Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 4


Ni Xiao Wan adalah ketua kelas mereka yang baru kembali usai mengikuti lomba menulis di Beijing. Walau baru kembali, Xiao Wan sudah mengenali Tong Xi. Karena dari sebelum sekolah dimulai, dia sudah mendengar ada “Angsa Putih” yang pindah ke sekolah mereka. Sayang sekali, mereka baru bertemu sekarang. Sikapnya sangat duper super ramah. 



Tapi, sikap ramah itu hanya formalitas. Begitu melihat Nan Yi, Xiao Wan langsung berlari menghampirinya dan menyapanya dengan sangat hangat. Ah, tapi sapaan hangat itu hanya untuk Nan Yi ya, bukan untuk Yi Ming yang ada di samping Nan Yi. Malah, dia memberi kode agar Yi Ming menyingkir.


Xiao Wan terlihat jelas menyukai Nan Yi. Buktinya, walau baru kembali, dia tahu kaki Nan Yi terluka beberapa waktu yang lalu. Udah gitu, dia memberikan hadiah yang mahal pada Nan Yi. Nan Yi nggak mau menerimanya apalagi saat Xiao Wan bilang kalau itu dia dapat dari menang kompetisi. Tidak lupa, dia pamer kalau dia juara pertama.


-SUMMER AGAIN-


Hm, kedekatan mereka tentu membuat Tong Xi jadi penasaran. Dari Tao Zhu, dia tahu kalau Nan Yi dan Xiao Wan adalah teman sejak SMP dan selalu berada di kelas yang sama. Xiao Wan ini menyukai Nan Yi dan paling benci jika ada orang yang berada di dekat Nan Yi, walaupun orang itu adalah Yi Ming. Makanya, dia tadi menasehati Tong Xi untuk tidak terlalu dekat dengan Nan Yi. 


Mulai terjadi konflik di hati Tong Xi. Dia merasa, hubungannya jauh lebih dekat dengan Nan Yi karena mereka itu teman semasa kecil. Dia bahkan sudah memberikan hadiah pernikahan (yang kasih hadiah daun mint itu). Hm, tapi sisi lain dirinya, mengingatkan kalau hubungan itu sudah sangat lama. Bahkan, surat cinta yang selama ini Tong Xi kirim, nggak pernah di balas kan? 


Saking fokus sama pikirannya, Tong Xi sampai nggak dengar saat Tao Zhu mengajaknya bicara. Dari ekspresi wajahnya, kelihatan kalau Tong Xi cemburu melihat kedekatan mereka.


Dan seperti yang dikatakan oleh Tao Zhu, Xiao Wan ini beneran berbahaya. Dia nggak ada niat sama sekali membantu Tong Xi yang kebagian tugas piket membersihkan papan tulis. Tapi, begitu melihat Nan Yi membawa ember air untuk membantu Tong Xi, dia langsung mau menawarkan diri membantu. Dan sayangnya, Nan Yi menolak bantuannya. Langsung deh, ekspresinya berubah. Dia melotot sama Tong Xi.


Sementara itu, Tao Zhu dan Yi Ming hari ini sangat akur. Mereka itu akur kalau ada gosip terbaru. Ternyata, keduanya ini sama-sama menyadari sikap aneh Tong Xi dan Nan Yi. Tao Zhu memberitahu Yi Ming kalau waktu itu, Tong Xi membelikan minuman cola untuk Nan Yi dan diam-diam meletakkan seragam sekolah di laci Nan Yi. Wah, Yi Ming nggak mau kalah. Dia memberitahu apa hasil pengamatannya. Dia itu merasa kalau Nan Yi bersikap berbeda pada Tong Xi. Contohnya, waktu Nan Yi menang evaluasi majalah dinding,  cara Nan Yi menatap Tong Xi sangat berbeda. 


Masalah terbesarnya sekarang adalah Ni Xiao Wan. Eh, tidak disangka, keduanya ternyata lebih mendukung Tong Xi bersama Nan Yi! Mereka adalah team Tong Xi!! (Kalau kalian team siapa?)

