Original
Network : Tencent Video, iQiyi
Seorang
penulis novel mendapatkan pesan suara dari Editornya, Editor Deng. Editor Deng
meminta si penulis untuk mengakhiri saja cerita Jiang Haochen malam ini. Sebab
pasar sekarang sudah berubah, tidak ada orang yang akan membaca novel perang
perdagangan lagi. Juga Depatermen editorial berharap kalau si penulis dapat
menulis sebuah cerita baru yang memiliki unsur drama komedi, karena penonton
sekarang membutuhkan hiburan yang seperti itu.
Mendengarkan
saran dari Editor Deng, si penulis pun menuliskan akhir cerita Jiang Haochen.
Jiang
Haochen duduk di dalam mobil Mobilnya berjalan dengan cepat menuju taman
Dalam
hujan deras, Grup Jiang Yuan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa
mereka menginvestasikan 1 miliar yuan untuk membangun Taman Jiang Bin yang
terbesar didalam kota mereka. Para wartawan menggunakan payung hitam, dan Tang
Mingyuan, perwakilan Grup Jiang Yuan berdiri di podium menggunakan payung
merah.
Lalu
tiba- tiba Jiang Haochen datang dan menyerang Tang Mingyuan. Melihat itu, para
wartawan langsung mendekat dan memotret mereka.
“Tang
Mingyuan, sebagai sobat, kamu malah mencelakai aku. Korupsi sebesar belasan
miliar, kamu mengira aku tidak tahu?” keluh Jiang Haochen, marah, sambil
memegang kerah baju Tang Mingyuan.
“Memangnya
kenapa jika sudah tahu?” balas Tang Mingyuan dengan sikap acuh. “Kamu yang
menandatangani, maka kamu yang harus bertanggung jawab.”
Jiang
Haochen tertegun. Dia tidak menyangka kalau Tang Mingyuan ingin melemparkan
tanggung jawab padanya. Tapi sayangnya dia tidak bisa perbuat apapun, karena namanya
sudah dihapus oleh Dewan Direksi dan bila dia melukai Tang Mingyuan, maka
seluruh perusahaan akan hancur. Jadi dengan terpaksa, mau tidak mau, dia harus
menerima ketidakadilan ini.
Ketika
Jiang Haochen melepaskan kerahnya, Tang Mingyuan berdiri dengan tenang dan
memakai kacamatanya. Lalu dia memegang bahu Jiang Haochen. “Sobat, era kamu
sudah berlalu,” katanya. Lalu dia membuang CD yang Jiang Haochen bawa. “Data
yang ada di dalam CD, aku sudah memperlihatkan kepada Dewan Direksi sejak
dulu,” jelasnya.
Kemudian
para petugas keamanan datang dan menyeret Jiang Haochen turun dari atas
panggung dan memukul kepalanya dari belakang menggunakan tongkat. Setelah itu,
Jiang Haochen pun terbaring di tanah.
Jiang
Haochen berbaring di dalam genangan darah. Berakhir.
“Tunggu
sebentar,” panggil Jiang Haochen. Dia membuka matanya dan menatap si penulis.
“Apakah kamu bisa menerima akhir yang seperti ini? Apakah ini karya yang kamu
inginkan?” tanyanya. Lalu dia tertawa, “Anjing liar yang kehilangan rumah.
Tiada tandingan di dalam dunia,” gumam nya.
Si
penulis merasa tidak terima untuk mengakhiri cerita Jiang Haochen begitu saja.
Jadi dia menelpon Editor Deng dan memberitahu bahwa dia bisa menulis ulang
cerita Jiang Haochen sesuai permintaan Editor Deng, tapi dia memilik satu
syarat, yaitu tokoh utama dalam cerita ini harus tetap Jiang Haochen.
“Sobat,
kamu jangan bercanda lagi. Cerita ini berbeda,” jelas Editor Deng.
“Aku benar-benar
serius. Aku bisa mengubah statusnya, mengubah penampilannya, mengubah marga dan
namanya, mengubah segala sesuatu darinya. Tapi dia harus tetap Jiang Haochen,” kata si
penulis, bersikeras.
“Boleh, boleh,
boleh. Terserah kamu saja. Yang penting kamu memberikan sebuah cerita baru
kepadaku saja. Drama komedi,” balas Editor
Deng, malas berdebat.
