Sinopsis
C-Drama : The Little Nyonya E18
Xi
Er memberitahu kalau di keluarga Huang juga ada pelayan bernama Yueniang. Sheng
malah merasa kalau Yueniang yang bekerja di rumah keluarga Huang pasti bukan
Yueniang yang dimaksudnya karna nama Yueniang kan lumayan pasaran. Sheng merasa
demikian karna tidak mungkin keluarga Huang mau menerima Yueniang, anaknya
Juxiang.
Xi
Er memberitahu ada sebuah keanehan mengenai Yueniang. Jelas-jelas Yueniang
adalah gadis muda, tapi keluarg Huang seperti menyembunyikan identitasnya.
Mereka bohong pada Nenek buyut (Ny. Chen) kalau Yueniang adalah pelayan tua.
Sheng
tentu jadi penasaran dan mau bertemu dengan Yueniang. Xi Er bersedia
mempertemukan, tapi kalau mau bertemu, Sheng harus pergi ke rumah keluarga
Huang. Sheng tetap keras kepala tidak mau menginjakkan kaki ke rumah keluarga
Huang. Xi Er tidak mendengarkan protesnya dan segera menariknya pergi
dengannya.
--
Akhirnya,
Sheng pun berhasil di bawa Xi Er ke rumah keluarga Huang. Meiyu tampak senang.
Walau tidak menyukai keluarga Huang, Sheng tetap menunjukkan rasa hormat pada
mereka sebagai formalitas. Selesai memberi salam, dia pamit mau mencuci muka
karna berkeringat. Xi Er mengajaknya untuk mencuci muka di sumur belakang saja.
Mendengar
itu, Zhen Zhu jadi ketakutan. Meiyu menegur dengan berbisik, menyuruhnya tidak
cemas dan panik. Dia yakin kalau Yueniang pasti sudah mati tenggelam dan tidak
akan ada yang menemukannya.
Di
belakang, Xi Er pergi ke depan kamar Yueniang dan memanggil-manggil ‘ganti rugi
sup ayamku’ (itu panggilannya pada Yueniang). Dan tidak ada jawaban sama
sekali. Xi Er jadi khawatir kalau sesuatu buruk terjadi pada Yueniang. Sheng
tetap mengira kalau Yuening yang dibicarakan Xi Er berbeda dengan Yueniang yang
dikenalnya. Karna itu, dia mengira kalau Yueniang mungkin sibuk bekerja karna
dia kan pelayan.
Xi
Er tetap khawatir dan pergi ke dapur untuk mencari Yueniang.
Saat
ditinggal sendirian sama Xi Er, Sheng jadi teringat kenangannya. Dulu, di sumur
itulah dia melihat Juxiang. Kenangan yang sudah sangat lama.
--
Acara
makan malam dimulai.
Meiyu
benar-benar mengerikan. Padahal dia sudah melakukan hal keji pada Yueniang,
tapi dia bisa menikmati makanannya. Zhen Zhu pun sama saja. Dia juga
mendengarkan Meiyu dan menutup mata atas kejahatannya. Dia seolah lupa dengan
apa yang diperbuatnya dan malah sibuk mencari perhatian Ny. Chen.
Saat
ny. Chen memuji Yu Zhu, Zhen Zhu sangat cemburu. Dia menggunakan kakinya di
bawah meja dan menendang kaki Yu Zhu dengan sangat keras.
Saat
makan, Sheng masih penasaran mengenai Yueniang. Sayangnya, Yueniang tidak ada
di antara para pelayan yang menyajikan makan malam. Xi Er kemudian terpikir
sesuatu. Dia takut kalau Yueniang bertemu dengan preman saat pergi menebus jam
tangannya.
Makanya,
Xi Er kembali ke belakang dan mencari Yueniang. Tapi, tetap saja tidak ada
orang. Saat dia mau kembali ke depan, tanpa sengaja, dia melihat sandal
Yueniang di dekat sumur. Dia ingat karna sebelumnya dia memungut sandal itu.