--


Tong Xi masih saja kepikiran mengenai Xiao Wan dan Nan Yi. Dia beneran kesal karena Nan Yi ternyata punya sahabat lain selama ini. Dia jadi merasa, kalau selama ini hanya dia yang merasa canggung, tapi Nan Yi tidak merasakan apapun.


Dan seperti biasa, kalau sedang down seperti ini, dia akan mengirim pesan sama Qing He. Dia membahas mengenai kisah komik Early Summer. Di dalam ceritanya, tokoh Mary dan Max mempunyai sebuah tribut yaitu daun mint yang berarti :  menantikan pertemuan kembali. Sebenarnya, dia juga mempunyai kisah berhubungan dengan daun mint. Dia memiliki sahabat… tapi semua surat yang dikirimkannya tidak pernah dibalas. 

Setelah menulis pesan sepanjang itu, Tong Xi memutuskan tidak jadi mengirimnya ke Qing He. 



Dulu, saat Tong Xi harus pindah ke Dacheng, dia menanti Nan Yi di depan rumahnya. Berharap Nan Yi akan datang untuk melihatnya. Tapi, sampai akhir, Nan Yi nggak datang. Dengan rasa kecewa, Tong Xi membuang kalung mint miliknya. 


Rasa kecewa itu semakin besar ketika semua surat yang dikirimnya, tidak pernah mendapat balasan sama sekali. 


Dan kini, daripada dia terus memikirkan kenangan masa kecil mereka, lebih baik dia mengubur saja barang-barang yang berkaitan dengan masa kecilnya bersama Nan Yi!


Tidak terasa, waktu terus berputar dan 2 minggu lagi mereka akan mengadakan hari kompetisi olahraga.  Sebagai ketua kelas, Xiao Wan memimpin rapat untuk mendiskusikan bentuk formasi kelas mereka untuk hari pembukaan nanti. Dia mengizinkan semua orang untuk memikirkan ide dan mengajukannya. 

Hm, tapi semuanya malah memilih bungkam. Hanya Yi Ming yang berani bersuara dengan keras untuk menyindir Xiao Wan yang pasti akan tetap memakai formasi yang sama walaupun mereka memberikan ide. Dia sudah bosan dengan formasi yang dibuat Xiao Wan, soalnya formasi itu sudah dipakai dari SMP. 


Xiao Wan tentu tersinggung karena Yi Ming mengatakan komentar itu pada Nan Yi. Dia menyuruh Yi Ming untuk diam saja kalau nggak punya ide bagus. Eit, sayangnya, Yi Ming punya ide bagus. Di kelas mereka kan ada Tong Xi yang bisa menari ballet, jadi kalau Tong Xi menari ballet di pembukaan hari olahraga nanti, seisi sekolah akan kagum sama kelas mereka.


Woah, ide yang menarik. Hampir seisi kelas berseru setuju.  Tong Xi yang kaget karena namanya di sebut-sebut. Udah gitu, Xiao Wan kelihatan nggak setuju dan menolak ide  Yi Ming dengan alasan kalau hari olahraga adalah acara kelompok. Dan untuk menunjukkan kekompakan kelas, mereka harus menunjukkan sesuatu yang bisa dilakukan secara berkelompok. Kalau menunjukkan balet, hanya Tong Xi yang akan tampil. 

Pendapat Xiao Wan langsung didukung sama Ke Er. Udah jelas, karena Ke Er adalah teman sebangkunya. Xiao Wan tentu senang. Tapi, itu belum cukup. Dia ingin Nan Yi juga mendukungnya. Sayangnya, Nan Yi menyarankan agar mereka melakukan voting saja, untuk menentukan apakah Tong Xi menari ballet atau mereka memakai formasi Xiao Wan. 


Tong Xi sebenarnya nggak mau ikut campur tapi karena Xiao Wan meminta pendapatnya, dia menyuruh pakai voting saja biar adil. Mungkin, Tong Xi mengira kalau Xiao Wan yang akan menang. 


