Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 06 - 1



Tao Zhu memuji tarian baru yang diajarkan oleh Tong Xi, jauh lebih sederhana dan mudah dari sebelumnya. Dan itu membuatnya semakin kagum pada kemampuan Tong Xi. Selama Tao Zhu memuja-muji Tong Xi, Xiao Wan terlihat kesal. Tong Xi tentu senang dengan pujian Tao Zhu, tapi dia nggak bisa mengklaim kalau tarian itu buatannya. Tarian itu dibuat oleh ibunya. Ibunya membuat tarian tersebut dengan menggabungkan beberapa jenis tarian yang lebih mudah diikuti para pemula yang tidak punya pengalaman menari. 




Woah, saat tahu ibu Tong Xi juga penari, Yi Ming langsung berseru kalau Tong Xi ternyata keluarga Angsa. Xiao Wan yang mendengarnya semakin cemburu. Dia masih ingin menguping banyak hal, tapi teman sekelas lain memanggilnya untuk menghadap guru Jia untuk mengambil kertas ulangan mereka yang sudah diperiksa.


-SUMMER AGAIN-


Besok sudah hari pembukaan pekan olahraga. Semua sudah disiapkan dengan baik termasuk seragam yang akan mereka kenakan besok. Para wanita akan mengenakan rok mekar berwarna putih. Dan rok itu disimpan di dalam kotak yang ditinggalkan di ruang kelas. 

--


Ayah Xiao Wan masih belum berubah. Dia masih kurang peduli pada pendidikan anak-anaknya. Malah, dia menyuruh Xiao Wan untuk mulai bekerja dan mencari uang daripada melakukan hal tidak berguna. Xiao Wan sepertinya sudah sering mendengar perkataan itu dan sudah sangat muak, makanya, dia menutup telinganya dengan handsfree. Tapi itu membuat ayah semakin marah.


Agar ayah berhenti mengomel, Xiao Wan berbohong kalau semua orang dikelas memilihnya sebagai kapten di pekan olahraga nanti. Semua orang sangat menyukainya dan bersikap baik padanya. Huft, ayah tidak peduli dengan hal tersebut karena tidak bisa membantu mengurangi uang sekolah juga! 


Padahal, yang diinginkan Xiao Wan adalah pujian, bukannya celaan. Dan di saat seperti ini, dia jadi teringat ucapan Ke Er mengenai Nan Yi yang mungkin men-vote dirinya. Kebetulan sekali, tadi guru Jia membagikan hasil ulangan dan milik Nan Yi ada bersamanya. Dia langsung mencocokan tulisan Nan Yi di kertas ulangan dengan tulisan di kertas-kertas vote yang memilihnya. Tidak ada yang mirip. Fix, Nan Yi tidak memilihnya!

Kekecewaan terlihat jelas melingkupi Xiao Wan.

--


Hari pekan olahraga akhirnya tiba, 



Tapi, sebelum acara dimulai, kelas Tong Xi mengalami masalah besar! Rok tari mereka yang ada di dalam kotak, hilang. Dan yang lebih parahnya, Ke Er mulai menyalahkan Tong Xi. Menuduh kalau Tong Xi yang harus bertanggung jawab. Tao Zhu nggak suka dengan cara bicara Ke Er sehingga dia menegurnya dengan keras. Akibatnya, satu team menjadi gaduh mulai saling membela atau menyalahkan Tong Xi.


Tong Xi sudah meminta semuanya untuk tenang, tapi tidak ada yang mendengarkannya sama sekali. Karena sudah sangat emosi, akhirnya Tong Xi naik ke atas meja dan beteriak sangat keras. Semua langsung terdiam shock, soalnya, selama ini kan Tong XI selalu bersikap anggun. Untungnya Nan Yi ada di sana dan mulai bicara kalau seolah Tong Xi terbawa suasana dalam mendalami perasaan seperti yang dilakukan penari sebelum tampil. Jangan terlalu menekan diri. 


Tong Xi langsung kembali bersikap anggun, seolah yang diucapkan Nan Yi benar. Dengan sangat lembut, dia berkata akan mencari jalan keluarnya dan jika yang lain ada waktu, tolong bantu mencari disekitar sini.



Cara yang Tong Xi pakai adalah meminta bantuan pada ayahnya untuk mencarikan rok setengah badan model kotak.. Tao Zhu dan Yi Ming juga sudah mencari ke sekeliling sekolah hingga membongkar tong sampah, tapi roknya tetap nggak ketemu. 


Sementara Nan Yi, dia pergi ke ruangan satpam untuk meminta izin memeriksa CCTV karena ada barang yang hilang di kelasnya. Entah apa hasil dari rekaman CCTV, kita tidak diberitahu.


