Sinopsis C-Drama : Summer Again E02

 



Di jalan, ada banyak sekali anak-anak yang membicarakan mengenai diundurnya acara fansign Qing He. Kabarnya, Qing He terluka parah. Gosip anak-anak itu dengan cepat berganti saat melihat seorang siswi mengenakan seragam sekolah berbeda, lewat. Semua mulai memandangi dan berbisik-bisik membicarakannya. Tong Xi bisa merasakan tatapan mereka sehingga dia berencana untuk menunjukkan aura yang bagus.


Saat satpam yang mengawasi gerbang menghentikan dan melarangnya masuk, seorang siswa sudah langsung memberitahu si satpam kalau Tong Xi adalah siswi baru dari Dacheng. Tongxi sampai kaget karena dia belum menjawab tapi sudah ada yang menjawab. Udah gitu, dia bisa mendengar orang-orang menyebutnya “Dewi.” Tong Xi beneran bahagia, soalnya, waktu di Dacheng, mana pernah dia diperlakukan seistimewa ini! 


Bahkan saat dia pergi ke ruang guru untuk mencari wali kelasnya, semua siswa-i berkerumun di depan ruang guru untuk melihatnya. Guru tersenyum pada Tong Xi karena dari biodatanya, Tong Xi ternyata berasal dari Xihan. Tong Xi menjelaskan kalau orangtuanya asli dari sini, tapi waktu SD dia sudah pindah ke Dacheng. Setelah berbincang sebentar, Guru mengajak Tong Xi untuk ke kelas. Dia sempat berujar kalau dia tidak menyangka Xihan akan kedatangan murid berbakat seperti Tong Xi. Dia bilang begitu karena dia mendengar Tong Xi memerankan film serial dan mendapat Penghargaan International. 


Saking kagetnya mendengar pujian si Guru, Tong Xi sampai nggak tahu harus bilang apa. Dia bingung, kapan dia memerankan film serial? Penghargaan International? 


-Summer Again-



Tong Xi benar-benar di anggap sangat hebat sama anak-anak lain. Waktu dia masuk kelas saja, dia sudah disambut dengan tatapan penuh kekaguman dan tepuk tangan yang meriah. Tapi yang lebih penting, Tong Xi memindai sekeliling kelas, memastikan tidak ada Nan Yi di kelas tersebut. Hatinya beneran bahagia karena dia nggak menemukan sosok Nan Yi dan dia bisa memulai kehidupan sekolah seperti seorang ‘Dewi.’



Tong Xi nggak tahu aja kalau Nan Yi memang hari ini nggak masuk ke sekolah. Dia lebih memilih membawa kucing yang diselamatkannya ke café buku tempatnya bekerja part-time. Kak Miya nggak mengizinkannya untuk memelihara kucing itu di sana karena Andre, pacarnya, alergi sama bulu. Bagaimana kalau Andre kemari dan nggak bisa masuk karena ada kucing? Eh, Nan Yi malah nanya dengan serius, emang Andre itu beneran ada? Dia menanyakannya, soalnya selama setahun dia bekerja di sini, dia nggak pernah melihat sosok Andre sama sekali. Mi Ya dengan menggebu-gebu memberitahu kalau Andre adalah CEO perusahaan grup multinasional dan setiap hari terbang berkeliling dunia untuk berbisnis. Dan Andre bilang tahun ini, dia akan datang ke Tiongkok. Hanya membayangkan akan bertemu Andre, sudah membuat Mi Ya sangat bahagia.


Guru memberitahu semua muridnya kalau Tong Xi mempunyai nilai yang sangat bagus dan bisa menari ballet. Semua murid langsung memintanya menari ballet karena mereka belum pernah melihat tarian ballet secara langsung. Dengan senang hati, Tong Xi menunjukkan sedikit gerakan ballet-nya. Dan itu sudah bisa membuat semua murid bersorak girang.


Pas mau menentukan tempat duduk Tong Xi, semuanya langsung rebutan mengangkat tangan, meminta Tong Xi duduk disebelah mereka, padahal di samping mereka sudah ada teman sebangku. Guru akhirnya menyuruh Tong Xi untuk duduk di samping Tao Zhu, yang memang masih kosong.



