Note :
Drama ini
berisi adegan yang tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Pemirsa di harap
bijak.
Jika ada
pembaca berusia dibawah 19 tahun, diharapkan untuk tidak lanjut membaca.
Terimakasih.
Demi menghibur Lan, Mook membawanya ke rumahnya. Dia juga sudah menyuruh Ting menyiapkan makanan dan minuman spesial untuk Lan. Sembari Lan makan dan minum, Mook menunjukkan kemampuan ber-DJnya. Awalnya, Lan nggak mau tinggal dan mau pergi saja, tapi Mook menahannya dan menyarankan daripada mabuk di tempat lain, lebih baik disini. Dan setelah beberapa saat, Lan mulai menikmati suasana dan berjoget heboh.
Melihat Lan yang tampaknya tertarik pada peralatan DJ-nya, Mook pun mengizinkannya untuk mengoperasikan peralatan tersebut. Dia juga mengajari Lan mengenai berbagai tombol yang ada di peralatan tersebut. Alih-alih fokus pada penjelasan Mook, Lan kelihatan lebih fokus sama wajah Mook.
--
Da menelpon Pat untuk menyampaikan kalau Lan ada di rumahnya bersama Mook. Pat sangat lega mendengarnya dan sekaligus bersyukur karena Mook selalu ada bersama Lan. Dia benar-benar berterimakasih.
Selesai teleponan dengan Pat, Da pergi ke ruang DJ Mook untuk melihat keadaan Mook dan Lan. Pas dia sampai, di depan pintu udah ada Petch, Oak dan Ting yang mengintip. Petch kelihatan senang sekali melihat kedekatan Mook dan Lan hingga diam-diam merekam hal tersebut. Sementara Oak, dia kelihatan khawatir. Mungkin dia takut kalau Mook terbawa perasaan dan jatuh cinta pada Lan. Dia takut kalau Mook akan terluka seperti yang dulu Lan lakukan padanya.
Mook mungkin menyadari ada banyak orang yang melihat mereka, jadi dia mengajak Lan bicara berdua di tempat lain. Dia meminta maaf karena dulu sudah meremehkan Lan. Dan hari ini, dia sadar kalau Lan serius mengenai hidupnya. Mulai sekarang, apapun yang Lan lakukan, dia bersedia mendukungnya dalam segala hal. Lan kelihatan tersentuh pada ucapan Mook.
Karena Lan masih saja menanyakan kepercayaan Mook padanya, maka Mook membuktikannya dengan mengecup pipi Lan. Kecupan itu cukup mengagetkan Lan. Tapi, entah karena terbawa suasana atau akhirnya dia mau mengakui perasaannya, Lan membalas kecupan Mook. Dia balik mengecup pipi Mook.
“Aku terima permintaan maafmu. Terimakasih sudah percaya padaku,” ujar Lan, tersenyum
Mook sedikit salting melihat senyuman Lan yang kelihatan tulus. Untuk mengalihkan suasana, Mook membahas kalau Lan mau menginap, dia bisa tidur di studio. Setelah mengatakan itu, Mook langsung pergi.
--
Masih ingat dengan surat yang Mook bawa dan tertinggal di meja Lim? Surat itu dilihat oleh Danai. Di saat yang sama, Lim juga turun dari kamarnya menuju ke ruang kerjanya. Danai sangat beruntung karena dia sempat pergi sebelum Lim melihatnya.
Lim melihat surat yang Mook bawa tadi tertinggal. Namun, pikirannya sedang sangat kacau sekarang. Dia beneran terpukul karena Lan menyebutnya gagal sebagai ayah. Dia merasa menyesal karena tidak bisa menjadi ayah yang baik bagi Lan.
--
Mook baru saja siap mandi dan hanya memakai handuk unutk menutupi badannya. Tapi, di depan pintu kamar mandi, malah ada Lan yang sudah menunggu. Dia meminta izin untuk mandi. Suasana beneran canggung karena Mook hanya memakai handuk. Keduanya mulai terbawa suasana.
