Sinopsis J- Dorama Special : Uso Kara Hajimaru Koi (2021) Part 1

 



Original Network : NTV

Kasai Riko : “Habis dusta, terbitlah cinta”, aku tak percaya itu.

Kamoshita Junnosuke : “Habis dusta, terbitlah cinta”, itu terkadang ada.


Riko : “Seseorang menciptakan dusta. Kalau memang ada sesuatu yang diinginkan, mereka berdusta lebih sering. Dusta membuat bahagia, dusta membuat menangis. Terkadang menipu. Terkadang pura- pura tertipu. Dan seseorang jatuh cinta.

Tapi aku benci yang begitu. Karena dusta melukai seseorang. Karena itu, aku percaya bahwa terdapat cinta sejati tanpa dusta dan kepalsuan.”


Riko diputuskan oleh pacarnya, yang telah berpacaran selama 10 tahun dengannya, disaat tinggal 1 bulan lagi menjelang pernikahan mereka. Jadi dari Aomori, dia pergi ke Shinjuku, tempat sepupunya dan meminta bantuannya.

“Aku diduakan! Sudah tiga tahun pula, sama cewek dari Sendai! Ucapannya cuma mengatakan hal manis seperti, ‘Aku mencintaimu’, ‘Aku menyukaimu’, tapi semua dusta!” kata Riko, bercerita dengan penuh emosi.


Karena alasan tersebutlah, makanya Riko datang ke tempat sepupunya ini. Pertama, dia malu kalau tetap tinggal di kampung. Kedua, dia ingin balas dendam, jadi dia ingin bisa mendapatkan pria dari kota besar Tokyo ini. Ketiga, dia ingin menemukan cinta sejati tanpa dusta dan kepalsuan. Jadi dia memohon bantuan sepupunya, Shinohara Yuri, untuk membantunya dan mengajarkan kebijaksanaan, cara menemukan cowok yang baik di kota besar Tokyo ini.

“Kalau ‘gitu, mau coba menggoda?” tanya Yuri. Dan Riko merasa heran, apa maksudnya itu. “Eh, kamu enggak tahu? Sekarang tren menggoda lagi ramai sekali di Tokyo,” jelasnya.

“Eh, tapi apa itu aman? Kalau aku dibohongi atau ditipu kayak begini lagi, aku enggak akan bisa jatuh cinta selamanya,” balas Riko, tidak mau.

“Kalau ‘gitu, hentikan. Hentikan dan pulang ke Aomori!”

“Eh, kenapa? Kumohon. Ajarkan aku menggoda,” pinta Riko, akhirnya memilih mau.

Pertama, Yuri memilihkan pakaian untuk Riko. Dan melihat- lihat pakaian cantik milik Yuri, Riko merasa sangat senang sekali.

Yuri : Kunci untuk menggoda cowok atau cewek adalah kebersihan. Eksposurnya harus efektif. Tapi jangan yang murah juga.


Kedua, Yuri membawa Riko mengunjungi bar malam. Dan beberapa pria disana terpesona melihat mereka berdua.

Yuri : Ekspresimu kaku! Goda- menggoda sudah dimulai. Jadi anggaplah kalau kamu lagi dilihatin. Jangan menunggu untuk disapa. Buat mereka menyapamu.

Disisi lain. Ada Izumi Haruhiko dan Kamoshita Junnosuke. Haruhiko menjelaskan caranya ‘menggoda’, langkah pertama adalah menyapa. Tapi Junnosuke tidak mau menyapa duluan. Sebab dia adalah lulusan Universitas New York dengan gelar MBA, kerja di perusahaan perdagangan besar dengan gaji tahunan lebih dari 10 juta yen. Jadi secara spesifikasinya, dia percaya diri wanita pasti akan menghampirinya duluan.

Itu sebabnya Anda akan selalu sendiri sampai kapan pun, komentar Haruhiko.

Masalahnya hanya tak ada wanita berspesifikasi tinggi yang sepadan denganku, balas Junnosuke. Jadi buruan, kau saja yang menyapanya.


