Sinopsis C-Drama : Crossroad Bistro Episode 05 - 2


Ditempat lain, 

Feng Xi menyuruh Li Xiang untuk datang ke rumahnya untuk makan hot pot bersama. Li Xiang yang masih ngambek tadi karena Feng Xi tidak menurutinya dan tetap menemui Shanshan, menolak. Feng Xi juga nggak terlalu peduli dan bilang akan mengundang orang lain saja. 


Pada akhirnya, Li Xiang datang juga ke tempat Feng Xi. Mana bisa dia membiarkan Feng Xi mengundang orang lain selain dia. Feng Xi itu udah sangat mengenal Li Xiang dan tahu kalau Li Xiang pasti akan datang walaupun bilang nggak. Feng Xi sampai bilang kalau Li Xiang ini sifatnya keras. Jika sudah memutuskan sesuatu, semua harus berjalan sesuai keinginannya. Li Xiang nggak terima dan bilang kalau Feng Xi yang keras. Contohnya saja, tidak mau tinggal bersama. 


Setelah berbincang ngalor ngidul, akhirnya, Feng Xi bilang juga kalau dia Shanshan mau buka restoran, dan dia akan bekerja dengannya. Baru juga menyebut nama Shanshan, Li Xiang sudah emosi. Li Xiang beneran nggak suka sama Shanshan dan menyebut dunia Shanshan dan Feng Xi itu berbeda. Feng Xi nggak peduli pada larangan Li Xiang, karena dia ingin memiliki pekerjaan resmi. Dan juga, dia itu salah satu pemegang saham di restoran itu. Dia sudah berinvestasi 300.000 yuan.


Mendengar nominal yang sangat besar itu, Li Xiang  beneran kaget dan mau tahu darimana dia mendapat uang sebanyak itu? Dengan jujur, Feng Xi bilang kalau Shanshan yang membantunya dengan cara mengajarinya bermain saham. Awalnya, dia hanya mempunyai modal 100.000 yuan tapi tidak sampai 3 tahun, uangnya sudah jadi 3 kali lipat. Li Xiang tetap tidak setuju Feng Xi menginvestasikan uang itu. Menurutnya, Shanshan itu punya banyak uang, jadi kalau restoran itu gagal, dia nggak akan terkena dampak, sementara Feng Xi akan kehilangan segalanya. 


Kalau diposisi Feng Xi, siapapun akan kesal. Apalagi saat dia menanyakan Li Xiang, kalau gitu, dia harus kerja apa? Li Xiang malah membalas, untuk apa wanita menginginkan karier? Dia bukannya bilang wanita tak boleh berkarier, tapi Feng Xi yang nggak perlu. Kenapa? Karena Feng Xi sudah memilikinya.

“Gimana kalau kau tidak menginginkanku lagi? Saat itu, tak ada apapun lagi.”

“Tidak mungkin.”

“Bicara tanpa bukti,” balas Feng Xi. 


Li Xiang sudah menduga arah pembicaraan Feng Xi mengarah pada pernikahan. Dia bukannya tidak mau menikahi Feng Xi, tapi dia ingin menunggu sampai lulus, menemukan pekerjaan dan beli rumah, langsung menikah. Dia juga sudah bilang ini sama Ibu Feng XI dan Ibu Feng Xi juga udah setuju. Lebih baik menyimpan uang 300.000 yuan itu untuk membeli rumah. Lebih cepat beli rumah, lebih cepat menikah.


“Li Xiang. Aku tidak pernah memintamu untuk beli rumah. Kau sendiri yang bilang menikah setelah beli rumah. Itu masalahmu, kau tanggung jawab sendiri,” tegas Feng Xi. “Dan uangku, aku yang bertanggung jawab sendiri,” sambungnya. 

Eh, baru juga Feng Xi bilang begitu, Li Xiang malah bilang dia nggak tulus. Feng Xi jadi makin naik darah. Dia sudah menghabiskan masa mudanya selama 10 tahun untuk Li Xiang dan Li Xiang bilang dia nggak tulus? 


Pada akhirnya, pertemuan mereka berakhir dengan pertengkaran. Suasana terasa sangat dingin. 

--


Liang Zhou udah sampai Beijing dan menuju rumah Bao Xue untuk memberikan oleh-oleh. Dia sengaja nggak bilang udah sampai karena dia mau menakut-nakuti Bao Xue pakai topeng serigala. Yup, dia mau balas dendam. Sayang sekali, rencananya nggak mulus. Yang membuka pintu adalah Xiao Yu dan karena ketakutan, refleks, Xiao Yu menendang selangkangannya. 


Udah gitu, karena suara teriakan Xiao Yu, tetangga otomatis keluar. Dengan menahan rasa sakit, Liang Zhou segera kabur sebelum ditangkap dan dilaporkan ke kantor polisi. Bao Xue keluar saat dia udah pergi untuk memeriksa. Dan dia menemukan tas dan sekantong oleh-oleh. Ah, dia udah tahu kalau Liang Zhou yang tadi datang.


