Sinopsis Lakorn : Praomook E05 - 1

 



Mook pulang bersama Oak dengan membawa baju pengantin yang sudah dipilihnya. Waktu sampai di rumah, Petch tidak ada, tentu saja Mook menanyai hal itu. Ting langsung menjawab kalau Petch sudah pergi dari pagi dan tidak bilang mau kemana. Sebagai seorang kakak, wajar jika Mook menanyai Petch ada dimana dia sekarang? Mook menyuruh Petch untuk segera pulang dan membantu ibunya daripada kelayapan.



Petch mengangkat telepon dengan sembunyi-sembunyi dan berbisik-bisik kalau dia ada tugas. Dia nggak mau jujur. Jadi, Mook yah mengiranya Petch ini nggak nyaman di rumah. Eh, Petch malah marah-marah. Mook tetap sabar dan menyuruhnya untuk segera pulang. Mook bahkan menawarkan untuk menjemputnya.

“Aku bisa pulang sendiri. Jangan khawatir,” jawab Petch, ketus dan langsung menutup telepon. 


Mook beneran kesal. Dia itu khawatir. Seharusnya, dia memberitahu pergi kemana. Bagaimana kalau terjadi sesuatu! 

Oak yang mendengar gerutuannya, bisa merasakan Mook menyanyangi Petch. Dia menyarankan agar Mook lebih menunjukkan rasa sayang itu dan tidak terlalu kaku. Ah, daripada Oak terus mengomelinya, Mook menyumbat mulutnya dengan cookies buatan ibunya. (Lihatlah Oak, dia membantu ibu Mook membungkus cookies. Sementara Petch malah hanya membuat khawatir!)


Mau disembunyikan kayak manapun, Rut akhirnya tahu kalau Petch tidak meminta izin keluarganya untuk bekerja. Dia menangkap basah Petch yang diam-diam menjawab telepon Mook barusan. Rut sangat marah karena yang dilakukan Petch sama saja menipu dan membahayakan perusahaannya. Usia Petch itu masih di bawah 18 tahun dan untuk bekerja, dia harus memberitahu wali. Dia nggak bisa cuma minta izin sama walinya dengan alasan mengerjakan tugas. Jika suatu hari dia pulang larut dan keluarganya lapor polisi, perusahaannya akan terkena masalah! 

“Maafkan aku,” ujar Petch.

Rut membentaknya untuk tidak minta maaf padanya. Yang harus dilakukannya itu memberitahu keluarganya mengenai pekerjannya. Kalau Petch tidak mau melakukannya, apa dia yang harus memberitahu? Petch langsung ketakutan dan bilang akan memberitahu sendiri. 


Rut nggak mau main-main. Dia memanggil Poom dan memerintahkan agar menyuruh bagian HRD menyiapkan formulir persetujuan wali untuk pekerjaan Nampetch. Dia akan memberikan waktu 1 minggu untuk Petch meminta tanda tangan walinya. Petch  hanya punya dua pilihan : memberitahu walinya atau berhenti kerja. 

“Aku mempekerjakanmu karena aku melihat bakatmu. Tapi jika kamu punya masalah dengan keluargamu dan melibatkan perusahaanku, aku harus memecatmu. Ada banyak orang lain yang ingin bekerja denganku. Aku tidak membutuhkanmu,” tegas Rut.



Petch hanya bisa mengiyakan saja. Setelah Rut pergi, Poom baru mengingatkan Petch kalau dia udah pernah memperingati bukan kalau Rut dalam bekerja sangat menyeramkan. Tadi itu belum seberapa. Sikap Rut bisa lebih buruk daripada tadi. Poom kemudian menanyakan alasan kenapa Petch tidak memberitahu keluarganya, apa mereka tidak mengizinkanya bekerja?

“Bukan. Aku belum memberitahu keluargaku karena ada banyak masalah.”

“Segera beritahu. Bosku sensitif tentang hal seperti ini. Dia takut pada anak di bawah umur.”

“Kenapa?”