Haruhiko melanjutkan pengajarannya. Rahasia menggoda itu adalah sekali tembak, mati. Pertama, lakukan kontak mata. Haruhiko mengajarkan hal itu kepada Junnosuke sambil memperhatikan ke sekitar. Dan Junnosuke pun mengikuti arahannya.

Yuri menyadari ada yang menatap ke arah mereka, dan dia memberitahu Riko. Dan Riko langsung melihat ke arah Haruhiko serta Junnosuke sambil tersenyum. Melihat itu, Yuri langsung menghentikan Riko.

“Jangan melirik!” kata Yuri, memperingatkan. “Dengar? Sekalipun dia tipemu, jangan langsung terima. Kalau dianggap wanita murahan, artinya kalah,” jelasnya.

Mendengar itu, Riko menganggukkan kepalanya secara pelan dan juga bertepuk tangan pelan karena kagum terhadapa Yuri.

“Semuanya tak ingin dianggap dirinya murahan. Semakin baik wanita, semakin sulit didekati,” kata Haruhiko, menjelaskan. “Karena itu, kita beri wanita itu alasan untuk minum bersama,” jelasnya sambil mengedipkan mata.

“Alasan?” gumam Juunosuke, bingung.

Haruhiko kemudian maju mendekati Riko dan Yuri untuk memberikan contoh kepada Juunosuke. Menyadari itu, Riko merasa bersemangat dan menyenggol bahu Yuri sedikit.

Pertama, Haruhiko meminta waktu Riko dan Yuri selama tiga menit saja. Kedua, dia memberitahu kalau Juunosuke adalah seniornya dan Junnosuke terus memitanya untuk menyapa mereka berdua, jadi dia ke sini. Ketiga, dia mengajak mereka untuk minum bersama selama 10 menit. Mendengar itu, Riko merasa terkejut, dari 3 menit menjadi 10 menit dan dia menatap Yuri untuk meminta penjelasan. Dan Yuri berpendapat kalau Haruhiko pasti sudah ahli.


Riko : Ba- bagaimana ini?

“Eh. Tapi ya, hari ini kami tujuannya cuma minum berdua saja,” kata Yuri, menolak ajakkan minum bersama Haruhiko. Dan Riko menggelengkan kepalanya dengan pelan. Namun Yuri sengaja mengabaikannya.

Yuri : Buat dia mengejarmu. Kalau dengan ini dia menyerah, dia hanya pria biasa.


Mendengar penolakkan dari Yuri, Haruhiko melirik ke arah Juunosuke. Dan Juunosuke menatapnya dengan khawatir.

Haruhiko : Tangguh adalah bukti kepercayaan diri. Ini kualitas mantap.

Juunosuke : Kau baik- baik saja?

“Andai kalian tak suka dengannya, sentuh rambut kalian seperti ini. Setelah itu, aku akan bertanggung jawab, dan mundur dengan teratur,” jelas Haruhiko dengan sikap sopan.

“Eh. Kelihatannya hebat!” puji Yuri sambil tersenyum.

Yuri : Teknik canggih untuk membuat para wanita merasa aman dan menjadikan minum sebagai permainan.


Haruhiko menatap ke arah Juunosuke sambil tersenyum penuh percaya diri.

Haruhiko : Ini berhasil. Satu dorongan terakhir.

“Senior, kalau tingkahmu kayak Buddha begitu, mereka pada takut, ya,” kata Haruhiko, berpura- pura mengkritik Juunosuke. “Begitu- begitu, dia bekerja di Perusahaan Mutsubishi,” jelasnya secara sengaja.

Yuri : Lulus

“Karena aku kasihan kalau dimarahi, tak masalah kalau cuma sepuluh menit,” kata Yuri sambil tersenyum, menerima ajakkan minum bersama Haruhiko. Dan Riko menganggukkan kepalanya dengan bersemangat.


Setelah ‘menggoda’ berhasil, Haruhiko melambaikan tangannya kepada Juunosuke. Dan Juunosuke pun langsung maju mendekati mereka semua. Lalu Riko menyapa Juunosuke duluan. Dan dengan kaku, Juunosuke membalas sapaannya.

