Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E16
Zhen Zhu benar-benar jahat. Dia sengaja
melukai tangan Yueniang karna iri dengan gosip kalau Yueniang lebih cantik
darinya. Dan tentu saja, dia tetap menyuruh Yueniang untuk mencuci ulang semua
bajunya. Ah Tao ikut membantu Yueniang. Dia beneran sedih hingga tidak bisa
menahan tangisnya. Yueniang malah tetap bersikap ceria dan menyuruh Ah Tao
untuk tidak usah bersedih. Untuk menghibur Ah Tao, diapun bernyanyi.
Dan semua itu, di perhatikan oleh
Jin Hua, pelayan jahat yang memihak Zhen Zhu.
--
Jin Cheng melaporkan laporan
pembukuan keuangan keluarga mereka pada tn. Huang. Jika dilihat dari laporan
itu, mereka hanya akan bisa bertahan selama tiga hingga empat bulan saja. Tentu
saja itu berita buruk. tn. Huang malah menyalahkan Jin Cheng karna belum bisa
mendapatkan kesepakatan kerjasama sama siapapun. Jin Chen malah menyombongkan
diri kalau dia sudah menyuruh Tian Bao untuk berteman dengan Robert, anak
Charlie Zhang.
Umur panjang, yang dibicarakan
datang dengan langkah ringan. Dia menyampaikan kalau Charlie Zhang mau membuat
kesepakatan dengan kelurga mereka. Kesepakatannya, dia ingin membeli perkebunan
karet keluarga mereka dengan harga 2.000 dollar. tn. Huang marah mendengarnya.
Alasannya, jika perkebunan itu di jual, bagaimana mereka bisa mendapatkan
penghasilan lagi?! Dan juga, harga yang ditawarkan sangat rendah untuk
perkebunan mereka yang luas.
tn. Huang walau sudah tua, tapi
dia jauh lebih mengerti bisnis daripada putra dan cucunya. Dia tahu kalau
Charlie hanya ingin mendapat keuntungan besar dengan membeli murah perkebunan
mereka! Jin Cheng bukannya mengerti malah membantu membujuk agar ayahnya mau
menjual kebun karetnya. Dia beralasan kalau harga karet sudah anjlok usai
perang dan sudah banyak perkebunan yang terbengkalai. Walau ada yang menjual,
hampir tidak ada pengusaha yang mau membeli!
tn. Huang tetap tidak setuju.
Menurutnya, Charlie hanyalah seorang pengkhianat yang mau mematikan mereka!
Tian Bao yang bodoh malah tetap membujuk kakeknya untuk menjual. Dia bahkan
pamer kalau harga yang ditawarkan sudah cukup tinggi karna mengingat hubungan
masa lalu mereka. Ckkck. Ayah dan anak itu tidak bisa berpikiran jauh untuk ke
depannya dan hanya memikirkan masa sekarang.
tn. Huang mulai meragu setelah
mendengar bujuk rayu mereka. Tapi, dia tetap tidak langsung mengambil
keputusan. tn. Huang memilih untuk berdiskusi dengan Chen Gong. Kebetulan,
beberapa hari lagi mereka akan mengadakan Tok Panjang dan keluarga Chen akan
datang.
Mendengar jawaban tn. Huang, Jin
Cheng dan Tian Bao tampak tidak senang.
--
Di dapur, usai mencuci baju,
Yueniang lanjut memasak mie. Selama dia memasak, Jin Hua terus memperhatikan.
Mie itu adalah pesanan dari Zhen Zhu. Setelah siap, dia mengantarkannya ke
kamar Zhen Zhu. Tapi, baru juga diletakkan, Zhen Zhu sudah memarahinya dan
memfitnah Yueniang meletakkan kutukan di makanannya. Yueniang tentu saja
menyangkal. Zhen Zhu menunjukkan buktinya. Ada sehelai rambut di makanan
tersebut.
Yueniang tentu kebingungan karna
rambutnya kan diikat dan tidak mungkin jatuh ke dalam masakan. Huft. Sudah
pasti ini adalah akal-akalan Zhen Zhu dan Jinhhua. Mereka melakukan itu agar
mempunyai alasan untuk mencukur rambut Yueniang.
