Shanshan berkunjung ke rumah Shi Meng. Tadi, dia kebetulan ada janji temu dengan temannya yang datang ke Beijing, makanya, begitu selesai, dia mampir. Shanshan ini benar-benar loyal sama kenalan. Bayangkan saja, dia memberikan Shi Meng hadiah mainan mobil-mobilan mahal yang dia dapat dari temannya. Alasannya karena anaknya sudah umur 12 tahun dan lebih suka main komputer. Shi Meng sungkan menerima hadiah semahal itu. Dan juga, mainan yang diberikan Shanshan itu bisa dimainkan anak umur berapapun. Udah gitu, anaknya sama saja seperti anak Shanshan, lebih suka main komputer. Kalau dia nggak mengawasi dan membatasinya, anaknya pasti akan seharian di depan komputer dan nggak ke toilet.
Selesai membahas anak, Shi Meng curhat mengenai suaminya yang sudah satu minggu nggak pulang makan. Anaknya yang paling kecil sampai nanya, apa Ayah ada selingkuhan diluar? Waktuk mendengar pertanyaan itu, jantungnya seperti mau copot. Darimana anak kecil bisa tahu hal begituan? Dia langsung saja bilang sama anaknya itu kalau Ayahnya hanya sedang sibuk. Tapi, sebenarnya, di dalam hatinya, dia merasa nggak tenang.
Dan baru saja, dia mengirim pesan sama suaminya. Dan suaminya bilang masih harus menemui klien. Yah dia nanya, belakangan ini tak punya kenalan baru kan? Suaminya malah marah dan bilang kalau dia nggak punya kerjaan, makanya berpikir sembarangan. Dia juga dibilang merusak kerukunan rumah tangga. Bilang dia nggak bisa membiarkannya bekerja dengan tenang. Makanya, dia kesal karena dia udah bilang kalau dia ingin mencari kerja, biar nggak bosan. Tapi, suaminya malah bilang siapa yang akan menjaga anak kalau dia kerja? Diserahkan ke Ibu Asuh akan membuatnya merasa nggak tenang.
Makanya, mood Shi Meng beneran nggak bagus hari ini. Shanshan malah bercanda kalau Shi Meng sangat bawel. Shi Meng membalas kalau dia nggak bercerita sama siapapun, dia bisa depresi.
Padahal baru aja mereka bertemu, tapi Shanshan sudah harus pamit pulang. Dia mendapat telepon kalau mertuanya jatuh dan masuk ke rumah sakit Chao Yang. Hm, lebih tepatnya, mantan mertua.
Setelah Shanshan pergi, Shi Meng mulai bersiap-siap untuk menjemput anak-anaknya. Dalam perjalanan pulang, anak-anaknya bertengkar kecil. Yah biasalah, anak kecil pada berdebat. Pas sekali, ayah menelpon dan bilang kalau janji dengan klien dibatalkan dan dia akan pulang makan.
Shanshan sudah tiba di rumah sakit. Yang jatuh adalah ayah mertuanya dan sekarang sedang menjalani operasi. Ibu mertuanya panik takut terjadi hal serius. Untunglah operasi berjalan lancar dan tidak ada masalah apapun. Namun, dia harus rawat iniap untuk diperiksa 2 hari lagi. Makanya, mereka harus segera menyelesaikan administrasinya.
Walaupun Shanshan sudah bercerai dengan Daming, tapi dia tetap membantu mantan mertuanya. Dia langsung pergi menyelesaikan biaya administrasi tanpa berkata apapun. Saat Ny. Shi ingin mengganti uangnya, dia menolak. tn. Shi dan Ny. Shi jadi merasa sangat tidak enak hati karena Shanshan sudah sangat membantu mereka.
Ny. Shi sepertinya sangat menyukai Shanshan sekarang, sehingga dia membujuk Shanshan agar rujuk kembali dengan putranya, Da Ming. Dia sampai membawa-bawa nama cucu mereka, Yingjie. Shanshan sudah tahu arah pembicaraan, jadi, dia segera mengalihkan topik dengan menanyakan apakah Yingjie sudah pulang sekolah? Dia akan membawa Ny. Shi dan Yingjie makan diluar begitu Da Ming tiba, biar ada yang menjaga tn. Shi.
Umur panjang, Da Ming tiba tepat saat namanya di sebut. Da Ming tentu sangat berterimakasih pada bantuan Shanshan. Hubungan keduanya masih cukup baik, makanya Ny. Shi kelihatan sangat berharap mereka bisa berbaikan. Tapi, ada satu hal yang tidak Ny. Shi ketahui. Da Ming dan Shanshan ternyata ingin menyekolahkan Yingjie keluar negeri. Mereka sudah menyelesaikan semua administrasi dan biayanya, sehingga Yingjie bisa pindah kapanpun.