Ckckckck. Suara cicak terdengar. Mook ketakutan setengah mati dan refleks melompat memeluk Lan. Dia sangat takut sama cicak dan berteriak menyuruh Lan untuk mengeluarkan cicak itu dari sana. Lan jadi bingung, gimana caranya dia mau mengeluarkan cicak itu kalau Mook memeluknya begitu erat. Udah gitu, pikiran dan matanya nggak bisa sinkron. Pikirannya nyuruh buang cicak keluar, tapi matanya terus saja mau menoleh ke da2 Mook.
Pas dia noleh ke arah cicak tadi, cicak itu udah hilang. Mook makin ketakutan dan menyuruh Lan untuk mencarinya, jika tidak, cicak itu akan nmengejarnya dan dia akan mati.
Flashback
Dulu, saat remaja, Lan yang begitu membenci Mook, menyumpahi Mook. Dia bilang kalau menghancurkan kebahagiaan orang adalah dosa dan Mook akan dihukum.
Mook nggak takut dan balik mengejek : “Aku tidak takut.” Eh, pas sekali saat dia bilang seperti itu, seekor cicak terjatuh di atas kepalanya. Mook panik setengah mati. Tapi Lan malah menangkap cicak itu dan menggunakannya untuk menakuti Mook.
Mook udah sangat ketakutan, tapi Lan malah bersikap kelewatan dengan memasukkan cicak itu ke dalam baju Mook. Dia tertawa senang saat Mook menjerit ketakutan.
End
Lan menyakinkan Mook kalau cicak itu udah kabur. Setelah mendengar itu, Mook baru berani turun dari badan Lan. Baru juga turun, Lan malah menakutinya. Mook berteriak kaget. Dan pas tahu Lan hanya berbohong, Mook langsung memukulinya. Lan refleks menangkap kedua tangan Mook padahal handuk Mook udah mau terlepas.
Ya udah, handuk Mook lepas. Mook panik dan teriak suruh Lan menutup mata dan melepaskan tangannya. Setelah itu, Mook langsung bergegas ke kamar.
--
Lan juga sudah siap mandi. Dia akan menginap. Karna tidak ada baju, dia menggunakan baju yang diberikan Mook.
Entah apa yang merasuki Lan hari ini, tapi, hari ini, dia senang sekali menggoda Mook. Dia juga tidak tidur di studio, melainkan di kamar Mook.
--
Pagi tiba,
Dan yang dilakukan Petch langsung ke rumah Rut, walaupun kakaknya tidak ada di sana. Yang membukakan pintu adalah Poom. Tanpa rasa malu sedikitpun dan dengan penuh kegeeran, Petch bilang dia datang karena tidak mau pemilik rumah ini (Rut) kesepian.
Poom sudah mencegahnya untuk masuk karena Rut sedang kedatangan tamu, tapi Petch tetap saja menerobos. Tamu yang mengunjungi Rut adalah Nuch. Nuch ke sana karena Lan tidak bisa dihubungi dan dia merasa kahwatir. Rut menyuruhnya tidak khawatir karena Lan pasti bisa menjaga diri sendiri. Tapi, jika Nuch masih mencemaskan Lan, dia bisa mampir setiap hari, kapan saja.
Nuch nggak bodoh. Dia tahu kalau Rut melakukan itu demi bisa mendapatkan Mook, jadi dia juga akan mendukungnya.
“Tapi aku tidak akan mendukung kalian,” ujar Petch, memotong pembicaraan dan menerobos.
Rut kaget melihat kedatangannya. Sementara Nuch tetap santai. Dia menyuruh Petch tidak ikut campur dalam masalah orang dewasa. Petch langsung marah-marah kalau dia bukan anak kecil dan cukup dewasa untuk tahu apa yang pantas. Dia juga mengatai Petch sebagai selingkuhan dan juga menghancurkan cinta antara dua orang.
Nuch tidak menerima perkataan Petch. Dia tidak menghancurkan cinta siapapun karena sedari awal tidak ada cinta (diantara Lan dan Mook). Petch nggak mau kalah dan menunjukkan foto kedekatan Lan dan Mook kemarin malam (yang Mook ngajarin Lan nge-DJ).