Karna curiga, Xi Er pun membuka penutup sumur.
Situasi
sangat gelap, jadi tidak kelihatan apapun di dalam sumur. Saat Xi Er hendak
menutup sumurnya lagi, dia mendengar suara seperti air yang bergemericik. Xi Er
langsung tahu kalau Yueniang ada di dalam sumur. Tanpa membuang waktu, Xi Er
mengambil tali tambang yang digunakan untuk menimba. Dia mengikat tali itu ke
dinding dan menggunakannya sebagai pegangan untuk turun. Sebelum turun, dia
berteriak meminta tolong kalau ada yang tenggelam.
Dan
benar saja, di dalam sumur, dia menemukan Yueniang yang tenggelam.
Suara
teriakan Xi Er didengar oleh para pelayan. Mereka segera ke ruang makan dan
melaporkan kalau Xi Er jatuh ke dalam sumur. Kabar itu membuat ny. Chen sangat
shock hingga jatuh pingsan. Semua juga berbondong-bondong ke belakang. Zhen Zhu
dan Meiyu yang paling ketakutan kalau kejahatan mereka ketahuan.
Semua
cemas dan panik. Mereka takut kalau Xi Er yang tenggelam karna Xi Er adalah
anggota keluarga Chen. Gong yang pintar, melihat tali dan tahu kalau Xi Er
pasti hendak menolong orang. Sheng ingin ikut membantu, tapi karna dia sangat
mabuk, Gong menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Jin Cheng pun memerintahkan
Tian Bao untuk membawa Sheng ke kamar tamu.
Tidak
lama, Xi Er muncul ke permukaan. Semua pun mulai bekerja sama menarik tali agar
Xi Er bisa keluar dari sumur. Xi Er berhasil menyelamatkan Yueniang. Tapi,
semuanya hanya fokus menolong Xi Er dan mengabaikan Yueniang yang dalam keadaan
lebih parah. Xi Er memberitahu kalau keadaannya baik-baik saja dan meminta
ayahnya untuk menyelamatkan Yueniang.
Para
pelayan bergegas mengambilkan selimut untuk Xi Er. Ah Tao segera merebut sebuah
selimutnya untuk Yueniang. Dia terus menangis dan memanggil nama Yueniang. Saat
memeriksa nafas Yueniang, tidak terasa apapun. Ah Tao panik dan memberitahu Yu
Zhu. Yu Zhu segera memeriksanya. Xi Er juga mengabaikan keadaannya dan berusaha
menolong Yueniang.
Yu
Zhu memeriksa nadi Yueniang. Masih berdetak tapi sangat lemah dan hampir tidak
bisa dirasakan. Gong yang memperhatikan putranya begitu khawatir pada gadis
itu, bertanya pada Jin Cheng, siapa gadis itu? Jin Cheng tampak gugup dan
berbohong kalau Yueniang adalah pelayan.
Ah
Tao memohon Yu Zhu untuk menolong Yueniang. Dia pernah dengar dari Yueniang
kalau Yu Zhu pernah ikut organisasi Palang Merah. Jadi, dia pasti tahu
pertolongan pertama untuk keadaan seperti ini. Karna situasi yang sangat
mendesak, Yu Zhu jadi nggak bisa ingat apapun. Jin Cheng menyuruh agar Yueniang
di bawa supir ke rumah sakit saja. Ah Tao berteriak marah karna Yueniang
sekarang ini sedang sekarat. tn. Huang malah memarahinya dan menyuruhnya
menyingkir.
Xi
Er meminta semuanya untuk tenang. Dengan lembut, dia berkata kalau Yu Zhu pasti
bisa. Dia meminta Yu Zhu menarik nafas agar tenang. Yu Zhu mengikutinya. Dia
menjadi tenang dan memberitahu apa yang harus dilakukan. Xi Er melakukan
seperti yang Yu Zhu katakan. Dan selama proses itu, Zhen Zhu yang terlihat
paling ketakutan.
