Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 1/1

 


Original Network : Channel 7

Malam hari. Ketika hujan sedang turun sangat deras, Paul duduk diluar sebuah rumah sambil mengigil. Dan disaat sebuah mobil keluar dari rumah tersebut, dia langsung berlari mendekati mobil tersebut, dan memanggil ‘Ayah’.


Mobil pun berhenti, dan Paramee membuka jendela mobil. “Poramee (Paul), apa yang kamu lakukan disini?” tanyanya.

“Ibu sakit. Dia tidak bangun, tidak peduli betapa banyak aku mencoba membangunkannya. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bisakah kamu pergi dan mengeceknya, ayah?” balas Paul dengan sikap panik.


Mendengar itu, Net -istri baru Paramee- yang duduk disebelah menolak. Karena -anaknya- Nai, sangat panas, jadi mereka harus segera pergi ke rumah sakit. Dan Paramee lebih memilih Nai daripada Paul, dia hanya memberikan selembar cek kepada Paul dan menyuruhnya untuk pergi mengurus Ibu nya sendirian. Setelah itu, dia menyuruh supir menutup jendela mobil dan pergi.


Dengan panik dan putus asa, Paul memanggil- manggil ‘Ayah’ sambil mengedor- ngedor pintu mobil. Tapi Paramee tetap pergi. Dan ketika Paul akan mengejarnya, dia terjatuh serta terluka.

Nai yang berada didalam mobil menatap ke arah Paul dengan tatapan bingung. Dan melihat itu, Paul menatapnya dengan tatapan benci.


Beberapa tahun berlalu. Paul yang sudah dewasa berdiri dihadapan makam Ibunya, Mrs. Dara. “Ini waktunya bagi aku mengambil semua milikmu kembali, Ibu,” katanya dengan tatapan penuh tekad untuk membalas dendam.



Nai mengecek Ruby siam yang dijual kepadanya. Tapi sayangnya, Ruby siam tersebut palsu. Ruby siam yang asli akan menjadi lebih cantik saat dibakar, tapi Ruby siam yang dibakarnya malah meleleh, yang menandakan itu hanya Ruby siam plastik. Karena itu, diapun tidak jadi membeli Ruby siam tersebut.

“Ketika kamu sudah punya yang asli, telpon aku,” kata Nai sambil tersenyum. Lalu diapun berjalan pergi dengan langkah tegap.


Paramee dan Net berjalan menuruni tangga bersama sambil tersenyum kepada para reporter yang datang dan memotret mereka.

Dari jauh, beberapa Istri kaya berbisik- bisik, membicarakan bahwa Net hanyalah Istri sirih, dan tidak sebanding dengan kecantikan Mrs. Dara.


Nai datang. Dan melihatnya, Paramee memujinya. Lalu dia ingin berfoto dengan Nai. Tapi Net menghentikannya.

“Kursi VIP ada dibarisan depan, tuan, silahkan,” kata Singkorn, mengundang Paramee untuk masuk dan menghilangkan kecanggungan.


Patcharee yang menemani Nai menghela nafas berat. Karena baru bertemu saja, tapi suasananya sudah tegang.




Acara pameran perhiasan berjalan dengan baik. Tapi pada akhir acara, ketika host memperlihatkan foto koleksi perhiasan tahun 1994 yang diperagakan oleh Mrs. Dara, Net merasa tidak senang. Dengan marah, dia menatap ke arah Nai. Lalu diapun pergi meninggalkan ruangan. Dan Nai pun langsung mengikutinya.

Diruan ganti. Net melampiaskan emosinya dengan mengacaukan ruangan, lalu ketika Nai datang, dia langsung memarahi Nai, karena telah memasang foto Mrs. Dara di pameran tanpa mempertimbangkan dirinya.


Paramee kemudian datang dan melindungi Nai. “Aku yang memilih foto itu. Karena foto debut Crown Diamon 20 tahun lalu, masih banyak dimiknati,” jelasnya.

“Kamu tidak mempertimbangkan wajahku? Kamu menggunakan foto mantan istrimu, bagaimana orang- orang disana akan melihatku?!” protes Net. Tapi Paramee tidak mau peduli.



Singkorn mencoba menenangkan Net. “Aku pikir orang- orang disana hanya tertarik kepada koleksi perhiasannya daripada model di foto.”

“Aku tidak peduli,” teriak Net. “Lepaskan foto itu dari panggung. Aku tidak bisa mentoleransi pertunjukkan ini,” ancamnya.