“Dia tidak mau berurusan dengan mereka karena tidak mau dipenjara atas penculikan anak.”

Petch makin bingung, tapi Poom tidak mau menjelaskan lebih lanjut.



Rut sangat kesal dengan sifat Petch. Dia jadi ragu dan menyesal kalau sudah salah mau memanfaatkan Petch untuk mendekati Mook. Huft. Namun, saat dia melihat laporan yang dibuat oleh Petch, isinya sangat mendetail. Ah, setidaknya, Petch berguna. Itu yang Rut pikirkan.


Tiba-tiba saja Lan datang dan langsung bersikap akrab dengan Rut. Sikap akrab seperti teman biasa, tapi begitu melihat Petch lewat, sikap akrab itu langsung berubah jadi mesra. Rut juga ikutan akting. Petch jadi semakin yakin kalau mereka pacaran.


Setelah Petch menyingkir, Lan dan Rut baru membahas mengenai kasus penyerangan Lan. Rut mengemukakan rasa curiganya mengenai Nuch. Soalnya, rasanya mencurigakan di hari Lan di serang, Nuch mendadak muncul. Eh, tapi Lan malah merasa kalau Nuch tidak mungkin terlibat karena tidak ada tujuan. 


“Entahlah. Kita tidak bisa memercayai siapapun saat ini. Aku mencurigai Nuch seperti kamu mencurigai Mook. Aku akan memeriksa latar belakang mereka,” ujar Rut.

“Baiklah.”


Huft, aku beneran capek ngeliatin Petch. Dia itu tujuannya kerja, bukannya ngintai Rut. Tapi, dia malah menunggu hingga Lan pergi untuk bicara sama Rut. Saat Rut menolak bicara masalah pribadi di jam kerja, Petch malah menunjukkan jam di tangannya sembari bilang kalau sudah pulang kerja. Dia sok perhatian dan menyuruh Rut untuk menganggapnya sebagai adik sendiri dan ceritakan masalahnya.

“Aku tidak mau Lan menikah, tapi tidak bisa menghentikannya.”

“Aku juga tidak ingin pernikahan ini terjadi. Pernikahan harus berdasarkan cinta.”

“Mook wanita menawan. Jika menghabiskan waktu bersama, Lan bisa jatuh cinta padanya. Aku harus berbuat apa jika itu terjadi?” tanya Rut, seolah sedih. 



“Percayalah padanya,” ujar Petch sembari memegang tangan Rut. 

Ah, memuakkan! Bagaimana bisa Petch peduli pada orang asing dan mengabaikan perasaan Mook yang adalah kakaknya sendiri! Dia selalu saja bersikap sinis, kurang ajar dan ketus pada Mook, tapi bersikap sangat baik dan peduli pada Mook.



Dan kalian tahu apa yang dilakukannya saat pulang? Menemui Mook yang ada di ruang kerjanya untuk marah-marah. Padahal, di ruang itu juga ada Oak yang sedang menyusun kaset CD Mook.  Petch memerintahkan Mook untuk membatalkan pernikahannya dengan Lan. Dia bersikap seolah dia adalah bos dan ngomong dengan nada memerintah.


Dia menyuruh Mook tidak merebut Lan dari Rut. Mereka itu saling mencintai. Mook menegaskan kalau Lan dan Rut itu hanya bersandiwara. Daripada percaya sama Mook, Petch lebih percaya sama Rut. Dia terus saja mengeraskan suaranya seolah dia sudah sangat dewasa dan tahu apa itu cinta, melebihi Mook. Dia membahas sikap posesif Mook di masa lalu yang begitu mencintai Lan. Dia juga mengatai Mook menggunakan alasan rumah padahal semua hanya karena Mook ingin mengalahkan Lan.  



“Cinta adalah pengorbanan, kan? Tolong korbankan dirimu demi kebahagiaannya!” 

