Original
Network : Tencent Video, iQiyi
Hujan
turun dengan deras dan Su Tan’er pulang.
Saat Xiao Chan memberitahunya bahwa Ning Yi kabur, dia merasa panik dan
khawatir.
“Hujan yang
deras begini, seharusnya dia tidak dapat berlari terlalu jauh. Beberapa dari
kalian, keluar dari pintu depan dan belakang kediaman, carilah dengan baik,” perintah Su
Tan’er.
“Baik,” jawab para
pelayan dan para penjaga.
“Tuan Putri,
jika tidak dapat menemukan Tuan Menantu, maka dari pihak selir...” kata
Penjaga Geng, khawatir.
“Benar, Tuan
Putri, jika pihak selir mengetahui Tuan Menantu menghilang, maka pasti akan
membuat onar,” kata Xiao
Chan, setuju, dan sama khawatirnya.
“Saat ini
perlu menemukan orangnya sebelum mengatakan hal-hal ini,” kata Su Tan’er mencoba
untuk tetap tenang. “Luka Tuan
Ning baru saja sembuh, dia masih belum terlalu sadar, bagaimana jika terjadi
kecelakaan? Kita jangan menunggu lagi, carilah secara terpisah,” katanya
dengan panik. Lalu dia mulai bergerak untuk mencari Ning Yi lagi.
Dari
bawah meja, Ning Yi mendengarkan pembicaraan antara Su Tan’er dengan
yang lain. Dia merasa kalau Su Tan’er cukup baik hati, tapi sayangnya tidak
cocok.
Malam
hari. Ning Yi mulai merasa bosan dan pegal. Tapi saat dia barusaja mau keluar
dari bawah meja, tiba- tiba banyak orang yang datang ke ruangan dan berkumpul
didalam ruangan.
Su
Zhongkan melapor kepada Su Yu bahwa Ning Yi kehilangan ingatan dan bertingkah
laku aneh serta tidak sopan, jadi dia khawatir Ning Yi terjangkit penyakit
jiwa. Lalu Ning Yi datang dan meminta maaf, karena telah membuat kakek dan para
paman khawatir.
“Kakek.
Sekarang Ning Yi adalah seseorang yang gila dan bodoh, aku rasa pernikahan ini
harus dipertimbangkan ulang,” kata Su Wenxing
kepada Su Yu.
“Tidak boleh.
Tidak boleh. Tanggal pernikahan telah ditentukan dari dulu, surat undangannya
juga telah dibagikan, tidak baik jika membatalkan sekarang,” protes
Menantu Yao, Ibu Su Tan’er, tidak
setuju.
“Justru
karena undangannya telah dibagikan, makanya harus segera dihentikan. Orang yang
diundang kita pada besok adalah tokoh-tokoh terkemuka di Jiang Ning. Jika
terjadi kesalahan, maka Keluarga Su kita akan sangat memalukan,” balas Su Zhongkan.
Su Zhongkan
mengomentari kalau seharusnya dulu mereka menjodohkan saja Su Tan’er dengan
putra pertama dari keluarga Wu. Sebab dari zaman kuno, urusan pernikahan anak selalu
ditentukan oleh orang tua, tapi sejak kecil Su Tan’er selalu
tidak sesuai aturan, bahkan sekarang Su Tan’er mengambil keputusan sendiri untuk memilih
pasangan hidup. Dan sekarang malah terjadi masalah. Jadi dia berpendapat bahwa
Su Tan’er kurang
bisa mengurus toko baru. Dan Su
Wenxing setuju.
“Ternyata
Paman Kedua berbicara selama ini hanya demi mengambil kuasa pengurus Tan’er atas toko
baru?” tanya Su
Tan’er,
membongkar niat asli Su Zhongkan.
“Tan'er, kami
juga mengkhawatirkan kamu. Sekarang Ning Yi telah menghilang dan pernikahannya
gagal, kita sama-sama memalukan,” balas Su Zhongkan, berpura- pura perhatian.
Dibawah
meja. Ning Yi menemukan seekor ulat sutra dan dia bermain- main dengannya
selama sesaat. Lalu dengan serius, dia lanjut mendengarkan pembicaran
disekitarnya.
Disaat
Ning Yi tidak memperhatikan, si ulat sutra masuk ke dalam pakaiannya dan membuat
Ning Yi merasa gatal.