Jin Hua membantu dengan menahan
Yueniang. Sementara Zhen Zhu memegang gunting. Yueniang jelas memberontak, tapi
Zhen Zhu mengancam jika gunting itu bisa melukai wajah Yueniang dan membuat
bekas luka selamanya di wajahnya. Untungnya, saat Zhen Zhu baru sedikit
memotong rambut Yueniang, Yu Zhu datang menolong.
Dia menahan tangan Zhen Zhu yang
memegang gunting. Dia juga berteriak menyuruh Jin Hua untuk melepaskan Yueniang.
Kemudian, menyuruh Yueniang untuk pergi. Zhen Zhu tentu ngamuk sama Yu Zhu.
--
Yueniang beneran sangat marah.
Dia kembali ke kamarnya dan mengemas barangnya. Tapi, niat kaburnya hilang saat
teringat neneknya. Yueniang tidak bisa meninggalkan Tian Lan karna dia sudah
pernah berjanji pada ibunya akan merawat Nenek. Selama Tian Lan masih hidup,
Yueniang tidak akan pernah meninggalkannya.
Karna itulah, Yueniang
mengurungkan niatnya dan memilih bertahan di keluarga Huang walaupun dianiaya.
--
Hari Tok Panjang,
Ny. Chen, Meiyu dan Chen Xi
datang berkunjung ke rumah keluarga Huang. Saat tiba, ny. Chen memuji Meiyu
sebagai cucu menantu yang baik dan peduli. Guihua tentu senang mendengarnya.
Karna keluarga Chen datang,
Yueniang diizinkan untuk istirahat. Hm, lebih tepatnya, dilarang menunjukkan
wajah. Dia harus berada di dalam kamarnya terus. Yueniang tentu bingung. Ah Tao
bilang kalau itu perintah dari Nyonya Besar (Guihua) karna keluarga Chen dari
Singapura, mertua Meiyu, datang kemari untuk perjamuan Tok Panjang. Ah Tao bisa
menebak alasan kenapa Yueniang dilarang menunjukkan diri. Itu karna Ny. Chen
mempunyai cicit tunggal yang sudah cukup umur untuk menikah. Dan mereka pasti
takut jika Yueniang muncul, Ny. Chen akan memilihnya menjadi istri cicitnya.
Yueniang hanya tertawa
mendengarnya. Ah Tao tiba-tiba langsung teringat kalau dulu, saat keluarga
Huang mengadakan Tok Panjang, Ny. Chen juga datang dan bersikap sangat baik
pada Juxiang. Ah, itu pasti karna Yueniang sangat mirip denagn Juxiang dan
keluarga Huang takut kalau ny. Chen jadi bertanya banyak hal (dan kebusukan
mereka pun ketahuan).
Yueniang tidak peduli dengan hal
itu. Dia lebih memilih menikmati waktunya beristirahat. Have a good rest!
Diruang tamu, mereka mulai
membahas Chen Xi. Xiufeng membahas pertama kali bertemu Xi Er (Chen Xi) saat
dikapal menuju Inggris. Membahas hal itu, ny. Chen jadi teringat saat Xi Er
sakit demam dan membuatnya ketakutan setengah mati. Ucapan Ny. Chen itu membuat
Meiyu menjadi tidak tenang, takut kalau kebusukannya ketahuan. Xi Er pun lebih
memilih pamit untuk mencuci wajah.
Xi Er pergi ke belakang untuk
mencuci wajah dengan air sumur, daripada menggunakan air ledeng di kamar mandi.
Kebetulan sekali, sumur itu berada di sebelah kamar Yueniang. Dan di dalam
kamarnya, Yueniang sedang membordir manik sambil menyanyi. Suara nyanyiannya
menarik perhatian Xi Er hingga dia pun mengintip. Tapi, dia ketahuan sama
Yueniang.
Mereka pun saling mengenali satu
sama lain. Yueniang mengingatnya sebagai orang yang menjatuhkan sup ayamnya dan
kabur. Mereka pun saling mendebat dan menanyakan identitas satu sama lain.
Sebelum memberitahu identitasnya, Xi Er berpikir kalau Yueniang pasti adalah
pelayan karna tinggal di kamar pelayan. Dan dia takut kalau Yueniang tahu
identitas aslinya, Yueniang mungkin akan berhenti berdebat dengannya dan pasti
nggak seru lagi. Karna pemikirannya tersebut, Xi Er pun berbohong kalau dia
adalah supir keluarga Chen yang datang kemari untuk mengantar majikannya
menghadiri Tok Panjang.
