Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 7/2

 

Original Network : Channel 7

Ketika Ratnee ingin mengantarkan minuman jahet hangat kepada Paramee, dia bertemu dengan Net. Dan ketika Net menawarkan diri untuk mengantarkan minuman tersebut, Ratnee mengiyakan dengan senang serta mendukung tindakan Net.




Paramee sedang menatap foto keluarganya bersama Dara dulu. Dan ketika Net datang serta melihat itu, dia langsung marah dan mengomel. Dia menyuruh Paramee untuk membuang foto tersebut. Dengan malas, Paramee menyuruh Net untuk pergi dulu, saat Net sudah tenang, maka barulah mereka akan bicara.


Paul berpakaian sangat rapi sekali dan bersikap sangat serius. Melihat itu, Dr. Kashane mencandainya sedikit. “Kamu bertindak seperti kamu akan membicarakan bisnis miliaran.”

“Sesuatu yang seperti itu,” balas Paul, membenarkan dengan jujur.

Tapi Dr. Kashane sama sekali tidak percaya. Dia menganggap Paul hanya bercanda atau berbicara omong kosong saja. Jadi dia menertawai Paul. Lalu dia meminta Paul untuk meminjamkan jas yang Paul kenakan tersebut kepadanya lain kali. Dengan malas, Paul mengabaikan Dr. Kashane dan pergi.


Paul bertemu dengan Wichai. Dia memberikan penawaran luar biasa kepada Wichai supaya dia bisa mendapatkan kontrak tambang Wichai.

Paul mewakilkan perusahaan ML Jewelry dari Hongkong. Dia tahu kalau Wichai sedang ingin berivenstasi perhiasaan di Hongkong, tapi Wichai kekurangan perusahaan besar untuk mendukung hal tersebut. Jadi dia bersedia untuk mendukung Wichai. Namun sebagai gantinya, dia ingin Wichai memperpanjang kontrak dengan Crown Diamond.

Wang sama sekali tidak mengerti, kenapa Paul tiba- tiba berubah pikiran serta membantu Crown Diamond. Dan Paul diam. Dia melakukan semua ini karena Nai, tapi dia tidak mau memberitahu Wang tentang itu. Dan juga dia sendiri merasa bingung tentang perasaannya.

Ma, apa aku membuat keputusan yang tepat dengan melakukan ini? tanya Paul sambil menatap cermin.


Flash back

Jangan biarkan amarah dan kebencian menjadi bayangan yang mengikuti mu kemanapun. Kamu mengerti?” kata Dara, menasehati Paul dengan serius.

“Iya, ma,” jawab Paul dengan patuh dan memeluk Dara.

Flash back end

“Aku mencoba, Ma. Tapi ini tidak mudah,” gumam Paul.


Tim Nai merasa sangat senang, karena akhirnya Wichai bersedia untuk memperbarui kontrak dengan mereka. Namun disisi lain, mereka juga merasa penasaran, kenapa Wichai tiba- tiba bersedia untuk memperbarui kontrak dengan mereka.

“Mengapa kalian begitu senang? Ini hanya perpanjangan kontrak saja, bukankah kalian terlalu berlebihan?” komentar Gina, tidak merasa semangat seperti mereka.



“Anak yang hanya mengkhawatirkan tentang wajahnya, datang ke sini untuk bermain dari pagi sampai malam, apa dia mengerti rasanya hampir jadi pengangguran?!” sindir Ting dengan sinis.

“Kemudian kamu harus mengenakan make- up juga. Kaki sapi sangat mudah disadari,” balas Gina, tidak mau kalah.

Dengan emosi, Ting ingin menyerang Gina. Tapi para pria langsung menahannya. Melihat itu, Paul tersenyum sambil mengeleng- gelengkan kepalanya.


Singkorn dan Net sama- sama berpikir bahwa Wichai mau memperpanjang kontrak, itu adalah karena Dan membantu Nai. Sekarang Net sangat menyesal telah menyarankan Nai untuk menikah cepat dengan Dan, karena dengan bantuan Dan nantinya, dia akan semakin sulit untuk melawan Nai mendapatkan perusahaan.

Selagi Net mengkhawatirkan tentang dirinya, Singkorn mengkhawatirkan hal lain.



Paramee juga berpikiran kalau Dan lah yang telah membantu Nai, jadi dia berterima kasih kepada Dan. Walaupun merasa bingung, Dan tetap menerima ucapan terima kasih dari Paramee dengan sikap tidak tahu malu serta dia bersikap bahwa ini cuma masalah kecil saja.

Nai juga berpikiran sama. Dia berpikir kalau Dan lah yang telah membantunya. Jadi walaupun dia merasa tidak senang dengan Dan, tapi dia tetap berusaha bersikap sopan dengan mengucapkan terima kasih.


