Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 10


Tong Xi beneran suka sama Wei Ze atau kagum? Dia sampai rela mengejar Wei Ze ke stasiun bus untuk menanyakan alasannya kenapa tiba-tiba harus kembali? Wei Ze menjawab kalau ibunya barusan menelpon dan mengabari kalau lusa dia sudah harus mengikuti ujian dan menyuruhnya cepat pulang. Terus dia memeriksa tiket pesawat dan memutuskan untuk lebih baik pulang malam ini juga. Ah, dan sebenarnya, apa keajaiban yang Tong Xi ingin perlihatkan? 


Tong Xi menjawab kalau dia ingin menunjukkan Air Mata Biru, yang tercipta dari dongeng Hades dan Menthe yang jatuh cinta. Air mata Menthe jatuh ke laut dan menjadi Air Mata Biru. Wei Ze kecewa karena menurutnya Air Mata Biru hanya fenomena alam biasa yang tercipta dari plantonk dalam air yang bersinar. Itu hanya dongeng untuk menipu anak-anak. Hm, tapi melihat Tong Xi yang kelihatannya sangat menyukai Xihai, dia jadi khawatir. Soalnya, butuh waktu untuk menyingkirkan stigma di desa kecil dan mereka juga harus mempersiapkan diri untuk ujian perguruan tinggi. Makanya, dia nggak suka di sini, tapi Tong Xi kelihatan sebaliknya.

Wei Ze lagi-lagi menasehati Tong Xi kalau Tong Xi sangat hebat dan seharusnya dia mencoba untuk pergi ke tempat yang lebih baik. Namun, dia juga menyadari kalau Tong Xi berubah. Saat di Dacheng, Tong Xi sangat tomboy dan riang, tapi sekarang lebih seperti Angsa Putih. 

“Senior, mana yang menurutmu lebih baik antara aku yang dulu atau sekarang?”


“Tentu saja sekarang, tapi masih harus terus berusaha keras,” jawab Wei Ze dan pamit pergi.


-SUMMER AGAIN-


Xiao Wan berada di Dalanxiang hingga Nan Yi siap kerja. Dia terus saja menunjukkan perhatiannya dengan menasehati Nan Yi untuk fokus belajar soalnya SMA berbeda dengan saat SMP. Setelah bicara panjang lebar, dia mengajak Nan Yi untuk makan bersama dan dia yang akan traktir. Nan Yi menolak. 


Begitu Nan Yi menolak, Xiao Wan langsung membahas hubungan Tong Xi dengan Wei Ze yang kelihatan dekat dan serasi. Dia sengaja mengatakan itu, untuk membuat Nan Yi sadar kalau Tong Xi sudah bersama Wei Ze. Dia malah bilang kalau Tong Xi dan Wei Ze itu seperti pasangan takdir. Ah, dia juga dengar kalau mereka hari ini akan pergi melihat Air Mata Biru.


“Seharusnya tempat ini tidak jauh dari rumahmu, kan? Sudah larut, cepatlah pulang,” ujar Nan Yi, tidak merespon ucapannya barusan. Kelihatan jelas kalau Nan Yi mengusirnya secara halus dan bahkan tidak mau mengantarkannya sampai rumah. 

Xiao Wan beneran kesal karena Nan Yi terus saja menjaga jarak darinya.

--


Tong Xi nggak langsung pulang tapi tetap pergi ke pantai. Dia kelihatan sedih walaupun Wei Ze udah bilang menyukai dirinya yang sekarang. Tong Xi juga merasa heran dengan dirinya yang tidak merasa bahagia meskipun sudah mendapatkan pengakuan Wei Ze. 


Dan lagi-lagi, di saat seperti itu, Nan Yi muncul dihadapannya. Nan Yi pergi ke pantai usai mendengar Tong Xi dan Wei Ze yang akan melihat Air Mata Biru.



Ditempat lain, Tao Zhu bersama dengan Yi Ming. Tao Zhu masih saja sedih karena tidak bisa bertemu dengan Xu Ao. Tapi rasa sedih itu bercampur menjadi rasa kecewa saat melihat Xu Ao sedang bersama Qing di jalanan. Jelas-jelas Xu Ao bilang ada kelas tambahan, tapi sekarang malah sedang bersama Qing. Xu Ao berbohong padanya. Xu Ao hanya tidak ingin bertemu dengannya.