Mana dia sangka kalau dia yang akhirnya menang. Menang mutlak! Dari semua murid yang ada di kelas, Xiao Wan hanya mendapat 6 suara. Makin besarlah kebencian Xiao Wan sama Tong Xi. 


Belum lagi, saat jam istirahat, Ke Er memanas-manasi Xiao Wan dengan menjelek-jelekan Tong Xi. Ke Er menyebut Tong Xi itu begitu suka menonjol dari sejak evaluasi majalah dinding. Xiao Wan jelas setuju, tapi dia menyembunyikan kesetujuannya dengan bilang wajar kalau Tong Xi suka pamer karena berasal dari Dacheng. Tapi, Ke Er masih belum juga berhenti menggosipi Tong Xi. Dia merasa sejak Tong Xi muncul, teman sekelas mereka jadi berubah. Soalnya, dulu, semua mendukung Xiao Wan, tapi tadi, Xiao Wan malah hanya mendapat 6 suara.


“Sudah! Cukup!” ujar Xiao Wan dengan suara keras, saat Ke Er menyebutkan jumlah suara yang  didapatkannya. “Dia mau menjadi pusat perhatian, maka biarkan saja. Aku bersedia mengakui kesalahan. Semoga dia bisa mengatasinya.”


Ke Er cukup pintar. Dia mencoba menenangkan Xiao Wan dengan membahas siapa saja nama yang memilih Xiao Wan tadi. Tadi kan Xiao Wan dapat 6 suara, itu pasti dari dia, Zhu Ruirui, Su Yu, Chen Beixi dan Zhou Kuan. Hm, satu suara lagi itu pasti dari Li Nan Yi. 


“Tapi, tulisan itu…,” gumam Xiao Wan. Tidak ada tulisan Nan Yi diantara kertas-kertas orang yang memilihnya.

“Apa katamu?”

“Tidak apa-apa,” ujar Xiao Wan. Tidak mau memberitahu dugaannya.


Tanpa keduanya sadari, sedari tadi, Tong Xi mendengar semua obrolan mereka. Ekspresi wajahnya kelihatan sedih, soalnya merasa sangat tertohok dengan kata ‘mau menjadi pusat perhatian.’


Tapi, ada hal lain yang lebih mengganggu Tong Xi, mengenai hasil voting. Kenapa semua orang lebih dominan memilihnya? Udah gitu, Tao Zhu kelihatan sangat senang karena dia berhasil mengalahkan Xiao Wan. Apa Tao Zhu begitu membenci Xiao Wam? Tao Zhu menjawab kalau dia bukannya membenci Xiao Wan, hanya saja dia merasa Xiao Wan tidak jujur. Walau begitu, dia mengakui kalau Xiao Wan sangat hebat karena selalu juara 1 dari SMP sampai SMA dan juga sangat disukai para guru. Sebelum Tong Xi masuk ke sekolah mereka, Xiao Wan yang paling mencolok di seluruh sekolah. 


Tapi, dibalik kehebatan Xiao Wan, alasan kenapa seluruh kelas tidak menyukai formasi adalah Xiao Wan yang terlalu mau mendominasi. Kalau mereka menggunakan formasi yang diinginkan Xiao Wan, itu artinya membiarkan Xiao Wan memegang papan dan bersinar sementara yang lain hanya menjadi alat pajangan di belakang. Jika begitu, lebih baik membiarkan Tong Xi yang tampil sendiri.

Semua pendapat Tao Zhu membuat Tong Xi menjadi merenung. Soalnya, dia juga nggak jujur mengenai kepribadian dirinya yang asli. Dan juga, sat dia berada di Dacheng, dia juga hanyalah panjangan untuk siswa/i terkenal. 


Karna terlalu memikirkannya, Tong Xi jadi bermimpi aneh. Dia memimpikan Nan Yi dan Xiao Wan sedang menari waltz di pinggir pantai. Mimpi yang sangat aneh, tapi juga memberikannya inspirasi! 