“Paman, sejujurnya aku hanya ingin membantu Nai. Seperti yang kamu tahu, aku sangat mencintai Nai. Jika mungkin, aku mau bertunangan dengan Nai terlebih dahulu,” kata Dan, tanpa rasa malu sama sekali.

Mendengar itu, Nai sangat terkejut dan ingin menolak. Tapi sebelum dia sempat menolak, Paramee tertawa dengan keras dan merasa puas. “Aku sependapat. Kalian sudah lama berpacaran,” kata Paramee, menyetujui.


Nai mengikuti Dan keluar dari dalam rumah, dan memanggilnya untuk berbicara. Dengan tegas, dia menolak untuk bertunangan.

“Jangan lupa. Aku membantumu,” kata Dan, tanpa rasa malu. “Hanya terima kasih saja tidak cukup Nai. Karena aku ingin bertunangan denganmu juga.”

“Bagaimana jika aku tidak mau?” balas Nai, merasa keberatan.

“Jika aku bisa membuat Ayahku membantu, aku bisa membuatnya berubah pikiran juga,” ancam Dan. “Tapi jika kita bertunangan, apa yang kamu inginkan bisa berjalan mulus. Aku akan memberitahu Ibuku untuk berbicara kepada Paman tentang kapan acaranya,” jelasnya. Lalu dia langsung pergi.


Setelah Dan pergi, Ratnee muncul dan menyindir Nai sebagai penggoda handal yang bisa mendapatkan putra seorang politisi. Mendengar itu, Nai merasa stress, tapi dia tidak bisa membalas sindiran Ratnee.



Dan datang ke kantor menemui Nai untuk menunjukkan undangan pertunangan mereka. Mendengar itu, Nai menatap tidak enak ke arah Paul.


“Kamu tidak memberitahu mereka? Tidak apa. Aku akan memberitahu mereka,” kata Dan sambil memeluk Nai dengan dekat. “Kami akan pertunangan.”

Dengan canggung, setiap orang diam untuk sesaat. Lalu Mee berdiri untuk memberikan selamat, tapi Dan mengabaikannya.


Paul merasa sangat tidak nyaman. Jadi diapun berdiri dan berniat untuk pergi duluan dari ruang rapat. Tapi dengan sengaja, Dan menghentikannya.

“Untuk hari pertunangan, aku masih belum bisa menemukan pelayan untuk mengangkat barang- barangku. Bisakah kamu melakukannya?” kata Dan, sangat merendahkan Paul.

“Dan!” panggil Nai, menghentikan Dan. Tapi Dan tetap tidak mau berhenti, dia terus merendahkan Paul. Dengan kesal, Paul mengabaikannya dan pergi.


Satu Tim merasa tidak senang dengan pertunangan Nai serta Dan. Juga mereka merasa heran, kenapa Nai mau bertunangangan dengan Dan.


“Menurut informasi orang dalam, P’Nai menawarkan dirinya sendiri. P’Nai meminta bantuan Dan. Saat sukses, mereka pun bertunangan.  Ini situasi menang- menang. Jelas kan?” kata Gina, memberitahu setiap orang.

Mengetahui alasan tersebut, Paul merasa tambah bad mood.


Nai mengantarkan Dan pergi sampai ke depan lift.

Kemudian ketika Dan telah pergi, Paul muncul dan mendekati Nai. Dia menyindir Nai. Dan Nai ingin menjelaskan, tapi dia tidak tahu bagaimana.

“Ada yang ingin kamu beritahu padaku?” tanya Paul, memberikan kesempatan.

“Aku ingin berterima kasih karena kamu telah banyak membantuku. Termaksud masalah tambang. Tapi aku harus berterima kasih kepada Dan juga, karena dia telah membantu perusahaan melewati krisis,” jelas Nai.


Paul kecewa dengan jawaban Nai. “Benar. Aku tidak bisa membantu mu sebanyak pacarmu. Bagaimana kamu akan membayarnya dari sekarang? Jadi aku bisa memberitahu diriku sendiri untuk jangan mencampuri ini lagi.”

Mendengar itu, Nai hanya bisa diam saja. Lalu Paul pun berjalan pergi.



Ratnee mengingatkan Net untuk bersikap layak di pertunangan Nai, karena didepan semua orang, Nai adalah putri angkat Net. Tapi Net sama sekali tidak peduli, sebab dia tidak pernah menganggap kalau Nai adalah putrinya ataupun keluarganya.

“Net. Menurutku kamu harus menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan hak mu. Ini hari kebahagiaan putrimu, mungkin Khun Paramee akan melembut,” kata Ratnee, memberikan saran penuh arti kepada Net.

Mendengar itu, Net diam dan berpikir.

1 Comments

Previous Post Next Post