Yi Ming yang nggak sadar perasaan Tao Zhu, malah asyik mengejek Xu Ao yang bersama Qing.

--



Jelas-jelas Wei Ze memang tidak menganggap Tong Xi sebegitu pentingnya seperti Tong Xi menganggapnya, tapi Tong Xi tetap saja membela Wei Ze dihadapan Nan Yi. Nan Yi nggak tersinggung dan menyindir kalau Wei Ze punya waktu untuk tanding basket dengannya tapi nggak punya waktu untuk bersama Tong Xi. Artinya, dia sedikit lebih penting dari Tong Xi.


Nan Yi juga terang-terangan bilang kalau dia baru sadar kalau Tong Xi sangat bodoh. Sudah ditinggal 2 kali, tapi masih berangan-angan. Tong Xi kesal dan memilih diam. Nan Yi masih terus mengajaknya bicara, menanyakan apakah Wei Ze menyukai Tong Xi yang sekarang? Apa dia bahagia? Dia kan udah pernah bilang kalau hubungan jangka panjang itu bergantung pada rasa saling percaya dan daya tarik antara dua orang.

“Jangan bicara seolah-olah kau tahu segalanya,” kesal Tong Xi.



Nan Yi memang paling mengerti Tong Xi. Dia tahu kalau Tong Xi nggak bahagia berpura-pura terus. Tong Xi malah meratap karena merasa tidak bisa sesempurna Wei Ze meskipun sudah berusaha keras. Nan Yi nggak suka. Untuk apa mengejar kesempurnaan? Bukankah mereka sudah pernah membahas ini sebelumnya. Orang-orang akan tetap menyukainya apa adanya. Seperti laut ini sekarang. Meskipun tidak ada Air Mata Biru, tapi orang-orang tetap menyukainya.

“Hah? Bagaimana kau tahu aku datang untuk melihat Air Mata Biru?” kaget Tong Xi karena Nan Yi tiba-tiba membahasnya.

“Aku menebaknya.”

Tong Xi nggak percaya. Dia menuduh Nan Yi memperhatikannya dua hari ini dan menunggu saat yang tepat untuk mengejeknya. Nan Yi balas mengejeknya. Keduanya mulai tertawa dan bermain kejar-kejaran di laut.



Saat itu, keajaiban terjadi. Air Mata Biru yang diprediksi tidak akan ada tahun ini, menunjukkan pesonanya. Inilah keajaiban. (Cantik. Lautnya kayak bercahaya neon gitu).


Meskipun fenomena itu hanya berlangsung sesaat, tapi itu benar-benar menakjubkan. Pikiran Tong Xi juga mulai sedikit terbuka dan jujur sama Nan Yi, kalau dia merasa lega saat Wei Ze bilang nggak bisa melihat Air Mata Biru bersamanya. Soalnya, selama dia bersama Wei Ze, dia selalu merasa tertekan. Disisi lain, dia merasa dirinya di depan Wei Ze bukanlah dirinya yang sebenarnya. Tapi, dia juga heran kenapa bisa begitu. 


Nan Yi menasehati kalau diri kita sendiri yang menentukan seberapa baiknya kita, bukannya standar orang lain. Lihat saja Tao Zhu. Meskipun sudah tahu sifat asli Tong Xi, tapi dia tetap menempel dengannya. Kamu adalah kamu. Kamu yang sebenarnya cukup membuat orang menyukaimu.

Woah. Suasana tiba-tiba menjadi romantis. Tong Xi kelihatan sedikit canggung. Dia mengalihkan topik dengan bilang akan mengakui sifat aslinya besok pada semua orang. 


Lagi asyik berduaan, muncullah teman-teman sekelas yang lain yang mau melihat Air Mata Biru. Salah satunya adalah Ke Er. Semua heboh menggoda mereka yang berduaan, sementara Ke Er sibuk memotret keduanya dan mengirimkannya pada Xiao Wan.



Xiao Wan udah tiba di rumah dari tadi, tapi dia nggak berani masuk. Dari luar rumah, dia bisa mendengar suara marah-marah ayahnya karena dia pulang telat dan adiknya yang mengerjakan pekerjaan rumah. Moodnya jadi jelek. Dan bertambah jelek saat Ke Er mengirimkannya foto Nan Yi dan Tong Xi. Dia langsung menelpon Ke Er. 


