Sinopsis K- Drama : Law School Episode 9/2

 


Original Network : jTBC Netfix

Pengacara Park membahas tentang tiket sekali jalan yang menjadi permasalahan, pada saat Jong Hoon di tangkap. Pada saat itu, Jaksa menyimpulkan kalau terdakwa, Jong Hoon, berusaha kabur setelah membunuh Byung Ju. Jadi Pengcara Park membahas tiket ini untuk membuktikan ketidakbersalahan Jong Hoon.

“Terdakwa. Kenapa Anda ingin ke Boston?” tanya Pengacara Park.



“Untuk mencari seseorang,” jawab Jong Hoon. “Itu tiket sekali jalan karena kepulangan saya bergantung apa saya mampu temukan orang itu,” katanya, menjelaskan.

“Siapa yang hendak Anda cari?” tanya Pengacara Park.

Jong Hoon diam dan melirik ke arah Kang Sol A yang duduk di belakang. Lalu dia menjawab, “Kang Dan.”

Mendengar nama Kang Dang, Jaksa Jin merasa terkejut.

Flash back

Selesai bersauna, Dewan Ko menceritakan tentang Kang Dan. Dengan bingung, Jong Hoon menanyai, siapa Kang Dan.

Flash back end


Jaksa Jin menghentikan Pengacara Park dan mengajukan protes kepada Hakim, karena ini tidak berkaitan dengan sidang.

“Tidak berkaitan? Kalau begitu, apa Anda setuju tiket pesawat ini tak dapat dijadikan bukti untuk membuktikan tuntutannya?” tanya Pengacara Park. Dan Jaksa Jin tidak bisa menjawab.


“Dia anggota kampanye Anggota Dewan Ko Hyeong-su. Dia bertugas sebagai penyebar isu palsu untuk kandidat lawan, dan lenyap begitu saja,” kata Jong Hoon, menjawab pertanyaan Pengacara Park sebelumnya.

“Yang Mulia,” kata Jaksa Jin, protes kepada Hakim.

“Terdakwa, nyatakan informasi yang berkaitan saja,” kata Hakim, mengingatkan.


Dengan keras, Jaksa Jin menuduh kalau Jong Hoon sedang menyebarkan informasi palsu didepan awak media, jadi dia ingin Hakim memberikan batasan kepada Jong Hoon. Namun Hakim tidak setuju, ini memang bisa menjadi pencemaran nama baik bagi pihak yang bersangkutan, tapi bukan berarti mereka perlu membatasi Jong Hoon.

“Itu bukan informasi palsu,” tegas Jong Hoon.

“Lenyap secara misterius setelah sebarkan isu palsu? Dia sendiri yang mencabut tuntutannya dan terbang ke Amerika,” balas Jaksa Jin.

“Tunggu,” kata Pengacara Park sambil tersenyum senang. “Anda tahu dari mana?” tanyanya.

Mendengar itu, Jaksa Jin merasa gugup. “Saya dengar dari Jaksa Seo Byung-ju,” jawabnya.

Kang Sol A mencari informasi tentang Dewan Ko yang menyebarkan isu palsu mengenai lawannya di Internet. Tapi dia tidak bisa menemukan informasi apapun terkait isu tersebut.

Lalu Kang Sol A membaca surat yang Kang Dan tulis dan merenungkan nya. “Dia tunduk di bawah kuasa uang?” gumamnya.


Kepada Jaksa Yang Jong-hoon.

Aku ragu apa aku mampu menyampaikan surat ini padamu, tapi aku tetap ingin meminta maaf.

Jaksa Yang, aku telah berjanji tak berkompromi dengan ketidakadilan. Tapi maaf, aku tak mampu menepatinya. Pada akhirnya, aku tunduk di bawah kekuasaan uang.

Tolong jangan ampuni pengkhianatanku, tetaplah berpegang pada prinsipmu, dan pastikan kau menjerat Ko Hyeong-su.