Tong Xi beneran bahagia dengan kehidupan sekolahnya di Xihan. Dia diperlakukan seperti Dewi. Contohnya, mau membuka botol minum, Tao Zhu membantunya. Barangnya terjatuh, langsung ada yang memungutkannya. Dia bersin, semua langsung menyodorkan tissue untuknya. 



Tong Xi juga sudah mulai mengerti kenapa bisa muncul gosip dia memenangkan Penghargaan International dan pernah bermain film serial. Gosip itu muncul bukan tanpa dasar, hanya saja terlalu dilebih-lebihkan. Mengenai Penghargaan International yang dibicarakan, sebenarnya, dia hanya memenangkan Penghargaan Organisasi. Dan juga, pernah memerankan film, itu memang benar dan ada fotonya. Hanya saja, dia hanya tampil di satu adegan. Yaitu sebagai perawat yang tersenyum. Udah itu aja. 

--


Mi Ya baru teringat kalau ini kan hari pertama sekolah, kenapa Nan Yi malah disini? Apa dia membolos? Dengan santai, Nan Yi menjawab kalau hari pertama itu sama saja. Mau masuk atau nggak, nggak begitu penting.

Di TV, media sibuk memberitakan kabar konferensi komik Ai Mei yang didatangani begitu banyak fans. Sayang sekali, Qing He yang dinanti-nantikan tidak bisa hadir karena terluka. Saat melihat berita itu, Mi Ya berkomentar kalau Qing He ini bernasib sama seperti Nan Yi. Sama-sama bernasib buruk hingga bisa terluka.


Nan Yi hanya diam saja, tidak mau berkomentar apapun. Tidak lama kemudian, dia mendapat SMS dari Yi Ming yang memberitahu kalau siswi baru yang dibicarakannya hari itu sudah masuk sekolah dan satu kelas sama mereka. Yi Ming beneran semangat hingga menelpon Nan Yi dan menyuruhnya untuk besok datang ke sekolah lebih pagi. 


Pengaruh Tong Xi beneran hebat. Yi Ming yang sekelas samanya saja sampai terkena imbas kepopulerannya. Teman-teman basketnya, sibuk memuji-mujinya dan memperlakukannya dengan baik, karena mereka ingin mendapatkan nomor Tong Xi. 


Yi Ming nggak menolak permintaan teman-temannya tersebut padahal dia nggak punya kontak Tong Xi sama sekali. Dia malah meminta tolong sama Tao Zhu yang sekarang teman sebangku Tong Xi, untuk meminta kontak Tong Xi. Tao Zhu mana mau membantu.

Tao Zhu sendiri lagi happy karena banyak anggota klub drama yang sedari tadi meliriknya. Dia sampai bilang sama Yi Ming kalau dia bingung gimana cara menolak mereka jika mereka menyatakan cinta padanya. Sayang sekali, dia harus kecewa karena semua menatapnya hanya untuk meminta tolong padanya untuk mendapatkan kontak Tong Xi. Yi Ming langsung ketawa ngakak. 

--


Begitu pulang sekolah, Tong Xi langsung pergi les ballet. Saat menunggu guru lesnya, dia menyempatkan diri mengirim pesan pada Wei Ze, meminta maaf lagi untuk masalah kemarin dan mengajak bertemu lagi jika sudah ada jadwal ulang fansign Qing He. 


Guru les ballet Tong Xi adalah seorang pria. Dia mengajari Tong Xi dengan sangat serius. Tong Xi sampai kelelahan karena hari pertama sudah begitu berat.


Hari sudah larut malam saat Tong Xi keluar dari tempat les. Di perjalanan, dia melewati sebuah gang yang tidak asing. Tong Xi masih ingat gang itu. Dulu, dia pernah dibawa Nan Yi ke sana. Disanalah terletak kebun mint peninggalan kakek Nan Yi. 

Ternyata, kebun mint itu masih ada hingga sekarng. Dan sama seperti dulu, Tong Xi masih terpesona. Di dalam kebun itu, ada sebuah ayunan kayu. Tanpa ragu, Tong Xi memainkannya. Dia tersenyum karena semuanya masih tampak sama. 



Sambil duduk diayunan, Tong Xi kembali mengirim DM ke Qing He. Dia curhat mengenai perhatian yang diterimanya untuk kali pertama. Dia sangat senang dan akan berusaha keras untuk berubah menjadi Dewi sesungguhnya. Dia tidak ingin mengecewakan orang-orang yang sudah berekspetasi tinggi padanya.