“Berhenti bicara omong kosong. Cinta yang kau bicarakan tidak ada. Kau ingin aku mengorbankan diri kan? Lihat. Aku sedang berkorban. Aku mengorbankan kebahagiaanku demi kau dan Ibu.”

Eh, Petch malah semakin teriak. Dia menyuruh Mook tidak menggunakannya dan ibu sebagai alasan. Menurutnya, Mook adalah orang egois! Mook jadi sangat marah dan mengakui kalau dia egois dan mengabaikan perasaan Lan serta dia punya pacar atau tidak. Dia hanya mempedulikan kepentingannya dan dia adalah orang jahat! Puas?! Udah bahagia?!

“Aku baru bahagia jika kau membatalkan pernikahannya.”

“Aku akan menikah dengannya, apapun yang terjadi.”


"Sikapmu bertolak belakang dengan nama pemberian Ayah. Praomook. Namamu cantik, tapi sikapmu seperti orang hina dan tercela," hina Petch. 


Sangat menyakitkan dan kurang ajar. Jika aku yang berada di sana, mungkin, kemungkinan besar, aku sudah akan menampar Petch. Dia sangat egois! Bicara sesukanya tanpa mempedulikan perasaan kakaknya sendiri! Untuk apa dia mempedulikan perasaan Rut yang adalah orang asing, tapi malah mengabaikan perasaan kakak kandungnya!

Seolah belum puas, dia malah berteriak mau sekeras apapun Mook berusaha, Lan tidak akan mencintainya!! Setelah mengatakan semua racun itu, dia pergi meninggalkan Mook. Racun itu merasuk ke dalam hati Mook dan melukainya begitu dalam.


Oak yang mendengarkan sedari tadi, tidak mampu berujar apapun. Dia hanya bisa memegang pundak Mook, berharap hal itu bisa sedikit menguatkan Mook. 

"Petch benar. Aku wanita gampangan, hina dan tercela. Tidak ada yang bisa kubanggakan. Ayah mungkin salah tentang aku," ujar Mook, berusaha keras menahan tangisnya.

"Mook, jangan berpikir begitu. Aku bisa mengerti. Kau melakukan yang terbaik."

Oak adalah sahabat Mook yang paling mengerti dirinya. Sangat berbeda dengan Petch yang menghakiminya.


Lebih parahnya lagi, Petch merasa kalau apa yang dilakukannya sama sekali tidak salah. Dia membenarkan perbuatannya dengan alasan tidak mau Mook menderita. Jika Mook mencintai Lan dan Lan tidak mencintainya, dia yang akan paling terluka. (Ah, dia tidak ingin Mook terluka, tapi apa yang dikatakannya sudah seperti racun yang membunuh Mook).

--



Hari H - pernikahan.

Mook melihat pantulan dirinya di depan cermin yang mengenakan gaun pengantin sederhana berwarna putih. DIa jadi teringat nasehat ayahnya dulu agar dia menikahi seseorang yang di cintainya dan mencintainya. Menikah bukan karena kepetingan orang lain, tapi karna diri sendiri. Dengan begitu, Mook baru bisa bahagia. 

Namun sekarang, dia menikah bukan atas dasar cinta. Dia bahkan menikahi orang yang membencinya. Entah dia bisa bahagia atau tidak.


Da melihat penampilan Mook dan memujinya sangat cantik. Seolah tahu kegalauan hati Mook, dia berujar kalau dia nggak pernah kecewa pada Mook. Dia sangat menghargai tindakan Mook untuk keluarga mereka. Dan apapun yang terjadi, Mook harus ingat bahwa dia memiliki dirinya, ayah dan Petch. Dia tidak sendirian. 

Ucapan itu sedikit menenangkan hati Mook.



Pembicaraan mereka berakhir saat Ting datang memberitahu kalau keluarga Lan sudah datang. Da memerintahkannya untuk memanggil Petch keluar kamar dan menyambut tamu. Ting segera melakukan perintahnya. Namun, Petch malah asyik bermain game dan mengabaikan Ting. Ting juga muak sama sikapnya dan pergi dari kamarnya. 