Sementara Yuri dan Haruhiko, mereka berdua tetap bersikap biasa saja.


Yuri dan Haruhiko termaksud orang- orang yang pandai bersosialisasi. Jadi baru mengobrol sebentar saja, mereka sudah cepat akrab.

Sedangkan Riko dan Juunosuke adalah sebaliknya. Jadi saat mereka baru mengobrol sebentar saja, mereka sudah saling berdiaman dengan canggung.


Disaat suasana terasa sangat canggung, Riko berniat mencari Yuri, tapi ternyata Yuri malah pergi bersama Haruhiko. Dan mengetahui itu, Riko merasa tidak menyangka bisa secepat itu Yuri akrab dengan Haruhiko. Sedangkan Juunosuke, dengan kesal dia menggerutu, sebab Haruhiko yang mengajak nya ke sini, tapi Haruhiko malah meninggalkannya.

“Hah?! Apa- apaan itu?!” tanya Riko dengan suara agak keras, mendengar gerutuan Juunosuke.



“Coba atasi logatmu itu. Kesannya membuat jantungku berdebar,” balas Juunosuke.

“Memang aku bicara dengan logat?!” tanya Riko, tidak sadar.

“Benar- benar berlogat itu. Itu menggangguku,” balas Juunosuke. “Kalau dirimu jauh- jauh datang dari desa buat menggaet pria,” keluhnya.

“Kamu sendiri juga menggaet wanita, ‘kan? Yah, dari penampilanmu, kelihatannya enggak populer sama sekali!” ejek Riko, merasa kesal.

Akhirnya hubungan singkat Riko dan Haruhiko berakhir dengan bertengkaran. Lalu Riko pun berniat untuk pulang saja.


Disaat Riko berniat pergi, dia bertemu dengan seorang pria tampan yang datang dan menyapanya, lalu mengajaknya untuk minum bersama. Dengan senang hati, Riko menerima ajakan pria tersebut untuk minum bersama.


Pria tersebut sangat menyenangkan, lembut, dan  tampan. Jadi Riko merasa nyaman dan senang sekali saat mengobrol dengannya, bahkan dia sampai tertawa dengan keras.

Dari jauh, Juunosuke memperhatikan itu sambil mendengus. “Dia terbawa suasana,” gumam nya sambil terus minum- minum sendirian.


Saat Riko pamit pergi ke kamar mandi sebentar, Pria tersebut menaruh sesuatu ke dalam gelas minuman Riko. Dan Juunosuke kebetulan melihat itu.

Ketika Riko kembali dari kamar mandi, dia bersulang dengan Pria tersebut dan ingin meminum minumannya. Tapi Juunosuke langsung menghentikannya.


“Kamu menaruh obat di gelas, ‘kan?” tanya Juunosuke secara langsung kepada Pria tersebut. Dan Riko merasa terkejut sekali.

“Ini obat sakit perut,” kata Pria tersebut, menjelaskan. Dan Juunosuke tidak percaya, jadi dia memeriksa obat yang Pria tersebut taruh. Dan ternyata, benar.


Untungnya, Pria tersebut cukup baik. Dia hanya ingin Juunosuke untuk meminta maaf padanya. Tapi Juunosuke menolak. Lalu dia memegang bahu Juunosuke dan mengoyang- goyangkan nya dengan pelan. “Apa maksudmu ‘enggak’? Cepat minta maaf,” katanya sambil tersenyum ramah.

Disaat itu, tiba- tiba Juunosuke merasa mual dan langsung muntah.


Saat Juunosuke terbangun, bar sudah sepi dan hanya tinggal Riko saja yang tertidur di meja dan menunggunya. Melihat itu, Juunosuke merasa sedikit tersentuh. Lalu tiba- tiba Riko terbangun, dan Juunosuke pun langsung berdiri. Tapi saat berdiri, dia merasa sangat tidak nyaman. Dan Riko menyarankannya untuk lebih baik jangan tiba- tiba berdiri. Lalu dia memberikan sapu tangannya.


