Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 7/3

 

Original Network : Channel 7

Paul datang ke cepat ke rumah Nai.



Ratnee dan Gina datang ke kamar Nai untuk memberitahu bahwa Dan serta kedua orang tuanya sudah tiba. Lalu setelah itu, mereka berdua pergi.



“Hari ini adalah hari penting untuk putri kita tercinta. Bisakah aku mengenakan benda keluarga kita?” pinta Net, penuh harap kepada Paramee.

“Terus terang saja,” balas Paramee.

“Bisakah aku mengenakan Pink Rose?” tanya Net, bersemangat.

“Tidak, kamu tidak bisa,” tolak Paramee langsung.


Dengan kesal, Net  protes dan mengomel. Lalu dengan kasar dia mengingatkan Paramee bahwa tidak peduli berapa lama pun Paramee menunggu, Dara tidak akan kembali lagi. Mendengar itu, Paramee marah. Tapi Net tidak peduli.

“Kamu yang telah melakukan kesalahan pada Dara, kamu pikir dia akan memaafkanmu? Apa kamu terlalu optimis?” ejek Net sambil mendengus.

“Kamu ingin tahu alasan mengapa aku tidak membiarkanmu mengenakan Pink Rose? Karena kamu tidak pantas untuk Pink Rose! Dan jangan berpikir bahwa kamu bisa mengambil tempat seseorang. Tidak mungkin!” balas Paramee dengan tegas.


Paul membantu mengangkat- ngangkat barang, seperti yang diperintahkan oleh Dan kemarin. Ketika Dr. Kashane datang serta melihat itu, dia langsung mengomentari Paul bahwa Paul tidak perlu mengikuti perintah Dan.

“Karyawan sepertiku, diperintah apapun aku harus melakukannya,” jelas Paul, singkat.

Sebelum acara pertunangan dimulai, Paramee mengucapkan terima kasih kepada Ayah Dan karena telah membantunya mengenai masalah tambang. Mendengar itu, Ayah Dan serta Ibu Dan merasa agak bingung, karena mereka tidak ada melakukan apapun untuk membantu Paramee, tapi tanpa tahu malu, mereka berdua tetap menerima ucapan terima kasih dari Paramee. Lalu mereka menggunakan kesempatan itu untuk meminta sesuatu.


“Khun Kiti (Ayah Dan) merasa agak tidak nyaman karena Nai masih menggunakan nama belakang Khun Net, bukan Suriyakan. Sekarang bertunangan ini diadakan dirumah, para tamu yang hadir pasti mengerti. Tapi jika nanti nya mereka menikah, aku mau Nainapha sudah mengganti nama terakhirnya menjadi Suriyakan, jadi itu akan membawa kehormatan untuk putraku juga,” kata Ibu Dan, menjelaskan keinginannya.

Mendengar itu, Paramee merasa agak bermasalah, karena dia tidak bisa melakukan itu. Namun Net merasa sangat senang, karena impiannya akan segera terwujud.


Acara pertunangan sudah akan dimulai. Paul menatap Nai dengan tatapan tajam. Menyadari itu, Nai membalas tatapan mata Paul, lalu dia menundukkan kepalanya.

Patcharee dan Dr. Kashane sama- sama merasa bersimpati kepada Nai yang terpaksa harus bertunangan dengan Dan.


Ketika Ibu Dan ingin mengambil cincin, dia menemukan sebuah catatan kecil didalam tas nya. “Nainapha bukan anak adopsi dan dia tidak berhubungan darah dengan Suriyakan sama sekali. Kamu telah ditipu!”


Membaca catatan itu, Ibu Dan langsung marah, karena dia mengira kalau Nai adalah pewaris Crown Diamond, tapi ternyata tidak. Dengan panik, Dan mencoba menenangkan Ibunya supaya mereka membicarakan tentang ini nanti saja. Tapi Ibu Dan serta Ayah Dan tidak mau membahas masalah ini nanti, karena jika Nai beneran bukan anak angkat Suriyakan serta bukan pewaris Crown Diamond, maka mereka tidak mau membiarkan Nai menikah ke dalam keluarga mereka. Sebab menurut mereka, Nai tidak memiliki latar belakang yang sebanding dengan Dan.

