Sinopsis C- Drama : My Heroic Husband Episode 3 part 1

 


Original Network : Tencent Video, iQiyi

Malam sudah berganti menjadi pagi. Su Tan’er duduk merenung, dia tidak tahu harus melakukan apa dan bagaimana. Sebab peresmian toko akan dimulai dua jam lagi, antrean diluar toko sudah sangat panjang, bahkan tandu Gubenur Zhang dan Hakim Daerah Li juga sudah dalam perjalanan.

“Nona, bagaimana jika kita menyalakan api dan segera membakarnya hingga kering?” tanya Xiao Chan, memberikan saran.

“Tidak ada gunanya,” jawab Su Tan’er, merasa agak putus asa. “Kain awan senja ini dibuat dari sutra dengan tekstur yang berbeda, sehingga di bawah sinar matahari akan muncul cahaya yang berbeda. Jika dibakar dengan api, akan merusak kainnya,” jelasnya.


Erhu kemudian datang dan melapor kepada Su Tan’er bahwa jumlah kain awan senja yang masih bisa dijual, hanya ada sekitar 30 potong saja.

“Tiga puluh potong? Bagaimana bisa cukup?” gumam Su Tan’er, sedih.



Ning Yi mengecek gudang kain. Disana dia menemukan sebuah jejak kaki yang sangat mencurigakan. Lalu tiba- tiba dia terpikir akan sesuatu.



Su Zhongkan menggunakan kejadian ini untuk menjelek- jelekan Su Tan’er dihadapan Su Yu. Dan Menantu Yao berusaha untuk melindungi Su Tan’er.

“Aku sudah bilang bahwa keponakanku ini kurang berpengalaman. Sekarang adalah musim hujan, harus memeriksa dengan lebih teliti. Tidak pernah ada kesalahan seperti ini di toko keluarga anak kedua,” komentar Su Zhongkan, membuat seolah- olah Su Tan’er tidak teliti dan tidak bekerja dengan benar.



Manajer Toko Xi berlutut dan meminta maaf kepada Su Tan’er, karena dia telah lalai. Dan Su Tan’er merasa tidak enak melihat Manajer Toko Xi berlutut dihadapannya, jadi dia meminta Manajer Toko Xi untuk berdiri. Tapi Manajer Toko Xi tidak mau berdiri dan tetap berlutut.

“Kemarin, kita memeriksa toko kain bersama, kita baru meninggalkan toko kain setelah semua persiapannya selesai. Sekarang terjadi masalah, ini juga adalah tanggung jawabku,” kata Su Tan’er, menyadari kalau dirinya juga salah. “Kamu cepatlah berdiri,” pintanya. Dan Manajer Toko Xi pun berdiri.


Zu Shongkan terus menjelek- jelekan Su Tan’er. Dan dengan cemberut, Menantu Yao hanya bisa mengurut bahu Su Yu supaya dia tidak emosi.

“Tan’er berlagak pintar mempromosikan besar-besaran kualitas kain awan senja sebelum peresmian toko. Bahkan Gubenur Zhang dan Hakim Daerah Xu sudah menanyakanku apakah dapat memesannya lebih awal. Jika dari awal aku tahu masalahnya akan menjadi seperti ini, lebih baik dari awal menyerahkannya kepadaku untuk dijual,” kata Su Zhongkan, mengoceh.


Diluar toko. Para pelanggan mengeluh, karena toko masih belum dibuka juga, kepadahal mereka sudah menanti- nantikan dan sudah mengantri dari sebelum matahari terbit sampai sekarang. Sebab dipromosi katanya, kain awan senja tidak pernah ada dipasaran. Dan seorang provokator sengaja memanas- manasi keadaan, sehingga orang- orang semakin mengeluh dengan keras.


Manajer Toko Xi menyarankan Su Tan’er supaya mereka menunda peresmian toko, sebab tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi. Lalu disaat itu, Su Wenxing datang, dan para pekerja pun langsung bubar.




“Atap baru bocor, Kakak sudah datang melihat keramaian, cepat sekali kamu dapat informasi,” sindir Su Tan’er sambil berusaha untuk bersikap baik- baik saja.

“Aku peduli denganmu, Adik,” balas Su Wenxing, berpura- pura perhatian. “Cepat atau tidaknya aku mendapatkan informasi tidaklah penting. Yang penting adalah kakek sudah mengetahuinya. Kamu berencana bagaimana menjelaskannya?” tanyanya dengan senang.