Su
Zhongkan kemudian meminta Su Yu untuk mengambil keputusan, menurutnya Su Tan’er sebagai
wanita yang belum menikah, tidak bisa mengurus toko. Jadi lebih baik, bila dia dan anaknya yang
membantu mengurus toko. Mendengar itu, Su Tan’er merasa panik. Dia memberitahu Su Yu bahwa
dia bersedia untuk bersumpah agar tidak menikah seumur hidup, lalu kedepannya
dia akan mengangkat anak tiri untuk meneruskan keturunan keluarga Su, dan yang
pasti tidak akan memalukan keluarga Su.
“Sembarangan!” tegur Su
Yu.
“Adikku,
kakak tahu bahwa hatimu merasa kesal. Tapi ini tidak ada solusi lain juga.
Calon menantu yang akan dinikahi ini benar-benar hilang,” bujuk Su
Wenxing. “Sebelumnya
Ning Liheng ini sedikit bodoh, sekarang malah ditambah dengan gila. Pandangan
kamu tidak bagus dalam memilih orang, melihat kain pasti…,”
komentarnya, meremehkan Su Tan’er.
Tepat
disaat itu, meja bergetar serta menimbulkan suara. Dan dengan khawatir, setiap
orang langsung menjauhi meja.
Ning Yi :
Dua orang pria dewasa ini merundung seorang wanita, merasa bangga?
Ning
Yi mengeluh sambil bergerak- gerak untuk mengeluarkan ulat sutra dari tubuhnya.
Lalu tiba- tiba suasana menjadi hening dan dia merasa heran, kenapa semua orang
berhenti bertengkar dan tidak bersuara lagi.
Ketika
Ning Yi masih merasa bingung, Penjaga Geng mengintip ke dalam kolong meja dan
Su Wenxing menarik kakinya dari belakang serta menyeretnya keluar.
Setelah
keluar dari bawah meja, Ning Yi masih mengoyang- goyangkan tubuhnya untuk
mengeluarkan ulat sutra ditubuhnya. Lalu ketika ulat sultra sudah keluar, dia
merasa lega dan berhenti bergoyang. Namun Su Wenxing tidak tahu itu dan salah
paham. Dia menertawai Ning Yi, karena dia mengira Ning Yi sedang bermain- main
dibawah meja tadi.
“Kakek, coba
kamu lihat tingkah laku dia yang berbeda dengan orang normal ini,” kata Su
Wenxing sambil menepuk- nepuk pipi Ning Yi. “Menurutku, kamu memang sudah gila.”
Dengan
kesal, Ning Yi menepis tangan Sun Wenxing. “Kamu yang gila. Kamu tidak hanya gila, bahkan
kamu jahat. Orang yang sudah dewasa begini masih merundung adik sendiri. Kamu
tidak merasa malu?” tanyanya
dengan keras. “Tapi tidak
heran juga, ini keturunan. Ayahmu memang tidak tahu malu. Hanya demi
mendapatkan toko kain orang, bermuka dua, berniat jahat,” ejeknya. Lalu dia
meludahinya.
“Lancang!” bentak Su Zhongkan.
Awalnya
Su Tan’er merasa
agak malu dengan Ning Yi. Tapi kemudian dia merasa agak tersentuh dengan sikap
Ning Yi yang membelanya.
Su
Wenxing dan Su Zhongkan langsung mengajukan protes kepada Su Yu bahwa Ning Yi
tidak layak untuk masuk ke keluarga Su mereka. Lagian dari zaman kuno,
aturannya adalah wanita melayani suami dan mendidik anak dirumah.
“Melayani
suami dan mendidik anak, kamu yang menentukan peraturan ini? Semua wanita harus
mendengarkan perkataanmu? Mereka tidak boleh berjuang di luar dan membangun
karier sendiri? Sejak zaman kuno hingga sekarang, ada pemimpin mana dalam
industri tekstil kalian ini bukan seorang wanita? Gadis Penenun yang mengajari
cara menjalankan usaha ini, Leluhur Sutra yang memelihara ulat sutra dan
membuat benang sutra, bahkan leluhurnya juga seorang wanita. Kalian berdua sama
sekali melupakan asalnya,” kata Ning
Yi, mengingatkan setiap orang. “Lagi pula,
toko ini adalah industri kain, semua pelanggan yang dihadapi adalah wanita, dua
orang pria dewasa seperti kalian mengerti apa yang diinginkan oleh wanita? Toko
kainnya masih belum buka, kalian sudah terus menerus berkata tidak bisa di
sini. Kamu bisa meramal?” ejeknya.
Mendengar
itu, Su Yu meminta mereka untuk berhenti berdebat. Lalu dia membuat keputusan
supaya Su Tan’er mengurus
toko terlebih dahulu. Dan prioritas utama sekarang adalah upacara pernikahan
besok.