Begitu mengangkat telepon Xiao Wan, Ke Er malah bertanya kenapa Nan Yi bisa bersama Tong Xi? Bukannya harusnya Nan Yi belajar bersama Xiao Wan? Tapi jangan khawatir, dia akan bantu mengawasi keduanya. 


Di sisi pantai lain, Yi Ming dan Tao Zu berada. Tao Zhu beneran kesal karena sudah dibohongi, tapi Yi Ming nggak baca situasi malah membahas surat itu. Dia menilai Tao Zhu hanya berusaha membuatnya cemburu makanya terus membicarakan Xu Ao di depannya. Masalahnya, dia nggak ada perasaan sama Tao Zhu. Tao Zhu jadi marah dan jijik soalnya surat itu harusnya untuk Xu Ao, kenapa bisa ada di Yi Ming? Dan juga, artinya Yi Ming selama seminggu lebih ini mengira dia diam-diam menyukainya gitu?! Ah, apa malah Yi Mng yang diam-diam menyukainya?! Dasar gila!!

--



Begitu pulang ke rumah dan berganti baju, Tong Xi mengirim pesan sama Qing He, curhat mengenai harinya hari ini dan juga mengenai teman baiknya yang sudah membantunya. Nan Yi yang adalah Qing He tentu senang dengan pesan Tong Xi. Mereka terus mengirim pesan dan tanpa sadar, Nan Yi bertanya, apakah Tong Xi ada perasaan sama teman baiknya itu? Tong Xi langsung membalas kalau mereka hanya teman baik. Sahabat. Nggak ada apapun. Dan sebagai tanda terimakasih pada temannya itu, dia akan memberikan hadiah. Buku komik Early Summer yang ditandatangani Qing He, soalnya bentar lagi Qing He akan mengadakan jumpa fans.

Wkwkw, dia nggak tahu aja Nan Yi yah Qing He.

--


Hari yang cerah sesuai suasana hati Tong Xi hari ini. Dia benar-benar merubah penampilannya yang biasanya selalu tampak anggun dengan rambut tergerai, menjadi rambut di kuncir dan sifat tomboy-nya. Tao Zhu sampai kaget takut kalau sifat asli Tong Xi ketahuan. Tong Xi memberitahunya kalau hari ini dia akan jujur mengenai dirinya sendiri. 


Dia akan menjelaskan sama teman-teman sekelas mengenai sifat aslinya sebenarnya setelah kelas publik hari ini selesai. Soalnya, hari ini adalah kelas publik guru Jia. 



Karena hari ini adalah kelas publik Guru Jia, Xiao Wan sudah berlatih menggambar dari pagi. Dia akan menunjukkan yang terbaik di depan semua penilai dan teman-temannya. Ke Er juga memuji gambarnya yang cantik. Tapi, tetap saja Xiao Wan nggak puas hanya mendapat pujian Ke Er saat yang lain masih lebih tertarik bercerita dengan Tong Xi yang akan menghadiri jumpa fans Qing He. Saking nggak sukanya, dia menegur semuanya untuk diam dengan dalih mempersiapkan diri untuk kelas publik Guru Jia di jam pelajaran selanjutnya.



Guru Jia juga sangat tegang dengan kelas publik nanti hari ini karna ini kali pertama dia akan dinilai. Kepsek juga menasehatinya untuk melakukan yang terbaik dan jangan mengecewakan karena ini akan mempengaruhi citra guru muda di sekolah mereka juga. Guru Jia mengiyakan.



Kelas publik di mulai dan semuanya berlangsung lancar. Para murid juga menunjukkan sikap yang baik selama jam pelajaran. Di akhir pelajaran, seperti yang sudah dibicarakan, Guru Jia ingin menunjukkan bakat siswa di kelas mereka. Dia akan membacakan puisi sementara Xiao Wan (yang sudah ditunjuk sebelumnya) melukis sesuai puisi yang digambarkannya.


Sayangnya, tiba-tiba saja Xiao Wan menolak maju dan merekomendasikan agar Tong Xi yang menggantikannya. Dia membuat alasan kalau Tong Xi lebih pintar melukis karena lukisan Tong Xi di mading kelas mereka membuat mereka mendapat juara. Guru Jia nggak masalah dan mengundang Tong Xi maju.



