Bao Xue mendapatkan kerja diluar kota. Dia akan menjadi cameo di sebuah film. Walaupun itu hanya peran kecil tapi sudah membuatnya bersemangat. Dia juga sangat supel dan pandai berkata-kata sehingga kak Yu, orang yang bertugas meriasnya, senang bekerja sama dengannya. Awalnya, Bao Xue mengira kak Yu yang merekomendasikannya pada sutradara, tapi ternyata yang merekomendasikannya adalah juru kamera, Liu Liang Zhou. Dia menunjukkan video saat Bao Xue membantunya dalam iklan, dimana dia menunggangi kuda. Sutradara merasa tertarik dan akhirnya mau memperkerjakan Bao Xue.
Pas lagi merias, Bao Xue tertarik pada topeng menyeramkan yang merupakan bagian dari properti makeup kak Yu. Itu properti dari film sebelumnya, belum sempat dia rapikan karena terburu-buru kemari untuk merias Bao Xue.
Semua persiapan sudah selesai dan mereka hanya harus menunggu bintang utamanya untuk datang. Seorang artis senior bernama Bo. Namanya juga artis senior dan terkenal, tentu saja diperlakukan dengan sangat amat baik. Syuting juga dilakukan dengan cepat karena Bo masih ada jadwal lain.
Kak Bo benar-benar terburu-buru datang karena sutradara meminta bantuannya. Makanya, dia nggak ada menghafal naskah. Dia juga nggak mau melakukan latihan dan meminta Bao Xue agar mereka mulai syuting saja. Sebelum syuting, staff memberitahu kalau adegan yang dimainkan bercerita mengenai pria dan wanita yang sudah lama tidak bertemu dan membahas masa lalu yang sangat menyedihkan. Dan karena Kak Bo tidak ada menghafal naskah, kru akan berbaring di lantai untuk menunjukkan kalimat apa yang harus dikatakan kak Bo.
Dan action! Dengan sangat cepat, Bo sudah menghayati suasana. Bao Xue juga hebat karena mampu mengimbangi akting Bo. Kalimat yang dikatakan Bao Xue jauh lebih panjang, sementara Bo hanya berujar : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan gitu-gitu aja.
Tapi, selama pengambilan adegan, sutradara hanya memuji akting Bo. Dia juga menilai Bo sangat hebat karena secara pintar, pindah duduk ke samping Bao Xue, yang membuat wajahnya menjadi terekam penuh dari depan, sementara Bao Xue hanya kelihatan bagian belakang kepalanya saja.
Adegan berakhir dengan luapan kesedihan dan emosi Bao Xue yang begitu mengena ke hati dan pelukan Bo. (Bo ini yang penting wajahnya kelihatan aja, tapi nanti suaranya sepertinya akan dihilangkan, makanya, dia hanya mengucapkan kalimat asal dan menghitung dari 1-7 biar kelihatan kayak bicara gitu).
Begitu adegan berakhir, semua langsung bertepuk tangan. Sutradara juga memuji Bo. Bao Xue awalnya mengira sutradara memuji aktingnya, tapi ternyata tidak. wkwkw. Sebelum pergi, Bo sempat menanyakan nama Bao Xue dan mengejeknya yang cocok memerankan wanita tua di film kuno. Hahaha.
Syuting sudah selesai. Liang Zhou dan beberapa kru memutuskan berkumpul di kamar Liang Zhou untuk makan hotpot bersama. Karena Bao Xue masih belum datang, kak Yu mengirimkan SMS menyuruhnya untuk segera datang. Bao Xue barus aja siap mandi pas SMS kak Yu masuk.
Liang Zhou dkk juga udah mulai makan duluan sebelum Bao Xue datang. Lagi asyik makan, ada orang yang menekan bel pintu. Tanpa curiga, Liang Zhou membukakan pintu. Arghhh!!! Jantungnya hampir copot dan dia langsung lari tunggang langgang melihat hantu di depan kamarnya!! Dan dengan cepat, hantu itu pergi.