“Kemudian pergilah,” usir Paramee. Lalu dia mengajak Nai untuk kembali ke dalam ruang pertunjukkan dengannya.


Dengan kesal, Net menjerit keras.



Dibar. Singkorn mendekati Net yang sedang duduk dan minum sendirian. Dia menawarkan diri untuk mengantarkan Net untuk pulang. Tapi Net tidak mau, karena tidak ada yang akan memperhatikannya. Singkorn kemudian menawarkan diri untuk menemani Net minum. Tapi Net menolak, karena menurutnya Singkorn sama saja seperti yang lain.

“Khu Paramee yang ingin melakukan itu, bagaimana aku bisa menghentikan nya?” kata Singkorn, membela diri.

“Jika kamu tidak bisa melakukan apapun, kemudian pergi,” usir Net dengan penuh emosi.

Akhirnya, Singkorn pun pergi meninggalkan Net.


Paul menyodorkan segelas minuman racikannya kepada Net sambil tersenyum penuh pesona. “Segelas minuman gratis untuk wanita paling cantik di bar ini,” godanya. “Mereka bilang ketika malaikat meminum ini, air mata akan jatuh. Cobalah minum ini. Lihat jika air mata mu akan jatuh atau tidak,” rayunya.



Mendengar itu, Net pun mencoba minum tersebut. Dan Paul menatapnya dengan serius. “Tidak ada air mata,” candanya. Dan Net tertawa.

“Siapa namamu?” tanya Net, ingin tahu.

“Paul.”

“Paul. Kupikir malam ini aku akan minum sendirian. Tapi mauhkah kamu menemaniku minum?” tanya Net sambil tersenyum.

“Dengan senang hati.”

Pertunjukkan sudah akan selesai, namun Paramee tiba- tiba merasa pusing. Dan ketika dia akan berdiri, tiba- tiba saja dia terjatuh.

Dr. Kashane datang ke rumah dan memeriksa kesehatan Paramee. Hasilnya, semua normal. Tapi untuk lebih detailnya, dia menyarankan agar Nai membawa Paramee ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Dan Nai mengiyakan.

“Baiklah. Kita bicarakan ini besok. Biarkan Dokter pulang sekarang,” kata Paramee, mengerti.


Nai mengantarkan Dr. Kashane sampai ke depan pintu dan mengucapkan terima kasih padanya. Dan Dr. Kashane mengiyakan, serta dia menyuruh Nai untuk menelponnya kapanpun jika ada masalah. Lalu dengan perhatian, dia menanyai, apakah Nai sudah makan.


Tepat disaat itu, Patcharee datang dan merusak suasana. Dengan kesal, Dr. Kashane mengalihkan wajah nya.

“Kamu sudah mau pulang? Apa kamu butuh tumpangan? tanya Nai, perhatian kepada Patcharee.




Ng…” kata Patcharee sambil menatap Dokter Kashane. Tidak usah. Aku bisa naik taksi atau ojek. Tapi aku bertanya- tanya, adakah orang baik yang bisa memberiku tumpangan dengannya atau tidakkkkk ? katanya dengan penuh harap.

Mendengar itu, Nai ikut menatap ke arah Dr. Kashane. Dan dengan canggung, Dr. Kashane tertawa. Hmm naik mobil ku aja, katanya dengan terpaksa. Tapi Patcharee sangat senang sekali.

Nai kemudian dengan khawatir menunggu Net yang belum pulang.



Net menghabiskan waktu yang sangat menyenangkan bersama dengan Paul. Dia merasa sangat senang dan menyukai Paul, yang pandai berbicara manis.

Kamu bisa memanggil ku, Net, kata Net sambil menyentuh tangan Paul dengan lembut.

Baik, Khun Net, balas Paul dengan sikap patuh.




Paul kemudian mengantarkan Net pulang. Dan setibanya disana, Paul mengungkapkan keinginannya, dia sebenarnya ingin membawa Net ke dalam kamar. Dan mendengar itu, Net memberikan kartu bisnis nya kepada Paul, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam celana Paul dengan sikap genit.

Besok panggil aku, bisik Net, menggoda. Lalu dia mendekatkan wajah nya dan berniat mencium Paul.


Sayangnya, tepat disaat itu, supir dirumah Paramee keluar. Karena itu, mereka berdua pun gagal untuk berciuman. Lalu Paul pamit. Dan dengan kecewa, Net cemberut serta membiarkan Paul pergi.

