Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 5


Xiao Wan pergi menemui Nan Yi untuk melaporkan situasi latihan Waltz mereka. Dia bercerita seolah dia nggak sengaja menginjak dan melukai rekan dansanya. Dan sekarang, Tong Xi sudah sangat tidak senang. Makanya, dia mau Nan Yi membantunya dengan menjadi rekan dansanya. 


Dia mengira dengan ceritanya yang memelas, Nan Yi akan membantunya, mana dia sangka kalau Nan Yi akan menolak dengan alasan sudah ada hal lain yang mau dia kerjakan. Xiao Wan nggak menyerah dan malah membahas kalau waktu itu kan Nan Yi yang mendaftar pertama kali. Dan dia nggak mengerti kenapa Tong xi malah terus menargetkan Nan Yi (maksudnya, nggak menerimanya) dengan alasan kaki Nan Yi yang terluka waktu itu. 


“Dia tidak menargetkanku. Waktunya begitu mendesak. Dia juga takut menunda perkembangannya. Masalah pengganti ini, aku pertimbangkan sebentar,” ujar Nan Yi.


Xiao Wan nggak suka dengan jawaban itu karena Nan Yi membela Tong Xi. Dia akhirnya menanyakan juga, kenapa sebelumnya dia nggak pernah mendengar Nan Yi mengungkit tentang Tong Xi? Nan Yi cukup pintar menjawab kalau Tong Xi pindah sekolah sebelum lulus SD dan Xiao Wan juga nggak kenal. 


Xiao Wan sepertinya tidak ingin kalau Nan Yi terlalu dekat dengan Tong Xi sehingga dia mulai mengungkit masa lalu mereka. Dulu, waktu SMP, Nan Yi sering membantunya sehingga dia merasa sangat berterimakasih. Nan Yi nggak suka mendengarnya. Mereka kan sudah sepakat tidak akan pernah mengungkitnya. Dan juga, dia mau selanjutnya Xiao Wan memanggilnya dengan nama lengkapnya saja. 

Sebenarnya, apa yang terjadi di masa lalu sehingga Xiao Wan begitu terobsesi dengan Nan Yi?


Jadi, keluarga Xiao Wan ini termasuk susah. Untuk membayar uang buku saja, mereka tidak sanggup. Kalau Xiao Wan memintanya, ayahnya akan marah-marah dan menyuruhnya mencari uang sendiri saja. Sementara ibunya, meminta agar Xiao Wan bilang sama guru agar memberikan waktu beberapa hari lagi, soalnya mereka baru saja membayar uang sekolah adik Xiao Wan. 


Gegara masalah uang buku yang belum dilunasi, Xiao Wan jadi nggak mau berangkat sekolah. Dia mau bolos. Dan kebetulannya, Nan Yi lewat dan melihatnya sedang menangis. Dia nggak bisa membiarkannya begitu saja karena mereka teman sekelas. Ditambah lagi, saat tahu alasan Xiao Wan nggak mau sekolah karena hanya dia sendiri yang belum membayar uang buku. Ya udah, Nan Yi memberikan uangnya untuk Xiao Wan pakai. Anggap saja dia meminjamnya.


Xiao Wan merasa sangat sungkan. Dia takut kalau dia nggak bisa mengembalikan uang Nan Yi. Nan Yi memberikan solusi agar uang itu di anggap sebagai bayaran untuk mencontek PR Xiao Wan. Xiao Wan makin bingung, soalnya, nilai Nan Yi bagus, ngapain masih mencontek punyanya? Nan Yi menjawab singkat kalau dia malas mengerjakannya. 


Xiao Wan akhirnya mengambil uang pemberian Nan Yi. Tapi, dia memohon agar Nan Yi merahasikan hal ini. Nan Yi setuju karena menyalin tugas sudah pasti harus dirahasiakan. Jawabannya itu membuat Xiao Wan terhenyak, soalnya itu berarti seolah Nan Yi tidak meminjamkannya uang. Udah gitu, Nan Yi membonceng Xiao Wan ke sekolah.