Provokator berteriak dengan keras kepada penjaga gerbang. Dia meminta penjelasan, bila tidak, maka dia akan menghancurkan toko. Dan mendengar itu, para pelanggan langsung terpancing emosinya dan setuju dengan perkataan si provokator.


Su Tan’er merasa panik. Sedangkan Su Wenxing merasa senang. “Tan’er, jika kamu setuju untuk menjalankan toko bersama dengan keluarga anak kedua, Kakak berjanji akan membantumu mengurusnya dengan sangat baik. Kamu cukup tinggal di rumah. Untuk apa seorang wanita berbisnis?” katanya sambil menepuk- nepuk lengan Su Tan’er dengan pelan.

“Kakak Ipar tidak beristirahat dengan baik di rumah, untuk apa datang ke toko kain kami?” tanya Ning Yi, menyindir. Dia datang mendekati mereka berdua.


“Menantu matrilokal ini, jangan sembarangan menyela jika tidak ada urusan,” bentak Su Wenxing, tidak senang. “Ada apa? Masih ingin berkelahi?” tantang nya. “Hari itu aku terlalu ceroboh.”

“Kalau begitu, kali ini kami yang ceroboh,” balas Ning Yi, menyindir lagi.


Suara teriakan para pelanggan yang berada di luar toko semakin keras. Mendengar itu, Su Wenxing semakin menekan Su Tan’er yang bertambah panik dan stress. Sementara Ning Yi berbicara kepada beberapa pekerja dan memberikan arahan kepada mereka.


“Kakak pulang saja. Aku sekarang pergi mengumumkan penundaan peresmian toko,” kata Su Tan’er, membuat keputusan. Dan Su Wenxing merasa puas.

Namun sebelum Su Tan’er sempat keluar,  Ning Yi menghentikannya. “Tan’er, kamu sudah sibuk semalaman, istirahatlah, biarkan aku yang mengumumkan kabar ini,” katanya, perhatian.


Ning Yi naik ke lantai dua dan berteriak mengumumkan kepada para pelanggan bahwa sekarang Toko Kain Su resmi dibuka! Lalu kembang api pun dinyalakan.

Dengan senang dan bersemangat, para pelanggan langsung berlari masuk ke dalam toko.


Su Tan’er merasa terkejut dan tidak mengerti, jadi dia mempertanyakan Ning Yi, apa yang ingin Ning Yi lakukan. Dan Ning Yi tidak menjawab, malahan dia memerintahkan Manajer Toko Xi untuk membawa keluar semua kain awan senja yang kering. Tapi Manajer Toko Xi tidak mau menuruti perintah Ning Yi dan menasehati Ning Yi bahwa peresmian toko bukanlah lelucon.

“Kamu tidak perlu khawatir,” kata Ning Yi, menenangkan. “Tan’er, aku tanya kamu, jika hari ini toko tidak dapat diresmikan, bukankah akan mengabulkan keinginan keluarga anak kedua? Apakah kamu ingin melihat hal ini terjadi?” tanyanya dengan serius.

“Tentu saja tidak,” jawab Su Tan’er.



“Kalau begitu sudah benar, aku tidak memiliki kelebihan lain, aku hanya memiliki satu kelebihan, selalu menepati janjiku. Hal yang kujanjikan kepada Istriku, aku pasti akan menepatinya. Jika aku bilang bisa membantumu mendapatkan stempel pemimpin, maka, pasti akan bisa mendapatkannya. Jadi, tokonya harus diresmikan hari ini,” kata Ning Yi dengan sikap percaya diri.

Awalnya Su Tan’er masih ragu dengan perkataan Ning Yi. Tapi sikap percaya diri Ning Yi, membuat Su Tan’er mau mencoba dan mau bertaruh untuk mempercayai Ning Yi sekali ini saja.


Su Wenxing duduk dengan tenang dan menonton amarah serta keluhan para pelanggan sambil tersenyum. Kemudian dia memberikan kode kepada si Provokator.


“Aku sudah sering menemui trik seperti kalian ini. Membiarkan orang tunggu di luar sebentar, pindah ke dalam untuk tunggu sebentar lagi, takutnya sama sekali tidak ada kain awan senja. Bukankah ini sedang mempermainkan kami?” teriak si Provokator, mempertanyakan Su Tan’er. Dan mendengar itu, para pelanggan setuju.

