robert. Robert tertarik pada wanita
cantik, sehingga diapun mulai menggodainya balik. Awalnya, Zhen Zhu senang,
tapi saat Robert mau menciumnya, dia jadi panik.
Untungnya Chen Xi muncul dan
menyelamatkannya. Robert nggak suka di tegur dan mulai menyerang Chen XI. Tapi,
Chen Xi lebih hebat. Robert tentu semakin membencinya. Sementara Zhen Zhu jatuh
cinta padanya.
--
Zhen Zhu benar-benar mengira
dunia berputar hanya untuknya. Bisa-bisanya dia menyimpulkan kalau pria tadi
(Chen Xi) pasti tertarik padanya makanya bisa muncul tepat waktu dan
menyelamatkannya. Sayang sekali dia tidak tahu siapa pria itu. Walau begitu,
dia yakin kalau pria itu pasti akan mencaritahu mengenai dirinya.
Lagi asyik berdelusi, dia di
kagetkan dengan kemunculan pelayan wanita, Jin Hua, yang mengantarkan pakaian.
Jin Hua ini licik. Dia berusaha membuat Zhen Zhu menyukainya sehingga dia pun
mulai memuja muji Zhen Zhu yang sangat cantik. Dia pun tahu kalau Zhen Zhu
membenci Yueniang sehingga dia menanasinya. Jinhua melapor kalau ada gosip ada
gadis yang lebih cantik dari Zhen Zhu yaitu Yueniang.
Zhen Zhu tentu nggak suka mendengarnya.
Dia pun menyuruh Jin Hua memanggil Yueniang. Jin Hua menyampaikan ke Ah Tao dan
Ah Tao membawa Yueniang ke kamar.
Zhen Zhu marah-marah kalau
Yueniang tidak mencuci bajunya dengan bersih. Tapi, pas Ah Tao dan Yueniang
memeriksa, tidak ada noda sama sekali. Jin Hua malah bersengkokol bilang kalau
ada noda di sana. Yueniang tahu kalau Zhen Zhu hanya mau mencari masalah, jadi
dia pun bilang akan mencuci ulang baju itu.
Zhen Zhu masih belum puas dan
memeriksa tangan Yueniang. Dia menuduh Yueniang sudah berbohong karna tangannya
bukan tangan seorang pelayan. Tangannya mulus yang artinya dia tidak mencuci
baju. Ah Tao membela kalau Yueniang benar-benar mencuci baju.
Zhen Zhu tetap tidak puas dan
menyuruh Yueniang untuk mencuci semua bjau yang ada dilemarinya. Yueniang tidak
protes dan segera mengambil semua baju Zhen Zhu dilemari. Zhen Zhu yang berhati
keji, malah menutup pintu lemari dengan keras yang membuat tangan Yueniang
terjepit. Dia tersenyum evil saat
Yueniang menjerit kesakitan.
Seruuu...ditunggu epsd selanjutnya..
ReplyDelete