Daripada hanya tampil sendiri, Tong Xi lebih berharap bisa membuat siswa/i lain juga bisa bersinar. Dan cara yang terpikirkan olehnya adalah menari waltiz. Dia akan membuat 6 grup yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Totalnya, dia membutuhkan 12 orang. Walaupun mereka tidak bisa menari waltz, tidak perlu khawatir karena dia akan mengajari mereka satu persatu. 

Sayangnya, rencana dengan tujuan baik itu malah mendapat penolakan dari Ke Er. Dia menyebut Tong Xi hanya membuat mereka susah saja! 


“Aku daftar!” ujar Nan Yi lantang sambil mengangkat tangan, tepat setelah Ke Er membuat komentar sinis tersebut.

Langsung saja, Yi Ming mau ikutan. Dan akhirnya, seisi kelas yang awalnya ragu-ragu, mulai mengangkat tangan, untuk mendaftar. Respon yag sangat positif. Tong Xi senang dengan hasil tersebut. Dia berterimakasih atas antusias semuanya. Tapi, tidak semua orang akan terpilih. Dia akan mendata nama semuanya, kemudian memilih 12 orang.


Xiao Wan yang paling kelihatan nggak suka. Dia menutup telinganya rapat-rapat dengan tangan dan berusaha fokus untuk menghafal pelajarannya saja.


Ketika jam istirahat, Yi Ming mengajak Nan Yi bicara berdua di tempat sepi. Dia menanyakan alasan kenapa Nan Yi langsung mengangkat tangan saat Tong Xi baru bilang mau melakukan tarian waltz. Walaupun Nan Yi membuat alasan suka tarian Waltz, Yi Ming nggak percaya. Nan Yi pasti tertarik sama Tong Xi. Tapi, ada yang aneh, kenapa waktu pertama kali Nan Yi mengajukan diri, Tong Xi nggak langsung menerima dan bilang mau melakukan seleksi dulu. 



Tong Xi sebenarnya nggak memikirkan yang aneh-aneh. Sebaliknya, dia sangat serius mengenai tarian Waltz ini. Pas temannya, Hu Ting, menelponnya, dia langsung menceritakan rencananya melakukan tarian Waltz di pekan olahraga sekolah nanti. Sayangnya, Hu Ting menelpon bukan karena ini mendengar suara Tong Xi, melainkan melaporkan mengenai senior Wei Ze. Hari ini, sekolah mereka kedatangan murid baru yang cantik dan pindahan dari SMA 1, dan murid baru ini sekarang dekat sama senior Wei Ze. Wei Ze juga bilang akan main piano untuk mengiringi tarian murid tersebut. Hu Ting hanya takut saat Tong Xi kembali ke Dacheng nanti, Wei Ze sudah menjadi milik orang lain. 


Telepon Hu Ting jadi membuat Tong Xi kehilangan semangat. Tapi, yang membuatnya merasa lebih aneh adalah, dadanya berdebar saat Nan Yi tiba-tiba muncul. Nan Yi mencarinya untuk menanyakan kenapa Tong Xi tidak langsung memilihnya padahal dia yang pertama kali mendaftar? Jika Tong Xi tidak memberitahu alasannya, dia akan terus mengikutinya.


Sialnya, kedekatan keduanya itu terlihat sama Ke Er. Tong Xi jadi panik takut kalau hal ini sampai kedengaran ke telinga Xiao Wan. Makanya, Tong Xi mendorong Nan Yi sembari memberitahu alasannya. Alasannya karena kaki Nan Yi kan baru-baru ini terluka. Makanya, dia nggak kasih Nan Yi menari karena takut melukai kakinya. 

Dan juga, jika Nan Yi punya waktu bertanya, lebih baik gunakan waktu itu untuk mengurus gadis pujaannya (maksudnya, Xiao Wan). Lagipula kan Nan Yi sudah memilihnya (memilih Xiao Wan dalam voting). Ah, sepertinya, Tong Xi sudah salah paham.


Xiao Wan beneran licik. Sepertinya, Ke Er sudah melaporkan apa yang dilihatnya barusan sama Xiao Wan, makanya Xiao Wan langsung menemui Tong Xi dan bilang akan mendaftar dengan Ke Er. Alasannya karena dia adalah ketua kelas dan harusnya menjadi teladan. Tong Xi mana mungkin menolak.


