Sinopsis C- Drama : My Heroic Husband Episode 2 part 2

 


Original Network : Tencent Video, iQiyi

Berdiri di sana! teriak Ning Yi, menghentikan Wu Qihao yang ingin pergi. Wu Qihao, hari ini adalah hari pernikahan aku yang bermarga Ning ini. Kamu datang ke sini tanpa mengucapkan perkataan apa pun yang memberkati, malah membuat keributan dan merusak barang-barang, apakah ibumu tidak mengajari etika menjadi manusia kepadamu ketika di rumah? tanyanya dengan keras. Hari ini di sini, ayahmu harus mengajari etika menjadi manusia kepadamu? Minta maaf, perintahnya.

Benar. Minta maaf. Minta maaf. Minta maaf, seru setiap orang, setuju.

Melihat itu, Menantu Yao merasa kalau Ning Yi ternyata cukup menarik juga.


Akhirnya Wu Qihao mengakui bahwa si Anak bukanlah putra kandung Ning Yi, dan dia juga bukanlah putra Ning Yi. Lalu setelah itu, dia meminta maaf kepada Su Yu dan juga kepada semua orang. Kemudian dia pergi. Begitu juga dengan si Ibu dan si Anak barusan, mereka berdua juga pergi.



Setelah Wu Qihao pergi, beberapa orang langsung mengerubungi Ning Yi, mereka ingin tahu bagaimana dua darah bisa membaur menjadi satu, kepadahal tidak ada hubungan darah sama sekali.


Dan Ning Yi pun menjelaskan bahwa sebelum tes dilakukan, Wu Qihao ada memukul meja dengan keras, kepadahal sebenarnya Wu Qihao melakukan itu untuk menaruh bubuk tawas ke dalam air. Tawas bisa meningkatkan kecepatan pembauran darah.


Kemudian untuk air kedua yang dipakai untuk menguji, Ning Yi menggunakan air hangat. Karena kecepatan pembauran darah juga akan meningkat di dalam air hangat.


Diingatkan, menguji hubungan darah dengan tetesan darah sama sekali tidak ada dasar ilmiah, kata Ning Yi, mengedukasi setiap orang. Dan setiap orang langsung merasa kagum kepada Ning Yi, karena Ning Yi sangat berpengetahuan. Bukan apa-apa juga. Semua ini diajarkan oleh sinetron, kata Ning Yi, merendah.

Sinetron? gumam setiap orang, bingung.

Sinetron Tuan Sinetron adalah guru dorongan awal aku, jelas Ning Yi dengan jawaban omong kosong. Dan setiap orang mempercayai omong kosongnya.



Kemudian acara pernikahan pun dilanjutkan. Kali ini Su Taner tersenyum dengan lebih tulus dari hatinya, saat dia menatap Ning Yi. Dan Ning Yi juga tersenyum senang, saat dia menatap Su Taner.


Setelah acara pernikahan selesai, sebagai pengantin pria, Ning Yi harus menemani para tamu- tamu untuk minum. Untungnya, Ning Yi sangat pandai sekali bersosialisasi dan kuat dalam minum- minum, sehingga semua orang merasa senang padanya.

Bocah ini lumayan bisa meladeni juga, komentar Su Zhongkan dengan ketus, tidak menyangka.



Setelah acara minum- minum selesai, para pria mengantarkan Ning Yi sampai ke depan kamar, lalu mereka mengajak Ning Yi untuk bermain- main sebentar dengan mereka.

Kalian semua adalah anak kecil, mau bermain apa di dalam kamar pengantin? Sudahlah, kalian semua jangan ribut lagi, usir Ning Yi sambil tertawa.

Ternyata Tuan Menantu tidak sabar untuk malam pertama ya, goda setiap orang. Dan Ning Yi tertawa dengan malu.



Setelah semua orang pergi, Ning Yi masuk ke dalam kamar. Ternyata Su Taner masih belum tidur dan malah sedang sibuk mengejarkan pekerjaannya, karena besok adalah hari peresmian toko kain.

Urusan upacara pernikahan hari ini, kamu melakukannya dengan baik, puji Su Taner dengan tulus dan rasa berterima kasih.

