Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 1/2

 


Original Network : Channel 7

Paul membawa Dr. Kashane ke sebuah rumah. Rumah sewaan, tempatnya tinggal sewaktu dia kecil dulu. Dan sekarang, dia berencana untuk menyewa rumah itu lagi. Juga tampaknya rumah tersebut sudah direnovasi oleh pemiliknya, karena rumah itu agak tampak berbeda dari sebelumnya.

Bukankah lebih baik kamu tinggal di Condo? tanya Dr. Kashane.

Aku tidak suka tempat ramai. Disini lebih tenang, balas Paul.


Oh, ini kartu sim mu, kata Dr. Kashane, mengerti. Dan Paul mengucap kan terima kasih padanya.


Paul menghubungi nomor Net. Dia menggoda dan merayu Net dengan sikap lembut serta kata- kata manis. Lalu dia mengajak Net untuk bertemu. Dan dengan senang hati, Net mengiyakan.


Selesai memeriksa seluruh rumah, Dr. Kashane mengajak Paul untuk makan siang bersama. Tapi Paul menolak, karena dia sudah punya janji.

Pasti bertemu dengan cewek, gumam Dr. Kashane dengan yakin, karena barusan dia melihat Paul yang baru selesai  bertelponan.

Diruang rapat. Paramee memuji kesuksesan pembukaan koleksi baru mereka tahun ini. Karena banyak pemesanan yang masuk, bahkan sebelum pertunjukkan selesai. Mendengar itu, semua orang diruangan rapat memberikan tepuk tangan meriah.


Sekarang, beberapa investor yang sudah menghubungi kita. Dari mendiskusikan dasar sampai detail, ada kemungkinan besar bahwa mereka akan berinvestasi di perusahaan kita, kata Singkorn, memberitahu.

Semua investasi international, aku akan menyerahkan nya ke …” kata Paramee. Dan Singkorn merasa berharap. Kepada Nainapha, katanya. Dan Singkorn merasa terkejut serta kecewa.


Tapi Ayah, negosiasis bisnis di luar negeri biasanya diurus oleh Paman Singkorn, kata Nai, menolak dengan halus.

Mengenai cabang di negara lain, untuk jangka panjang, aku ingin kamu yang mengurusnya dari awal. Karena ini akan bagus, ketika kamu mengambil alih perusahaan, kata Paramee, sudah menuntukan keputusannya. Singkorn, tidak akan memikirkannya. Dia akan menjadi asistenmu. Benarkan, Singkorn?

Ya, jawab Singkorn sambil tersenyum terpaksa.


Singkorn sebenarnya merasa sangat kesal dan tidak puas dengan keputusan Paramee. Tapi ketika Nai datang menemuinya, dia mencoba untuk tetap bersikap biasa saja.

Aku ingin membicarakan tentang rapat barusan, kata Nai, memberitahu kan maksud kedatangannya. Kamu sudah mengurus project ini sejak awal. Jadi aku pikir kamu harus yang melanjutkan melakukannya. Aku akan berbicara kepada Ayah, dan jadikan aku sebagai asisten mu saja, jelas Nai dengan niat baik.


Oh Khun Nai. Jangan berpikir berlebihan, aku pikir dia ingin putrinya yang mengurus ini, balas Singkorn dengan sikap canggung.

Tapi…”

Anggap saja aku setuju dengan dia. Dan aku pastikan bahwa kamu akan menjadi yang terbaik, jelas Singkorn sambil tersenyum..

Jika kamu mempercayaiku, terima kasih. Aku akan merepotkanmu untuk terus memberikan saran, kata Nai, merasa tersentuh. Lalu diapun pamit dan pergi.


Setelah Nai pergi dari ruangannya, Singkorn langsung membuang barang- barang yang ada diatas mejanya untuk melampiaskan rasa kesalnya.



Net sangat senang makan siang bersama Paul. Karena Paul sangat perhatian padanya, bermulut manis, dan tampan.