Saat
membahas tentang pernikahan, Ning Yi langsung keberatan. Dia merasa kalau
pernikahan ini masih perlu didiskusikan lagi. Jadi dia meminta izin kepada Su
Yu untuk boleh berbicara sebentar dengan Tuan Putri Su.
Lalu
Ning Yi berjalan melewati Su Tan’er dan berjalan mendekati Bibi Niu, karena
dia mengira Tuan Putri Su adalah Bibi Niu.
Ning
Yi memberitahu Bibi Niu bahwa dia sangat mengagumi Bibi Niu. Dia mengagumi
bakat dan keberanian Bibi Niu. Tapi mengagumi hanyalah mengagumi, mereka tidak
harus benar- benar menikah. Mereka bisa menjadi saudara angkat saja, jadi mulai
dari hari ini, Bibi Niu adalah kakaknya, dan dia adalah adik Bibi Niu.
“Apa yang
kamu katakan? Aku tidak mengerti,” kata Bibi Niu.
“Segala
pendapatmu mengenai pernikahan ini, kamu bisa langsung katakan kepadaku,” kata Su Tan’er.
Mendengar
itu, Ning Yi berbalik dan memandang Su Tan’er. “Kamu adalah Nona Su?” tanyanya,
memastikan. Dan
Su Tan’er
membenarkan.
Mengetahui
hal tersebut, Ning Yi tersenyum senang, lalu dia berjalan mendekati Su Tan’er dan berlutut
dihadapannya.
“Maaf ya.
Berbaring terlalu lama, kaki menjadi kesemutan,” kata Ning Yi, menjelaskan dengan jujur. Dan
setiap orang menatapnya dengan tatapan heran.
“Tuan Muda
Ning, cepat berdiri,” kata Su Tan’er, tiba-
tiba merasa agak malu canggung. “Chan, bantu Tuan Menantu berdiri,” panggilnya.
Xiao
Chan dan Penjaga Geng pun langsung membantu Ning Yi untuk berdiri. Lalu dengan
nyaman Ning Yi bersandar dipunggung Penjaga Geng sambil terus tersenyum dan
menatap Su Tan’er.
“Kakek, Tuan
Muda Ning baru sembuh dari sakitnya, masih kurang menyadarkan diri, Tan’er membawa
dia kembali ke kamar
untuk beristirahat dulu,” kata Su Tan’er, pamit. “Tapi
fisiknya sudah tidak apa-apa, pernikahan besok pasti tetap bisa dilaksanakan,” katanya,
menyakinkan.
“Pergilah,” kata Su Yu,
mengerti.
“Kakek,
sampai jumpa,” kata Ning
Yi sambil melambaikan tangan kepada Su Yu.
Dipaviliun.
Su Tan’er
berterimakasih kepada Ning Yi, karena telah membantunya barusan. Namun dia
berharap kedepannya, Ning Yi jangan menimbulkan masalah lagi. Dengan bahagia,
Ning Yi mengira kalau dirinya dan Su Tan’er adalah pasangan kekasih, sehingga Su Tan’er mau
menikahinya. Tapi sayangnya, tidak.
“Hubungan
antara leluhur kamu dan Keluarga Su kami sangat baik. Kemudian keluargamu
hancur dan bangkrut, menjalani hidup dengan mengandalkan pinjam uang,” kata Su Tan’er,
menjelaskan. Lalu dia menunjukkan bukti peminjaman dulu. “Kamu dan aku
pernah membuat janji nikah. Kamu sendiri yang bersedia dinikahi oleh Keluarga
Su kami. Nanti setelah aku mendapatkan stempel pemimpin, seluruh bukti
peminjaman ini akan dianggap lunas. Selama periode ini, aku akan menanggung
makanan dan pakaianmu, serta memberikan uang bulanan kepadamu. Kedepannya juga
akan merawatmu pada masa tua dan mengurus kamu waktu meninggal,” jelasnya.
“Sudah
mengerti,” kata Ning
Yi, kecewa.
“Benar juga.
Dia yang cantik dan kaya ini mana mungkin tertarik pada Ning Yi,” gumam Ning
Yi dengan pelan.
Su
Tan’er kemudian
mengakui bahwa setelah Ning Yi mengalami serangan, tingkah laku Ning Yi menjadi
aneh. Jadi dia ingin mereka membuat perjanjian secara tertulis untuk berjaga-
jaga. Selama Ning Yi menikah ke dalam keluarganya, jika Ning Yi menimbulkan
masalah, maka dia akan membawa Ning Yi ke pengadilan dengan tuntutan tidak
membayar hutang, dan Ning Yi akan dipenjarakan selama tiga hingga lima tahun.