“Terima kasih karena mencoba menolongku,” kata Riko dengan tulus.

“Kenapa berlagak keren? Sok- sokan enggak pakai logat,” balas Juunosuke sambil tersenyum.

“Sudah kubilang, aku enggak pakai logat,” balas Riko sambil tertawa. Lalu dia pamit dan pergi. Namun sebelum pergi, dia menasehati supaya Juunosuke jangan terlalu sering bilang tentang spesifikasi saat mencari wanita, karena kesannya jadi tampak kompleks.


Mendengar nasihat itu, Juunosuke diam. Lalu dia menatap sapu tangan yang Riko berikan kepadanya.

Keesokan paginya. Saat bangun, Haruhiko langsung buru- buru berpakaian, karena dia ada shift pagi. Ternyata Haruhiko tidak bekerja di perusahaan dagang, yang bekerja disana adalah Juunosuke saja. Senior yang dimaksudnya, bukan Senior tempat kerja, tapi Senior dalam kehidupan. Pekerjaan Haruhiko yang sebenarnya adalah pekerja sambilan dicafe. Dan dia mengundang Yuri untuk lain kali datang ke cafenya, dan dia akan belikan Yuri secangkir kopi. Tapi Yuri menolak.

Ketika mengetahui pekerjaan Haruhiko yang sesungguhnya, Yuri langsung hilang ketertarikan dengannya. Dengan cepat, dia memakai pakaiannya, lalu pergi.

Yuri dan Riko makan malam bersama. Pertama, Yuri menceritakan tentang pekerjaan nya. Lalu dengan bersemangat, Yuri bercerita bahwa dia ingin mendapatkan pria berspesifikasi tinggi dan makan malam susyi cepat di Ginza. Dan Riko setuju dengannya, dia juga pengin makan susyi di Ginza, bukan karage lagi.

Yuri : Tapi kesempatan kedua tidak datang. Gelembung penggodaan telah meletus. Karena saking banyaknya orang bernafsu tinggi berkumpul di tempat penggodaan, hasilnya tempat itu malah kacau.

Lalu ‘penggodaan’ sebagai cara terampuh menggaet pasangan pun kehilangan daya tariknya.

Haruhiko : Lalu, kencan di aplikasi. Akhirnya tiba era memulai cinta dengan jarak jauh. Cara bertemuu pasangan pun berganti ke aplikasi perjodohan. Dan pasangan yang terhubung secara daring pun bertambah.



Haruhiko mengajak Juunosuke untuk ikut kencan online. Karena bulan depan Juunosuke akan pergi ke Singapura untuk memulai bisnis sendirian disana. Jadi menurutnya, Juunosuke harus mencari pasangan yang dapat mendukung. Namun Juunosuke merasa ragu untuk ikut, karena dia khawatir pesonanya tidak bisa tersampaikan secara jarak jauh. Dan Haruhiko merasa geli mendengar itu, sebab selama setengah tahun ini, pesona Juunosuke sama sekali tidak ada tersampaikan ke siapapun. Lalu dia menebak, apakah mungkin ada orang lain yang Juunosuke sukain.

Mendengar pertanyaan itu, Juunosuke menatap sapu tangan yang Riko berikan. “Tak ada. Mana mungkin ada, ‘kan?” sangkalnya, seperti menyakinkan diri sendiri.


“Kalau ‘gitu, bergabunglah. Aku juga sudah bilang ke manajer penyelenggara kalau Anda ikut,” ajak Haruhiko.

“Baiklah,” kata Juunosuke, setuju.

Kencan online mengadakan acara. Jadi mereka akan memainkan game secara jarak jauh, nama gamenya ‘manusia serigala’. Mengungkap serigala yang berbaur dengan warga desa. Ini adalah pertempuran psikologis menipu dan ditipu.

“Pastikan ikut, ya. Pasti Anda ketemu dengan orang yang ditakdirkan,” kata Haruhiko dengan bersemangat.