Kak Yu yang mengenali hantu itu langsung pergi ke kamarnya. Itu perbuatan Bao Xue. Bao Xue mengenakan properti topengnya untuk menakuti Liang Zhou. Bao Xue ketawa ngakak mengingat ekspresi ketakutan Liang Zhou tadi. kak Yu tentu mengomelinya karena sudah bercanda seperti itu. Dia menyuruh Bao Xue untuk ikut dengannya dan meminta maaf pada Liangzhou karena sudah menakutinya.
Liang Zhou tentu memaafkan, tapi dengan komentar kalau sekarang melihat wajah Bao Xue, dia akan teringat wajah menyeramkan itu. Keduanya beneran akrab hingga tidak sungkan untuk saling mengejek satu sama lain. Bao Xue mengejek Liangzhou yang begitu penakut. Liang Zhou balas mengejek kalau orang yang hanya berhitunng bisa menjadi pemeran utama, sementara Bao Xue berakting sebagus apapun, tetap hanya menjadi pemeran pendukung.
Melihat keakraban mereka, tentu saja anggota yang lain, menggoda kalau keduanya pantas menjadi pacar. Liang Zhou nggak mau dan bilang kalau Bao Xue hanya dia anggap sebagai teman. Bao Xue membalas kalau di matanya, Liang Zhou bukan pria. Dan parahnya, dia malah memanggil Liangzhou : “Jie-jie” (Kakak perempuan).
di Beijing,
Hari sudah malam dan Xiao Yu baru pamit pergi kerja. Mana dia cuma bilang menemani bos makan sambil membicarakan pekerjaan. Kalau ada di posisi Nenek, kita juga pasti bingung dan curiga dengan kerjaan Xiao Yu. Makanya, nenek diam-diam ke kamar Xiao Yu untuk melihat-lihat apakah ada yang mencurigakan. Dia menemukan kalau Xiao Yu baru saja membeli baju dan tas baru yang harganya itu mahal. Tidak masuk akal kalau baru bekerja Xiao Yu sudah mendapatkan uang sebanyak itu, apalagi kerjanya di malam hari dan menemani bos makan.
Di tempat lain, Shanshan mendapatkan kabar buruk dari koleganya, tn. Ge. Kalian masih ingat dengan kak Bin yang waktu itu ditemui Shanshan di arena berkuda? Yang meminjam uang Shanshan. tn. Ge memberitahu kalau kak Bin sudah meninggal dunia. Bunuh diri.
Kabar itu membuat Shanshan tidak bisa fokus bekerja. tn. Ge bercerita kalau tahun lalu, Zhao Bin meminjam uangnya 2000 yuan dan berjanji akan mengembalikannya dalam setengah tahun. Tapi, sudah setahun uang itu belum dikembalikan. Kondisi keuangan perusahaannya juga sedang buruk, makanya dia mendesak Zhao Bin untuk segera mengembalikan pinjamannya. Dengan mengangsur, akhirnya Zhao Bin melunaskan utangnya bulan lalu. tn. Ge nggak mau Shanshan salah paham, makanya dia berulang kali bilang kalau dia sungguh tidak ingin memaksa Zhao Bin karena dia juga tahu Zhao Bin sedang susah. Namun, dia juga harus bertahan hidup. Dan dia nggak nyangka kalau Zhao Bin akan…. Jika tahu akan jadi begini, dia tidak akan mendesaknya.
Shanshan dengan bijak menjawab kalau semua sudah terjadi, jadi tn. Ge tidak perlu menyalahkan dirinya. Dia juga ada bertemu Zhao Bin beberapa hari lalu di arena berkuda. Saat itu, Zhao Bin membawa putrinya dan semua kelihatan normal. Shanshan juga merasa bersalah karena yang selama ini mereka pedulikan hanya pekerjaannya, tapi tidak pernah peduli apakah Zhao Bin bahagia atau tidak.
tn. Ge juga tahu kalau Zhao Bin masih ada utang sama Shanshan dan nilainya lumayan besar. Dengan hati-hati, dia menyarankan agar Shanshan sebaiknya mendiskusikannya dengan keluarga Zhao Bin. Dia dengar kalau masih ada sebuah toko atas nama Zhao Bin yang nilainya sekitar 5 sampai 6 juta yuan. Dan juga, dia bukannya ingin merampas di tengah musibah, tapi, hutang memang seharusnya dilunasi.