Ah
Tao, Yu Zhu dan Xi Er, berusaha keras untuk menyelamatkan Yueniang. Dan pada
akhirnya, Yueniang berhasil memuntahkan semua air yang diminumnya.
--
Ny
Chen sudah sadar dari pingsannya dan ingin segera menemui Xi Er. Guihua, Meiyu
dan Xiufeng yang menjaganya, memintanya untuk tenang dan memberitahu kalau
bukan Xi Er yang jatuh ke sumur, tapi dia masuk ke sumur untuk menyelamatkan
orang. Pelayan yang menyampaikan kabar tadi hanya asal omong dan salah memberi
kabar. Ny. Chen sangat lega mendengarnya.
Selesai
menenangkan ny. Chen, Guihua dan Xiufeng keuar sambil mengomel karna Yueniang
jatuh ke sumur. Kenapa pula dia bisa jatuh ke sumur?! Xiufeng juga tidak tahu
apalagi saat dia memeriksa tadi, Yueniang masih belum siuman.
Zhen
Zhu yang melihat Xiufeng, langsung berteriak heboh dan panik meminta Ibunya
menolongnya. Guihua sadar ada yang nggak beres dan segera membawa Zhen Zhu dan
Xiufeng untuk bicara di dalam kamar. Zhen Zhu pun menjelaskan kalau dia hanya
ingin memberi pelajaran pada Yueniang, tapi Yueniang malah menyiramnya. Karna
marah, dia pun mendorong Yueniang. Tidak di sangka, dia malah jatuh ke sumur.
Dia sudah mau menolong, tapi bibi…
“Aku
menghalangi Zhen Zhu,” ujar Meiyu, melangkah masuk ke kamar. “Kularang Zhen Zhu
menolongnya. Aku mau dia tenggelam. Dia seharusnya mati sepuluh tahun yang
lalu. Dia seharusnya sudah mati sejak dulu. Dia jahat. Dia akar semua masalah.
Dia seperti ibunya! Karna mereka, aku telah… menjalani hidup yang menyedihkan.
Kalian tidak seharusnya menerimanya. Dia akan merusak kedamaian keluarga Huang!
Sepuluh tahun lalu, dia tidak tenggelam di laut. Sekarang, biarkan dia
tenggelam di sumur!”
“Meiyu!!
Ibu bilang, berhenti!” teriak Guihua.
Dari
wajahnya, sekilas, sempat terlihat kalau dia seolah tidak menyangka kalau Meiyu
bisa sekejam ini. Walau begitu, daripada memperbaiki putri dan cucunya, Guihua
lebih memilih menyembunyikan kejahatan mereka. Yang harus diatasi adalah tidak membiarkan
Yueniang mengatakan apapun. Jika Ny. Chen sampai tahu masalah ini, Yu Zhu dan
Zhen Zhu tidak akan bisa menikahi Xi Er.
Tanpa
hati, dia pun mulai memberikan instruksi pada Xiufeng.
--
Yueniang
masih belum siuman. Ah Tao, Yu Zhu dan Xi Er sangat cemas. Xiufeng yang baru
datang, mengusir semuanya dari kamar Yueniang. Dia menyuruh Xi Er pergi menemui
Ny. Chen karna Ny Chen sangat cemas mengenai Xi Er, mengira dia jatuh ke sumur.
Sebelum pergi, Xi Er meminta Xiufeng untuk membawa Yueniang ke rumah sakit.
Xiufeng malah beralasan kalau rumah sakit jauh dari sini, tapi dia sudah
meminta dokter yang ada di dekat sini untuk datang.
Ah
Tao percaya sepenuhnya pada Xiufeng. Tapi, setelah Xi Er pergi, Xiufeng malah
bilang sama Ah Tao kalau sekarang sudah tengah malam, jadi mana ada dokter! Yu
Zhu pun memohon pada ibunya karna kondisi Yueniang sedang gawat. Xiufeng malah
memarahi Yu Zhu karna sudah sembarangan ikut campur padahal bukan dokter. Dia
pun menyuruh Yu Zhu untuk ke kamarnya.
