Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 06 - 2


Disisi lain, Tao Zhu sibuk mempelajari naskah yang diberikan Xu Ao. Yi Ming yang mendadak muncul, malah menggodanya yang dari tukang bersih-bersih di klub drama sudah naik posisi sekarang. Untungnya, daripada bertengkar, Yi Ming membantu Tao Zhu berlatih. 


Setelah membantu beberapa saat, Yi Ming mulai mengeluh kalau dia lapar dan mau pulang. Padahal, dia baru bilang begitu, tapi Tao Zhu sudah menceramahinya dan menyebutnya nggak punya ambisi. Yi Ming mana terima dan menyerang balik Tao Zhu yang melakukan akting karena tujuan lain, bukan karena hobi atau bakat. Hm, tapi dia akan membantu sekali lagi, asalkan Tao Zhu janji akan menemaninya nanti ke pasar malam. Tao Zhu langsung nolak, soalnya dia mau diet dan sebentar lagi juga sudah musim ‘kucing hitam dan kupu-kupu.’ Musim ‘kucing hitam dan kupu-kupu’ adalah musim dimana para siswa/I akan menulis surat di kertas bermotif kucing hitam dan kupu-kupu, kemudian memberikannya kepada orang yang disukai. Konon katanya, jika menuliskannya di kertas tersebut, surat tersebut pasti akan mendapat balasan. 


Yah tapi, menurut Yi Ming semua itu hanyalah takhayul. Ujung-ujungnya, mereka malah bertengkar.


Kita kembali lagi pada Tong Xi dan ayahnya.

Sambil makan, ayah menanyakan hari pekan olahraga Tong Xi waktu itu, gimana? Apa masalah rok sudah terselesaikan? Dengan bangga, Tong Xi menjawab kalau semuanya berakhir dengan baik dan dia mendapatkan penghargaan kapten tim terbaik. Dia beneran bangga dan semua tidak terlepas dari bantuan Ibunya dan juga ayahnya yang menjadi perantara. Ayah senang mendengar pujiannya, tapi Toang Xi harus tahu kalau Ibu membantu bukan hanya karena ucapannya. Tapi, karena Ibunya melihat video latihan Tong Xi bersama teman-temannya. Kalau bukan karena video itu, mana mungkin Ibu Tong Xi akan membiarkan Tong Xi sibuk mengajari Waltz dan bukannya fokus latihan ballet. 


Sebenarnya, Tong Xi merasa sangat lelah atas tuntutan Ibunya selama ini.  Soalnya, ibunya menyerahkan impian menari ballet padanya, dan menurutnya itu tidak adil. Sampai sekarang, dia nggak tahu impiannya dan hanya mengikuti arahan Ibunya. Itu yang membuatnya merasa sedih dan iri. Dia iri karena ayahnya tahu jelas impiannya adalah menulis novel. 


Ayah memang tahu jelas impiannya, tapi pengorbanannya juga besar. Karena impiannya, Ibu Tong Xi jadi harus mengorbankan banyak hal. Hal itu yang membuatnya merasa berhutang banyak pada Ibu Tong Xi. Tong Xi nggak suka mendengar ucapan ayahnya karena dia mendukung pilihan ayahnya. Dia selalu merasa kalau orang yang bisa tetap teguh akan impiannya sangatlah hebat. Hanya satu hal yang membuatnya penasaran. Ayahnya sudah mempertahankan impaiannya sekian tahun tapi belum juga terwujud. Apakah dia tidak merasa gagal?

“Terkadang ya. Namun, perasaan suka itu timbul dari dalam hati. Jadi, sebagian besar waktu masih tetap merasa senang. Mungkin saja perasaan senang itu merupakan kekuatan untuk mengejar mimpi,” jawab Ayah.


Suasana sedang sangat serius, ketika tiba-tiba terdengar suara seorang pria datang mengucapkan selamat ulang tahun. Lin Nan Yi. Dia datang membawa sekantong makanan untuk merayakan ulang tahun ayah Tong Xi. Tong Xi jelas kaget, kenapa Nan Yi bisa kemari? 


Di saat yang sama, Ibu Tong Xi menyempatkan waktu untuk menelpon Guru Jia. Dia ingin mengatur janji temu dengan guru wali kelas Tong Xi tersebut untuk mengetahui gimana kelakuan dan nilai Tong Xi di sekolah selama ini. Mereka setuju untuk bertemu hari senin minggu depan. 