Dicafe. Kang Sol B memberitahu Seung Jae bahwa dia tidak ada menjiplak, tapi Jong Hoon tidak mau percaya. Dan Seung Jae menanyai, apakah karena ini, Kang Sol B jadi ingin mempercayai bahwa Jong Hoon adalah pelaku nya, dan karena ini juga, Kang Sol B bilang tidak ada melihat kemasan gula.

“Kau sendiri kenapa bisa yakin Prof. Yang tak melakukannya?” tanya Kang Sol B dengan agak sinis.

“Karena aku bersamanya.”


Jaksa Jin membahas tentang kemasan gula. Jong Hoon menyatakan kalau Jong Hoon segera meninggalkan lokasi kejadian begitu Byung Ju sadar. Tapi Ji Ho yang datang setelahnya, menyatakan kalau Byung Ju keracunan obat- obatan, dan Kang Sol B menyatakan kalau dia tidak ada melihat kemasan gula.

“Kami menolak menerima kesaksian Kang Sol B,” kata Jong Hoon dengan tegas. “Anda bisa memanggilnya dan menanyainya,” jelas nya.

Tepat disaat itu, Kang Sol B masuk ke dalam ruang sidang.


“Sepertinya saya tak perlu,” balas Jaksa Jin. “Tapi jika Anda ingin buktikan Anda tak bersalah, bukankah harusnya Anda undang dia untuk memastikan jawabannya saat penyidikan? Kenapa Anda tak memanggilnya sebagai saksi? Menurut ucapan Anda, seharusnya Anda memohon dia bersaksi,” tanyanya dengan keras. “Dia ada di sini. Anda harus memintanya menjadi saksi,” katanya, menunjukkan. Dan Jong Hoon hanya diam saja.

SAKSI DAPAT DIMOHONKAN DI TEMPAT.

Karena Jong Hoon hanya diam saja, maka Jaksa Jin langsung membuat kesimpulan sendiri. Jong Hoon tidak berani menjadikan Kang Sol B sebagai saksi, karena kesaksian Kang Sol B akan membuktikan perkataannya tidak benar.

Mendengar itu, Jong Hoon tetap diam saja. Dan dengan heran, Kang Sol B menatap Jong Hoon.

Kang Sol A pulang ke rumah, menemui Ibu Kang A, untuk menanyai tentang Kang Dang. Tapi Ibu Kang A tidak mau membahas tentang Kang Dan serta berniat untuk berangkat bekerja saja.

“Apa terjadi sesuatu di antara dia dan ayah Byeol sebelum…” tanya Kang Sol A, sangat ingin tahu.

“Hentikan!” bentak Ibu Kang A. “Dia bukan keluarga kita. Jangan mengungkit masa lalu. Jangan pulang jika kau membahas ini lagi.”


Kang Sol A semakin merasa penasaran. Jadi diapun mencoba mencari tahu sendiri.

Jaksa Jin mempertanyakan Jong Hoon, kenapa Jong Hoon tidak berada diruang balai sidang, ketika ujian simulasi diadakan. Dan Jong Hoon menjawab bahwa pada pagi itu, dia menerima video tabrak lari Byung Ju. Lalu dia pergi ke TKP di Jurae-dong untuk memeriksa faktanya. Kemudian pukul 12.30 dia sudah datang ke sekolah, tapi karena terkejut dengan fakta yang ditemukannya, jadi dia tidak menghadiri ujian simulasi.


“Anda melupakan tanggung jawab sebagai dosen?” tanya Jaksa Jin. “Karena Anda tak tahu apa yang akan Anda lakukan jika bertemu korban?” tanyanya, menggiring.

“Dia menggiring terdakwa!” protes Pengacara Park.

“Diterima,” kata Hakim, setuju.

Jaksa Jin menundukkan kepalanya kepada Hakim sebagai tanda maaf. Lalu dia kembali mempertanyakan Jong Hoon. Pada hari kejadian, setelah agak siang, Jong Hoon akhirnya menghadiri sidang simulasi dan menemui korban, Byung Ju, serta membelikan nya segelas kopi, kenapa.