Udah
gitu, Xiufeng melarah Ah Tao untuk mencari tolong sama siapapun. Ah Tao sudah
sangat geram, karna kondisi Yueniang ini sekarat! Tapi, Xiufeng menyangkal dan
malah bilang kalau Yueniang hanya shock! Kalau
nanti Yueniang meninggal, itu pasti karna kemauan sendiri. Xiufeng bicara
seolah Yueniang melompat sendiri ke dalam sumur untuk membuat kehebohan. Dia
menuduh Yueniang sengaja melakukannya agar keluar Chen mengira mereka menyiksa
Yueniang (ckkck, padahal semua yang dilakukan hanya untuk melindungi Zhen Zhu).
Xiufeng
menyuruh Ah Tao untuk menjaga Yueniang saja dan kabari kalau Yueniang sudah
sadar dan bisa mengenali orang. Dia pun memperingati Ah Tao untuk menjaga
ucapannya.
--
Karna
kondisi ny. Chen kurang baik, jadi Gong dan Meiyu menyuruh Ny Chen untuk
tinggal beberapa hari di rumah keluarga Huang. Ny. Chen setuju. Xi Er pun
meminta izin sama ayahnya untuk tinggal beberapa hari bersama ny. Chen. Meiyu
malah melarang dan menyuruh Xi Er untuk fokus bekerja dan membantu ayahnya. Ny.
Chen pun setuju dengan Meiyu.
Gong
mengingatkan Xi Er kalau besok mereka ada jadwal rapat dengan orang Inggris.
Makanya, malam ini mereka sudah harus kembali ke Singapura. Xi Er sebenarnya
merasa berat hati tapi mau gimana. (dia pasti juga nggak terpikir kalau
keluarga Huang bisa sejahat itu).
--
Ah
Tao berusaha keras untuk membuat Yueniang tetap hangat. Dia memakaikan banyak
selimut, tapi tetap saja dingin.
Xi
Er datang berkunjung lagi dan menanyakan apakah dokter sudah datang? Ah Tao
sudah mau menjawab kalau dokter belum datang, tapi Xiufeng mendadak muncul dan
memotong ucapan Ah Tao. Dia berbohong pada Xi Er kalau dokter baru saja pergi.
Dia pun menyingkirkan Ah Tao dengan menyuruhnya membuatkan teh jahe untuk
Yueniang.
Setelah
Ah Tao pergi, Xiufeng berbohong pada Xi Er kalau menurut dokter Yueniang hanya shock
dan tidak ada hal serius. Dia juga melarang Xi Er melihat Yueniang dengan
alasan kalau Yueniang tertidur setelah diberikan suntikan. Dan juga, Yueniang
tidur dalam keadaan telanja** sesuai anjuran dokter. Xiufeng pun menutup pintu
kamar Yueniang rapat-rapat. Xi Er hanya bisa mempercayainya.
Ah
Tao memasak teh jahe sambil ngedumel karna Xiufeng mampu berbohong tanpa
berkedip! Dia merasa kasihan pada Yueniang yang baik seperti Juxiang. Tapi,
kenapa orang baik seperti Yueniang tidak dilindungi? Apa Dewa benar-benar buta?
Baru
juga, Ah Tao selesai membuat teh, Zhen Zhu yang baru datang, langsung merebut
teh itu. Ah Tao sudah memberitahu kalau teh itu untuk Yueniang dan badan
Yueniang sekarang sendingin es. Zhen Zhu nggak peduli dan dengan kejam berkata
mau tubuh Yueniang dingin, itu nggak ada hukumannya dengannya!
--
Gong
pamit sama keluarga Huang untuk pulang. Dan sebelum Gong pergi, Jin Cheng
mengingatkan janjinya tadi untuk membantu ekonomi mereka. Gong tersenyum ramah
dan berkata akan mengirimkan uangnya begitu tiba di Singapura.