Su Tan’er merasa panik dan menatap ke lantai dua, tapi Ning Yi tidak ada terlihat lagi disana. Sedangkan Su Wenxing yang menonton, dia merasa puas dengan aksi si Provokator bayarannya.



Disaat para pelanggan masih berteriak dan mengeluh, Ning Yi melemparkan beberapa kain awan senja kepada mereka. Melihat betapa indahnya kain awan senja, para pelanggan merasa terpesona dan kagum. Sedangkan Su Tan’er serta Su Wenxing merasa bingung, apa yang sebenarnya Ning Yi rencanakan dengan melakukan hal ini.

“Ini adalah produk baru toko kami, kain awan senja, sudah ada di tangan kalian,” kata Ning Yi, mengumumkan kepada para pelanggan. “Bos Su, masih tidak segera perkenalkan kainnya?” tanyanya, menyadarkan Su Tan’er.


“Kain awan senja ini dibuat oleh Toko Kain Su dari sutra dengan tekstur yang berbeda. Di bawah sinar matahari dapat memantulkan cahaya yang berbeda, bagaikan awan merah di langit, perubahannya tidak dapat diduga. Jika dibuat menjadi baju, tipis bagaikan sayap jangkrik, tidak berkeringat pada musim kemarau, mengeluarkan aroma yang wangi saat berjalan,” kata Su Tan’er, menjelaskan keunggulan kain awan senja kepada para pelanggan.


Para pelanggan merasa sangat tertarik, apalagi pelanggan wanita, dan lalu mereka menanyai berapa harga sepotong kain awan senja. Tapi sebelum Su Tan’er sempat menjawab, Ning Yi sudah menjawab duluan. Dia memberitahu bahwa harga kain awan senja adalah 3.000 koin. Mendengar itu, para pelanggan mengeluh, karena itu sangat mahal.


“Harga akhirnya tidak bergantung pada kami melainkan bergantung pada kalian semua,” kata Ning Yi, menenangkan para pelanggan. Namun Su Tan’er merasa tidak tenang dan mencoba menghentikan Ning Yi, tapi Ning Yi mengabaikannya.

“Kami ingin gratis,” teriak para pelanggan.

“Siapa yang bilang gratis? Siapa yang bilang gratis?” tanya Ning Yi sambil tersenyum. “Yang Anda katakan benar,” jelasnya. Dan Su Tan’er merasa terkejut. “Asalkan kalian berpartisipasi dalam acara kami, sangat memungkinkan dapat mengambil kain ini secara gratis,” jelasnya.

“Sungguh?” tanya para pelanggan, bersemangat.


“Para karyawan Toko Kain Su, dengar baik-baik, kalian semuanya cepat bekerja,” teriak Ning Yi, memerintah. Dan para karyawan pun langsung menyiapkan sesuatu yang sebelumnya Ning Yi sudah perintahkan kepada mereka. Dan melihat itu, Su Tan’er, Su Wenxing, serta semuanya merasa penasaran.


Ternyata sesuatu yang Ning Yi perintahkan kepada para karyawan untuk disiapkan adalah Rolet atau Papan Putar serta 2 gunting dan 1 gong kecil. Dipapan rolet ada tertulis 200 koin, 300 koin, dan selanjutnya.

Ning Yi kemudian menjelaskan aturan permainan. Semua orang yang ingin membeli kain awan senja dapat berpatisipasi dalam acara ini. Dan semuanya dapat mencari teman sendiri untuk membantu mereka berpatisipasi dalam acara ini. Mereka yang berpatisipasi harus berdiri diluar garis merah, mengambil gunting, dan melempar ke rolet yang diputar. Dibagian mana gunting mereka tertancap, itulah potongan harga yang mereka dapatkan. Misal gunting mereka mengenai bagian tulisan 100 koin, berarti mereka akan mendapatkan potongan harga 100 koin. Jadi dari harga 3.000 kurang 100, menjadi 2.900 koin saja yang harus mereka bayar. Selain itu, mereka bisa memilih hingga lima teman untuk membantu diri mereka mendapatkan potongan harga.


Para pelanggan mendengarkan dengan serius, tapi mereka masih agak kebingungan sedikit, jadi Ning Yi pun menunjuk satu dari mereka untuk mencoba secara langsung.