Shanshan sama sekali tidak ingin membahas mengenai hutang lagi. Dia ingin melupakannya saja. Bagaimanapun, kak Bin yang sudah membawanya masuk ke bisnis ini. Dia ingin menghormati yang sudah meninggal.
tn. Ge merasa kagum pada Shanshan. Dia bahkan bilang kalau pendapatnya terhadap Shanshan sudah berubah.
Shanshan pergi ke rumah Zhao Bin, dimana pemakaman berlangsung. Istri Zhao Bin tahu mengenai Shanshan. Dia juga tahu kalau Zhao Bin berhutang sama Shanshan. Waktu itu, tn. Ge juga datang dan bertengkar hebat dengan suaminya di ruang baca. Dan setelah tn. Ge pergi, dia menanyakan suaminya apa yang terjadi, tapi suaminya tidak mau memberitahu sama sekali.
Shanshan merasa bersalah karena Zhao Bin mengambil keputusan begini. Jika dia tahu, dia akan mengajak kak Bin bicara, daripada membiarkannya memendam semua masalah sendiri. Istri Bin juga sama menyesalnya seperti Shanshan, tapi semua sudah terjadi. Shanshan juga takut kalau istri Bin akan menyalahkan Ge, makanya, dia bilang kalau tn. Ge mempunyai kesulitannya sendiri. Istri Zhao Bin sama sekali tidak menyalahkannya.
Istri Zhao Bin sekarang merasa sangat terpukul. Setengah tahun yang lalu, Zhao Bin meminta cerai padanya dengan alasan tidak mau melibatkannya dan anak mereka. Zhao Bin bahkan mau merubah balik nama rumah menjadi nama istrinya. Dia sudah menduga ada masalah, tapi Zhao Bin tidak mau menjelaskan apapun dan hanya bilang kalau mereka akan rujuk setelah masalahnya selesai. Karena tidak mau membuat Zhao Bin semakin pusing, makanya dia setuju. Kemudian, bulan lalu dia di gugat pengadilan. Saat itulah dia baru benar-benar menyadari masalahnya. Jika ini masalah utang, harusnya Zhao Bin menjual rumah ini saja. Dia nggak masalah sama sekali. Dulu, mereka juga berhasil melalui kehidupan miskin, jadi ini bukan masalah besar. Tapi, bagi Zhao Bin tidak begitu. Zhao Bin juga bohong kalau sudah menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini. Akhir pekan lalu, mereka pergi bermain bersama anak mereka kemudian Zhao Bin mengantarkannya ke rumah ibunya dan bilang akan menjemputnya kembali. Tapi setelah itu, Zhao Bin nggak bisa dihubungi lagi. Dan ketika dia pulang untuk memeriksa, dia mendapati Zhao Bin sudah gantung diri di garasi.
Menceritakan semua itu sangat berat bagi Ny. Zhao. Dia terpukul. Tapi hidup harus terus berjalan. Dia sudah memutuskan akan menjual rumah dan menggunakan uangnya untuk membayar hutang kepada para penggugat agar segel sita di toko Zhao Bin bisa di lepas. Setelah itu, dia akan menjual toko dan mengembalikan uang Shanshan.
Shanshan protes karena Ny. Zhao sudah salah paham. Dia kemari bukan untuk menagih hutang. Dia tidak setuju kalau rumah ini dijual karena Ny. Zhao dan anaknya pasti membutuhkan rumah ini. Sebaliknya, dia menawarkan akan membeli toko Zhao Bin sesuai harga asar. Uang penjualan toko itu bisa digunakan Ny. Zhao untuk membayar hutang kepada penggugat agar mereka segera mencabut gugatan. Dan jika mereka ada kesulitan dikemudian hari, cari saja dia.