“Saya ingin memastikan dengan cara menanyainya,” jawab Jong Hoon.

Flash back

Jong Hoon memberikan segelas kopi kepada Byung Ju, lalu dia menanyai tentang kejadian tabrak lari dulu. Dan Byung Ju menghindar, tidak menjawab. Lalu Byung Ju menyuruh seluruh murid untuk rihat selama 30 menit.


Ketika Byung Ju duduk ditangga dan menaruh sabu- sabu ke dalam kopi, Jong Hoon memergokinya dan merebut sabu- sabu yang Byung Ju pegang. Lalu Byung Ju mengakui kejahatannya dulu. Dan Jong Hoon merasa marah.


“Kenapa cuma sedikit yang kau masukkan? Masukkan semuanya,” bentak Jong Hoon, emosi. “Kau membunuh seorang anak, tapi kau tak ingin mati, tapi memilih hidup tersiksa tanpa rasa malu?”

“Kau benar. Aku sudah tak tahan,” balas Jong Hoon, bergumam.

Flash back end




Jaksa Jin mempertanyakan, apakah karena ini Jong Hoon membunuh Byung Ju. Dan Jong Hoon menjawab tidak, karena jika dia mau, maka dia bisa saja membiarkan Byung Ju mati akibat hipoglikemia dan tidak perlu memberikannya gula.

“Bagaimana jika sebenarnya dia tak mengalami hipoglikemia?” tanya Jaksa Jin. Mendengar itu, para penonton merasa heboh.


Kang Sol A menemukan dokumen notarisasi di laptop Kang Dan dulu. Dokumen tersebut merupakan persetujuan bahwa Kang Chil Seong tidak akan menyiksa An Suk Ja lagi, apabila Kang Dan mencapai kesepakatan dengan Ko Hyeong Su. Dan Dokumen tersebut dicap serta disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu Kang Dan dan Ko Hyeong Su.


Jaksa Jin menunjukkan barang bukti baru, yaitu glukometer yang digunakan oleh Byung Ju untuk mengecek kadar glukosa didalam darah.

Byung Ju selalu mengecek dan mencatat kadar glukosa nya. Pada pukul 12.30, hari kejadian, angka glukosa nya adalah 227, itu hiperglisemia (kadar gula tinggi).

“Menyerahkannya seperti ini curang,” protes Pengacara Park dengan keras.



“Tolong jangan menerimanya sebagai bukti. Kalian harus tunjukkan bahwa tipu muslihat dari jaksa tak bisa kelabui pengadilan ini,” protes Jong Hoon, juga. “Gunakanlah di sidang selanjutnya,” pintanya. “Perubahan putusan akan berdampak pada hakim,” katanya, mengingatkan.

Mendengar perkataan Jong Hoon, para penonton langsung heboh, karena Jong Hoon sangat pintar dan cerdik. Namun Hakim merasa sedikit marah, karena perkataan Jong Hoon menyinggung nya.


“Akan saya terima. Kami akan hentikan interogasi dan memeriksa barang bukti,” kata Hakim, memutuskan. “Pengacara pembela, Anda setuju?” tanyanya.

“Tidak, saya tidak setuju,” jawab Pengacara Park dengan keberatan.

“Maka saya ingin catatan dari kadar glukosa yang diperiksa,” pinta Jaksa Jin.

“Diterima,” kata Hakim.

Jaksa Jin kembali membacakan laporannya. Kadar glukosa Byung Ju pada pukul 12.30 adalah 227. Jadi kemungkinan terjadinya hipoglikemia (kadar gula rendah) pada pukul 14.55 adalah nihil, kecuali Byung Ju ada mengalami overdosis insulin. Dan dia ada bukti strip darah yang mengkonfirmasi bahwa kadar glukosa yang ada dialat glukometer adalah darah Byung Ju. Juga dia memiliki laporan dari forensik yang mengkonfirmasi kalau itu benar.


“Permainan selesai. Tamat sudah. Dia tak akan lolos,” gumam Ye Beom.