“Kalian melihat cinta di foto ini?!” tanya Petch, tersenyum puas.
Nuch mengambil hp Petch, menghela nafas kecil dan dengan santai, menghapus semua foto tersebut. Sekarang, nggak ada lagi yang bisa dilihat. Setelah itu, dia mengembalikan hp Petch. Petch semakin ngamuk dan menyebut Nuch nggak bermoral.
“Kau tidak memedulikan orang lain, hanya memedulikan diri sendiri. Kamu egois!” ujar Petch. (Semua aja kau katain egois. Kemarin Mook, sekarang Nuch. Tapi, diri sendiri nggak pandai nilai! Sok paling benar aja! Sok paling bermoral)
Ujaran yang mendapat kencaman dari Rut. Dia merasa Petch sangat keterlaluan.
“Sebenarnya, kenapa kamu menghinaku? Karena kakakmu, Lan, Rut atau dirimu sendiri? Jika karena dirimu sendiri, kau sama egoisnya denganku,” balas Nuch.
Petch nggak bisa jawab pertanyaan itu dan mau main fisik. Dia hendak menampar Nuch, tapi Rut segera menariknya keluar. Poom mengikuti mereka. Rut udah habis kesabaran sama Petch! Nuch itu tamunya dan Petch nggak berhak melakukan hal seperti tadi! Jika sikapnya masih kekanak-kanakkan, dia tidak boleh kemari lagi.
(Maaf aja ya, entah nanti Rut sama siapa, tapi kalau dia sama Petch, aku kurang setuju. Untuk sekarang, sifat Petch sangat egois dan kekanak-kanakkan, terlepas dari usianya. Yang paling nggak ku suka, dia selalu nge¬-judge orang seolah dia yang udah paling benar, paling suci dan paling mulia. Selalu bertingkah paling pintar, paling dewasa dan paling bermoral. Dunia itu keras, bung. Bukan hanya ikutin ego-mu!)
Dan lihatlah sekarang, tujuannya datang! Awalnya bilang hanya fans, tapi dari awal udah kelihatan bukan fans, tapi rasa suka. Rasa suka fanatik!
--
Lan masih di rumah Mook. Mook dengan lembut, menasehatinya, jika dia sudah merasa tenang, dia harus bicara dengan Lim. Namun, Lan belum mau bicara sekarang. Mook nggak memaksa. Dia hanya bisa menasehati Lan untuk segera menyelesaikan masalah jika ada, karena hidup ini penuh hal tak terduga. Kita enggak bisa tahu apa yang akan terjadi besok. Entah masih hidup atau sudah mati. Lihat saja dia dan ayahnya. Dia masih ada hari esok, tapi ayahnya tidak.
Ucapan Mook itu tampaknya sedikit membuka pikiran Lan.
--
Lan akhirnya pulang ke rumah Rut. Ketika dia sampai, bersamaan dengan Nuch yang mau pergi. Nuch langsung tersenyum manis karena bisa ketemu Lan sebelum pulang. Sayang, dia nggak bisa lama karena ada kerjaan. Rut juga meninggalkan mereka berdua agar bisa bicara.
Nuch berusaha menunjukkan perhatiannya. Dia juga membawa kabar baik, video perilisan perusahaan Lan sudah ditonton lebih dari satu juta kali. Dengan tanggapan seperti ini, dia yakin perusahaan Lan bisa sukses. Dia juga percaya kalau Lan bisa mencapai apapun yang diinginkannya,
“Bagaimana jika aku tidak berhasil?”
“Hari itu tidak akan datang. Aku yakin itu,” jawab Nuch dan tiba-tiba mengecup pipi Lan, “Hadiah karena kamu luar biasa. Aku harus berangkat kerja. Sampai jumpa.”
Ciuman itu sedikit membuat Lan terdiam. Rasanya sangat berbeda dengan saat Mook menciumnya kemarin.