Hari acara. Juunosuke berpakaian dan berdandan dengan rapi, lalu dia memegang laptopnya dan mencari- cari posisi mana yang pemandangan nya paling bagus. Setelah ok, dia menyalakan aplikasi Zoomer. Dan disana, sudah ada dua orang yang bergabung, pertama Haruhiko dan kedua Tadokoro. Sedangkan dua tamu wanita, belum ada yang online.

Yuri dan Riko online secara bersamaan ke dalam aplikasi Zoomer. Dan saat mereka berdua melihat Haruhiko dan Juunosuke, mereka berdua sama- sama terkejut. Begitu juga sebaliknya.

“Keren! Ini takdir, loh!” seru Haruhiko.

“Parah banget…” keluh Yuri.

“Sempitnya Tokyo,” keluh Riko, tidak menyangka.



Permainan game, berjalan sangat menarik. Juunosuke mendapatkan kartu Serigala, tapi dia berhohong bahwa dia mendapatkan kartu peramal. Dan Riko yang mendapatkan kartu peramal jadi langsung mengetahui kalau Juunosuke berbohong. Lalu mereka berdua pun mulai saling berdebat.


Kemudian Juunosuke mulai mengirimkan pesan melalui chat pribadi kepada Riko. “Melihatmu bergabung disini, apa itu artinya kamu tak berhasil menggaet pria dalam enam bulan terakhir?”

“Itu sama saja denganmu, ‘kan!” teriak Riko, tanpa sadar. Dan saat tersadar, dia merasa agak malu kepada semuanya. Dan Juunosuke menertawainya. Lalu Riko membalas chat Juunosuke. “Palingan kau terus dicampakkan, ‘kan?”

Juunosuke : “Apa yang kamu kesalkan? Temperamental takkan membuatmu populer.”

Membaca itu, Riko merasa sangat greget sekali. Tapi kali ini dia tidak berteriak dan langsung membalas melalui chat pribadi.


Yuri dengan jujur mengatakan kalau dia adalah warga desa asli. Dan Haruhiko tidak percaya. “Aku orang yang jujur, beda denganmu,” sindir Yuri.

“Tunggu, Yuri-chan. Percayalah padaku!” balas Haruhiko. Lalu dia mengirimkan pesan di chat pribadi kepada Yuri. “Kubilang maaf. Aku tak bermaksud menipumu. Lain kali, bisa ketemu lagi? Hei, kamu dengar?”


Yuri mengabaikan chat dari Haruhiko, dan memilih untuk mengirimkan chat pribadi kepada Tadokoro. “Apa bisa bertemu lain kali? Ada yang mau ku konsultasikan soal karierku.”

Membaca pesan Yuri itu, Tadokoro tersenyum. Dan Yuri juga balas tersenyum. Tapi Haruhito sama sekali tidak menyadari ada yang aneh atau ‘sesuatu’.


Juunosuke terus mengirimkan pesan di chat pribadi kepada Riko. Dia menanyai, apakah hari Minggu besok, Riko ada waktu luang. Dan tanpa sadar, Riko membaca pesan itu secara keras. Lalu saat tersadar, Riko tertawa dengan canggung kepada semuanya. Sedangkan Juunosuke terdiam dan ekspresinya menjadi kaku seperti patung, karena takut ketahuan sama yang lain.

Juunosuke : “Memangnya kamu tak punya kemampuan berpikir? Suaramu kedengaran, loh.”

Riko : ”Tenang saja.”

Juunosuke : “Aku mengajakmu. Hari Minggu, apa kau luang?”

“Eh!” seru Riko, tanpa sadar lagi. Dan saat tersadar, dia langsung berpura- pura melucu. “Belakangan ini aku kecanduan meniru Masuo-san,” jelasnya sambil tertawa dengan kaku.


“Oh, menirukan seseorang, ya,” respon Haruhiko.

Juunosuke : “Nanti kuizinkan makan yang kamu suka, deh.”

“Eh?!” seru Riko, tanpa sadar, lagi dan lagi. “Ah… aku berlatih lagi,” jelasnya kepada semuanya sambil memegang wajahnya dengan malu.

Post a Comment

Previous Post Next Post