“Aku akan memutar rolet ini, dan memukul gong ini, lalu, Anda sudah boleh melemparnya,” kata Ning Yi, menjelaskan dengan jelas. Lalu dia memutar rolet dan memukul gong. “Baik, mari. Bersiap, mulai!” teriaknya. Dan si pelanggan pun melemparkan guntingnya dan mengenai harga 300 koin. “Potong 300 koin. Yang berarti Anda telah membantu teman Anda memotong harga sebesar 300 koin. Jika gadis ini ingin membeli kain awan senja kami hanya perlu membayar 2700 koin sudah bisa mendapatkannya,” kata Ning Yi, mengumumkan. Dan teman si pelanggan merasa sangat senang sekali.


“Bagaimana dengan aku?” tanya si pelanggan, bingung.

“Tadi Anda membantu teman memotong harga. Jika Anda ingin membelinya, juga boleh meminta teman Anda membantu Anda memotong harga,” jelas Ning Yi.

“Bolehkah aku mencari empat teman lagi untuk membantuku memotong harga?” tanya teman si pelanggan, memastikan dengan bersemangat.

“Benar sekali,” jawab Ning Yi. “Bukankah bisa menghemat banyak uang?” tanyanya, menggoda para pelanggan. “Kami akan mencatat harga akhir ini, Anda cukup serahkan uang ini kepada Bos Su. Bos Su akan memberikan papan nomor kepada Anda, tunggu sampai tanggal pengambilan barang, Anda sudah dapat mengambil kain awan senja,” jelasnya.


“Kalau begitu, hari ini tidak dapat mengambilnya?” tanya para pelanggan, kecewa.

“Hei, hei, Semuanya, apa yang Anda pikirkan? Kain kami sebagus ini, kami juga telah memberikan diskon sebesar ini, apakah kalian tidak dapat menunggu beberapa hari?” tanya Ning Yi, menenangkan semuanya dengan sikap menyenangkan.


Mendengar itu, para pelanggan setuju. Lalu dengan bersemangat, mereka menanyai, apa nama permainan ini. Dan Ning Yi menamainya secara sembarangan. Pindaodao.

Mendengar nama itu, Su Tan’er tersenyum geli, juga dia mengkagumi trik yang Ning Yi buat sekarang ini.


Sementara Su Wenxing, dia merasa kalau trik tipuan yang Ning Yi lakukan ini tidak akan berhasil, karena tidak semua orang tamak akan harta. Tapi ternyata dia salah besar sekali. Karena setelah Ning Yi mengumumkan itu, para pelanggan langsung pergi untuk mencari teman- teman mereka untuk membantu mereka mendapatkan potongan harga. Bahkan tukang kipas yang mengipasi Su Wenxing juga langsung pergi untuk mencari teman- temannya.

“Dasar bedebah,” umpat Su Wenxing, kesal.



Permainan Pindaodao menjadi viral. Banyak pelanggan yang datang ke Toko Su untuk ikut berpatisipasi dalam permainan, baik orang muda, tua, bahkan sampai anak kecil.



Pelanggan yang sudah mengumpulkan lima teman mereka akan berkumpul di dalam Toko Su dan bergiliran dalam melemparkan gunting. Kemudian hasilnya akan dicatat. Dan si pelanggan harus membayar kainnya. Lalu Su Tan’er akan memberikan kertas antrian kepada si pelanggan. Dan si pelanggan hanya harus menunggu sampai tanggal pengambilan barang untuk bisa mendapatkan kain awan senja yang mereka inginkan.

“Pindaodao! Pindaodao! Pindaodao! Pindaodao!” teriak semua orang dengan bersemangat, berlari menuju ke Toko Su.


“Gong…!!!”suara gong di pukul. Dan acara Pindaodao pun selesai.

“Aku yakin kalian semua sudah mendapatkan papan nomor. Pada hari pengambilan barang silakan datang ke Toko Kain Su untuk mengambil kain awan senja yang sudah kalian idamkan sejak lama. Aku umumkan acara Pindaodao kali ini dan peresmian Toko Kain Su berakhir dengan sukses!” kata Ning Yi, mengumumkan. Dan para pelanggan berseru dengan gembira.


Melihat kesuksesan hari ini, Su Tan’er merasa sangat senang sekali dan terus tersenyum.

Post a Comment

Previous Post Next Post