Seung Jae masih merasa ragu untuk menjadi saksi atau tidak. Lalu dia menelpon Istrinya untuk mengakui kesalahan dan membuat Istrinya bersiap. Tapi sebelum dia sempat mengatakan apapun, Istrinya memintanya datang ke rumah sakit sekarang.

Eun Suk melihat Seung Jae berbalik dan berjalan pergi dari gedung pengadilan. Lalu diapun mengirimkan pesan kepadanya. “Sudah kubilang, ini belum terlambat. Aku percaya kau punya keberanian. Sampai jumpa.”

Membaca pesan itu, Seung Jae diam dan merenung. Lalu Istrinya datang.

Istri Seung menunjukkan video usg bayi mereka. Akhirnya mereka berhasil untuk memiliki anak dan dia merasa sangat senang. Tapi Seung Jae tidak bisa merasa senang, melainkan dia merasa gelisah.



Istri Seung kemudian memakaikan cincin pernikahan mereka ke jari Seung Jae. “Jangan pernah melepasnya lagi,” katanya, mengingatkan. “Mulai sekarang, ini tanda bahwa kaulah ayahnya. Juga aku tak akan menentangmu untuk masuk fakultas hukum lagi. Karena itu, berjuanglah demi bayi kita,” katanya, menyemangati. Tapi Seung Jae sama sekali tidak bisa merasa bersemangat.



Ye Seul datang menjenguk Yeong Chang. Dia berlutut didepan Yeong Chang dan meminta maaf. Tapi Yeong Chang sama sekali tidak mau memaafkan Ye Seul.

“Dia menyuruhmu menjengukku? Dia menyuruhmu untuk menangis dan mengemis agar aku berdamai?” tanya Yeong Chang dengan sinis. Dia yang dimaksud adalah Joon Hwi yang telah membantu Ye Seul.



Ketika Ye Seul selesai menjenguk, dia bertemu dengan Seung Jae.

Ditaman rumah sakit. Seung Jae menghibur Ye Seul untuk jangan menyalahkan diri sendiri, karena jika Yeong Chang terus melanjutkan perawatan, maka satu sisi tubuhnya yang lumpuh pasti akan segera membaik. Tapi Ye Seul tetap saja merasa bersalah dan dia merasa kalau dirinya pasti tampak menyedihkan. Namun Seung Jae tidak setuju, karena menurutnya, Ye Seul luar biasa, sebab Ye Seul berani untuk menjadi saksi dipersidangan. Sementara dirinya sendiri, tidak berani untuk menjadi saksi.

“Kukira aku juga tak mampu,” kata Ye Seul, menceritakan perasaan nya saat menjadi saksi dipersidangan. “Saat kulihat Prof. Yang duduk di sana sebagai terdakwa! Aku sadar bisa sebesar apa dampak dari ucapanku. Buku yang kubaca tak membuatku paham, tapi saat aku berdiri di sana! Aku sadar arti hukum yang sesungguhnya. Lalu semua ini terjadi,” jelas nya.


Ye Seul kemudian pamit. Dan dia meminta Seung Jae agar jangan memberitahu anggota kelompok bahwa Seung Jae ada bertemu dengan dirinya. Karena dia tidak yakin bahwa dia akan kembali bersekolah.

“Ye-seul,” panggil Seung Jae.

“Kau bisa melakukan hal yang sama,” kata Ye Seul, menyemangati. Lalu dia berjalan pergi. Dan Seung Jae, diam merenung.


Beberapa orang merasa khawatir kepada Jong Hoon, karena situasi Jong Hoon sangat dirugikan. Sementara beberapa orang lagi merasa kalau Jong Hoon memang adalah pelakunya, seperti Ye Beom.

“Bukan dirugikan, artinya dia pelakunya. Dia tidak mengalami hipoglikemia,” komentar Ye Beom. Lalu tepat disaat itu, Jong Hoon lewat. Dan dia langsung menutupi mulutnya dengan panik.


Ketika Kang Sol B lewat, Joon Hwi menatap nya.