Tong Xi mau lanjut main ayunan, tapi tali ayunannya malah rusak. Tong Xi panik. Makin panik saat lampu rumah menyala. Dia nggak nyangka kalau ada orang yang tinggal di sana, jadi, dia langsung kabur. 

--


Hari kedua dan Nan Yi baru pergi sekolah. Pas mau pergi, dia melihat ayunan yang ada di halaman rumahnya rusak. Tapi, Nan Yi nggak kelihatan peduli dan mengabaikannya begitu saja. Dia benar-benar nggak kelihatan bingung kenapa ayunan itu bisa rusak. Memang benar-benar nggak peduli.


Dan akhirnya, Nan Yi pun melihat si angsa putih alias Dewi yang dibicarakan oleh Yi Ming dari kemarin. Dan ternyata orang itu adalah Tong Xi.

Tong Xi sengaja bersandar di dinding depan pintu masuk sambil membaca buku. Dia juga sengaja berdiri membelakangi mahatari agar kelihatan bersinar. Semua posisi itu sudah disusun oleh Tong Xi untuk membuat semua orang semakin kagum padanya. 




Melihat Tong Xi yang seperti itu, Nan Yi beneran nggak habis pikir. Soalnya, waktu kecil, Tong Xi sangat tomboy. Dia masih ingat saat Tong Xi memanjat tangga hanya untuk bisa melihat lautan (padahal nggak bisa terlihat juga). Saat dia menyuruhnya turun, Tong Xi malah mengomelinya dan menyebutnya tidak menarik. Langsung deh anak-anak laki-laki lainnya berkumpul dan mengejek Nan Yi tidak berguna. Mereka juga mengejek Tong Xi, untuk apa menikahi orang tidak berguna ini? Sebelum Tong Xi turun dan memukuli mereka lagi, mereka langsung kabur. 


Dan benar, Tong Xi memukuli mereka. Nanyi langsung menasehatinya untuk tidak boleh memakai kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Dengan gaya duduk preman, Tong Xi menjawab kalau dia bukannya mau memakai kekerasan, tapi anak-anak itu yang terus saja mengganggu Nan Yi. Apa dia nggak boleh membela Nan Yi?


Nanyi menjawab, kalau Tong Xi seperti ini terus sampai dewasa, dia bisa ditangkap polisi. Dengan cool, Tong Xi menjawab kalau sudah dewasa, giliran Nan Yi yang melindunginya.  



Dan setelah bertemu kembali setelah sekian tahun, beberapa hari yang lalu, sikap Tong Xi masih mirip seperti saat masih kecil. Blak-blakan. Eh, tapi sekarang, kenapa Tong Xi tampak begitu berbeda? Sangat feminim dan anggun.


Setelah puas menunjukkan kecantikan dan keanggunannya, Tong Xi baru masuk ke kelas. Matanya langsung melotot saat melihat Nan Yi ada di kelas dan duduk di sebelah Yi Ming. Ternyata Nan Yi adalah siswa yang nggak masuk kemarin! Nan Yi tersenyum ramah sama Tong Xi, tapi Tong Xi segera memperbaiki ekspresinya dan bersikap seperti tidak mengenali Nan Yi.


Tong Xi sangat takut dan khawatir kalau Nan Yi akan memberitahu Yi Ming kalau dulu, waktu kecil, dia selalu memukuli anak laki-laki. Saking takutnya, dia sampai diam-diam menggunakan cermin untuk mengintip. Hal itu terlihat sama Tao Zhu. Tao Zhu yah nanya, apakan Tong Xi mengintip Nan Yi? Tong Xi langsung membantah dan pura-pura nggak tahu siapa itu Nan Yi? Dia mengeluarkan cermin hanya untuk melihat-lihat saja.


Saat jam pelajaran, Tao Zhu diam-diam membaca komik dari balik buku pelajarannya. Saking asyiknya membaca, dia sampai nggak mampu menjawab pertanyaan guru karna dia nggak mendengar sama sekali dari tadi. Tong Xi tahu kesulitannya dan segera mengangkat tangan, menawarkan diri untuk menjawab pertanyaan guru. Jawabannya, benar. Sambil menjawab tadi, Tong Xi memberi kode pada Tao Zhu untuk segera menyembunyikan komiknya sebelum ketahuan.