Itu adalah hal-hal yang harus aku lakukan. Kamu sibuk saja Aku kembali ke kamar tamu dulu, balas Ning Yi. Lalu dia berniat pergi untuk tidur.


Tunggu sebentar, panggil Su Taner. Kedepannya jangan tidur di kamar tamu lagi, katanya. Dan Ning Yi tersenyum penuh harapan. Tidur di kamar samping yang di sebelah sana saja, jelasnya. Dan senyum Ning Yi langsung menghilang, agak kecewa.


Seorang pria memperhatikan, ketika Ning Yi keluar dari ruangan Su Taner.


Ning Yi memperhatikan kamar barunya, dan semuanya tampak biasa saja. Tapi kamar itu cukup bersih dan rapi. Baiklah. Tidur di mana pun sama saja, gumamnya, tidak masalah.


Si Pria barusan menemui Su Boyong dan melaporkan bahwa Ning Yi tidur sendirian dikamar samping, tidak bersama dengan Su Taner.


Barang-barang di atas meja untuk dia saja, kata Su Boyong. Dan si Pria pun mengambil kantong kecil yang ada diatas meja dan membukanya.

Bukannya ini…” kata si Pria, terkejut, saat melihat isi kantong tersebut.


Si Pria kemudian datang ke kamar Ning Yi. Tuan menyayangi Tuan Menantu, minta aku membawa dupa pengusir nyamuk untuk Anda, katanya, menjelaskan maksud kedatangannya malam-  malam. Lalu dia memberikan dupa bulat yang dibawanya kepada Ning Yi dan pergi.

Tuan? Ayah mertua aku itu? gumam Ning Yi, menebak. Tidak menyayangi anak putrinya, malah menyayangi menantunya. Benar-benar orang tua yang aneh, gumamnya, agak heran.

Kemudian Ning Yi menggantungkan dupa bulat tersebut didekat tempat tidur.


Tugas menantu adalah memberikan hormat kepada orang tua dan melayani mereka setiap hari. Jadi pagi- pagi, Ning Yi sudah bangun untuk memberikan teh kepada Su Yu. Dan Su Yu menerima tehnya.

Karena kamu telah menikah ke dalam Keluarga Su kami, maka kamu perlu mematuhi beberapa peraturan. Setiap hari memberikan teh dan melayani. Aku tidak berharap kamu bisa memberikan hasil apa. Yang penting kamu berlaku baik dan sesuai aturan maka itu sudah cukup, kata Su Yu, menasehati.

Baik, kata Ning Yi dengan patuh.

Besok Toko Kain Marga Su akan resmi dibuka. Jadi mereka memasang papan pengumuman supaya setiap orang tahu.


Semua persiapan untuk pembukaan toko besok sudah bagus dan baik. Melihat hasilnya, Su Taner sangat puas dan penuh harap untuk pembukaan besok. Lalu dia mengajak Xiao Chan untuk menemaninya ke kuil dan berdoa.


Ning Yi datang mengantarkan teh kepada kedua orang tua Su Taner, memenuhi kewajibannya. Dan dia ditemani oleh Penjaga Geng.

Ketika Ning Yi datang, Su Boyong hanya diam saja dengan wajah cemberut dan mengabaikannya. Melihat itu, Menantu Yao mengerti dan tidak memaksa Su Boyong.

Tidak menemuinya pada acara pernikahan, sekarang ingin memberikan teh, biarkan dia tunggu saja. Bagaimanapun anak ini sudah menjadi suami Taner. Kedepannya orang yang bekerja keras dan bersusah payah di luar dan dalam hanya anak putrimu saja, kata Menantu Yao, mengingatkan Su Boyong. Namun Su Boyong tetap diam saja.


Diluar pintu. Ning Yi merasa sangat bingung, karena Su Boyong dan Menantu Yao sama sekali tidak ada bersuara dan tidak ada memberikan izin padanya untu masuk ke dalam ruangan.

Dia tidak ingin menemui aku? tanya Ning Yi, memastikan.

Yang penting Tuan Menantu sudah datang. Tuan Pertama sepertinya tidak akan menemui kamu, jelas Penjaga Geng sambil mengambil teh yang Ning Yi pegang.