Baru
juga mau pergi, Zhen Zhu muncul dengan membawa teh jahe (yang diambilnya dari
Ah Tao). Sok baik, dia meminta Xi Er dan ayahnya untuk minum dulu sebelum
pergi. XI Er menerima teh pemberian Zhen Zhu, tapi tidak meminumnya dan
memberikannya pada Meiyu untuk diberikan pada Sheng yang masih setengah mabuk.
Xi Er lebih memilih berterimakasih karna Yu Zhu sudah membantu menyelamatkan
Yueniang tadi. Setelah itu, Xi Er membantu membawa Sheng ke mobil.
Zhen
Zhu tentu cemburu setengah mati.
--
Ah
Tao sudah membuat teh jahe baru untuk Yueniang. Tapi, percuma saja. Yueniang
benar-benar belum siuman.
Ah
Tao sangat ketakutan sehingga dia pergi berdoa ke altar leluhur. Dia meminta
tolong pada leluhur dan Dewa untuk menyelamatkan Yueniang. Dia sudah menjaga
Yueniang semalaman karna dia takut jika dia lengah, Yueniang akan ‘pergi’. Dia
memohon agar Yueniang bisa selamat dan dia rela mengorbankan hidupnya.
--
Pagi-pagi,
Da Sha sudah berdiri di pintu belakang keluarga Huang untuk menyanyi.
Sementara
di dalam, saat Ah Tao kembali setelah berdoa, sudah ada dua orang pria yang
membawa tandu untuk membawa Yueniang. Xiufeng ada di belakang para pria itu dan
berbohong pada Ah Tao kalau kedua pria itu aakan membawa Yueniang ke dokter. Ah
Tao percaya padanya dan sangat bersyukur karna Yueniang akhirnya di bawa ke
rumah sakit.
Da
Sha yang melihat Yueniang di bawa oleh kedua pria itu, diam-diam mengikuti
mereka.
--
Guihua
melapor kalau Yueniang sudah di bawa pergi. Dia tidak mau memberitahu Yueniang
di bawa kemana, tapi hanya bilang kalau dia sudah mengurus semuanya dengan
baik. tn. Huang protes karna Yueniang kan masih hidup. Guihua tanpa hati malah
bilang kalau Yueniang itu sekarat. Koma. Dokter bahkan bilang hanya tinggal
masalah waktu (padahal, mereka tidak ada memanggl dokter sama sekali). Dibawa
ke rumah sakitpun, tidak ada yang mau menerima. Dia bicara seolah Yueniang
bunuh dir, dan jika ini sampai ke telinga Ny Chen, tidak akan baik. Jadi, lebih
baik mengusirnya dan biarkan dia mati di tempat lain.
tn.
Huang benar-benar tidak punya pendirian dan hanya mengikuti apa saja kemauan
Guihua. Dia mengabaikan nuraninya.
--
Xiufeng
membawa kedua pria itu ke sebuah gedung kosong di jalanan yang sepi. Di gedung
itu, banyak sekali burung walet yang membuat sarang. Gedung itu sangat tidak
terawat. Xiufeng menyuruh kedua pria itu membawa Yueniang ke lantai dua gedung
dan meninggalkan Yueniang di sana. Dia memerintahkan agar kedua pria itu datang
memeriksa dua hari lagi, dan jika Yueniang sudah mati, kuburkan. Yang paling
penting, mereka harus menjaga rahasianya!
Saat
kedua pria itu sudah pergi, Xiufeng menatap Yueniang. Dengan ekspresi sedih,
dia meminta maaf pada Yueniang yang masih belum sadar. Dia merasa kalau dirinya
tidak punya pilihan karna sebagai seorang menantu, dia harus menuruti ibu
mertuanya dan sebagai seorang ibu, dia harus memastikan putrinya menjalani
hidup bahagia. (Padahal, setiap hal punya pilihan. Hanya tergantung pada diri
kita, berani membuat pilihan atau pasrah.)