Dan kembali, mereka berdua
kembali berdebat. Yuenaing masih tetap menagih uang ganti rugi sup ayamnya. Xi
Er bisa saja langsung membayar, tapi dompetnya tinggal. Jadi, dia pun
memberikan jam tangannya sebagai jaminan. Yueniang langsung memeriksa jam
tangan itu, apakah masih berdetak atau tidak. Setelah memastikan jam tangan itu
tidak rusak, dia pun mengizinkan Xi Er untuk pergi.
Xi Er kelihatan sangat senang
sekali usai berdebat dengan Yueniang. Dia pun kembali ke dalam rumah dengan
langkah ringan. Ketika masuk, dia melihat ayahnya sedang mengobrol dengan tn.
Huang, Jin Cheng dan Tian Bao. Dia pun ikut bergabung.
tn. Huang memberitahu niat
Charlie yang ingin membeli perkebunan karet mereka. Gong memberitahu kondisi
karet dan timah yang sedang terpuruk saat ini dan jika ingin memulai kembali
butuh investasi yang besar. Jin Cheng nimbrung kalau jalan keluar terbaik
adalah menjual perkebunan karet mereka. Tian Bao membenarkan dan menambahkan
kalau cara ini bia membuat mereka menjalin kemitraan dengan Charlie Zhang.
“Kita semua tahu seperti apa
Charlie Zhang itu,” ingatkan Gong.
“Kau benar juga. Aku terlalu
bodoh saat itu mengizinkan dia menikahi Ju Xiang sebagai selirnya. Karena
pernikahan itu, Charlie Zhang masih menyimpan dendam kepadaku. Dia mau merebut
perkebunan kita sebagai balas dendam. Dasar iblis licik.”
“Kakek, bisnis adalah bisnis. Licik diperlukan..,” ujar Tian Bao.
“Diam. Kau tidak mengerti,” tegur
Jin Cheng.
“Xi Er. Bagaimana menurutmu?”
“Aku sudah memikirkannya. Charlie
Zhang adalah pria yang cerdas. Kenapa dia menginginkan sesuatu yang merugikan? Selagi
semua orang menjual tambang timah dan perkebunan karet mereka, dia malah
membelinya. Dia menimbun sebanyak mungkin. Setelah perang, dunia terbagi
menjadi dua faksi. Negara-negara Eropa Barat dipimpin oleh Amerika, Uni Soviet
memimpin negara-negara Eropa Timur. Tiongkok adalah negara baru yang
berkembang. Ketegangan di semenanjung Korea mencemaskan. Permintaan untuk
sumber daya masih tetap tinggi. Harga karet dan timah pasti akan meroket,” ujar
Xi Er, mengemukakan analisisnya.
“Berapa lama kita harus menunggu?
Kita nyaris tak bisa bertahan hidup sekarang. Kita tak bisa menunggu!” potong
Tian Bao dengan gaya sombong dan sok pintarnya.
“Jika ada kebutuhan mendesak
untuk uang, aku sarankan gunakan perkebunan karet sebagai hipotek dan pakai
uang itu untuk pembiayaan. Ini lebih baik daripada menjualnya dengan harga
rendah dan membiarkan dia dapat keuntungan,” lanjut Xi Er, tidak mempedulikan
sikap Tian Bao.
tn. Huang suka dengan ide XI Er
tersebut. Tian Bao langsung menunjukkan raut wajah kesal setengah mati. Jin
Cheng pun akhirnya buka-bukaan memberitahu kalau ekonomi mereka sulit dan butuh
bantuan. Gong bisa mengerti karna bukan hanya mereka, tapi semua orang juga
begitu. Walau begitu, dia akan membantu dengan memberikan sejumlah uang.
--
Zhen Zhu dan Yu Zhu disuruh
mengenakan kebaya. Xiufeng bahkan mengajari mereka berbohong kalau ny. Chen
tanya, bilang bordir manik di sepatu mereka adalah buatan sendiri (padahal itu
buatan Mu Dan, Nyonya pengajar mereka).
Ah Tao diam-diam menemui Yu Zhu
dan memberikan sepasang sepatu yang bordir maniknya di buat oleh Yueniang.
Kedunya, Ah Tao dan Yueniang, berharap kalau Yu Zhu akan bisa menemukan suami
yang baik.