“Apakah
sebelumnya kita berdua sama sekali tidak ada dasar cinta? Kamu ini terlalu
kejam,” keluh Ning
Yi.
“Jika kamu
tidak melanggar peraturan, maka tidak perlu khawatir,” kata Su Tan’er,
menegaskan.
“Boleh juga,” kata Ning
Yi, mengerti.
Ning
Yi lalu menawarkan diri untuk membantu Su Tan’er mendapatkan stempel pemimpin setelah
mereka menikah.
Dia menjelaskan bahwa dia sangat menguasai bisnis- bisnis bernilai puluhan
miliar, jadi usaha kain sekecil keluarga Su ini sangat mudah baginya. Mendengar
itu, Su Tan’er menatap
Penjaga Geng. Dan
Penjaga Geng memberikan tanda ‘jangan mau,
Ning Yi agak
tidak waras.’
Ning
Yi sangat mengerti dengan situasinya sekarang, jadi dia tidak memaksa Su Tan’er agar
mempercayainya. Lalu dia mengusulkan supaya Su Tan’er
menyertakan surat cerai, selain dari surat perjanjian. “Singkat
cerita, setelah kamu mendapatkan stempel pemimpin, aku akan dibebaskan kembali,” jelasnya.
“Sepakat,” kata Su Tan’er, setuju.
Didalam
ruang belajar. Ning Yi mempertanyakan, bagaimana jika suatu hari Su Tan’er menemukan
cinta sejati. Dan dengan sikap acuh, Su Tan’er menjelaskan bahwa tanpa menikah dengan
Ning Yi, keluarganya juga akan memilih seseorang yang sepadan dengan keluarga
dan dia akan dinikahkan begitu saja, jadi tidak ada yang namanya cinta sejati.
Lalu setelah Su Tan’er selesai
menulis surat perjanjian sekaligus surat perceraian mereka, dia memanggil Ning
Yi.
“Selama ini
aku tidak pernah membaca perjanjian yang aku tanda tangani dengan orang lain,” kata Ning
Yi, langsung mencap sidik jarinya di surat yang ditulis Su Tan’er.
Karena
semuanya sudah beres, Su Tan’er merasa
puas. Lalu dia memanggil Penjaga Geng untuk mengantar Ning Yi kembali ke kamar
untuk beristirahat. Dan Penjaga Geng menuruti perintah.
“Kita berdua
tidak tidur bersama-sama ya? Kenapa kamu tidak mengatakannya sebelum aku cap
jari? Kalau begitu, untuk apa aku membuat surat perjanjian denganmu?” keluh Ning
Yi, kesal.
Walaupun
Ning Yi pandai berbicara, tapi Ning Yi salah menganggap Bibi Niu sebagai Su Tan’er. Jadi Su
Wenxing yaking kalau Ning Yi memang hilang ingatan. Namun Su Zhongkan
berniat menunggu pernikahan besok, untuk memastikan apakah Ning Yi benar- benar
hilang ingatan atau tidak. Jika Ning Yi tidak bisa mengenali para tamu, maka itu
pasti akan sangat memalukan. Dan Su Yu pasti tidak akan mengampuni Ning Yi.
Su
Tan’er
menggambar wajah para tamu- tamu penting yang akan hadir besok dan lalu dia
menyuruh Xiao Chan untuk memberikan gambar- gambar tersebut kepada Ning Yi
supaya dihafal semuanya pada malam ini.
Menantu
Yao datang mengunjungi Su Tan’er. Dia
merasa stress untuk Su Tan’er, sebab Su
Tan’er adalah
seorang gadis, tapi Su Tan’er malah
harus menanggung banyak tanggung jawab sendirian. Bahkan sampai harus menikahi
Ning Yi. Dan dia mulai bertanya- tanya, apakah ini sepadan.
“Ibu, aku
sejak kecil sudah berbakat dalam mewarnai kain, mengapa harus dibatasi di dalam
kediaman yang besar dan tertutup ini?” kata Su Tan’er menjelaskan dengan tegas. “Ning Yi
menikah ke dalam keluarga kita adalah pilihan aku sendiri, aku pasti tidak akan
menyesal. Pokoknya Anda tenang saja,” katanya dengan yakin.
Su
Tan’er kemudian
memberikan pakaian yang sudah disiapkannya untuk Ayah. Dia tidak tahu, apakah
besok Ayah bersedia datang atau tidak, jadi dia meminta bantuan Menantu Yao
untuk mewakili dirinya memberikan pakaian tersebut kepada Ayah. Dan Menantu Yao
mengerti.