Urusan dengan Nuch sudah selesai, sekarang saatnya membahas kerjaan dengan Rut. Rut ingin tahu pendapat ayah Lan mengenai pengunduran diri Lan. Lan menjawab kalau ayahnya marah besar dan tidak menerima pengunduran dirinya. Rut nanya lagi, apa Lan ada memberitahu ayahnya alasannya? Tentu saja Lan tidak memberitahu alasannya, bahkan penjelasan saja tidak ada.
Rut kini mau tahu ada dimana Lan kemari malam? Untunglah Lan menjawab jujur kalau dia ada di rumah Mook. Rut kelihatan marah karena Lan jelas tahu perasaannya sama Lan. Rut masih memberikan kesempatan pada Lan untuk jujur pada perasaannya, tapi Lan tetap saja bersikeras seolah tidak merasakan apapun pada Mook.
Gegara Lan yang tidak mau jujur, mood Rut jadi kelihatan buruk. Namun, dia masih berusaha tetap profesional dalam bekerja. Poom juga sudah menyelesaikan pemeriksaannya atas dokumen perusahaan ayah Lan dan menemukan sesuatu yang janggal. Laporan keuangan sudah dimanipulasi dan beberapa produk bernilai jutaan baht menghilang. (Sepertinya ada biaya pembuatan beberapa produk, namun produk yang dibuat tersebut tidak ada dalam laporan stock dan tidak ada dalam laporan penjualan).
Poom juga sudah menyelidiki dan diketahui bahwa pemegang rekening dimana uang keluar adalah Rawin. Rut memperingati Lan untuk tidak meremehkan Win.
--
Saat Mook tiba di perusahaan, Lim memanggilnya ke ruangannya. Dia mengembalikan kontrak pernikahan yang tertinggal di rumahnya sekaligus menanyakan tujuan Mook datang dengan membawa kontrak tersebut. Mook hanya menjawab kalau dia sudah berubah pikiran.
Lim lagi-lagi meminta tolong agar Mook mau membantunya agar Lan mau bersedia bekerja di perusahaannya dan dia akan mengabulkan apapun permintaan Mook. Untuk kali ini, Mook tidak mengiyakan permohonan Lim, sebaliknya, dia menyarankan, kenapa Lim tidak mengizinkan Lan menjalani hidupnya sendiri? Dia ingin melihat Lan menikmati hidupnya dan melakukan apa yang disukainya. Dia juga nggak peduli walaupun Lan gagal atau sukes. Karena melihat Lan menempuh jalan yang dipilihnya saja sudah cukup.
Sayang sekali, Lim tidak setuju dengan Mook. Dia tetap ingin Lan kembali ke perusahaannya. Dan juga, kita bisa mengejar mimpi selagi melakukan tugas kita. Tidak perlu memilih. Dia tidak berusaha menghalangi atau menghancurkan hidup Lan. Lan lah yang memilih untuk menyerah dan hanya melakukan satu hal. Dia tidak bisa menerima itu.
“Apa itu berarti Khun akan memberinya kesempatan?”
“Benar,” jawab Lim. “Tapi kamu harus menyakinkannya untuk kembali dan melakukan tugasnya.”
“Baiklah. Akan ku coba.”
--
Rawin ternyata menggelapkan dana perusahaan atas perintah Lak. Dia secara rutin melaporkannya kepada Lak. Lak sudah merasa khawatir jika auditor sampai menyadari kecurangan ini, Win bisa dalam masalah. Win tidak masalah jika ini bisa membantu Lak. Dia menyuruh Lak untuk tidak khawatir dan fokus saja menjalankan rencananya.
--
Lan masih merasa ragu jika Win adalah orang yang menyerangnya. Karena jika Win menyerangnya karena takut kecurangannya ketahuan, dia harusnya mulai menyerang sejak dia bekerja di perusahaan. Namun ini, dia sudah diserang sejak di Korea.