--
di
Singapore,
Gong
dan Chen Xi (Xi ER) berdiskusi mengenai pemilihan Direktur Kamar Dagang yang
akan datang. Mereka merasa kalau Charlie Zhang tidak bisa dibiarkan menjadi
Direktur selanjutnya karena dia akan memonopili pasar. Karna itu, Xi Er
menyarankan agar ayahnya mencalonkan diri.
Setelah
pemikiran panjang, akhirnya, Gong menerima saran Xi Er. Dia akan menyalonkan
diri.
--
Selesai
berdiskusi dengan ayahnya, Xi Er langsung menelpon ke rumah keluarga Huang.
Yang mengangkat telepon adalah Meiyu. Xi Er menanyakan kabar neneknya. Saat
sudah memastikan kalau neneknya baik-baik saja, Xi Er menanyakan kabar
Yueniang. Meiyu langsung berbohong kalau Yueniang sudah dibawa ke rumah sakit
dan sudah sadar.
--
Padahal,
kenyataannya, Yueniang terbaring sekarang di rumah kosong yang pintunya
dikunci. Da Sha yang tadi mengikuti orang-orang yang mengangkut Yueniang, masih
berada di depan gedung itu. Dia terus berteriak memanggil Yueniang, tapi tentu
saja tidak ada jawaban.
Saat
sedang duduk di depan rumah itu, burung-burung walet yang berterbangan, buang
kotoran di atas kepalanya. Da Sha jadi marah dan mengejar burung-burung itu
tanpa sadar sudah mendobrak pintu. Karna burung-burung itu, Da Sha menemukan
Yueniang yang terbaring dengan tubuh dingin di atas tanah.
Da
Sha awalnya ketakutan, tapi kemudian menjadi cemas karna Yueniang tidak
sadarkan diri. Da Sha yang bodoh, menemukan sarang burung walet yang ada di
atap langit-langit rumah. Karna masih sakit hati pada burung walet yang buang
kotoran di atas kepalanya tadi, Da Sha jadi ingin balas dendam dengan memakan
sarang mereka. (Tanp dia tahu kalau sarang burung walet sangatlah mahal dan
mempunyai banyak manfaat).
--
Xi
Er pergi mencari pamannya yang sedang menari-nari di tepian pantai. Dia
mengajak Sheng untuk pulang dan membantu ayahnya yang akan mencalonkan diri
menjadi Direktur Kamar Dagang Anglo Tiongkok, demi menghentikan Charlie Zhang
memperluas kekuasaannya.
--
Da
Sha benar-benar memasak sarang burung walet. Dia memasaknya dengan
mencelupkannya di dalam air. Begitu sudah jadi, dia mencicipinya dan rasanya
sangaaat tidak enak. Tapi, jika dia tidak makan, dia akan kelaparan. Kalau
lapar, dia bisa mati.
Karna
pemikiran itu, Da Sha pun menyuapi Yueniang dengan sarang burung walet yang
dimasaknya. Yueniang benar-benar tidak berdaya dan tidak bergerak sedikitpun.
Dia tidak sadarkan diri.
--
Xi
Er dan Sheng berbincang. Dan ketika membahas mengenai nenek yang sedang dirawat
di keluarga Huang, Sheng menjadi emosi. Dia tidak suka saat Xi Er menyuruhnya
berterimakasih pada keluarga Huang. Sheng bahkan menegaskan kalau dia tidak
akan pergi ke rumah Huang lagi!
“Paman
mau bertemu dengan Yueniang kan?” ingati Xi Er.
Sheng
membenarkan. Xi Er yang tidak tahu kebusukan keluarga Huang, percaya sepenuhnya
pada perkataan Meiyu tadi, sehingga dia pun menyampaikan pada Sheng kalau
Yueniang sudah dibawa ke rumah sakit dan sadarkan diri. Xi Er pun mengajak
Sheng untuk ikut bersamanya menjenguk Yueniang.