Saking gugupnya, komik yang mau disembunyikan dibawah meja, terjatuh ke lantai. Untungnya, Tong Xi segera memungutnya. Guru udah curiga sama gerak gerik Tao Zhu sedari tadi, jadi dia menyuruh Tao Zhu mengeluarkan apa yang dibacanya dari tadi. Dan lagi-lagi, Tong Xi membantu. Dia mengeluarkan bukunya dari tas dan menyerahkannya pada Tao Zhu dari bawah meja. 

Buku yang diberikan Tong Xi adalah buku bahasa Inggris. Setidaknya, dia jadi nggak mendapat masalah. Kalau sempat dia ketahuan membaca komik saat jam pelajaran, habis sudah.

Nan Yi yang dari tadi memperhatikannya, bisa tahu kalau Tong Xi menolong Tao Zhu.



Di jam istirahat, Tao Zhu mengucapkan rasa terimakasihnya karena sudah menolongnya tadi. Dia juga nanya, apakah Tong Xi menyukai Qing He? Nan Yi yang duduk di dekat meja mereka, sontak tersenyum karena dia tahu Tong Xi menyukai Qing He. Dia melihat jelas kalau Tong Xi membawa komik Qing He saat mereka bertemu di stasiun bus waktu itu. 


Tidak disangka, Tong Xi malah berbohong kalau dia jarang membaca komik dan tidak mengenal Qing He. Dia lebih sering membaca karya Shakespeare, Tagore. Tao Zhu sedikit kecewa karena dia mengira Tao Zhu membantunya sebagai sesama fans Qing He. 


Lagi asyik berbincang, guru masuk ke dalam kelas untuk mengingatkan kalau minggu depan akan ada evaluasi majalah dinding. Jadi, siapapun yang tertarik bisa mendaftarkan diri padanya. 

Tong Xi yang murid baru, nggak mengerti apaan itu evaluasi majalah dinding? Tao Zhu menjelaskan kalau tidak perlu mempedulikan hal itu. Setiap bulannya kegiatan ini selalu ada. Dan yang mendapat juara pertama selalu anak dari kelas 5 yang ikut ujian Akademi Yang Mei itu. Jadi, siapapun yang ikut kegiatan ini hanya akan dapat terimakasih atas partisipasinya (karena selalu kalah). 


Setelah menjelaskan, sekarang, Tao Zhu mencoba membujuk Tong Xi untuk membaca komik Qing He. Dia beneran semangat mempromosikan komik itu. Tao Zhu nggak tahu aja kalau Tong Xi udah berulang kali membaca komik tersebut. Tapi, dengan anggun, Tong Xi menjawab akan mencoba membacanya saat ada waktu luang. Tao Zhu nggak mau dan menyuruh Tong Xi untuk membacanya malam ini juga! 


Dan juga, dia ingin Tong Xi ikut dengannya ke Dalanxiang setelah pulang sekolah nanti. 


Dalanxiang adalah nama café buku milik Mi Ya sekaligus tempat dimana Nan Yi bekerja part-time. Saat tiba di sana, perhatian mereka langsung tertarik sama kucing yang dipelihara di sana. Tong Xi merasa nggak asing sama kucing ini. Btw, kucing itu diberikan nama Meng Lu oleh Mi Ya. 


Saat lagi asyik bicara, Mi Ya mendapat telepon dari Andre. Dia segera pergi menjauh untuk mengangkat telepon. Dia takut kalau dia menjawab di sana, suara Meng Lu kedengaran dan Andre bisa salah paham, mengira dia udah nggak sayang padanya lagi.

Tong Xi kepo, siapa itu Andre? Tao Zhu menjawab kalau Andre adalah pacar kak Mi Ya saat sekolah di Prancis. Dia dengar Andre adalah CEO Grup Multinasional dan Mi Ya selalu menunggunya. Tapi, terkadang mereka merasa kalau Andre hanyalah imajinasi Mi Ya.


Daripada membicarakan Mi Ya, lebih baik membaca komik. Tao Zhu memperkenalkan Dalanxiang dengan bangga pada Tong Xi. Ini adalah café komik terbaik di Xi Han dan satu-satunya. Tidak berbeda dengan di Dacheng kan? Tong Xi mengiyakan. 