Ny. Zhao terkejut. Benar-benar tidak menyangka akan kebaikan Shanshan. Tapi, Shanshan memaksanya untuk menerima. Ini sebagai bentuk balas budi atas kebaikan Zhao Bin padanya dulu.
--
Nenek nggak bisa menyembunyikan kegundahan hatinya dan mengajak Xiao Yu bicara serius. Dia memulai pertanyaan dengan menanyakan asal mula baju dan tas bermerek Xiao Yu. Xiao Yu jelas marah karena Nenek membongkar barang-barangnya. Dari awal pembicaraan, Xiao Yu udah terlihat jelas emosi. Dengan nada kurang enak, dia menjawab kalau dia membelinya dengan uang gajinya.
Nenek mana bisa mengerti kalau Xiao Yu tidak pernah menjelaskan pekerjaannya. Yang dia lihat, Xiao Yu selalu keluar kerja saat malam dengan dandanan sangat berkilau dan cantik seperti bunga. Saat pulang ditengah malam, tubuhnya penuh aroma alkohol.
Xiao Yu merasa risih dengan cara Nenek bertanya, seolah sedang menginterogasi penjahat. Dia itu bekerja yang berhubungan dengan relasi publik. Dia menemani bosnya membicarakan bisnis dengan klien di atas meja makan. Sama seperti Xiao Yu awalnya, Nenek juga salah paham pada pekerjaan Xiao Yu.
Nenek menarik kesimpulan kalau pekerjaan Xiao Yu ini nggak benar. Dia mengira Xiao Yu bekerja sebagai pendamping bayaran. Dan itu ilegal. Xiao Yu jadi tersinggung karena nenek mengiranya bekerja sebagai wanita penghibur. Mana ada nenek yang bilang begitu pada cucu sendiri?!
Keduanya sama-sama keras kepala. Nenek merasa kalau Xiao Yu itu melakukan pekerjaan yang mempermalukan keluarga. Xiao Yu semakin marah karena dia bekerja dengan benar dan menghadiri acara sosial yang biasa dan normal, tapi malah dibilang mempermalukan keluarga! Akhir dari pembicaraan mereka adalah pertengkaran. Xiao Yu memutuskan untuk keluar dari rumah. Dia tidak akan berkeliaran di depan mata Nenek lagi!
Nenek nggak suka dengan sikap Xiao Yu yang begitu dan mulai membahas pernikahan. Kalau Xiao Yu nggak punya pekerjaan yang benar dan nggak bisa mengurus diri sendiri, bagaimana dia akan menikah kelak? Makin terpancinglah emosi Xiao Yu! Emang kalau dia nggak menikah, dia nggak bisa hidup?! Jangan mengantur hidupnya!
--
Shanshan sudah menyelesaikan pembelian toko Zhao Bin. Tapi, dia nggak tahu toko itu harus dibuat menjadi bisnis apa, makanya dia mengajak Feng Xi bertemu untuk berdiskusi. Saat tahu Feng Xi akan bertemu dengan Shanshan, Li Xiang melarang. Di mata Li Xiang, Shanshan itu wanita nggak benar yang hanya akan mempertemukan Feng Xi dengan sekelompok pria tua mesum untuk makan dan minum. Dia juga merasa Shanshan mencoba membuat Feng Xi putus darinya.
Feng Xi nggak habis pikir dengan pemikiran Li Xiang yang begitu negatif. Dia nggak berselingkuh karena dia mencintai Li Xiang, bukan karena Li Xiang mengawasinya dengan ketat. Tapi, Li Xiang malah merajuk dan menyuruh Feng Xi nggak usah pulang. Feng Xi nggak peduli dan tetap pergi menemui Shanshan.
Toko yang dibeli Shanshan berada di lingkungan dan lokasi yang bagus. Tokonya lumayan besar, jadi Feng Xi menyarankan agar mereka membuka tempat fitness saja. Shanshan nggak setuju karena di dekat sini sudah ada 3 tempat fitness dan ukuran yang terkecil pun, 2 kali lipat lebih besar dari tempat ini. Ya udah, Feng Xi menyarankan untuk membuka toko.