Selesai bertelponan, si penulis menarik nafas dalam- dalam. Lalu setelah itu, dia langsung mengetikkan sebiuah cerita baru dengan latar belakang Disnati Wu. Dan kemudian, cerita tersebut dia gabungkan menjadi satu cerita dengan Jiang Haochen.
Sekumpulan
orang berpakaian hitam sedang memburu Ning Yi
Ning
Yi berusaha keras untuk melarikan diri
Seorang
dari sekumpulan orang berpakaian hitam melemparkan tongkat ke punggung Ning Yi,
sehingga Ning Yi pun terjatuh dari kuda nya. Lalu ketika Ning Yi berdiri,
mereka memukul kepalanya dari belakang menggunakan tongkat. Setelah itu, Ning
Yi pun terbaring di tanah.
Akhir
hidup Ning Yi sama dengan Jiang Haochen.
Alur
Cerita Baru - “My Heroic Husband”
Disnati Wu
Saat
Jiang Haochen terbangun. Dia merasa bingung dimana dia berada. Lalu dia
bercemin di cermin yang berada didalam kamar dan diapun bertambah bingung.
Karena wajah yang ada dicermin bukanlah wajahnya.
Kemudian
dengan panik, Jiang Haochen berlari keluar dari dalam kamar. Lalu diapun
melihat sebuah dunia yang berbeda, orang- orang yang berada di halaman semuanya
memakai pakaian seperti zaman kerajaan dahulu dan juga keadaan sekeliling nya
juga seperti zaman kerajaan dahulu.
“Tuan Menantu
sudah bangun, segera panggil tabib ke sini,” teriak seorang pelayan wanita. Mendengar
itu, Jiang Haochen
pun tersadar dari rasa terkejut nya.
Jiang
Haochen duduk dan merenung. Kemudian saat seorang pelayan wanita bernama Xiao
Chan datang mengantarkan obat ke kamar, Jiang Haochen mendekati nya dan bertanya-
tanya untuk mencari informasi siapa dia sekarang dan dimana dia berada sekarang
ini.
“Siapa
namaku?” tanya Jiang
Haochen.
“Nama Tuan
Menantu adalah Ning Yi, dengan nama panggilan Liheng,” jawab Xiao
Chan dengan agak bingung pada pertanyaan Jiang Haochen yang sekarang telah
menjadi Ning Yi.
“Bagaimana
dengan latar belakang keluargaku?
Apakah populer di antara orang-orang?”
“Kedua orang
tua Tuan Menantu telah meninggal, tidak memiliki banyak teman,” jawab Xiao
Chang.
Ning
Yi kemudian menanyai Dinasti apa sekarang. Dan Xiao Chang menjawab Dinasti Wu.
Lalu Ning Yi menanyai siapa nama raja sekarang. Dan Xiao Chang langsung
menegurnya, karena rakyat biasa tidak boleh sembarangan menyebut nama raja.
Mengetahui itu, Ning Yi pun mengubah pertanyaan nya dengan hal- hal yang lebih
mudah.
“Keluarga
kalian menjalankan bisnis apa?” tanya Ning
Yi, ingin tahu. “Kenapa
begitu kaya? Taman ini besar sekali,” komentarnya.
“Keluargaku
bermarga Su, merupakan salah satu dari tiga pedagang kain utama di Jiang Ning.
Didirikan sekitar tahun Chenghua dan melewati berbagai badai selama 83 tahun… ,” jawab Xiao Chan, bercerita
panjang sekali. Dan Ning Yi pun menghentikannya.
Ning
Yi tidak ingin mendengar histori panjang bisnis keluarga Su, dia hanya ingin
tahu kenapa mereka mencari orang dan memukul kepalanya dengan tongkat. Dan Xiao
Chang pun menjelaskan bahwa seharusnya besok Ning Yi akan menikah dengan Tuan
Putri keluarga mereka, tapi ntah kenapa beberapa hari lalu Ning Yi diserang
orang dan koma. Alasan Ning Yi bisa menikah dengan Tuan Putri mereka, karena
leluhur Ning Yi menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Su mereka. Dan
sekarang, Ning Yi adalah menantu matrilokal yang dinikahi oleh Tuan Putri
mereka.
“Dinikahi...
Dinikahi apa? Menantu apa?” tanya Ning Yi,
agak bingung.
“Menantu
matrilokal, maksudnya menantu pria yang dinikahi oleh pihak wanita,” jawab Xiao
Chan, menjelaskan.