“Ayo! Batalkan pertunangannya! Batalkan!” teriak Ibu Dan sambil menarik Dan untuk ikut pergi bersamanya. Diikuti oleh Ayah Dan.



Dengan perhatian, Paramee meminta Nai untuk tidak perlu khawatir. Sementara, Ratnee, Gina, dan Net, mereka bertiga menertawai Nai.

Paramee menuduh dengan yakin kalau pasti Net yang telah melakukan ini dengan sengaja. Dan Net tidak mau mengakui nya, lagian Paramee juga tidak punya bukti.


Flash back

“Alasan kamu tidak bisa menerima Khun Nai sebagai putri angkatmu pada waktu itu, karena Khun Dara menghilang,” kata Pengacara, memastikan.

“Benar. Jadi aku membiarkan Net menjadi orang tua angkatnya, dan membiarkan Nai menggunakan nama keluarga Net untuk sekarang,” jelas Paramee, membenarkan.

“Khun Dara sudah menghilang selama 5 tahun sekarang. Jika kamu ingin mengadopsi Khun Nai secara resmi, kamu harus membuat Khun Net menarik namanya. Atau tanda tangani sertifikat pernikahan dengan Khun Nai,” balas Pengacara, menjelaskan.


Ketika Paramee memberitahukan hal itu kepada Net, Net tidak mau menyerahkan Nai begitu saja, jika Paramee ingin, maka dia ingin Paramee menikahinya. Tapi Paramee tidak mau menikahi Net.

“Jika kamu tidak mau menikahi ku, maka jangan berharap bisa mengadopsi Nai secara resmi,” kata Net, bersikeras.

Flash back end


“Kamu yang memperpanjang masalah ini. Dan kamu mau menyalahiku?” tanya Net, tidak terima disalahkan.

“Hey. Beraninya kamu menghancurkan reputasi putrimu, reputasiku, untuk dirimu sendiri?!” bentak Paramee, marah. Lalu tiba- tiba dia mulai merasa sakit.


Melihat Paramee seperti kesakitan, Net sama sekali tidak peduli, malahan dia menyuruh Paramee untuk mulai berpikir dan segera memilih, menjadikan Nai sebagai putri angkat atau tetap tinggal di masa lalu. Setelah mengatakan itu, Net langsung pergi begitu saja.

Dr. Kashane sama sekali tidak mengerti dengan pikiran orang- orang kalangan atas, jadi diapun bertanya kepada Paul. Dan Paul menjelaskan bahwa nama yang dipakai Nai sangat penting, karena kedua orang tua Dan menginginkan menantu yang cocok untuk putra mereka, menantu yang sama- sama memiliki status tinggi.

Disaat Dr. Kashane dan Paul sedang mengobrol, Patcharee tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Tapi sebelum dia sempat mendekat untuk memergoki mereka, Gina datang. Jadi diapun hanya mendekati mereka berdua saja, tapi dia tidak langsung bertindak untuk memergoki mereka.


Disaat Gina sudah pergi, Patcharee menatap Dr. Kashane dan Paul dengan tajam. Dan dengan gugup, mereka berdua memalingkan wajah mereka.



Patcharee mengikuti Dr. Kashane dan Paul sampai ke rumah. Disana dia memergoki mereka berdua. “Apa ada yang ingin kalian berdua beritahukan padaku?” tanyanya.


Dr. Kashane menarik Patcharee untuk berbicara berdua saja. Dia meminta maaf karena sudah merahasiakan ini, tapi dia juga tidak tahu mengapa Paul ingin merahasiakan nya, jadi karena itu dia meminta Patcharee untuk ikut merahasiakan ini juga dan jangan beritahu Nai.

“Kamu masih berencana untuk merahasiakannya?!” keluh Patcharee.

“Aku takut Khun Nai akan marah. Selain itu, dia sedang di stress kan dengan hal lain,” balas Dr. Kashane, menjelaskan.



Setelah berpikir sejenak, Patcharee setuju untuk merahasikan hal ini. Tapi dia mau Dr. Kashane untuk jangan beritahukan ini kepada Paul. Lalu dari sekarang, apapun yang Dr. Kashane ketahui tentang Paul, dia ingin Dr. Kashane menginfokan kepadanya. Jangan sembunyikan apapun.