Sheng
masih ragu dan merasa kalau Yueniang yang Xi Er bicarakan, pasti bukan
Yueniang, putrinya Juxiang. Karna mustahil bagi Yueniang dan Juxiang lolos dari
laut. Sheng bahkan merasa sedih karna Dewa Takdir sangat kejam pada Juxiang dan
Yueniang.
Sheng
pun mulai menyesali semuanya. Dia menyesal karna dulu sudah mengalah dan
menikahi Meiyu!
“Paman
Sheng, mendengar mu bicara begitu, rasanya tidak adil bagi bibi Meiyu. Selama
ini, bibi Meiyu mengabdikan dirinya. Setelah ibuku meninggal, bukan hanya
merawat nenek buyut, dia juga harus menangani semua urusan keluarga kita. Hidup
tak mudah baginya. Kurasa, dia juga korban.”
“Benar.
Benar. Kau benar. Ini semua salah Paman. Paman terlalu pengecut. Paman tak
berguna. Paman terlalu cemas. Paman tak berani jatuh cinta, tak bisa membenci
orang. Pada akhirnya, bukan cuma diri sendiri, Paman juga menyakiti orang lain.
Orang seperti paman, pantas mati.”
Di
tengah pembicaraan mereka, supir Sheng datang melaporkan kalau dia sudah
menemukan Shi Yanzi. Supir itu juga memberitahu kabar yang didengarnya kalau
ada yang mengadukan Yanzi saat menolong seorang ibu dan anak. Akibatnya, Yanzi
di tangkap tentara Jepang dan dikirim ke rumah bordil.
“Dimana
dia sekarang?!” tanya Sheng, cemas.
“Seseorang
melihatnya di Melaka mengemis anggur,” jawab supir.
Sheng
langsung teringat dengan wanita yang mengemis anggur waktu itu, yang langsung
kabur begitu dia menyuruh pelayan memanggilnya.
Tanpa
membuang waktu, Sheng pun segera pergi ke Melaka. Dia akan mencari temannya.
--
Xi
Er ikut kembali ke Melaka bersama Sheng. Dia pun mampir ke rumah keluarga Huang
untuk memberikan cek yang uangnya bisa digunakan untuk modal mereka. tn. Huang
tentu senang karna Gong beneran menepati janji dan membantu keluarganya. Jin
Cheng pun ikutan senang.
Jin
Cheng pun menanyakan kabar mengenai pencalonan Gong menjadi Direktur Kamar
Dagang Anglo Tiongkok. Xi Er membenarkan. Dia pun menjelaskan alasannya meminta
ayahnya mencalonkan diri demi menghentikan Charlie Zhang. Charlie Zhang
sekarang ini bertindak sangat kelewatan hingga mengacam akan menghentikan
bisnis orang-orang yang tidak mendukungnya nanti.
tn.
Huang setuju dengan Xi Er. Dia pun mendeklarasikan akan mendukung Gong sebagai
Direktur selanjutnya. Eh, Tianbao malah protes karna takut akan menyinggung
Charlie Zhang. Jin Cheng langsung memarahi Tianbao karna sudah seharusnya
mereka mendukung keluarga sendiri!
Tianbao
benar-benar bodoh dan tidak bisa baca stiuasi. Dia malah menyuruh ayah dan
kakeknya agar memihak orang yang tepat. Xi Er dengan tenang, bertanya padanya,
apa menurutnya, Charlie Zhang adalah orang yang tepat? Tianbao tidak bisa
menjawab dan berkata, kalau bukan itu maksudnya. Jin Cheng pun memarahinya
untuk tidak ikut campur jika tidak mengerti apapun!
Suasana
menjadi sedikit tegang. Jin Cheng dan tn. Huang pun mencairkan suasana dengan
menyuruh Xi Er untuk menjenguk neneknya di lantai dua.
Semangaaaat..lanjut trruuus..
ReplyDelete