Setelah
mendapatkan informasi yang diperlukan, Ning Yi merasa kalau permulaan ini agak
sedikit menyusahkan dan dia memerlukan beberapa waktu untuk beradaptasi atas
identitas barunya. Lalu diapun meminum obat yang Xiao Chan bawa sambil
mengingat tentang pengkhianatan Tang Mingyuan.
Ning Yi : Karena telah memberikan satu kesempatan untuk dilahirkan kembali kepadaku, walaupun berada di sini, walaupun merupakan menantu matrilokal, aku tetap bisa memulai dari awal.
Saat
Ning Yi sudah selesai meminum obatnya, dia meminta Xiao Chan untuk membawanya
menemui Tuan Putri Su. Tapi sayangnya, Tuan Putri Su sedang disibukkan dengan
masalah pembukaan cabang toko baru, jadi Ning Yi tidak bisa menemuinya. Lalu
Xiao Chan mengajak Ning Yi untuk segera mencoba pakaian pernikahan terlebih
dahlu untuk memastikan pas atau tidak. Dan Xiao Chan pun mengikutinya.
“Bagaimana
dengan karakter Tuan Putri keluarga kalian? Apakah emosinya tinggi? Tidak akan
ada kekerasan rumah tangga, kan? Apakah ada sejenis hobi khusus?” kata Ning
Yi, bertanya- tanya sambil berjalan mengikuti Xiao Chan. Lalu karena tidak
hati- hati, dia hampir saja menabrak sesuatu.
“Hati-hati
Tuan Menantu, jangan menginjak pewarna Tuan Putri hingga rusak,” kata Xiao
Chan, memperingatkan. “Anda lihat kain-kain
yang ada di taman ini, semuanya diwarnai oleh Tuan Putri keluarga kami,” jelasnya.
“Cukup
berkemampuan juga,” gumam Ning
Yi, kagum.
Papan
nama dipasang didepan toko. ‘Toko Kain Marga
Su’.
Su
Tan'er mencampur warna- warna dasar dan menciptakan warna baru. Kemudian saat
sudah siap, dia menutup matanya selama sesaat. Setelah itu, dia memanggil para pekerja
untuk membandingkan warna. Dan mereka pun mengambil warna di dalam kendi warna
yang lain dan membandingkan dengan warna baru yang baru selesai dicampurkan.
“Ini sudah
benar,” kata Su Tan’er dengan
puas, saat melihat hasil kedua warna di dua kendi sama. “Kalian harus
ingat,sebelum membandingkan dan mengaduk warna,kedua mata tidak boleh menatap
terlalu lamapada pewarna secara langsung.Harus membiarkan mata istirahat
sebentarsupaya bisa menilai dengan akurat,” katanya, mengajarkan para pekerja.
“Baik,” jawab para
pekerja, mengerti.
Su
Tan'er kemudian memeriksa toko baru yang akan segera dibuka dan juga kain- kain
yang telah siap. Dan dia puas dengan semuanya.
“Beberapa hari
lagi toko kain akan buka,kita harus mengeluarkan kain yang paling
bagus.Keberhasilan atau kegagalan dari toko initergantung pada kesempatan
ini.Kita semua harus berusaha sepenuhnya.Kalian tenang saja.Kedepannyaaku pasti
tidak akan memperlakukan kalian dengan buruk,” kata Su Tan’er kepada para karyawan ditoko.
“Baik,” jawab para
karyawan, mengerti.
Su
Tan’er sangat puas
dengan para pekerja dan para karyawan, jadi dia menyuruh Manajer Toko Xi untuk
pergi ke kasir dan ambil beberapa tael perak, lalu berikan kepada semua orang.
Disaat
Su Tan’er sedang
sibuk, Penjaga Geng datang dan memberitahunya bahwa Ning Yi sudah bangun, tapi
tampaknya Ning Yi kehilangan ingatan. Mengetahui itu, Sun Tan’er merasa
senang, tapi tidak terlalu khawatir, karena setidaknya Ning Yi tidak apa- apa.
Lalu Sun Tan’er meminta
bantuan Penjaga Dong untuk menjaga
Ning Yi, setelah dia selesai menghitung kain Muyun, dia akan segera kembali.
“Nona. Walaupun
kain Muyun sangat penting, tapi bagaimanapun besok adalah hari pernikahan kamu,
kamu masih belum mencoba pakaian pernikahanmu,” keluh Penjaga Geng. “Bibi Niu minta
aku kemari untuk mendesak kamu,” jelasnya.