“Hey, Khun. Paul temanku,” kata Dr. Kashane, mengingatkan.

“Tapi Khun Nai boss ku,” balas Patcharee. “Ng. Tapi ini terserah mu. Aku beritahu, temanmu ini memiliki banyak rahasia. Kamu teman baiknya saja bahkan tidak di beritahu. Apa kamu tidak berniat mencari tahu kebenarannya?” tanyanya, menanamkan rasa curiga dan rasa penasaran ke dalam Dr. Kashane untuk menggoyahkannya.



Paramee masih sangat mempercayai Singkorn. Jadi dia memanggil Singkorn dan meminta bantuannya. Dia ingin Singkorn untuk mencari informasi tentang Dara dan Poramee sekali saja lagi. Tidak peduli berapa harganya, dia akan membayar nya. Dan ini akan menjadi terakhir kalinya dia mencari mereka berdua.


Dikantor. Para anggota tim menggosipi kejadian di acara petunangan Nai serta Dan kemarin. Mereka menebak- nebak, apa alasan kedua orang tua Dan sampai membatalkan pertunangan dengan Nai. Mereka ingin bertanya kepada Paul, tapi tidak berani. Jadi mereka memilih untuk bertanya kepada Gina saja nanti nya.


Tepat disaat itu, Nai datang. Dan mereka semua pun langsung berhenti bergosip.

Paul datag ke kantor Nai. “Ada dokumen yang harus ditangani,” kata Paul secara serius. Lalu dia memberikan dokumen yang dibawanya.


Ketika Nai sedang mengecek dokumen, Paul memperhatikannya. Lalu dengan agak sinis, dia berbicara, “Aku belum menyampaikan simpatiku untuk bertunangan mu yang dibatalkan. Kamu pasti benar- benar sedih. Aku benar- benar bersimpati padamu Khun Nai. Selain batal bertunangan dengan putra politisi besar, kamu harus bekerja untuk penyelamatmu, dan kamu bahkan tidak ada menggunakan nama Suriyakan,” ejek nya.

Mendengar itu, Nai merasa terluka dan sedih. “Terima kasih. Setidaknya kata ‘simpati’ bisa keluar dari mulut orang sepertimu,” balas nya.


Dimall. Dr. Kashane membelikan beberapa barang untuk Patcharee sebagai bentuk tutup mulut untuk Patcharee.

Sambil berjalan mereka berdua mengobrol. Dr. Kashane menjelaskan bahwa dia merasa kasihan kepada Nai, namun disatu sisi dia merasa senang, karena Nai tidak jadi bertunangan dengan orang seperti Dan. Tepat disaat itu, Dan kebetulan lewat. Dengan terkejut, Dr. Kashane langsung terdiam, sedangkan Patcharee mencoba untuk bersikap biasa saja dengan sedikit berbasa- basi, menanyai, mengapa Dan datang ke sini.


“Aku ke sini untuk mengecek bisnis ku. Aku bukan pengangguran. Yang lebih penting, antara aku dan Nai, aku tidak perlu orang lain untuk mengkhawatirkan nya. Karena mengenai Nai dan aku, kami akan bertunangan dan menikah,” kata Dan dengan keras. Kemudian dia langsung pergi.



Dirumah. Dan mengeluh karena Ibu telah menghancurkan pertunangan nya dengan Nai. Dengan tenang, Ibu menyuruh Dan untuk tidak perlu cemas, karena pihak lain sangat ingin bertunangan dengan Dan, jadi setelah mereka menyelesaikan masalah yang ada, maka Dan bisa bertunangan dengan Nai.

Mengenai masalah tambang, Wang sudah menyelesaikannya dan Paman Paul yang berada di Hongkong juga tidak ada menentang. Mengetahui itu, Paul merasa sangat puas. Namun dia belum mau kembali ke Hongkong, sebelum segalanya berubah menjadi seperti yang diinginkannya.

“Tapi Boss, waktu janjian mu dengan Khun Ken, aku takut…”

“Jangan khawatirkan itu. Aku bisa menanganinya,” kata Paul, tidak mau dibantah.