Bao Xue langsung menelpon Liang Zhou untuk menertertawainya. Liang Zhou bilang kalau dia udah takut tadi soalnya yang membuka pintu orang yang nggak dikenalnya. Dia sangat takut di tangkap polisi. Ternyata, kakak sepupu Bao Xue. Xiao Yu jadi merasa sedikit bersalah dan meminta Bao Xue menyampaikan permintaan maafnya pada Lian Zhou karena sudah menendang ‘itu’nya. 


Udah gitu, Liang Zhou baru teringat tasnya ketinggalan. Jadi, dia akan mampir lagi besok untuk menjemput tasnya. Bao Xue menawarkan agar dia saja yang mengantarkannya besok ke Liang Zhou.

--


Nenek memulai hari seperti biasa. Dia pergi ke taman untuk melakukan paduan suara. Dia juga sekarang berteman dengan Lu Cheng, seorang pria paruh baya yang selalu melukis kaligrafi di lantai menggunakan air. Nenek tertarik melihat kaligrafinya karena artinya bagus.

--




Sesuai yang sudah dibicarakan, Bao Xue pergi ke tempat kerja Liang Zhou untuk mengantarkan tasnya. Dia pergi bersama Xiao Yu. Saat mereka tiba, Liang Zou sedang melakukan koreksi warna pada foto-foto yang diambilnya. Xiao Yu sempat terkagum sesaat melihat keseriusan Liang Zhou dalam bekerja. Akhirnya, mereka memutuskan meninggalkan tas saja di sana, tanpa menyapa Liang Zhou. 


Liang Zhou baru tau mereka datang. Dia langsung menelpon dan menanyakan kenapa mereka langsung pergi padahal dia ingin mentraktir makan. Bao Xue akhirnya mengatur agar mereka makan besok saja. Selesai teleponan, Bao Xue mulai membahas tatapan Xiao Yu saat melihat punggung Liang Zhou tadi. Xiao Yu mana mau mengaku. 


Bao Xue ingin mengajak Xiao Yu makan bersama diluar, tapi Xiao Yu udah ada janji lain sama tn. Chai. Kirain untuk kerjaan, tapi ternyata hanya makan malam biasa bersama teman-teman tn. Chai yang datang dari luar kota. Yah, wajar saja kalau Bao Xu merasa tn. Chai ini seperti tidak bisa lepas dari Xiao Yu. Xiao Yu nggak suka mendengarnya karna jadi terdengar aneh saat Bao Xue mengatakannya. Daripada Bao Xue berpikiran aneh, lebih baik ikut bersamanya.

Bao Xue menolak. Dia sudah ada janji malam ini dengan Feng Xi unuk karaoke-an. 

--


Yang ikut karaoke bukan hanya Feng Xi, tapi juga Shanshan. Tujuan mereka mengundang Bao Xue bukan hanya untuk karaoke biasa. Keduanya suka dengan karakter Bao Xue yang ceria dan semangat. Makanya, mereka ingin mengajak Bao Xue untuk bekerja sama dengan mereka. Mereka akan membuka restoran. 


“Kenapa kau mau memilihku? Disampingmu ada banyak bos besar. Kau asal piliha satu, semua bisa diajak kerja sama.”

“Begitu orang-orang itu masuk, kesannya sudah berbeda. Awalnya, aku ingin melakukannya sendiri. Lalu, minta Feng Xi mengurusnya. Siapa sangka begitu bilang padanya, dia ingin investasi juga. Kupikir ini hal bagus. Setelah investasi ini jadi bisnis sendiri, pasti berbeda dengan bekerja. Lebih baik langsung kerjakan dengan baik. Ajak orang yang disukai. Jadi, sekarang datang mencarimu,” jelas Shanshan.

“Benar. Betapa senangnya jika lakukan bersama,” tambah Feng Xi.


Bao Xue masih ragu. Soalnya, dia ini orang yang suka kebebasan. Dia takut setelah masuk, malah akan menyusahkan mereka. Terlebih lagi, dia nggak punya uang lebih untuk investasi. Shanshan menegaskan kalau masalah uang itu tidak penting. Kesampingkan saja itu dulu. Jika tak punya uang, dia akan pinjamkan.  Yang penting, apakah di dalam hati Bao Xue, dia tertarik atau tidak? 


Bao Xue terperangah. Padahal mereka baru kenal, tapi Shanshan mau meminjamkannya uang jika dia nggak ada. Karena itu, dia meminta waktu untuk memikirkannya. Dia akan memikirkannya dengan serius. Shanshan setuju. Tapi, dia akan menagih jawabannya besok. 


Dan keesokan paginya, Bao Xue segera pergi untuk menemui Shanshan. Padahal dia juga sudah ada janji dengan Liang Zhou, tapi dia malah menyuruh Liang Zhou untuk makan berdua dengan Xiao Yu. Wkwkw. Padahal Liang Zhou udah bilang akan terasa canggung, tapi Bao Xue nggak peduli.


Ujung-ujungnya, Liang Zhou malah terkesima saat melihat Xiao Yu yang keluar rumah. Saking terkesimanya, dia sampai salting.


Post a Comment

Previous Post Next Post