Keluarga Lan memang sudah tiba, tapi Lan belum. Chat udah takut kalau Lan kabur, tapi Pat yakin kalau putranya itu pria sejati dan akan menepati janji. Chat menyuruh Lak untuk menelpon Lan, tapi Lak menolak. Daripada bertengkar, Danai yang menelpon Lan. 


Lan udah bersiap, tapi dia emang sengaja santai-santai dulu. Walau Rut sudah mengingatkan kalau dia bisa terlambat, Lan tetap tidak peduli. Udah gitu, dia malah mendapat telepon dari Nuch yang memintanya datang ke condo-nya karena perutnya sangat sakit. Dia ingin Lan membawanya ke rumah sakit.


Danai kembali dengan kabar kalau Lan tidak bisa dihubungi. Pat mulai cemas karena sebentar lagi sudah waktunya tukar cincin. Da juga sudah mulai menanyakan mengenai Lan yang belum datang. Dengan lihai, Pat berbohong kalau Lan sedang dalam perjalanan dan terjebak macet. Tapi, tenang saja, Lan akan tiba segera. Pat mencoba mengulur waktu dengan menyarankan agar mereka berfoto bersama saja dulu, antar besan. Lak berbisik-bisik sama suaminya, memberitahu kalau Lan pasti sengaja melarikan diri untuk mempermalukan orang tua mereka. Dan lebih baik lagi jika ayah marah sampai tidak mau mengakui Lan lagi. 



Danai tidak suka dengan pemikiran Lan yang seperti itu. Lak tidak peduli.


Oak pergi memberitahu Mook yang menunggu di kamar kalau Lan masih belum juga datang. Dia berharap Lan tidak mengingkari janji karena jika Lan melakukannya, Mook bisa kehilangan rumah. Oak sampai berdoa agar Lan segera tiba.


Nuch meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Saat itu, terdengar suara bel. Nuch segera bangkit membukakan pintu untuk Lan dan meminta diantarkan ke rumah sakit.



Acara pernikahan sudah mau dimulai. Tapi Lan masih belum muncul juga. Mook sudah sangat cemas, takut kalau Lan mempermainkannya. Dan untunglah, tidak lama kemudian, Lan tiba bersama Rut. 


Chat menegur Lan yang datang membawa teman padahal ini adalah acara keluarga. Tanpa malu, Lan menggandeng tangan Rut dan memberitahu kalau Rut adalah pendampingnya. Daripada acara semakin lama di mulai, Pat menyuruh suaminya untuk membiarkan Lan kali ini dan langsung saja mulai acara pernikahan.


Selama proses pertukaran cincin, Oak lah yang bertugas sebagai bagian dari dokumentasi. Chat dan Pat kelihatan sangat bahagia atas pernikahan tersebut. Sementara Da, dia tidak bisa tersenyum, karena dia tahu dasar pernikahan itu adalah demi menyelamatkan rumah mereka dari penyitaan.


Lan benar-benar jahat. Saat proses tukar cincin selesai, dia berbisik pada Mook, “Mulai sekarang, kau akan menderita bersamaku. Ini pilihanmu.”

“Ya, ini pilihanku. Jika aku akan menderita, kau akan menderita bersamaku,” balas Mook, berbisik.



Sementara itu, Petch malah lebih sibuk memperhatikan Rut yang matanya berkaca-kaca. Rut tidak menjawab pertanyaannya dan pergi keluar. Diluar, Rut mulai bersin-bersin dan matanya berair. Tidak lama, dia mendapat SMS dari Poom yang melaporkan kalau dia sudah memberikan obat pada Nuch dan Nuch kelihatan sehat.



Flashback

Nuch udah pe-de kalau yang datang adalah Lan. Tapi, yang datang malah Poom, pria yang tidak dikenalnya. Poom tersenyum manis sembari menyodorkan kantong obat dan bilang kalau itu dari Lan. Muka Nuch langsung berubah ketus dan membanting pintu condo. Dia hanya berpura-pura sakit.