Kenangan itu merupakan kenangan yang sangat indah bagi Xiao Wan. Tapi, kenapa Nan Yi berubah menjadi sangat dingin padanya? Apa karena Tong Xi?


-SUMMER AGAIN-


Malamnya, Nan Yi menelpon Tong Xi. Tanpa babibu, dia membahas mengenai tarian waltz Tong Xi yang kekurangan seorang pria. Ah, tanpa harus di beritahu, Tong Xi udah bisa menebak kalau yang memberitahu Nan Yi pasti ketua kelas. Pantesan saja Xiao Wan begitu percaya diri tadi walaupun sudah kehilangan rekan dansa. Ternyata, mencari Nan Yi. 


Tong Xi ini udah sangat pusing mengenai gerakan tarian yang menurut pada anggota terlalu sulit. Dan sekarang, Nan Yi malah menelponnya membahas hal ini. Emangnya kenapa kalau kurang 1 pria? Dia masih bisa mencari pria lain di kelas mereka yang kedua kakinya bisa memutar!! (itu artinya, Tong Xi memang mempertimbangkan kaki Nan Yi yang baru sembuh).

Nan Yi sampai kaget mendengar teriakan Tong Xi. Ah, sepertinya, Tong Xi memang sudah sangat lelah dan stress.


Padahal Tong Xi udah berusaha keras menyerderhanakan gerakan tarian, tapi tetap saja para anggota mengeluh masih sulit. Mereka malah meminta agar gerakan memutar dihilangkan. Tong Xi nggak bisa mengabulkan permintaan mereka, soalnya, kalau dihilangkan, tariannya jadi nggak bisa dilihat lagi (nggak menarik). Eh, Ke Er malah semakin memperkeruh suasana dengan menyuruh Tong Xi untuk tidak menggunakan standarnya pada mereka! Mereka itu nggak ada basic menari (lha, ngapain mendaftar kemarin kalau gitu?!)


Masalah lainnya adalah Xiao Wan yang menolak latihan menari karena nggak punya pasangan dansa. Pas Guru Jia (nama guru wali kelas mereka) datang untuk memeriksa latihan, Xiao Wan langsung mengeraskan suara agar Guru Jia tahu kalau dia nggak ada pasangan dansa. Dia juga bilang kalau gerakan yang Tong Xi atur nggak rapi. Ke Er juga ikut menyalahkan Tong Xi, seolah Tong Xi emang nggak becus. Guru Jia yang mendengar semua komplain-an, jadi merasa kalau tarian waltz ini mustahil dilakukan. Dia menyarankan agar mereka menggunakan formasi seperti biasa saja soalnya Xiao Wan udah berpengalaman dalam hal tersebut.



Xiao Wan otomatis tersenyum lebar. Dia sangat siap dan senang kalau formasinya di pakai. Sayang sekali, Nan Yi mendadak muncul dan berkomentar kalau formasi itu membosankan. Dia meminta agar Guru Jia memberikan mereka waktu 5 hari lagi. Jika sampai saat itu mereka masih tidak bisa…


“Baik. Baik. Baik,” potong Guru Jia. “Kalau begitu, kalian manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk latihan. Jika perlu bantuan, cari saja aku kapan pun itu.”


Ah, semua nggak berjalan sesuai rencana Xiao Wan. Dan itu membuat Xiao Wan semakin membenci Tong Xi. Btw, Xiao Wan mempunyai sebuah kebiasaan. Kalau dia sedang merasa gugup atau menahan emosinya, dia akan melampiaskannya dengan mengikis penghapus yang disimpannya di dalam saku baju dengan kuku jarinya. 


Ke Er memang sangat suka memperkeruh suasana. Bisa-bisanya dia bilang sama Xiao Wan kalau Nan Yi terus saja memihak Tong Xi. Seperti kejadian voting dan tadi. Bukankah dulu hubungan Xiao Wan dan Nan Yi sangat bagus? Tapi kenapa setelah Tong Xi muncul, mereka malah menjauh? 


Pertanyaan yang tidak bisa dijawab sama Xiao Wan. 