Didalam lift. Kang Sol B mengatakan kalau dia yakin bahwa Joon Hwi pasti tahu kalau dia ada melihat kemasan gula, tapi dia heran, kenapa Joon Hwi atau yang lainnya, tidak meminta dia untuk bersakssi.

“Itu keputusanmu, sama seperti Ye-seul,” kata Joon Hwi. Intinya dia tidak mau memaksa, semua ada ditangan Kang Sol B untuk memutuskan sendiri.


Eun Suk menunjukkan pesan dari Seung Jae kepada Jong Hoon. “Istriku hamil setelah berkali-kali gagal. Jika dia tahu perbuatanku, akan terjadi hal yang tak diinginkan. Tolong jangan menungguku. Maafkan aku.”

“Kenapa kita tak bujuk Sol B?” tanya Eun Suk, menyarankan. “Jaksa tak bisa memanggilnya sebagai saksi karena dia bisa bilang dia melihat kemasan gulanya.”


Tepat disaat itu, Kang Sol B lewat. “Tolong panggil aku sebagai saksi. Akan kupatahkan pernyataan jaksa. Dengan begitu, kau tak akan lagi mencurigaiku soal plagiarisme,” jelas nya.


Jaksa Jin kebetulan lewat juga, dan dia mendengar kata- kata Kang Sol B. Sambil tertawa, dia mengomentari bahwa Kang Sol B terdengar persis seperti dirinya. Dengan menjadi saksi dan mematahkan pernyataannya, nama Kang Sol B akan menjadi viral karena bekerja sama dengan seorang pembunuh, dan itu akan menutupi kasus plagiarisme Kang Sol B.

Mendengar itu, Eun Suk dan Jong Hoon saling melirik.


Keluar dari gedung persidangan, Jaksa Jin mendapatkan telpon yang mengabari tentang tuntutan dari Ji Ho. Lalu setelah itu, dia berjumpa dengan Ji Ho yang berdiri di dekat mobilnya.


“Jadi, kau menuntutku?” tanya Jaksa Jin dengan sikap tenang. “Yang kau pelajari dari Yang itu sampah. Jangan buang tenagamu untuk omong kosong ini.”

“Ingat teleponku?” balas Ji Ho, bertanya.


Flash back

Ji Ho ingin mengetahui, siapa Jaksa yang telah membocorkan tentang kasus Ayahnya ke media. Dan untuk mengetahuinya, maka dia menelpon Wartawan Choi.

Disaat Ji Ho menelpon dan bertanya, Wartawan Choi sedang makan siang bersama dengan Jaksa Jin. Dan Jaksa Jin yang menjawab pertanyaan Ji Ho.

“Itu Jaksa Seo Byung-ju,” kata Jaksa Jin, membohongi Ji Ho.

Flash back end


“Itu sudah lama sekali. Seharusnya kau periksa sejak lama,” komentar Jaksa Jin, tidak merasa bersalah sama sekali. “Jika kau mau lolos ujian pengacara, cabut tuntutanmu dan fokuslah belajar,” ancamnya secara halus. Lalu dia pergi begitu saja.

Setelah Jaksa Jin pergi, Joon Hwi menghampiri Ji Ho dan menghiburnya. Dan dengan ekspresi suram, Ji Ho memberitahu bahwa dia  merasa kalau Jaksa Jin meremehkannya, juga dia merasa kesal kepada dirinya sendiri, karena kenapa pada saat itu dia tidak menghubungi Byung Ju dan memastikan faktanya.

“Memang benar. Kenapa aku tak pernah tanyakan alasan dia berubah, bahkan sekali pun?” gumam Joon Hwi, merasa kesal kepada dirinya sendiri juga.




Joon Hwi kemudian menunjukkan foto di IG Wartawan Choi. Disana ada foto putra kecil Wartawa Kim sedang bermain dengan mainan buatan Ayah Ji Ho.

“Tunjukkan kau bukan lawan yang mudah. Di mataku, kau juga tidak mudah,” kata Joon Hwi, menyemangati Ji Ho.

Post a Comment

Previous Post Next Post