Apakah dia benci padaku? tanya Ning Yi.

Bukan, jawab Penjaga Geng. Seharusnya kamu tidak layak, katanya dengan jujur. Lalu dia pergi duluan.


Su Taner pergi ke kuil dan berdoa, memohon agar pembukaan toko besok dapat berjalan lancar. Dan Xiao Chan menemaninya.


Setelah berdoa, Su Taner mengambil ramalan, dan melihat hasilnya, dia agak mengkerutkan wajahnya. Karena hasil ramalannya agak buruk. Jangan-jangan hari peresmian toko kain besok akan ada sesuatu yang tidak lancar? gumamnya, bertanya, merasa gelisah.

Tuan Putri jangan sembarangan berpikir, kata Xiao Chan, menenangkan.

Kamu menemani aku ke toko kain lagi, ajak Su Taner, ingin memastikan sekali lagi kalau tokonya baik- baik saja.


Penjaga Geng memberitahukan beberapa hal kepada Ning Yi untuk diingat. Keluarga Anak kedua paling tidak senang pada mereka, jadi takutnya nanti Keluarga Anak kedua akan sengaja mempersulit mereka, pada saat itu, Ning Yi harus bersabar sedikit, jangan membuat onar. Lalu mereka sampai dirumah Keluarga Anak kedua.

Sesampainya disana, Ning Yi dan Penjaga Geng kebetulan melihat Su Wenxing sedang memarahi seorang Akuntan.


Su Wenxing melempar beberapa buku- buku dengan penuh amarah, dan buku tersebut kebetulan jatuh didekat Ning Yi, jadi dia memungut dan melihatnya. Lalu Su Wenxing memukuli si Akuntan menggunakan buku lain. Kemudian dia menaruh beberapa buku ke dalam mulut si Akuntan.

Berikan waktu satu malam kepadamu untuk memeriksa transaksi. Total ada dua puluh dua buku catatan transaksi, kamu hanya membaca empat hingga lima buku, masih berani tertidur di sini? Menurutmu, apakah kamu ini tidak berguna? Tidak berguna. Tidak berguna. Tidak berguna, kata Su Wenxing, memarahi si Akuntan dengan sikap yang sangat kasar. Ayo. Makan semua yang tersisa ini. Makan, makan, katanya, menyiksa si Akuntan.


Melihat itu, Penjaga Geng merasa kalau Su Wenxing sudah keterlaluan dan ingin menghentikannya. Tapi Ning Yi langsung maju duluan untuk menghentikan Su Wenxing. Disaat itulah, Su Wenxing baru menyadari kedatangan Penjaga Geng dan Ning Yi.

Buku transaksi ini seluruhnya ada dua puluh dua buku. Setiap buku ada 192 halaman, setiap halaman ada empat puluh transaksi, jumlahkan seluruhnya adalah 168,960 transaksi. Kamu minta dia selesai menghitungnya dalam satu malam, kritik Ning Yi. Anggap saja satu malam delapan jam, maka itu adalah 480 menit. Meskipun dia tidak makan, tidak minum, tidak pergi ke toilet dan tidak makan, dia minimal juga harus menghitung 352 transaksi dalam satu menit. Coba kamu tunjukkan kemampuan berhitung seperti ini kepadaku, tantangnya.


Mendengar itu, Su Wenxing merasa tidak senang. Sementara si Akuntan merasa tersentuh, tapi dia juga khawatir kepada Ning Yi, jadi dia menggelengkan kepalanya sedikit sebagai tanda supaya Penjaga Geng serta Ning Yi tidak perlu memperdulikannya dan tidak perlu ikut campur.

Datang memberikan teh. Kebetulan. Ayahku tidak ada di sini. Berikan padaku saja, kata Su Wenxing dengan sikap nyebelin.

Tuan Menantu…” panggil Penjaga Geng, khawatir.

Berikan teh, kata Ning Yi, tidak takut sama sekali.


Dengan hormat, Ning Yi membuatkan secangkir teh dan memberikannya kepada Su Wenxing. Dan Su Wenxing menerimanya serta meminumnya, tapi kemudian dia memuntahkannya.