Ah, Shanshan merasa idenya menarik. Kalau punya restoran, dia bisa mengadakan pertemuan di sini, tanpa takut harus di usir atau ganti tempat karena terlalu malam. Tapi, sekarang, dia harus mulai mencari manager yang bisa diandalkan dalam mengelola tempat ini. Soalnya, dia nggak akan punya waktu untuk terus mengawasinya. Feng Xi langsung menawarkan diri. Bukan tanpa alasan, tapi karena dia punya pengalaman. Dulu, keluarganya pernah membuka restoran. Bukan hanya itu, Feng Xi juga ingin menanamkan saham di restoran ini.
Selama ini, Feng Xi sudah mengumpulkan sekitar 300.000 yuan dari bermain saham. Yang mengajarkannya bermain saham adalah Shanshan. Sekarang, dia ingin menanamkan modal di restoran ini juga. Tentu saja, Shanshan menerimanya.
Xiao Yu akhirnya beneran pindah dari rumah nenek. Tapi, pindahnya ke apartemen Bao Xue. Begitu tiba, dia langsung curhat mengenai ucapan nenek yang menyakiti hatinya. Udah gitu, dia memaksa Bao Xue agar mau menerimanya dengan mengungkit masa lalu. Dulu, dia yang pertama kali membelikan pakaian dalam, lipstick dan high-heelsnya Bao Xue. Udah gitu, saat Bao Xue masih sekolah dan bertengkar dengan murid lelaki, dia yang maju dan mengajar murid tersebut.
Yah, mau nggak mau, Bao Xue menerimanya. Hm, sebenarnya kalau tidak diungkit, Bao Xue juga pasti akan menerimanya.
Bao Xue beneran berbakti. Dia menerima Xiao Yu di rumahnya, tapi, dia tetap memberitahu Nenek kalau Xiao Yu sekarang tinggal bersamanya. Nenek nggak kaget karena dia juga udah menduganya. Bao Xue akhirnya nanya juga, waktu dulu dia tinggal di rumah Nenek, dia juga sering membuat masalah, tapi kenapa Nenek nggak pernah marah padanya?
Nenek bukannya pilih kasih, tapi sikap Bao Xue dengan Xiao Yu beneran berbeda. Dulu, waktu Bao Xue tinggal bersamanya, Bao Xue selalu menyanyangi dan bersikap manis padanya. Sementara Xiao Yu, kalau bukan dia yang mengajak bicara, Xiao Yu nggak akan bicara sama sekali. Xiao Yu hanya akan menyapa sekali dua kali seolah dia ini nggak ada. Xiao Yu terus saja sibuk dengan hp dan ponsel, kemudian di malam hari, pergi makan dengan klien.
Bao Xue langsung bilang kalau makan dengan klien memang pekerjaan kakaknya. Nenek nggak peduli. Kalau Xiao Yu nggak bisa menjelaskan dengan jelas pekerjaannya, gimana bisa dia nggak berpikiran buruk? Dia akui kalau dia memang nggak mengerti dunia anak muda. Tapi, ada 2 hal yang harus mereka hindari. Pertama, tak masuk rumah sakit. Kedua, tidak masuk kantor polisi.
Bao Xue beneran pintar dan memahami neneknya. Dengan cepat, dia bisa membuat neneknya tertawa dan melupakan amarahnya pada Xiao Yu.
Baru saja selesai bicara dengan Nenek, Bao Xue sudah mendapat telepon dari Liang Zhou. Liang Zhou baru saja pulang dan dia menanyakan alamat rumah Bao Xue. Dia akan mengirimkan oleh-oleh. Bao Xue jadi curiga dan nanya serius, apa Liang Zhou lagi mencoba pedekate samanya?
“Aiyo. Adik laki-lakiku. (Liang Zhou menganggap Bao Zue seperti pria) Aku mendekatimu? Ku rasa kau belum bangun dari tidurmu ya?”
Bao Xue ketawa ngakak mendengarnya.