Saat masuk ke dalam rumah, Net langsung berteriak memanggil para pelayan sambil berjalan dengan agak sempoyongan. Lalu Nai datang dan mendekatinya.


Bu, aku mencoba menelponmu terus, tapi tidak bisa terhubung. Aku sangat khawatir, kata Nai dengan perhatian.

Khawatir?! Jika kamu khawatir padaku, kamu tidak akan menggunakan foto Dara hari ini, omel Net sambil memukul kepala Nai.


Aku minta maaf, pinta Nai, merasa bersalah.

Apa ada siapapun yang memikirkan tentang perasaanku?! teriak Net, menyindir Paramee yang berada dikamar atas. Bahkan ketika Dara membawa barang dan pindah, dia dia masih tidak bisa melupakannya! keluh Net sambil memukul dadanya dengan sedih.

Khun Net. Kamu sangat mabuk sekarang. Pergilah ke atas dan beristirahat, bujuk Nai dengan perhatian. Tapi Net tidak peduli.

Net kemudian mulai merasa mual serta muntah- muntah. Dan Nai merasa sangat khawatir. Dia memanggil Krapom pelayan- dan meminta handuk serta air. Lalu dia bertanya- tanya, bagaimana Net bisa pulang barusan. Dan Krapom menjawab bahwa barusan ada yang mengantarkan Net pulang.

Mendengar itu, Net keluar untuk melihat siapa yang barusan mengantarkan Net pulang.


Ketika Paul barusaja berjalan beberapa langkah, dia merasakan tatapan Nai dari belakang. Jadi diapun berhenti dan berbalik menatap ke arah Nai. Lalu dia tersenyum kepada Nai.


Paul datang ke rumah Dr. Kashane temannya-. Dan ketika melihatnya, Dr. Kashane merasa terkejut, karena dia tidak tahu kalau Paul sudah pulang ke Thailand.

Baru pagi ini, kata Nai, menjelaskan. Sudah 10 tahun kita tidak bertemu. Jika kita tidak terus berhubungan, mungkin kita tidak akan saling bertemu lagi.

Tentu saja. Kamu tiba- tiba keluar dan meninggalkanku untuk melayani makanan sendirian, omel Dr. Kashane, mengingat dulu.


Paul kemudian memberitahukan masalahnya kepada Dr. Kashane. Malam ini dia tidak tahu harus tinggal dimana, dan dia juga tidak kenal siapapun. Karena itu, diapun ingin menginap sementara di tempat Dr. Kashane. Dan Dr. Kashane mengizinkannya.

Oh ya, mengapa kamu kembali? tanya Dr. Kashane, ingin tahu.

Mengurus urusan yang belum selesai, jawab Paul, dengan singkat, merahasiakan dendamnya.


Dengan perhatian, Nai merawat Net yang sudah tertidur. Lalu dia teringat akan masa dulu.



Flash back

Ketika pertama kali Nai dibawa ke rumah Paramee dan Net, dia merasa agak takut- takut dan malu. Namun Paramee dan Net tidak mempersalahkan itu, malah Net memperlakukan Nai dengan sangat lembut serta baik sekali.

Jangan takut. Aku akan menjagamu dengan baik. Lebih baik daripada orang tua kandungmu, kata Net sambil tersenyum dan mengelus kepala Nai dengan lembut.

Flash back end


Nai merasa rindu dengan kenangan itu. Dia memegang tangan Net dan meletakkannya di pipinya.



Pagi hari. Ketika Net sudah bangun dan datang ke ruang makan, Nai langsung mempersiapkan bubur favoritnya. Sedangkan Paramee langsung menanyai, jam berapa Net pulang semalam. Lalu dia mengingatkan Net untuk mengembalikan perhiasan berlian yang Net pinjam dari perusahaan. Mendengar itu, Net sangat marah sekali.

Hanya itu saja yang kamu pedulikan?! Kamu bahkan tidak menanyai, kemana aku semalam! protes Net.

Sudah untung aku tidak memarahimu untuk apa yang kamu lakukan kemarin, balas Paramee, dengan suara keras.




Paramee kemudian mengajak Nai untuk berangkat ke kantor. Dan dengan kesal, Net langsung menjerit serta membanting bubur yang Nai buat.

Post a Comment

Previous Post Next Post