Penyelidik memberikan kabar kepada Singkorn, Dara telah meninggal. Sedangkan untuk Poramee, dia tidak bisa menemukan informasi apapun, dia hanya tahu kalau Poramee pindah ke Hongkong bersama Dara ketika dulu.


“Terus selidiki ini. Jika kamu punya informasi lain, laporkan padaku langsung. Dan ingat, jangan biarkan ini tersebar,” kata Singkorn sambil memberikan bayaran kepada si penyelidik.


Singkorn memberikan informasi tersebut kepada Paramee. “Khun Dara sakit sebelum dia pindah ke Hongkong. Aku dengar dia sudah menjalani pengobatan untuk jangka panjang, tapi dia tetap tidak bisa membaik,” jelas nya.

Mengetahui itu, Paramee merasa sangat sedih. “Dan Poramee?”

“Khun Pormaee… dia… juga meninggal, tidak lama setelah Khun Dara meninggal. Khun Poramee mengalami kecelakaan kapal dalam perjalanan ke Hongkong,” jawab Singkorn, berbohong.



Mengetahui itu, Paramee tiba- tiba merasa dada nya sangat sakit sekali dan lalu dia mengusir Singkorn untuk pergi. Dengan senang hati, Singkorn pun langsung pergi.


Ketika Nai pulang dan melihat Singkorn, dia ingin tahu apa yang barusan Singkorn bicarakan dengan Paramee, karena tampakanya mereka berdua membicarakan sesuatu yang sangat penting barusan dan dia cemas dengan Paramee. Tapi Singkorn menolak untuk memberitahu.


“Kemudian aku akan bertanya pada Ayah,” kata Nai.

“Aku ulangi, ini tidak ada hubungannya denganmu. Dan aku pikir, dia tidak ingin melihat atau berbicara kepada siapapun sekarang. Jangan ganggu dia,” jelas Singkorn dengan tegas. Kemudian dia pergi.



Paramee menangis sedih. Dia merasa menyesal dan bersalah kepada Dara serta Poramee. “Aku minta maaf. Aku minta maaf,” katanya terus.



Keesokan harinya. Ketika Nai menemukan Paramee tidak ada di rumah, dia merasa heran, kemana Paramee pergi. Tapi tidak ada seorang pun yang tahu kemana Paramee pergi. Bahkan telpon Paramee juga tidak aktif. Jadi Nai merasa sangat cemas.

Net datang menemui Singkorn untuk mencari tahu apa yang kemarin Singkorn bicarakan dengan Paramee, sehingga hari ini Paramee menghilang.

“Aku hanya memberitahu dia berita tentang Khun Dara,” kata Singkorn, dengan jujur.

“Kamu mengkhianatiku?!” bentak Net, marah.

Dengan lembut, Singkorn memegang tangan Net dan berusaha menjelaskan. Tapi Net tidak mau mendengarkan penjelasannya sama sekali, karena Singkorn telah membantu Paramee untuk menyelidiki tentang Dara, lalu Singkorn tidak ada memberitahu nya.


“Kamu takut jika Ibu dan Anak itu masih hidup, maka mereka akan menghancurkan surga yang kamu ciptakan?” tanya Singkorn. “Jangan khawatir. Apapun yang kamu inginkan, aku akan menwujudkannya. Aku tidak akan pernah menghancurkan mimpimu, karena mimpimu, maka aku ada disini,” katanya, menenangkan Net.

Singkorn lalu menunjukkan informasi yang diberikannya kepada Paramee semalam. “Aku percaya Ibu dan Anak itu tidak akan pernah kembali untuk menghancurkan mimpimu.”

“Khun Paramee percaya bahwa anaknya telah meninggal? Tidak ada bukti mayatnya sama sekali,” keluh Net, ragu.

“Aku percaya bahwa bukti yang aku tunjukkan padanya sudah cukup untuk membuatnya mempercayai ku,” kata Singkorn dengan yakin.

Mengetahui itu, Net langsung bisa menebak kemana Paramee pergi. Dan dia merasa puas serta senang dengan kerja Singkorn yang luar biasa.

1 Comments

Previous Post Next Post