Hari-demi hari berlalu. Tong Xi tidak letih-letihnya mengajari semua orang menari Waltz. Di saat dia begitu serius, ada saja anggota yang malah bercanda dan seolah tidak menghargai usahanya. Padahal, Tong Xi mengajari mereka disela-sela waktunya latihan balet. Dia juga sampai kurang tidur dan istirahat karena berusaha sebisa mungkin menyederhanakan gerakan yang sulit. 




Di sisi lain, Nan Yi diam-diam belajar menari Waltz sendirian. Dia juga selalu memperhatikan Tong Xi dari jauh dan merekamnya.




Rekaman tersebut, Nan Yi kirimkan kepada ayah Tong Xi. Dan ayah mengirimkannya kepada Ibu. 


Imbas dari latihan itu, Tong Xi harus mendapatkan amarah ibunya. Ibu mengamuk karena Tong Xi selalu pergi pagi sekali dan pulang larut. Dia juga mendapat laporan kalau Tong Xi nggak fokus dalam belajar balet! Tong Xi beneran takut sama amarah ibunya dan akhirnya jujur kalau dia mengajari anak-anak di kelasnya untuk menari Waltz di pekan olahraga nanti. Tong Xi juga memberanikan diri untuk meminta bantuan ibunya. Awalnya, Ibu marah, tapi setelah Tong Xi bilang kalau dia nggak bisa mengarahkan teman-temannya, Ibu mau membantu. Dia melihat hasil rekaman latihan yang direkam Tong Xi.


Nan Yi juga berusaha keras untuk berlatih menari Waltz sendirian. Dia sampai berlatih di Dalanxiang sembari membersihkan rak-rak buku. Yang tentu saja, jadi ketahuan sama kak Mi Ya. Mi Ya langsung menggodanya yang berlatih pasti demi Tong Xi. Hm, tapi dia dengar dari Tao Zhu, kalau Nan Yi nggak terpilih. Akan tetapi, melihat kemampuan Nan Yi barusan, kenapa Nan Yi nggak memberitahu Tong Xi saja? Soalnya, dia dengar Tong Xi sedang kesulitan karena kekurangan anggota.

Dengan penuh percaya diri, Nan Yi menjawab kalau belum saatnya baginya untuk muncul.


Dan benar seperti kata Mi Ya, Tong Xi lagi kesulitan. Dia sudah merubah gerakan tarian menjadi tarian baru dengan bantuan ibunya. Tapi, dia butuh seseorang untuk uji coba. Dan satu-satunya yang terpikir adalah Nan Yi. Akhirnya, setelah berpikir beberapa saat, Tong Xi memberanikan diri untuk meminta bantuan Nan Yi.


Mereka sudah mengatur janji temu. Pertemuannya di rumah Nan Yi. Nan Yi sudah mengirimkannya alamat. Hm, tapi kenapa jalannya terasa tidak asing ya? Dan benar saja, alamat yang diberikan Nan Yi adalah alamat kebun mint peninggalan kakek Nan Yi. Ini kan tempat waktu dia memutuskan tali ayunan. Kenapa Nan Yi malah tinggal disini?




Pas lagi ragu, pintu rumah terbuka. Nan Yi masih memakai baju santai dan kaget setengah mati karena Tong Xi sudah ada di depan rumah. Dia belum sempat membereskan semua barang-barang yang ada hubungannya dengan komik dari meja, soalnya barusan dia baru selesai membicarakan komik barunya sama Jia Jia. Sontak saja, dia langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Dengan cepat, dia memindahkan semua hal yang berbau dengan komik dan Qing He ke dalam laci dan bertukar baju dengan sangat cepat.


Tong Xi yang ada di depan mengira kalau Nan Yi mau bersembunyi, sehingga dia menggedor pintu berulang kali. Untunglah, tidak lama kemudian, Nan Yi keluar. Tong Xi nggak mau membuang waktu lagi dan meminta Nan Yi untuk segera berlatih dengannya. Mereka melihat video tarian baru dan kemudian langsung praktek.