Ning
Yi memeriksa seluruh tubuhnya dan merasa sangat kecewa. Karena otot perut
hilang, otot dada hilang, dan otot bisep juga hilang.
Sepanjang
jalan kembali ke kamar, para pelayan menemani pengantin wanita dan memuji- muji kalau pakaian pengantinnya yang sangat cantik.
Mendengar
itu, Ning Yi merasa penasaran dengan Tuan Putri Su yang akan menikahinya besok.
Jadi setelah para pelayan pergi, Ning Yi pergi ke kamar Tuan Putri Su untuk melihat.
Melihat
dari belakang, Ning Yi merasa betapa cantiknya wanita yang akan segera
menikahinya besok dan diapun berniat untuk mendekatinya, tapi saat dia
mendekat, dia merasa sangat terkejut dan langsung berlari pergi dari kamar
sebelum wanita dihadapannya menyadari keberadaannya.
“Pantas pihak
wanita yang menikahi menantu pria. Tapi ini berbeda generasi denganku,” gumam Ning
Yi, merasa ngeri.
Tepat
ketika Ning Yi pergi, Xiao Chan datang. Ternyata wanita yang barusan dilihat
oleh Ning Yi bukanlah Su Tan’er,
melainkan Bibi Niu.
Karena inilah, Ning Yi jadi salah paham.
“Tuan Putri di
mana?” tanya Xiao Chan,
heran.
“Tuan Putri
pergi menghitung kain Muyun, jadi minta Bibi Niu yang mencoba pakaiannya,” jawab
Penjaga Geng yang datang berkunjung.
Flash back
Karena
postur tubuh Bibi Niu hampir sama dengannya, juga Bibi Niu yang telah
membesarkannya, jadi Su Tan’er yakin kalau
Bibi Niu pasti mengetahui pilihannya dan bisa membantunya mencobai pakaian
pengantinnya.
Flash back end
Ning
Yi membawa barang- barangnya dan berniat untuk kabur. Tapi saat dia barusaja
melangkah keluar dari kamar, dia langsung bertemu dengan Xiao Chan, Penjaga
Geng, dan Bibi Niu. Dengan gugup, diapun berusaha untuk bersikap biasa saja dan
berjalan pergi dengan tenang, seolah- olah dia hanya sedang ingin berjalan-
jalan ditaman.
“Tuan Menantu
sedang buat apa?” tanya
Penjaga Geng, heran.
“Dia membawa
barang bawaan seperti ini, jangan-jangan ingin melarikan diri?” tebak Xiao
Chan, tidak terlalu yakin.
Tepat disaat
Xiao Chan selesai mengatakan itu, Ning Yi berlari.
Dengan
segera, Penjaga Geng langsung berlari untuk menangkap Ning Yi. Dan karena tidak
tahu harus berlari kemana, maka Ning Yi pun asal masuk ke dalam ruangan yang
dilihatnya. Lalu dia bersembunyi dibawah meja.
“Tuan
Menantu! Tuan Menantu!” panggil
Penjaga Geng, panik.
Su
Wenxing menemui Ayahnya, Su Zhongkan, dan memberitahukan berita heboh padanya.
Ning Yi kehilangan ingatan, bersikap sangat aneh, dan melarikan diri dalam
keadaan gila. Su Wenxing sangat yakin kalau Ning Yi menjadi seperti ini, pasti
karena Ning Yi dipukul oleh tongkat. Mengetahui itu, Su Zhongkan sangat senang
sekali.
“Ayah
mendadak berniat ingin mewarisi stempel pemimpin kepada angkatan cucu. Su Tan’er hanya
seorang wanita, bagaimana bisa berebut denganmu? Demi ini, dia rela mencari
seorang pelajar miskin dan rela menikahinya. Kakek malah sangat menghargai dia
dan membiarkan dia yang mengurus toko baru,” keluh Su Zhongkan dengan kesal. “Ning Yi ini
aslinya memang bodoh, sekarang malah menjadi idiot setelah dipukul orang. Jika
pernikahan ini gagal, maka Su Tan'er harus menikah keluar. Setelah menikah, dia
akan bermarga keluarga lain. Seseorang yang bermarga lain tidak ada hubungan
dengan stempel pemimpin. Tiba saat itu, tidak hanya stempel pemimpin, ayah
bahkan tidak akan membiarkan dia mengurus toko yang ada sekarang ini,” katanya
dengan senang dan bersemangat.
Mendengar itu, Su Wenxing ikut merasa senang dan bersemangat.