Tao Zhu pun meninggalkan Tong Xi untuk melihat-lihat sendiri karna dia juga akan mencari komik untuk dibaca. Pas lagi lihat-lihat, Tong Xi menemukan di rak atas ada kumpulan lengkap komik berjudul “Early Summer” karangan Qing He. Tong Xi beneran senang. Setelah memastikan nggak ada siapapun di sekitarnya, Tong Xi mulai berjinjit untuk memotret komik itu untuk di posting di medsos-nya.

Saat itu, sebuah tangan pegawai café membantu merapikan komik agar lebih estetik saat di foto. Refleks, tanpa menoleh, Tong Xi mengucapkan terimakasih.

“Aku kira Dewi hanya membaca Shakespeare,” sindir Nan Yi.


Suaranya membuat Tong Xi menoleh. Kok bisa Nan Yi ada di sini? Nanyi menjawab kalau dia bekerja. Dan juga, kalau Tong Xi tertarik sama koleksi Early Summer, Tong Xi harus mendaftar member padanya baru bisa membeli atau meminjamnya.

Tong Xi mau mengabaikan Nan Yi, tapi dia nggak bisa mengabaikan komik Qing He. Makanya, dia mengambil komik itu. Dia akan meminjam komik tersebut. Tapi, dia menegaskan sama Nan Yi kalau dia meminjam karena Tao Zhu merekomendasikannya padanya. Dia hanya mau lihat-lihat saja.


Setelah mengambil komik, Tong Xi bergabung dengan Tao Zhu di sebuah meja. Di sana sudah ada Yi Ming dan Ke Er, teman sekelas mereka. Padahal Tong Xi mau menjauh dari Nanyi, tapi Yi Ming malah memanggil Nan Yi untuk bergabung.


Tao Zhu dan Yi Ming lagi semangat sok melakukan ramalan menggunakan buku. Orang pertama yang ingin mereka coba ramal adalah Tong Xi. Dan untuk meramal, mereka butuh tahu jam berapa Tong Xi lahir dan dimana? Padahal Tong Xi ingin menyembunyikan kalau dia orang Xihan, tapi karena sudah ditanya begini, tidak mungkin tidak menjawab. Mana Nan Yi menatapnya juga, menunggu jawabannya.


Akhirnya, Tong Xi menjawab kalau dia lahir di Xihan dan saat SD, pindah ke Dacheng. Yi Ming langsung semangat dan mau tahu dulu Tong Xi tinggal dimana? Zihan kan bukan kota besar, tapi waktu kecil kenapa mereka tidak pernah bertemu? Tong Xi menjawab kalau dia tinggal di jalan Zhao.

“Dulu waktu kecil, dia itu…,” ujar Nan Yi dan membuat Tong Xi cemas, “… introvert. Jarang keluar rumah. Bagaimana bisa kau bertemu dia.”



Tong Xi sangat lega karena Nan Yi nggak membocorkan kelakuannya waktu kecil. Tapi, jawabannya itu, membuat Ke Er menyimpulkan kalau keduanya saling kenal ya? Tong Xi terpaksa mengakui. 


Anehnya, Ke Er langsung diam-diam mengirim pesan entah pada siapa.


Tao Zhu langsung bertanya, kalau gitu kenapa di sekolah tadi Tong Xi seperti nggak mengenal Li Nan Yi? Tong Xi tertawa canggung, bingung harus menjawab apa. Dan lagi-lagi, Nan Yi yang menolong dengan bilang dia dan Tong Xi tidak bisa dianggap kenal karena sudah lama nggak bertemu. Dia juga nggak ingat nama Tong Xi.

Tong Xi membenarkan. Dia merasa wajah Nan Yi nggak asing, tapi nggak ingat namanya siapa. 


Begitu semua sudah pulang, Tong Xi marah-marah sama Nan Yi karena membuat orang – orang tahu mereka saling mengenal saat kecil. Dia meminta Nan Yi nggak asal bicara karena jantungnya ini lemah. Nan Yi langsung menebak kalau Tong Xi takut dia yang terlalu banyak tahu mengenai Tong Xi akan menghancurkan citra Dewi-nya kan? Tapi, dia nggak mengerti, kenapa Tong Xi harus berpura-pura seperti ini?

Tong Xi balas nanya, kenapa dia nggak boleh berpura-pura menjadi Dewi? Dari kecil sampai besar, dia selalu diperlakukan biasa. Sekarang, dia ingin mencoba rasanya di perlakukan istimewa. Dia memperingati Nan Yi untuk tidak banyak ikut campur. Lagipula mereka tidak akrab.