Karena ini tari pasangan, tentu aja keduanya jadi sangat dekat. Dan itu membuat Tong Xi jadi terkesima dengan wajah tampan Nan Yi. Sambil menari, Nan Yi mulai membahas masa lalu. Dia mengingatkan kalau waktu kecil Tong Xi bilang ingin menikahinya, tapi kenapa setelah bertemu kembali, Tong Xi tidak begitu menyukainya? Apakah karena dia mengingat sejarah hitamnya dengan sangat jelas? Atau karena sewaktu kecil dia menolak Tong Xi menjadi istrinya? Atau karena saat Tong Xi pergi dulu, dia tidak mengantarkan?



Jawabannya adalah yang terakhir. Dia marah karena Nan Yi tidak mengantarkannya. Padahal, dulu dia menganggap Nan Yi sebagai teman terbaik, tapi Nan Yi malah tidak mengantarkannya sama sekali. Wajar kalau dia merasa marah. 

“Kalau begitu, aku akan memperbaiki kesalahanku.”


“Bagaimana memperbaikinya?”

“Menari. Aku pasti akan menyelesaikan tugas dengan baik. Akan tetapi, kau juga harus membantuku?”

“Apalagi yang mau kau lakukan?”


Begitu latihan selesai, Nan Yi membawa Tong Xi ke dalam rumahnya. Daripada disebut rumah, lebih tepat di sebut ruangan. Soalnya, isinya hanya 1 ruangan besar yang seperti kamar tidur. Tong Xi penasaran dengan ‘rumah’ Nan Yi dan mulai melihat sekeliling. Dia hendak memungut kertas yang dibuang Nan Yi, tapi Nan Yi segera mencegah. Dia juga hendak memegang komputer Nan Yi, tapi Nan Yi melarang. Akhirnya, Tong Xi hanya menanyakan kenapa di dalam rumah Nan Yi ada satu pot tanaman mint padahal di luar sudah penuh tanaman mint. 


Nan Yi menjawab kalau dia hanya memetik dan dipindahkan kemari. Tidak disangka, tumbuh begitu cepat. Dia jadi ingat kalau dulu pernah bilang sama Tong Xi mengenai daun mint yang memiliki daya hidup sangat kuat, bisa mengusir nyamuk dan daunnya bisa direndam di dalam air lalu diminum. Setelah menanamnya, seluruh ruangan menjadi segar. 


Baper! Soalnya, saat mereka membicarakan masa lalu, keduanya seperti terhanyut. 


Setelah berbincang, Nan Yi membawa Tong Xi ke sebuah tempat. Dia ingin Tong Xi menjadi modelnya. Dia memerintahkan Tong Xi untuk duduk senyamannya saja. Tong Xi udah mengatur duduk dan pose yang membuatnya terlihat cantik. Tapi, karena dia duduk di dekat jendela dan terkena semilir angin, dia akhirnya ketiduran.


Nan Yi masih belum sadar dan asyik bercerita. Dia bercerita mengenai ucapan Tong Xi waktu itu mengenai sekolah seni, jadi dia mulai kepikiran dan belakangan ini, meneliti mengenai patung plester, sketsa dan semacamnya. Tapi, dia masih ingin menggambar wujud asli. Karena dia merasa antara orang yang satu dan lainnya memiliki perasaan. Misalnya saja lukisan. 





Saat akhirnya dia menyadari kalau Tong Xi ketiduran, Nan Yi tersenyum. Dalam keheningan, dia melukis Tong Xi dengan sangat serius. Terlihat sangat indah. 





Dan setelah lukisannya selesai, dia tidak langsung membangunkan Tong Xi, melainkan memperhatikan wajahnya. Nan Yi larut dalam pikirannya melihat wajah tenang Tong Xi. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk membelai rambut Tong Xi. Di saat yang sama, Tong Xi membuka matanya, menyadari ada tangan seseorang yang menyentuh rambutnya. Keduanya sontak terdiam.


Hingga sebuah telepon menyadarkan keduanya. Ibu menelpon Tong Xi karena mendapat laporan dia tidak datang les ballet. Tong Xi panik dan bilang sekarang sedang menuju tempat les. Tong Xi pergi tanpa sempat melihat hasil lukisan Nan Yi.