Yang jelas, Tong Xi dan Nan Yi mulai menyatukan kepala untuk mencari solusi. Ayah Tong Xi sudah menelpon balik dan tidak berhasil menemukan rok dengan model yang diinginkan. Waktu sudah semakin mepet. Di detik-detik terakhir, mereka akhirnya mempunyai sebuah ide. Mereka akan melukis bagian belakang jaket olahraga dengan berbagai gambar yang disukai, kemudian, jaket itu akan diikatkan ke pinggang sehingga ketika mereka berputar, akan terlihat seperti rok. 




Ide itu ternyata menghasilkan hal unik yang menarik.  Penampilan tari mereka berhasil dengan sangat memuaskan dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari semua penonton dan para juri! Tong Xi juga sangat puas karena terlepas dari hasil dan masalah yang terjadi, semua penari tersenyum puas. 

Melihat senyuman semua orang tersebut, hati Tong Xi merasakan kegembiraan yang tidak bisa diungkapkan. Tapi, apakah dia sungguh suka menari? Dia masih belum tahu jawabannya hingga sekarang. 


Pekan olahraga akhirnya selesai dan sekarang saatnya membagikan hadiah. Yi Ming memenangkan juara I untuk kategori lari pria 100 m. Dengan lebay, Yi Ming maju ke depan untuk mengambil hadiahnya. Tao Zhu juga memenangkan penghargaan untuk kategori tim naskah promosi. Dan Tong Xi memenangkan pengharagan untuk kapten tim terbaik pembukaan acara. 


Tong Xi sama sekali tidak menyangka kalau dia akan menang. Dengan senyum lebar, dia maju ke depan untuk mengambil sertifikatnya. Sertifikat itu memang seharusnya di dapatkan oleh Tong Xi karena dia yang mempunyai ide menari Waltz dan menyiapkan segalanya. Tapi, saat menyerahkan sertifikat, Xiao Wan malah bilang kalau hadiah ini harusnya milik seluruh teman di kelas. Ah, maksudnya, agar Tong Xi tidak mengambil dan membiarkan sertifikat di pajang di kelas. 


“Aku merasa apa yang dikatakan ketua kelas masuk akal. Terimakasih ketua kelas,” repon Tong Xi, tapi tetap mengambil sertifikatnya.

Makin bencilah Xiao Wan padanya. 


Kalian ingat kan apa yang pernah Tong Xi katakan pada  Tao Zhu, kalau dia harus membuat dirinya bersinar saat pekan olahraga, agar Xu Ao melihatnya. Perkataan itu akhirnya terwujud. Untuk pertama kalinya, Xu Ao yang mengajaknya bicara duluan dan memuji penampilannya. Bukan hanya itu, dia memberikan naskah drama dan meminta Tao Zhu untuk berperan bersamanya. Woah, Tao Zhu beneran senang. Usahanya tidak sia-sia. 

--


Ketika jam pulang sekolah, Tong Xi segera pergi membeli kue tart, kemudian ke rumah ayahnya. Hari ini adalah hari ulang tahun ayahnya. Ayah sebenarnya berharap kalau Ibu juga akan datang, tapi apadaya kalau Ibu bilang hari ini harus lembur.


Karena ayahnya masih harus menyiapkan makan malam, Tong Xi menghabiskan waktu dengan membaca naskah novel ayahnya. Isi dari novel ayahnya menceritakan mengenai kehidupan tokoh bernama A Nuan di sebuah kota kecil. Walaupun hidup sendirian, A Nuan merasa bahagia. Ditengah halaman rumah yang ditinggalinya, terdapat sebuah kolam. Saat A Nuan berdiri di tepi kolam, terlihat air kolam berlumpur. Di dasar kolam, ada suara tua yang bertanya padanya, kenapa dia kemari? A Nuan  menjawab dia datang ke kota itu untuk mengejar impiannya. Tempat itu adalah tempat impiannya. Dia sudah berjalan begitu jauh sampai delapan ratus pasang sepatunya rusak, baru tiba ditempat ini. Suara tua tertawa dan berkata : “Aku percaya padamu. Karena impian seperti cahaya. Asalkan ada mimpi memandu, maka kehidupan selamanya tidak akan tersesat.” 

Quotes dari novel yang ditulis ayahnya, membuat Tong Xi merenung. Itu karna dia tidak tahu apa impiannya hingga sekarang. Dia memang sudah menari dari kecil, tapi itu karena permintaan ibunya. Menari balet adalah impian ibunya, bukan impiannya. Dan hingga sekarang, dia belum bisa menemukan apa pesona dari tarian.

Sebelum dia merenung lebih jauh, ayah sudah memanggilnya untuk makan. 


Post a Comment

Previous Post Next Post