Dingin seperti ini, mana bisa diminum? kata Su Wenxing, sengaja ingin mempersulit Ning Yi. Ulang memberikannya.

Baik, kata Ning Yi dengan patuh.

Selagi Ning Yi sibuk melayani Su Wenxing, Penjaga Geng menunggunya diluar ruangan dengan perasaan gelisah.


Ning Yi selesai menyeduh teh yang baru dan dia memberikannya kepada Su Wenxing. silakan minum teh, katanya dengan sikap hormat.

Kamu ingin membunuh aku dengan teh panas? keluh Su Wenxing, saat baru memegang cangkir teh sedikit. Menurutmu, bagaimana kaki dan tangan kamu yang kasar seperti ini bisa melayani Taner dengan baik pada masa depan? katanya, mengomeli Ning Yi. Ulang memberikannya.


Diluar ruangan. Penjaga Geng dan si Akuntan semakin bertambah khawatir kepada Ning Yi dan juga merasa kasihan padanya.

Ning Yi selesai menyeduh teh baru untuk ketiga kalinya. Kakak, teh ini tidak dingin dan tidak panas, sangat pas, jelasnya dengan masih bersikap hormat.

Kamu menuangkan yang begitu penuh, ini akan tumpah ketika aku mengangkatnya, tolak Su Wenxing, sengaja mempersulit Ning Yi.

Dengan kesal, Ning Yi menatap teh yang dipegangnya. Dan Su Wenxing tersenyum penuh rasa menang. Lalu saat Su Wenxing lengah, Ning Yi menyiramkan teh yang dipegangnya ke wajah Su Wenxing. Lalu dia langsung pergi begitu saja.


Su Wenxing sama sekali tidak menyangka kalau Ning Yi akan menyiram wajahnya, jadi dia tertegun untuk sesaat. Lalu ketika tersadar, dia langsung mengambil kursi dan berlari mengejar Ning Yi, kemudian dia melemparkan kursi yang dipegangnya. Menyadari hal tersebut, Ning Yi menundukkan kepalanya, sehingga kursi tersebut gagal mengenainya. Dan Penjaga Geng serta si Akuntan sama- sama merasa terkejut.


Tanpa mengatakan apapun, Ning Yi berbalik menatap Su Wenxing, lalu dia melepaskan pakaian luarnya. Dan melihat itu, Su Wenxing juga melepaskan pakaian luarnya, dia siap untuk bertarung.

Buat apa kamu sembarang melompat? tanya Su Wenxing, heran, saat melihat postur aneh Ning Yi. Lalu dia menyerang Ning Yi.


Ning Yi bukannya berpostur aneh atau melompat- lompat sembarangan, melainkan itu adalah kuda- kuda dalam beladiri tinju. Ning Yi bertarung dengan sangat ahli, sehingga Su Wenxing sama sekali tidak dapat menyentuhnya ataupun melawan balik saat dipukuli. Kemudian ketika Ning Yi ingin memukul wajah Su Wenxing, dia dikejutkan oleh tangannya sendiri.


Kenapa tinju ini lebih pendek 5 Cm? gumam Ning Yi, heran. Lalu dia tersadar kalau tangannya yang sekarang lebih pendek daripada tangannya dulu.


Kemudian beberapa Penjaga datang dan meminta Ning Yi untuk berhenti memukuli Su Wenxing. Dan melihat mereka, dengan sengaja, Penjaga Geng mengulurkan kakinya sedikit, sehingga satu persatu Penjaga tersandung dan terjatuh.


Disaat itu, Ning Yi menarik Su Wenxing yang terduduk ditanah untuk berdiri dan dia mencengkram lehernya dengan kuat. Melihat itu, Penjaga Geng langsung meminta mereka berdua agar jangan berkelahi lagi dan dia memisahkan mereka berdua untuk saling menjauh dengan dibantu oleh beberapa Penjaga barusan.

Aku akan menghajar kamu hingga mencari gigi di lantai, teriak Su Wenxing, sangat marah. Dan Penjaga Geng serta beberapa Penjaga berusaha menahannya agar jangan berkelahi lagi.

Tadi siapa yang meminta ampun sambil berlutut? ejek Ning Yi, mengingatkan.