Setelah siap, keduanya pergi
menyapa Ny. Chen. Ny. Chen memuji keduanya yang sudah besar dan menjadi wanita
cantik. Seperti yang sudah diduga, Ny. Chen menanyakan sepatu manik yang mereka
pakai. Zhen Zhu bohong kalau dia membuatnya sendiri, seperti yang Xiufeng
ajarkan. Sementara Yu Zhu, dia jujur kalau dia masih belajar dan sepatu itu
bukan buatannya. Ny. Chen tidak marah dan malah terkesan.
Ketika lagi berbicang, Xi Er
bergabung dengan mereka. Zhen Zhu langsung tersenyum karna orang yang
disukainya, muncul di hadapannya. Dia udah sok pede gitu, tapi Xi Er sama
sekali tidak mengenalinya. Wkwkw. Berarti, Zhen Zhu tidak berkesan, berbeda
dengan Yueniang.
Karna masih penasaran, Zhen Zhu
pun menemui Xi Er saat Xi Er sendirian. Dia memastikan kalau Xi Er tidak
mengenalinya. Xi Er memang tidak ingat karna saat itu kan mereka masih
kecil. Zhen Zhu kecewa karna mereka
ketemu beberapa hari yang lalu, di klub polo. Setelah diingati, Xi Er baru
ingat. Tapi, ya udah, dia juga nggak terlalu peduli juga,
Tapi, Zhen Zhu berbeda. Dia
merasa kalau pertemuannya dengan Xi Er adalah takdir.
Sayangnya, kebahagiaan yang hanya
sebentar karna Xiufeng memanggilnya ke dapur. Ny. Chen ingin mencoba masakan
Zhen Zhu dan Yu Zhu. Zhen Zhu malah ngedumel mengatai Ny. Chen. Xiufeng
langsung menegurnya dengan keras karna jika ucapan Zhen Zhu sampai terdengar
orang lain, mungkin Zhen Zhu tidak akan bisa masuk ke dalam keluarga Chen.
Masalah memasak, Yu Zhu tidak
akan masalah karna dia belajar dengan giat. Mu Dan juga memujinya. Xiufeng pun
menyuruhnya memasak Ayam Buah Keluak. Yu Zhu pun mulai memasak.
Tapi, Zhen Zhu tidak bisa sama
sekali. Nggak pernah berusaha dan fokus memasak. Tentu saja ini menjadi
masalah. Zhen Zhu merasa santai karna dia kan bisa menyuruh Mu Dan memasak dan
nantinya bilang itu masakannya. Xiufeng nggak setuju karna Ny. Chen itu nggak
bisa di bodohi! Melihat reaksinya tadi saat menanyakan sepatu manik, sepertinya
dia pun tahu kalau sepatu manik yang Zhen Zhu pakai bukan buatan sendiri. Zhen
Zhu jadi panik.
Akhirnya, dia pun dibimbing dan
dibantu Mu Dan untuk memasak Babi Pongteh.
Zhen Zhu beneran malas. Dia malah
memerintahkan Ah Tao untuk memanggil Yueniang agar memasakannya Babi Pongteh.
Ah Tao langsung nanya, apa dia mau curang lagi? Pertanyaannya itu mendapat
tamparan dari Zhen Zhu. Yu Zhu menegur sikap kakaknya itu. Zhen Zhu malah
menyebut adiknya itu munafik dan bahkan mengancam akan mengusir Ah Tao.
Ah Tao tidak takut. Dia malah
bilang mau minta izin sama Xiufeng dulu karna Yueniang kan dilarang keluar
kamar hari ini. Jika ingin bantuan Yueniang, harus nanya ke Xiufeng dulu. Zhen
Zhu ketakutan dan akhirnya membatalkan perintahnya.
--
Sudah jam makan siang, jadi Ah
Tao mengantarkan makanan ke kamar Yueniang. Sambil menemani Yueniang makan, Ah
Tao menceritakan kejadian diluar. Zhen Zhu dan Yu Zhu sedang sibuk memasak di
dapur karna Ny Chen mau menguji kemampuan memasak mereka. Dia juga menceritakan
mengenai Chen Xi yang tampan dan tampak seperti pria sejati. Pasti banyak gadis
yang mau menikah dengannya.
Yueniang yang mendengar cerita,
jadi khawatir pada Yu Zhu. Dia ingin Ah Tao membantu Yu Zhu agar Yu Zhu
terpilih. Ah Tao tentu saja bersedia karena Yu Zhu adalah Nona Muda yang baik.