Walaupun sudah dimarahi, Nan Yi masih menawarkan untuk mengantarkan Tong Xi pulang karena sudah terlalu malam. Tong Xi menolak karena kaki Nan Yi kan masih sakit, jadi siapa yang berani diboncengnya? 

--


Entah apa yang terjadi di masa kecil mereka, hingga Tong Xi sekarang begitu membenci Nan Yi. Walau begitu, dia penasaran, kenapa Nan Yi sudah bekerja part-time padahal baru kelas 1 SMA? Ah, jangan memikirkannya. Dia kan nggak peduli padanya!

--


Hari ini, guru wali kelas mengomeli satu kelas karena tidak ada yang ikut bagian dari evaluasi majalah dinding.  Walaupun juara pertama diambil kelas 5, bukankah masih ada juara 2 sampai 5? Kenapa mereka malah nggak berani mendaftar? Ini namanya, kalah sebelum berperang! Mengerti?


Begitu guru selesai marah dan bel istirahat berbunyi, semua langsung lari keluar kelas. Tao Zhu juga menanyakan apakah Tong Xi mau titip sesuatu karena dia mau ke kantin. Tong Xi menolak karena merasa sungkan. Tao Zhu menyuruhnya untuk nggak sungkan karena dia juga sudah membantu Tong Xi terkait masalah lain. Banyak murid pria yang meminta nomor Tong Xi, tapi dia menolak semuanya karena mereka nggak tampan. Tong Xi tersenyum dan berterimakasih atas bantuannya.


Padahal, di dalam hatinya, Tong Xi girang. Dia nggak nyangka kalau ada yang meminta nomornya. 


Tapi, tetap saja dia merasa cemas. Dia takut kalau Nan Yi akan membocorkan jati dirinya yang tidak sefiminim kelihatannya. Makanya, dia mencari Nan Yi yang lagi istirahat diluar kelas, untuk bicara. Baru juga ketemu dan mau bicara, malah guru wali kelas datang mencarinya. Guru meminta agar Tong Xi mencoba mendaftar evaluasi majalah dinding. Tong Xi menolak dengan sopan menggunakan alasan kalau dia nggak pandai membuat majalah dinding. 



Guru membujuknya untuk memikirkannya lagi. Tapi, kalau Tong Xi nggak bisa menggambar sama sekali, dia juga tidak akan memaksa. Nan Yi langsung ikut-ikutan memanasi kalau Tong Xi pasti bisa. Nah, semua siswa-i yang berkumpul juga jadi heboh membicarakannya.


Tong Xi jadi tertekan. Makanya, pas pulang sekolah, saat Nan Yi menganggunya, Tong Xi langsung melampiaskan kemarahannya. Dia marah karena Nan Yi menempatkannya dalam bahaya. Dia itu nggak bisa menggambar. Harusnya Nan Yi tahu itu karena sewaktu kecil, Nan Yi yang membantunya mengerjakan tugas kelas seni. 


“Ah, ktia juga tidak akrab. Kita hanya teman sekolah biasa. Bagaimana teman biasa bisa tahu kamu bisa menggambar atau tidak,” ujar Nan Yi.

“Ah, jadi sekarang sudah mulai balas dendam.”

Nan Yi mencoba menawarkan agar mereka bekerja sama saja, tapi Tong Xi udah terlanjur kesal dan menolak! Dia nggak membutuhkan Nan Yi untuk membantunya menggambar.

--


Kalau lagi stress gini, Tong Xi malah curhat ke Qing He. Padahal, semua pesannya belum pernah dibalas sekalipun, tapi dia nggak menyerah.


Namun, untuk kali ini, ada notifikasi kalau Qing He membaca pesannya. Mood Tong Xi langsung berubah sangat baik. 


Semakin baik karena tanaman mint-nya sudah tumbuh.

--


Epilog, 

Masa kecil,

 Nan Yi memberikan hadiah sebuah pot berisi tanaman mint untuk Tong Xi. Dia memberikan hadiah itu karena tanaman Mint sangat mudah dirawat. 

“Baik, kemanapun aku pergi, aku pasti merawatnya di sampingku,” ujar Tong Xi.


Post a Comment

Previous Post Next Post