Tadi kamu menyerang aku secara diam-diam. Kalau tidak, kamu sudah mencari gigi di lantai, bentak Su Wenxing.

Menghajar kamu secara terbuka dan adil, balas Ning Yi dengan sikap acuh.


Tepat disaat itu, Su Zhongkan pulang bersama seorang tamu, Tuan Zhang. Su Zhongkan memuji- muji Su Wenxing dihadapan Tuan Zhang. Dia mengatakan kalau sejak kecil Su Wenxing sudah berpendidikan dan bersifat kalem, jadi Su Wenxing bisa menjadi pasangan yang sangat cocok untuk putri Tuan Zhang. Melihat kedatangannya, Penjaga Geng berhenti menahan Su Wenxing. Lalu Su Wenxing maju dan mencekik leher Ning Yi. Dan Ning Yi diam tanpa melawan sama sekali.

Aku habisi kamu! kata Su Wenxing dengan histeris.


Kepadahal Su Zhongkan baru memuji- muji Su Wenxing dihadapan Tuan Zhang, tapi sikap buruk Su Wenxing seperti menampar wajahnya dan itu membuatnya merasa sangat marah serta malu.

Su Wenxing, hentikan! perintah Su Zhongkan.

Penjaga Geng mengobati tangan Ning Yi sambil memuji atas keberaniannya. Dan Ning Yi balas memuji Penjaga Geng atas kepintarannya.

Pendekar Geng, apakah pemberian teh dari kita sudah cukup? Aku sudah boleh kembali untuk lanjut tidur? tanya Ning Yi, ingin tahu.

Masih belum. Tante dari Keluarga Su, bibi dan paman dari Tuan Putri, semuanya sudah bergegas kembali dari luar daerah. Tuan Putri sudah berpesan bahwa harus memberikan teh dan hormat satu per satu, jawab Penjaga Geng, menjelaskan.


Ning Yi kemudian melihat- lihat buku- buku dimeja Penjaga Geng, dan ternyata disana terdapat banyak novel percintaan. Dengan malu, Penjaga Geng langsung menghentikan Ning Yi untuk jangan menyentuh novel- novelnya. Dan melihat reaksi lucu Penjaga Geng, Ning Yi tertawa dan semakin ingin menjahilinya.


Su Taner memeriksa satu persatu kain yang ada digudang, dan semuanya baik- baik saja. Xiao Chan juga bantu memeriksa, gudang, atap, saluran air dihalaman, dan semua fasilitas, semuanya baik- baik saja. Mengetahui itu, Su Taner merasa lebih tenang.

Ayo kita pergi, ajak Su Taner. Dan Xiao Chang mengikutinya.


Saat malam, petir bergemuruh keras dan bersinar terang. Ning Yi yang masih sibuk membaca novel percintaan sama sekali tidak merasa terganggu.

Sementara Su Taner, dia sedang sibuk membaca buku keuangan dan menghitung. Dia tampak sudah capek dan kelelahan. Tapi dia tetap terus bekerja.


Lalu tiba- tiba datang sebuah berita mengejutkan, yaitu terjadi sesuatu pada gudang. Mendapatkan kabar tersebut, Su Taner langsung buru- buru pergi ke toko. Dan Ning Yi memperhatikan itu dengan bingung.


Atap digudang bocor, sehingga kain- kain menjadi basah. Masalahnya adalah benang kain awan senja sangat istimewa dan tidak boleh terkena air. Melihat itu, Su Taner sangat terguncang dan stress.

Bos! Bos! Tidak tahu kenapa atap ini mendadak bocor, lapor Manajer Toko Xi, panik.


Su Taner diam. Tanpa mengatakan apapun dia langsung mengambil beberapa kain yang masih bisa diselamatkan ke tempat yang teduh. Dan para pekerja pun ikut bergerak untuk menyelamatkan kain yang masih bisa diselamatkan.


Dari jauh, Ning Yi memperhatikan hal tersebut. Dia merasa bersimpati, saat melihat ekspresi wajah Su Taner yang seperti ingin menangis. Lalu dia melihat ke atas atap dan berpikir.


Post a Comment

Previous Post Next Post