--
Di dapur, Zhen Zhu sangat heboh.
Dia nggak pernah masak, jadi waktu memasukkan bawang putih ke minyak saja dia
udah teriak-teriak. Mu Dan berdiri di sampingnya dan terus mengajarinya harus
memasukkan apa ke dalam panci.
Sementara itu, Yu Zhu sangat
tenang. Dia menyiapkan bahan-bahan sendirian dan memasak semua sendirian. Mu
Dan pun memuji kemampuan memasaknya. Zhen Zhu jadi iri dan cemburu. Dia mulai
marah-marah sama Mu Dan dan tidak mau lanjut masak. Mu Dan tampak sangat kesal
padanya.
Yu Zhu berusaha menasehati
kakaknya agar tidak ngambek dan memasak dengan serius karna ini permintaan Ny.
Chen. Bukannya mendengarkan, Zhen Zhu malah mengatai-ngatai adiknya sendiri! Ah
Tao yang baru kembali, membela Yu Zhu dan berusaha menasehati Zhen Zhu. Zhen
Zhu malah terus saja marah dan mengusir Ah Tao dari dapur dan tidak usah
membantu Yu Zhu karna Yu Zhu sudah pandai memasak.
Yu Zhu sudah sangat kesal. Walau
kakaknya mau bilang apapun, dia akan tetap menyelesaikan makanannya.
Zhen Zhu menjadi gelap mata saat
melihat masakan Yu Zhu yang sudah jadi dan tampak enak. Jadi, ketika Yu Zhu
sedang menaruh garam, Zhen Zhu dengan sengaja menyenggo tangannya hingga semua
garam yang ada di piring, jatuh ke dalam masakannya. Udah gitu, dia malah
memarahi Yu Zhu karna ceroboh.
Zhen Zhu sangat bangga udah buat
jahat dan lanjut masak dengan hati riang.
--
Yueniang masih makan di kamarnya
sambil belajar bahasa Inggris. Tapi, tiba-tiba terdengar suara tangisan. Saat
Yueniang memeriksa, yang menangis adalah Yu Zhu. Yueniang jelas cemas dan ingin
tahu apa yang terjadi. Saat tahu Yu Zhu menangis karna makanan yang harus
dihidangkannya rusak, Yueniang menjadi lega. Masalah itu, dia bisa membatu
mengatasi.
Di dapur, Mu Dan membantu Zhen
Zhu menghias makanannya. Dia pun mengajari Zhen Zhu cara menjawab jika Ny. Chen
bertanya.
Setelah dia pergi, Yueniang dan
Yu Zhu baru masuk ke dapur. Yu Zhu menunjukkan makanannya. Yueniang mencobanya
sedikit dan rasanya sangat asin. Yu Zhu berbohong kalau dia terlalu banyak
meletakan garam. Tapi, Yueniang bisa tahu kalau itu bukan kebanyakan, tapi ada
setpoles garam. Ah, saat melihat raut wajah Yu Zhu, Yueniang pun sadar kalau
Zhen Zhu yang melakukannya.
Yueniang jadi sangat marah.
Bagaimana bisa Zhen Zhu sejahat itu pada adik sendiri! Yueniang pun mulai
melihat bumbu yang tersisa dan itu masih cukup untuk membuat 1 porsi makanan
lagi. Yu Zhu pesimis kalau masakannya nggak akan siap tepat waktu. Yueniang
menyemangatinya untuk mencoba dan memanfaatkan waktu. Tidak ada yang mustahil.
Setelah mendengarkan perkataan Yueniang, Yu Zhu menjadi bersemangat kembali.
Yueniang pun pergi mengambil kayu
bakar yang ada di depan kamarnya. Eh, Xi Er malah datang dan mengajaknya
berbincang. Yueniang tentu tidak meladeni karna dia sedang sibuk. Tapi, Xi Er
melihat ada lipan besar dan segera menarik Yueniang untuk menjauh. Yueniang
tidak percaya dan malah menganggap Xi Er hanya berbohong.
Tidak butuh waktu lama, Yueniang pun langsung percaya sama Xi Er. Kenapa? karna lipan yang Xi Er katakan sekarang sedang merayap di punggung Xi Er.
Lanjuut...lanjuuut...
ReplyDelete☺☺☺☺
ReplyDelete