End


Petch mengikuti Rut keluar dan mendapati mata dan hidungnya memerah. Tanpa tahu apapun, Petch menyimpulkan kalau Rut menahan tangis. Dia juga bersikap kelewatan dengan menyodorkan tangan untuk mengelap air mata Rut dan memintanya tidak menangis (daripada dia melakukannya pada Rut, lebih baik pada Mook, kakaknya!)

“Khun Rut. Aku ada di pihakmu. Jika sedih atau terjadi sesuatu, kau bisa memberitahuku. Aku akan membantumu jika bisa.”

“Kau akan membantuku? Dalam hal apapun?”



Tanpa ragu, Petch mengiyakan. Ah, benar-benar bodoh. Dia tidak sadar kalau Rut mendekatinya hanya untuk bisa mendapatkan Mook. 



Saat Petch dan Rut masuk ke dalam, sesi tukar cincin sudah selesai dan sekarang memasuki sesi tandatangan surat nikah. Petch malah menggenggam tangan Rut, untuk menyemangatinya. Udah gitu, dia malah merasa kasihan pada Lan dan Rut yang harus terpisah! (Ah, maaf, aku benar-benar nggak suka sama Petch sampai episode ini! Dia itu nggak bisa mikir atau gimana entahlah. Maksudku, daripada memikirkan perasaan orang lain yang tidak ada hubungan apapun dengannya, kenapa tidak memikirkan perasaan Mook. Kenapa malah bersikap kurang ajar dan menghinanya!)



Semua sesi sudah selesai. Lan sudah kelihatan muak dan menunjukkan berkas nikahnya dengan Mook. Sekarang, mereka udah puas kan? Sayangnya, tidak. Orangtuanya masih ingin Lan dan Mook melakukan tiga sesi foto pernikahan lagi. Ini sebagai pengganti foto pre-wedding. Dan juga, semua acara hari ini baru berakhir hingga kedua orang tua mengantarkan mereka ke kamar pengantin.

Lan dan Mook sama-sama kaget mendengar adanya kamar pengantin. Lan protes karena ini kan hanya pernikahan palsu, kenapa harus masuk kamar pengantin? Chat mengingatkan kalau ini pernikahan resmi dan mereka harus tetap bersama, tinggal selayaknya pernikahan lain. Da juga nggak setuju dengan adanya kamar pengantin, karena pernikahan ini harusnya sudah cukup untuk meningkatkan keberuntungan Lan, kan? 



Pat benar-benar lihai bersilat lidah. Dia menggunakan alasan peramal lagi. Peramal bilang akan lebih baik bagi Lan jika dia bisa bersama Mook. Mereka akan saling melengkapi dan Lan juga akan melewati banyak kesulitan. 

Da kelihatan jelas nggak setuju. Mook tahu alasannya karena ibunya khawatir padanya. Jadi, dia meminta ibunya tidak khawatir, setelah upacara di kamar pengantin, mereka akan berpisah. Mereka akan tidur di ranjang masing-masing.


Eh, Lan malah bilang kalau dia lebih memilih tidur bersama Rut, daripada Mook. Chat mulai mengeraskan suara dan menegaskan Lan untuk masuk ke kamar pengatin, setelah itu, Lan boleh melakukan apapun sesukanya. 

“Tidak masalah jika kau tidak berani sekamar denganku,” ujar Mook, menantang.

Lan tidak suka ditantang begitu, jadi dia menerima untuk masuk kamar pengantin. Tapi, dia harap ayahnya tidak lupa pada janjinya. Lak ikutan mengingatkan agar Lan berusaha keras menepati janji itu, jika tidak, dia tidak akan mendapat apapun. 



Setelah perdebatan mengenai kamar pengantin selesai, sekarang Mook dan Lan melakukan sesi foto. Yang menjadi fotografernya adalah Oak. Tentu saja, selama sesi, keduanya kelihatan sering bertengkar. 


Post a Comment

Previous Post Next Post