Dan di malam harinya, Tong Xi mulai memikirkan dengan seksama siapa saja yang akan dipilihnya. Xiao Wan termasuk salah satu orang terpilih dan Nan Yi salah satu orang yang tersingkir dari seleksi. Masalah anggota sudah selesai, sekarang masalah senior Wei Ze.


Tong Xi ingin menghubungi senior Wei Ze, tapi dia nggak punya topik. Satu-satunya topik yang terpikirkan olehnya agar mereka bisa bertemu juga adalah fansign Qing He. Dan untuk itu, dia kan harus memohon sama Qing He untuk segera mengadakan fansign. Makanya, dia mengirim pesan sama Qing He, menanyakan mengenai peluncuran komik terbaru dan kapan akan mengatur ulang jadwal fansign?


Pesan tersebut dibaca sama Nan Yi. Sebenarnya, Nan Yi masih ragu, apakah orang yang mengirim pesan tersebut adalah Tong Xi? Soalnya kalimat-kalimatnya lumayan puitis. 


Hm, tapi, dia sebenarnya memang ada rencana mengadakan fansign secepatnya. Dia bahkan sudah menelpon Jia-Jia untuk membahasnya. 



Anggota sudah terpilih, sekarang saatnya mereka melakukan latihan. 12 orang siswa/i yang sudah terpilih, dikumpulkan di lapangan saat pulang sekolah. Tong Xi juga yang membagi-bagikan siapa berpasangan dengan siapa. Xiao Wan salah satu yang terpilih, sudah merasa antusias kalau dia akan berpasangan dengan Nan Yi. Sayang, prediksinya salah. Tong Xi tidak memilih Nan Yi yang mendaftar pertama karena kakinya baru saja sembuh. Dan teman dansa yang didapatkannya adalah Han Dong, seorang siswa lelaki berkacamata.


Tao Zhu juga sedikit sedih dengan pasangan yang didapatkannya. Dia berpasangan dengan Yi Ming dan merasa kalau dia ini gadis paling sial. Yi Ming membalas ucapannya, emang dia mau berpasangan dengan siapa? Xu Ao? Sekarang saja, sejak diberikan hadiah cumi-cumi panggang, Xu Ao mengabaikan Tao Zhu.


Latihan akhirnya dimulai. Tong Xi mengajari semuanya dengan serius, tapi Xiao Wan sama sekali tidak menunjukkan minat untuk latihan. Dia malah mengajukan protes kalau gerakan yang diberikan Tong Xi terlalu sulit dipahami dan dipelajari. Gara-gara Xiao Wan, semua mulai berdebat. Ada yang setuju dengan Xiao Wan, tapi ada yang membela Tong Xi. Kan mereka baru pertama kali latihan, jadi tidak mungkin langsung bisa. Tong Xi menenangkan semuanya untuk mempelajari gerakannya dulu,. 



Tapi, Xiao Wan terus saja protes. Dia bilang awalnya saja sudah begini, gimana nantinya. Ke Er dan temannya yang lain yang memang memihak Xiao Wan, malah ikut memperkeruh suasana. Mereka menyebut gerakan yang diberikan Tong Xi adalah gerakan yang sulit karna mereka bukan penari seperti Tong Xi. Yi Ming sampai kesal karena mereka belum berlatih, tapi sudah terus protes.

Tong Xi sampai bingung gimana caranya menghentikan perdebatan mereka. Sementara Xiao Wan, tersenyum puas melihat kesulitan yang Tong Xi alami.


Untungnya, malam ini, Tong Xi ada janji makan malam dengan ayahnya. Jadi, itu bisa sedikit menghiburnya. Ayah membawa Tong Xi untuk makan di restoran yang paling terkenal di kota mereka, walaupun restorannya sederhana. Ayah ternyata tahu kalau Tong Xi mendapat tugas menyiapkan pembukaan pekan olahraga. Dan melihat ekspresi wajah Tong Xi, ayah tahu kalau dia mengalami kesulitan. 