Tong Xi dan Nan Yi udah panik karena hanya mereka berdua yang tahu kalau Tong Xi nggak bisa melukis. Makanya, Nan Yi mengangkat tangan dan minta agar dia yang melukis. Guru Jia menolak dengan sopan soalnya waktunya nggak cukup dan menyuruh Tong Xi yang maju. Dengan langkah berat, Tong Xi maju dengan semua mata fokus menatapnya. Dan Xiao Wan tersenyum puas.



Dan sudah ditebak hasilnya. Tong Xi nggak bisa melukis sama sekali dan mendapatkan tertawaan dari satu kelas. Para penilai juga kaget karena lukisan Tong Xi di papan tulis sangat berbeda dengan lukisan di mading. 



Tak akhyal, begitu kelas selesai, semua mulai membicarakan Tong Xi yang sepertinya menipu semua orang. Ke Er dan Xiao Wan yang kelihatan paling senang melihat Tong Xi dipermalukan. Tao Zhu dan Nan Yi yang khawatir karena Tong Xi udah dipanggil dari tadi ke ruangan guru Jia tapi sampai sekarang belum kembali. Yi Ming yang bingung. Kenapa mereka khawatir? Dan apa mereka nggak merasa aneh melihat lukisan Tong Xi? 


Di ruang guru, Guru Jia dimarahin habis-habisan sama Kepsek. Dia kan sudah menyuruh agar melakukan yang terbaik, tapi kenapa sok ngide buat acara melukis sambil membaca puisi di akhir kelas? Gara-gara itu kan semua jadi kacau! 



Setelah selesai dengan kepsek, Guru Jia menegur Tong Xi. Tong Xi hanya bisa menangis dan meminta maaf. Guru Jia nggak marah sama Tong Xi karena dia juga tau ini adalah penilaian untuknya dan tidak seharusnya membebani Tong Xi. Hanya saja, dia heran kenapa Tong Xi bisa melukis sangat bagus untuk kompetisi mading tapi tidak sekarang? Tong Xi kembali meminta maaf dan jujur kalau bukan dia yang melukis mading itu. 



Di kelas, geng Xiao Wan terus saja membicarakan Tong Xi, terutama Ke Er. Mereka menyalahkan Tong Xi yang sudah menghancurkan kelas publik tadi. Xiao Wan setuju dan malah dengan suara keras mengatakan Tong XI sengaja mengacaukan kelas publik. Padahal kelas tadi sangat penting bagi Guru Jia dan semua orang tahu itu. Karena dia juga tahu itu, makanya dia bersedia memberikan kesempatan kepada Tong Xi, berharap dia bisa melukis seperti di mading dan membanggakan kelas mereka, tapi dia malah sengaja melakukan hal tadi (membuat lukisan buruk).


Tao Zhu mana terima Tong Xi difitnah seperti itu dan menyuruh Xiao Wan coba katakan alasan kenapa Tong Xi sengaja melakukan itu? Xiao Wan dengan santai menjawab kalau dia mana bisa tahu. Tao Zhu membalas kalau begitu dia harusnya hati-hati bicara kalau nggak tahu apapun. Jangan asal tuduh seperti ini.

Ke Er ikut-ikutan menantang menyuruh Tao Zhu memberitahu alasan kenapa Tong Xi melukis sangat bagus di dinding tapi melukis sangat jelek ketika Guru Jia menyuruh tadi?! Nan Yi yang biasanya nggak suka ikut campur, kali ini, angkat bicara menyuruh Tao Zhu membiarkan saja mereka yang nggak tahu apapun. Ke Er semakin memprovokasi menyebut Tong Xi pembohong karena pasti bukan dia yang melukis mading itu!


“Jangan keterlaluan!” teriak Nan Yi. 

Xiao Wan sampai terkejut karena Nan Yi bisa berteriak marah seperti itu demi membela Tong Xi. Ke Er semakin memprovokasi menyebutunya pembohong! Guru dari kelas sebelah sampai harus berteriak agar mereka semua tenang. 

--


Epilog,

Di atas meja guru diletakkan satu pot tanaman mint. 



Post a Comment

Previous Post Next Post