Oh ya, aku lihat kartu bisnis mu, kamu adalah direktur dari perusahaan perhiasan, kata Paul, sengaja mengungkit.

Iya. Mengapa kamu bertanya? balas Net.

Sebenarnya, aku ingin meminta sesuatu. Tapi aku tidak tahu apakah kamu bisa membantu atau tidak, pinta Paul.

Apa itu?


Net membawa Paul ke perusahaan dan mendaftarkannya sebagai karyawan sales penjualan ditoko. Walaupun data dirinya tidak lengkap, tapi karena ada Net yang membantunya, maka Paul pun bisa mendapatkan pekerjaan tersebut.


Net kemudian dengan bangga membawa Paul ke dalam kantornya. Dan disana, ketika Paul melihat foto Paramee serta Net, dia merasa sangat tidak senang. Tapi dimulut dia memuji betapa bagusnya kantor Net.

Bila bagus, sering- seringlah datang menemuiku, goda Net.

Terima kasih telah memberiku pekerjaan, balas Paul.



Itu cuma hal kecil. Jika kamu mau mengganti pekerjaan dan tidak mau bekerja saat malam, mengapa aku tidak mau membantu mu? goda Net sambil menaruh tangannya ke leher Paul dengan sikap genit. Dan Paul balas memeluk pinggang Net.


Sebelum bibir mereka berdua sempat bersentuhan, tepat disaat itu, Nai datang. Dengan kesal, Net mengomeli Nai, kenapa tidak mengabarinya terlebih dahulu sebelum datang ke kantornya.

Oh hey, Khun, sapa Paul. Dan Net menatapnya dengan sikap bingung.

Kamu…” kata Nai, teringat siapa Paul.



Flash back

Saat Nai tidak jadi membeli Ruby siam dari para preman. Para preman itu malah mengikutinya. Dan menyadari hal tersebut, Nai pun langsung berlari. Lalu kemudian, disaat itu, Paul datang dan menyelamatkannya. Paul menarik Nai untuk bersembunyi. Tapi pada akhirnya, mereka tetap ketahuan, karena Paul tidak sengaja menginjak piring anjing yang ada dijalan dan membuat suara.





Paul dan Nai kemudian berlari bersama, menghindari kejaran para preman tersebut. Dan disaat mereka tersudut, Paul melindungi Nai dan membiarkan Nai untuk kabur duluan darisana.

Nai berpura- pura kabur, lalu dia kembali dan berteriak dengan keras. Pak polisi, disebelah sini! Pak polisi! teriaknya. Sehingga para preman itupun pergi.


Ketika para preman tersebut telah pergi, Nai langsung mendekati Paul dan memeriksa apakah dia baik- baik saja. Dan Paul tersenyum untuk menenangkan Nai.


Paul membelikan Nai segelas minuman, dan memujinya, karena ternyata Nai sangat pintar. Dan dengan ramah, Nai menanyai, siapa nama Paul. Dan Paul pun menjawab.

Apa kamu campuran? tanya Nai, memperhatikan wajah Paul.

Ayahku dari Hongkong, jawab Paul, singkat.


Namaku Nainapha. Aku beruntung bisa bertemu kamu hari ini. Terima kasih ya, kata Nai, dengan tulus.

Mungkin ini keberuntungan ku juga, Khun Nai, balas Paul.




Nai kemudian mendapatkan telpon dari Dan yang datang menjemputnya, dan disaat, Nai ingin memperkenalkan Dan kepada Paul, ternyata Paul yang barusan berada dibelakangnya telah menghilang ntah kemana.

Panasnya. Nai, ayo pulang, ajak Dan sambil menarik tangan Nai. Dengan masih bingung, Nai pun mengikuti Dan.


Setelah Nai serta Dan pergi darisana, Paul keluar dari persembunyiannya dan menatap Nai dengan tajam serta tersenyum penuh kebencian.

Flash back end


Aku tidak menyangka kalau dunia itu kecil, sapa Paul.