Tong Xi menceritakan semua kesulitan yang dialaminya. Ayah menasehati kalau menari dan menggambar itu sama. Tidak mungkin bisa mahir hanya dalam 1-2 hari. Contohnya saja Ibu Tong Xi yang menari hampir seumur hidup dan Tong Xi yang menari belasan tahun, baru bisa disebut mahir. Jadi, jangan terburu-buru. Ayah juga menyarankan agar Tong Xi meminta bantuan sama Ibunya. Ibu Tong Xi kan lahir dari keluarga penari dan sekarang menjadi pengurus teater, jadi dia pasti punya pengalaman dalam mengajari tarian Waltz. 

Masalahnya, Tong Xi nggak mau kalau ibunya sampai tahu masalah ini. Dia yakin ibunya akan marah jika dia melakukan hal selain balet dan belajar. Daripada meminta bantuan ibunya, lebih baik dia mencari jalan keluarnya sendiri.


Makanya, Tong Xi mulai mempelajari semua video tarian Waltz dan memikirkan cara untuk menyederhanakan tarian tersebut. Hm, dia beneran kesulitan karena tarian yang dia ajarkan sudah yang paling mudah dan mau dipermudah seperti apa lagi? 

--


Hari terus berlalu, 

Saat Tong Xi lagi di kantin sama Tao Zhu, Xu Ao dan teman-temannya kebetulan lewat. Tao Zhu sudah tersenyum lebar padanya, tapi Xu Ao malah tidak mempedulikannya sama sekali. Tong Xi yang belum pernah melihat Xu Ao, baru tahu kalau yang barusan itu adalah Xu Ao. Dia tahu kalau Tao Zhu menyukai Xu Ao, makanya dia berusaha menyemangati Tao Zhu. Tidak penting kalau Zu Ao melihatnya atau tidak, yang penting, Tao Zhu harus membuat dirinya sendiri bersinar. Asalkan mereka bisa tampil dengan baik, dia yakin Xu Ao akan kagum pada Tao Zhu.



Latihan terus dilakukan. Tapi, Xiao Wan beneran kelewatan. Sepanjang latihan, dia terus saja sengaja menginjak kaki Han Dong. Kaki Han Dong sudah sampai memar karena terus menerus diinjak. Tong Xi udah sampai turun tangan untuk mengajarinya, tapi baru memegang tangan, Xiao Wan sudah langsung menginjak kaki Han Dong lagi. Dia beneran nggak ada rasa bersalah dan malah membuat Han Dong yang akhirnya mengundurkan diri. Han Dong sepertinya paham kalau Xiao Wan tidak menginginkan dia menjadi pasangannya, makanya, dia bilang kalau dia yang kurang latihan dan mundur.


Semua tentu melihat ke mereka. Xiao Wan takut disalahkan, makanya, dia terus saja berkata kalau dia nggak sengaja dan malah menyalahkan gerakan tarian yang terlalu rumit sehingga dia kesulitan mengikuti tempo. 


Xiao Wan sangat licik. Dia malah memakai alasan kalau Tong Xi kan dari Dacheng jadi nggak tahu dasar mereka semua. Daripada makin parah, lebih baik, sederhanakan saja lagi gerakan tariannya. Dan mengenai pasangannya, dia akan mencari seseorang yang lebih cocok.


Siapakah orang itu? Nan Yi. Tanpa menyelesaikan latihan, Xiao Wan pergi ke Dalanxiang menemui Nan Yi. 

--


Epilog,

Tong Xi membawa Tao Zhu ke rumahnya dan menunjukkan tanaman daun mint yang di milikinya.

“Menurutmu, bagus jika pria tampan juga mudah dirawat. Ambil sebagian, lalu ditanam di tanah, lalu akan tumbuh pria tampan yang utuh,” ujar Tao Zhu, berandai-andai.

 Keduanya tertawa bahagia membayangkan andai pria seperti tanaman mint. 



Post a Comment

Previous Post Next Post