Hubungan ayah Tong Xi dengan Nan Yi ternyata sangat baik dan dekat. Tong Xi jelas kaget dan bingung, kenapa ayahnya dan Nan Yi bisa begitu dekat hingga ayahnya meminta Nan Yi membaca novelnya untuk mendengarkan pendapatnya. Ayah juga tahu kalau Nan Yi membuat komik dan hampir saja keceplosan memberitahu Tong Xi kalau Nan Yi tidak segera memberi tanda untuk merahasiakan hal tersebut.


Tong Xi masih sangat penasaran mengenai hubungan ayahnya dan Nan Yi, makanya pas ada kesempatan, dia langsung nanya ayahnya. Gimana Nan Yi bisa begitu dekat dengannya hingga dia merasa seperti Nan Yi adalah putra kandung ayahnya. Ayah malah bercanda kalau Nan Yi memang sangat dekat dengannya melebihi anak kandung sendir. Alasan mereka bisa dekat juga karena Tong Xi.



Jadi, dulu, saat Tong Xi udah pergi, Nan Yi ternyata datang untuk mengantarkannya. Sayangnya, Nan Yi datang terlambat. Dia datang saat hari sudah malam dan hanya ada ayah yang sedang minum dihalaman. Saat itulah Nan Yi menemukan kalung mint Tong Xi yang terjatuh di tanah. Dia mengambil kalung itu, membawanya pulang dan terus menyimpannya.


Sejak hari itu, Nan Yi selalu datang ke rumah mereka. Dan secara perlahan, dia semakin mengenal Nan Yi dan semakin dekat. Tong Xi yang baru tahu, merasa senang karena ternyata Nan Yi datang menemuinya hari itu. Tapi, kenapa Nan Yi tidak membalas suratnya? Ah, saat Tong Xi membahas surat, ayah langsung memberitahu kalau tidak lama setelah Tong Xi pergi, Nan Yi juga pindah rumah dan tinggal di taman mint sendirian. Tong Xi beneran nggak tahu itu dan selama ini selalu mengirim surat ke alamat lama rumah Nan Yi. Mungkin, itu sebabnya, suratnya nggak pernah dibalas karena Nan Yi memang tidak pernah menerimanya.


Setelah tahu hal itu, sikap Tong Xi juga mulai sedikit berubah pada Nan Yi. Apalagi saat tahu kalau Nan Yi yang merekam video selama dia mengajari kelas mereka menari Waltz dan mengirimkannya pada ayahnya untuk membantunya. Dia akhirnya menjadi lebih santai dan mulai menanyakan kehidupan Nan Yi. Dia mau tahu kenapa Nan Yi bekerja di Dalanxiang dan membantu membersihkan halaman rumah ayahnya (soalnya, Nan Yi bilang kalau ayah Tong Xi memberikannya uang karena membersihkan halamannya)? Setaunya, ayah dan ibu Nan Yi kan bekerja. Apa jangan-jangan biaya hidup dan uang sekolah Nan Yi bayar sendiri? 


Nan Yi belum mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuanya. Dia hanya bilang kalau orangtuanya setiap bulan mengirimkan sedikit biaya hidup padanya. Hanya saja, dia tidak tinggal bersama mereka. Tong Xi tidak lagi bertanya karena dia paham kalau Nan Yi tidak mau menceritakan apapun.


Ayah yang sedari tadi memperhatikan mereka, jadi mendapat inspirasi untuk kisah novelnya.

--


Nan Yi beneran senang bertemu Tong Xi tadi. Kebahagiaannya menjadi berlipat ganda saat Jiajia menelpon untuk memberitahu kalau komiknya sudah terbit dan mendapat respon positif. Nan Yi beneran tidak sabar melihat reaksi Tong Xi kalau melihat komik terbarunya.


Komik terbarunya terbit dengan judul : “MINT” dan memakai sampul sebuah wanita tertidur di samping jendela. Saat melihat gambar sampulnya, Tong Xi kaget. Bukankah itu dia? 

--


Epilog,

Ayah sedang mengerjakan novelnya sementara Tong Xi duduk di sampingnya dan memberikannya semangat. Tong Xi juga meletakkan se-pot tanaman Mint di meja kerja ayahnya. 


Post a Comment

Previous Post Next Post