Dengan tidak senang, Net menanyai, kenapa Nai datang ke kantornya. Dan Nai menjelaskan bahwa dia datang, karena dia mendengar dari bagian HRD bahwa Net datang membawa seseorang dan memberikan pekerjaan kepada seseorang itu. Dan Net mengiyakan. Lalu dia memperkenalkan Paul yang akan dia pekerjakan sebagai sales penjualan di cabang Sukhumvit.

Tapi kita tidak ada membuka lowongan, protes Nai sambil menatap curiga ke arah Paul yang kemarin menyelamatkannya.

Nai! bentak Net. Lalu dengan lembut, Paul, tunggu aku diluar.

Baik, jawab Paul dengan patuh.


Paul menatap ke arah Nai dan tersenyum. Lalu diapun keluar. Dan dengan curiga, Nai menatap ke arahnya.


Ketika Paul keluar dari kantor Net, dia langsung bertemu dengan para karyawan Nai yang berkumpul diluar. Dan dengan canggung, dia menyapa mereka semua.


Nai tidak setuju bila Net memperkejakan Paul, karena Paul tidak memiliki dokumen data diri yang lengkap, seperti kartu identitas dan ijazah. Namun Net tidak peduli, karena menurutnya sales penjualan itu hanyalah posisi kecil, jadi tidak perlu begitu ketat, juga Paul berjanji akan membawakan data dirinya lain kali.

Siapa dia? Bagaimana kamu mengenal dia? tanya Nai, ingin tahu.

Itu bukan urusanmu! Aku hanya melihat dia sebagai orang baik, dan dia berada dalam masalah, jadi aku memberikannya kesempatan kerja. Jika dia bekerja dengan buruk, maka kita tidak perlu membiarkannya lewat. Orang harus di berikan kesempatan. Aku pikir kamu harusnya mengerti lebih baik, karena kamu juga diberi kesempatan itu oleh ku, balas Net, tidak mau dibantah keputusannya.



Flash back

Jangan takut. Aku akan menjaga mu dengan baik, lebih baik daripada orang tua kandungmu, kata Net dengan lembut sambil mengelus kepala Nai.

Ingat. Kamu harus mendengarkan mereka. Khususnya Khun Net. Karena dia meresikokan dirinya demi menyelamatkanmu dari mobil yang terbakar, kata pengasuh yang mengantarkan Nai.

Dengan patuh, Nai berlutut kepada Net sebagai bentuk terima kasihnya.



Diluar rumah. Net memberikan amplop uang kepada si pengasuh, dan memperingat kan nya untuk jangan datang lagi. Lalu dia tidak bisa berjanji bahwa dia akan memperlakukan Nai dengan baik, karena menurut nya Nai bisa tinggal dirumahnya, itu sudahlah sebuah keberuntungan bagi Nai yang tidak memiliki latar belakang apapun. Kemudian mengenai kecelakaan mobil yang terjadi, dia ingin si pengasuh untuk tutup mulut.

Mendengar itu, si pengasuh agak tidak senang. Tapi dia tidak berani mengatakan apapun untuk membalas Net.

Flash back end



Nai akhirnya menerima keputusan Net. Dan tidak protes lagi.


Ketika Nai keluar dan bertemu dengan Paul, dia merasa kesal serta mengabaikan nya. Tapi Paul tidak peduli serta tersenyum padanya.


Net mengajak Paul untuk memberi beberapa baju baru. Dan dengan senang hati, Paul mengikutinya.



Nai mendengarkan laporan dari para karyawannya mengenai Paul. Paul adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal. Paul berasal dari Hongkong, dia diadopsi sejak dia kecil. Tapi sekali keluarga angkat nya meninggal, para kerabat mengambil semua properti dan asset nya. Karena alasan itulah, Paul kembali ke Thailand. Paul dan Net bertemu di bar hotel.

Apa yang kamu pikirkan, Khun Nai? tanya Patcharee, memperhatikan raut wajah Nai.

Aku punya perasaan aneh tentang pria ini, jawab Nai.

Post a Comment

Previous Post Next Post