Rut tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Apa mungkin penyerangan ini disebabkan oleh email yang dikirimkan oleh ayah Lan? Email laporan keuangan yang waktu itu mereka lihat. Namun, waktu itu, Lan memilih untuk mengirimkan email itu pada Lak, alih-alih memberitahu ayahnya kalau ada hal aneh di laporan keuangan.
Rut mengemukakan kalau bisa saja Lak tahu mengenai kecurangan itu sedari awal dan tidak ingin Lan tahu. Apalagi mengingat posisi Lak di perusahaan. Jika mereka mempertimbangkan semua faktor-faktor tersebut, semuanya masuk akal.
Lan nggak mau mendengar pendapat tersebut. Dia sampai menggebrak meja, tidak menerima pendapat Rut. Rut tidak taku dan terus menegaskan kalau pelakunya bisa saja Lak dan Win! Dia harus menerima kemungkinan tersebut. Akhirnya, Lan mau menerima kemungkinan tersebut.
Dan kini, target mereka adalah membuat penyerangnya menunjukkan diri. Mereka harus memancingnya. Dan cara yang dipikirkan oleh Lan adalah datang ke perusahaan.
Rut juga memerintahkan Poom untuk menyelidiki keberadaan Win saat penyerangan dia dan Lan di Korea. Apakah saat itu Win ada di Thai atau tidak.
Argh, Petch benar-benar tidak profesional dalam bekerja! Bayangkan saja, hanya karena tadi pagi di marahi sama Rut dan di ancam nggak boleh datang ke rumahnya lagi, Petch malah nangis sambil kerja! Poom yang melihat itu jadi kasihan dan memberikan tissue padanya untuk menyeka air matanya. Ckckk.
--
Danai sangat agresif mendekati Mook. Mook baru saja keluar dari ruangan Lim dan dia udah langsung mengajaknya mengobrol. Danai sok care menanyakan keadaan Lan, padahal, dia hanya ingin membuka topik pembicaraan. Dia juga sok perhatian dan menyuruh Mook menganggapnya sebagai kakak, jadi kalau kelak ada maalah, Mook bisa mencarinya.
Mook beneran merasa nggak nyaman berada di dekat Danai sehingga dia langsung pamit.
Mook nggak tau aja kalau kemarin malam Danai sudah memfoto perjanjian pernikahan dan mengirimkannya pada Nuch. Isi kontrak itu menerangkan kalau Mook bersedia menikah dengan Lan demi membayar hutang dan mendapatkan rumahnya dari sitaan bank.
--
Bukan hanya Danai yang berusaha mendekati Mook tapi juga Win. Sayang sekali, Win nggak bisa melakukan terlalu jauh karena Lan tiba-tiba datang. Lan segera membawa Mook ikut dengannya.
Lan membawa Mook bersamanya untuk menjadi saksi saat dia bicara dengan Lim tadi. Begitu masuk ruangan Lim, suasana langsung terasa sangat dingin dan canggung. Lan datang ke sana untuk bilang kalau dia akan bekerja di sini. Lim memang berharap Lan tetap bekerja di perusahaannya, namun, ini terlalu aneh. Kemarin Lan yang bilang mau berhenti dan hari ini, tiba-tiba saja datang tnpa angin dan sebab, bilang mau bekerja di sni lagi. ini itu perushaaan bukan untuk taman bermain.
Dan untuk kali pertama, Lan meminta maaf tanpa paksaan sama sekali. Mook dan Lim sampai kaget banget mendengar kata maaf keluar dari bibirnya. Lim mau menerima Lan bekerja kembali tapi Lan harus bisa menyakinkan para direksi untuk mau menerimanya kembali. Lan harus belajar bertanggung jawab atas ucapannya. Lan menyanggupi dan menerimanya. Tapi, jika dia mendapat persetujuan dari dewan direksi, dia ingin mengendalikan perusahaan sepenuhna dan menunjukkan bahwa dia mendapat pekerjaan ini karena kemampuannya.
Tentu saja, Lim setuju. itu yang diharapkannya. Keseriusan Lan dalam bekerja.
Dan selama pembicaraan itu, Lan selalu menggenggam tangan Mook.