“Aku adalah
orang yang sedang sakit, perlu banyak istirahat,” keluh Ning Yi, merasa malas melihat gambar- gambar
yang Xiao Chan bawakan. “Coba kalian
lihat. Ini sudah…” katanya
sambil melihat ke sekeliling untuk mencari jam. Tapi sayangnya, tidak ada jam dizaman ini.
“Tuan Putri
berpesan secara khusus bahwa Anda harus menghafal 58 lembar gambar ini pada
malam ini juga. Kalau tidak, jika kamu tidak bisa mengingat siapa pun pada
pernikahan besok, maka akan sangat memalukan Tuan Putri,” kata Xiao
Chan, menjelaskan.
“Baiklah.
Orang yang malu adalah Tuan Putri, ada hubungan apa denganku?” balas Ning
Yi dengan sikap
acuh. Lalu dia ingin tidur saja.
Xiao
Chan merasa kesal kepada Ning Yi. Penjaga Geng, tanpa mengatakan apapun, dia
menunjukkan pedangnya sebagai peringatan kepada Ning Yi. Jadi dengan terpaksa,
Ning Yi pun menurut.
Setelah
menghafal sedikit, Ning Yi mulai beralasan, “Aku sedang menghafal. Kalian pergi saja,
jangan mengganggu aku,” usirnya.
Lalu
akhirnya, Xiao Chan dan Penjaga Geng pun keluar dari kamar. Dan setelah itu,
Ning Yi langsung berbaring ditempat tidur.
Menantu
Yao datang mengantarkan pakaian kepada Su Boyong, tapi Su Boyong hanya diam
saja dan berwajah dingin. Jadi dengan kesal, Menantu Yao pun membanting pakaian
diatas meja. Lalu dia berniat untuk pergi.
Disaat
Menantu Yao ingin pergi, Su Boyong mulai terbatuk- batuk pelan. Karena itu,
Menantu Yao pun kembali untuk membantunya.
Ning
Yi memimpikan kejadian saat Ning Yi yang asli dikejar dan diserang didalam
hutan. Dan pemimpin yang memerintahkan orang- orang untuk menyerangnya, itu
adalah Su Boyong.
Ning
Yi terbangun oleh suara berisik dihalaman. Karena orang- orang sedang sibuk untuk
menyiapkan pernikahan hari ini.
“Tuan Menantu
sudah bangun,” sapa Xiao
Chang, saat Ning Yi keluar
dari dalam kamar. “Xing,
bergegaslah. Segera ambil topi pernikahan Tuan Menantu ke sini,”perintahnya.
“Baiklah,” jawab Xing.
“Tuan
Menantu, bagaimana hafalan kamu mengenai gambar-gambar orang kemarin?” tanya Xiao
Chan, perhatian.
“Kemarin
malam tidak tidur dengan baik, mimpi buruk sepanjang malam. Sudah melupakan apa
saja yang dimimpikan, gambarnya juga sudah lupa.” jawab Ning Yi dengan sikap acuh.
“Tuan
Menantu, jika kamu tidak bisa mengingat gambarnya, maka kamu akan memalukan
Tuan Putri,” keluh Xiao
Chan.
Setelah
semuanya sudah siap, Xiao Chang dan Xing membawa Ning Yi ke depan gerbang. Dan
disana Penjaga Geng sudah menunggu didepan pelangkin pernikahan.
“Ini adalah
pelangkin pernikahan,” kata Penjaga
Geng, menjelaskan.
“Punya Tuan
Putri?” tanya Ning
Yi.
“Punyamu.”
“Atas dasar
apa?” tanya Ning
Yi, tidak terima.
“Kamu adalah
menantu matrilokal yang dinikahi. Menantu matrilokal memang harus naik ini,” jelas
Penjaga Geng.
“Aku tidak
mau naik,” tolak Ning
Yi.
“Kamu harus
naik,” tegas
Penjaga Geng.
Ning
Yi menolak keras untuk menaiki pelangkin pernikahan, karena tidak pernah ada
pria yang menaiki pelangkin pernikahan. Jadi dia lebih baik tidak menikah
daripada menaiki itu. Lalu diapun mulai melepaskan pakaian pernikahannya.
Kemudian dia duduk didepan pintu dengan wajah ngambek dan cemberut.
“Semua
menantu matrilokal memang seperti ini,” komentar Penjaga Geng.
“Bagaimanapun
harus ada sebuah proses,” kata Xiao
Chang, setuju.
Pada
akhirnya, Ning Yi menaiki pelangkin pernikahannya juga. Dan ketika orang- orang
dijalan melihatnya, mereka tertawa dengan keras.