Yang mengurus semuanya adalah Shanshan. Dan tentu saja, yang harusnya memberitahukan perihal ini pada Ny Shi adalah Da Ming. Eh, tapi Da Ming malah takut ibunya nggak senang dan menyuruh Shanshan yang menyampaikan. Shanshan menolak karena yang bersikeras agar Yingjie bisa sekolah diluar negeri adalah Da Ming, jadi Da Ming yang harus bilang. Dan juga, yang membesarkan Yingjie adalah Ny dan Tn Shi, jadi kalau mereka marah, Da Ming harus menerimanya.
Akhirnya, Da Ming bilang kalau dia akan menyampaikannya nanti.
Seperti yang sudah dikatakan Shanshan tadi, dia membawa Ny. Shi dan Yingjie makan diluar. Yingjie terlihat sangat sopan dan sedikit canggung dengan Shanshan. Mungkin karena dia dibesarkan oleh kakek neneknya sehingga dia kurang dekat dengan orangtuanya. Melihat Yingjie tumbuh dengan sangat baik, Shanshan merasa berterimakasih. Dia menyadari kalau dia dulu tidak pengertian makanya sering bertengkar dengan Ny. Shi. Dia dulu bahkan bersikeras untuk membawa Yingjie dengannya. Tapi, melihatnya sekarang, sepertinya memang keputusan yang tepat memberikan Yingjie pada kakek neneknya.
Saat Yingjie pergi ke kamar mandi, ny. Shi membahas uang yang selama ini Shanshan kirimkan untuk Yingjie. Selama ini, uang itu mereka simpan dan cukup untuk Yingjie kuliah. Jadi, kalau Shanshan ada waktu, seringlah pulang untuk menemani Yingjie. Jangan hanya mencari uang.
“Baik, Ibu.”
--
Keluarga Du makan malam bersama. Sambil makan, mereka membahas mengenai pelajaran bahasa Dazhuang yang nggak lulus. Jadi, Dachuang itu mendapat PR untuk membuat tulisan “Keseharianku Bersama Ayah.” Dan yang ditulis Dazhuang hanya satu kalimat : “Ayahku sudah lama tak pulang rumah.” Makanya, nilainya dapat 0 dan akhirnya pelajaran itu nggak lulus.
Alasan Dazhuang menulis itu juga sangat logis. Soalnya, ayahnya pulang saat dia sudah tidur dan saat dia pergi ke sekolah, ayahnya belum bangun. Kalau seperti itu, apa yang mau ditulisnya? Shi Jun terdiam mendengar jawaban putranya itu. Dia mulai menceramahi putranya kalau PR-nya itu, karang saja. Dazhuang membalas, apa artinya berbohong nggak masalah? Makin terdiam Shi Jun. Akhirnya dia bilang kalau dia bukan nyuruh berbohong tapi mengarang dan itu berbeda dengan berbohong.
Untuk membuktikan diri sebagai ayah yang baik, Shi Jun mengajukan diri untuk membimbing Dazhuang mengerjakan PR.
Huft, tapi baru mengajar sebentar, Shi Jun sudah emosi. Shi Meng mana bisa diam saja membiarkan Shi Jun mengajari dengan emosi hingga melarang Dazhuang pipis jika belum mengerjakan soal. Shi Jun malah menilai kalau Shi Meng ikut campur. Shi Meng membalas, gimana Dazhuang bisa memikirkan jawaban kalau menahan pipis?
Shi Jun baru menyadari susahnya mengajari anak. Dia malah mau tukar tugas. Shi Meng yang mengajari Dazhuang sementara dia menemani Yuanyuan nonton film kartun. Shi Meng memberitahunya kalau nggak semudah itu. Walau Yuanyuan masih kecil, tapi Yuanyan bisa bertanya seperti ini : siapa pemeran utama kartunnya? Siapa yang jahat dan siapa yang baik? Kenapa orang baik itu baik? Kenapa orang jahat itu jahat? Orang baik berbuat kesalahan apa? Orang jahat berbuat kebaikan apa?
Waoah, Shi Jun beneran kaget. Menjaga anak tidak semudah yang dibayangkannya. Tapi, dia nggak mau kalau Shi Meng meremehkannya begitu. Dia dikantor, harus mengurusi puluhan orang. Sementara Shi Meng hanya mengurusi dua anak di rumah. Jadi, siapa yang lebih kesulitan diantara mereka?
Shi Meng membalas, kalau di kantor, jika ada karyawan yang nggak patuh, Shi Jun bisa memecat mereka. Sementara dia, apa bisa memecat anak yang nggak patuh? Perdebatan mereka mulai sengit, tapi untungnya, nggak sampai yang gimana-gimana. Bagaimanapun, setiap pekerjaan, mempunyai kesulitannya masing-masing.