Saat les selesai, hari sudah sangat malam. Tong Xi jadi kepikiran dengan adegan tadi. Wajahnya otomatis menjadi memerah. Dan setelah berpikir beberapa saat, Tong Xi menggali kembali tempat dia mengubur semua barang-barang kenangan masa kecilnya.


Waktu kecil, Tong Xi melihat pertengkaran kedua orangtuanya sebelum mereka memutuskan bercerai. Ibu sangat marah karena ayah terus bilang ingin menjadi penulis dan meminta dia mendukungnya. Namun, sudah bertahun-tahun, tidak ada hasil. Dan ayah malah menolak menerima pekerjaan yang sudah dia bantu carikan dengan susah payah! Kalau ayah merasa bersalah padanya, jangan mencoba merebut hak asuh Tong Xi! Ayah tidak akan mampu menghidupinya! Ayah tetap bersikeras ingin mempertahankan Tong Xi, tapi Ibu nggak peduli dan akan membawa Tong Xi ke Dacheng, lusa.





Makanya, Tong Xi sangat berharap kalau Nan Yi akan datang mengantarkannya. Namun, Nan Yi nggak kunjung datang dan ibu sudah menariknya untuk segera pergi. Dan kalung mint yang ada di tangannya pun, terjatuh ke tanah. Tong Xi kecewa karena selama ini menganggap Nan Yi memiliki perasaan yang sama padanya, tapi Nan Yi tidak mengantarnya dan tidak membalas suratnya. Makanya, rasa kecewanya semakin besar.


Namun, jelas sekali dia tidak berpikir seperti itu. Persahabatan masa kecilku yang paling berharga, sama seperti kalung mint itu, sudah terbuang.


Dan sekarang, Tong Xi ingin mencoba melupakan semuanya. Ah, tapi tetap saja, dia merasa penasaran, kenapa Nan Yi sekarang tinggal sendirian? 

--



Yang tidak Tong Xi ketahui, kalung mint yang waktu itu terjatuh ke tanah, ada di tangan Nan Yi. Udah gitu, hasil lukisan Tong Xi tadi, dipakai Nan Yi untuk menjadi tokoh utama di komik terbarunya. Yap, Tong Xi adalah tokoh utamanya. 


Jiajia yang sudah mendapatkan email Nan Yi mengenai jalan cerita komiknya dan gambar tokohnya, menunjukkan respon positif. Komik barunya sangat luar biasa! Karakter dan kisahnya sangat menarik. Saat pertama membacanya, dia langsung jatuh cinta. 

Nan Yi sangat senang melihat responnya. Dia akan berusaha mempercepat karya ini. Dan untuk judul komiknya, berjudul : “MINT”







Hari demi hari berlalu. Tong Xi sibuk dengan rutinitasnya, begitu juga dengan Nan Yi. Latihan tarian baru juga berjalan lancar. Xiao Wan yang selalu mengeluh tidak mempunyai pasangan dansa, akhirnya berpasangan dengan pasangan dansa Tong Xi, sementara Tong Xi berlatih tanpa pasangan.



Hingga akhirnya, semua orang bisa menguasai tarian. Karena semua sudah lancar, Tong Xi pun memperkenalkan anggota terbaru mereka, Lin Nan Yi. 


Senyum Xiao Wan merekah lebar. Dia mengira Nan Yi datang untuk membantunya, menjadi pasanganya. Namun, Nan Yi datang bukan untuk menjadi pasangan dansanya, melainkan Tong Xi. 




Yang membuat Xiao Wan semakin shock adalah melihat wajah Nan Yi yang selalu tersenyum saat menari bersama Tong Xi.


Xiao Wan merasa sangat cemas dan marah dengan kedekatan keduanya.

--



Epilog, 

Nan Yi memberikan Yi Ming tanaman daun mint. Yi Ming menginginkan tanaman itu dan mau menerimnya karena tanamannya jauh lebih besar daripada milik Tao Zhu.


Post a Comment

Previous Post Next Post