Dari jendela, Makoto melihat
acara Natal dialun- alun kota sudah dimulai. Lalu dia menanyai Lisa, “Kamu
ingat? Sudah berapa lama kita bertemu?”
“Sejak 3 tahun yang lalu, ‘kan?”
jawab Lisa.
“Salah. Kita bertemu 10 tahun
yang lalu,” jawab Makoto sambil mengarahkan kamera kecil disakunya ke arah Lisa
berada.
Makoto mengingatkan Lisa. 10
tahun lalu, mereka berdua bertemu di bengkel mobil. Dia bekerja disana. Disaat
itu, Lisa datang ke bengkel mereka setelah menabrak sesuatu menggunakan mobil
sport merah. Lalu dia menceritakan dengan jujur, tentang dirinya yang saat itu
harusnya sedang berkuliah, itu bohong. Dia juga berbohong soal masuk
universitas elite. Dia yang sebenarnya, hanyalah seorang montir.
“Tak bisa kupercaya,” gumam Lisa,
terkejut dan tidak menyangka.
“Saat itu, aku mengajakmu makan.
Kamu ingat?” tanya Makoto. Dan Lisa tidak ingat. “Kamu bilang kenapa aku harus
makan bersama orang sepertimu?” jelasnya, mengingatkan.
Makoto kemudian mengulurkan
tangannya dan melakukan sebuah trik sulap seperti dulu. Dia memunculkan bunga
mawar dan lalu dia memberikannya kepada Lisa. Saat Lisa memegang mawar
tersebut, Makoto menarik tali yang ada disana, dan muncullah bendera- bendera
kecil. Melihat itu, Lisa langsung ingat.
“Setelah seminggu, aku
meninggalkan bengkel. Dan sejak hari itu aku menabung seperti orang bodoh dan
membeli perusahaan. Kalau aku bekerja keras, setidaknya aku bisa sampai di
pintu masuk duniamu,” kata Makoto, bercerita.
“Hal itu mana mungkin bisa,”
balas Lisa, tidak percaya.
“Kan sudah terjadi. Aku berusaha
keras agar bisa bersamamu. Aku berusaha keras untuk hari ini,” kata Makoto
dengan lembut.
Mendengar perkataan Makoto, Lisa
merasa ini sangat luar biasa, karena untuk dekat dengannya Makoto sampai
melakukan semua ini. Dan dia merasa sangat senang serta bersemangat sekali.
“Cobalah menarik benang pada
bunganya,” kata Makoto.
“Eh? Kenapa?” gumam Lisa. “Boleh
kutebak?”
“Kalau kamu bisa menebaknya,”
balas Makoto.
“Apa cincin akan muncul,” tebak
Lisa. “Lalu, ada kejutan seperti ‘menikahlah denganku’. Aku paham sekali,”
katanya sambil tertawa bahagia.
“Bagaimana, ya,” balas Makoto
sambil tersenyum misterius.
Kemudian secara perlahan, Lisa
menarik benang yang Makoto pegang. Dan hasilnya, beneran ada cincin. Para
penonton yang berada dialun- alun dan melihat hal tersebut, mereka semua merasa
bersemangat dan mengucapkan selamat.
Sedangkan Kida, dia tampak biasa
saja. Dia bermuka sangat datar.
Disaat Lisa merasa sangat senang,
Makoto menjelaskan bahwa ini bukan cincin untuk Lisa. Lalu dia menunjukkan
hadiah sesungguhnya yang dia bawa untuk Lisa, yaitu bagian dari lampu depan
mobil.
Melihat itu, para penonton
dialun- alun, merasa bingung ada apa. Dan Kida menonton dengan serius.
Makoto menaruh foto diatas meja.
Dan Lisa membuka serta melihatnya. Itu adalah foto Kida, Makoto, dan Yocchi,
bersama- sama dipantai. punggung
“Aku, sahabatku, dan …” kata
Makoto sambil berdiri memunggungi Lisa. “… dan anjing. Kamu menabrak anjingnya,
‘kan? Kamu bilang begitu ketika membawa mobil.”
***
Kida melihat Makoto berdiri didekat
persimpangan, dan diapun memanggilnya. Tapi Makoto tidak menjawab. Lalu Kida
pun menghampirinya.
Saat Kida sudah berada di dekat
Makoto, dia melihat Yocchi yang mati karena ditabrak. Lalu dia terdiam dan
menatap Makoto. Dan didekat tubuh Yocchi, ada sebuah kaca kecil, bagian dari
lampu depan mobil.
***
“Kami selalu menunggu pelaku
tabrak lari pada Yocchi akan ditangkap. Tapi setelah insiden itu selama 2
bulan, tak ada panggilan apapun dari polisi. Bahkan tak ada satupun berita
dikoran maupun TV soal insiden itu. Lalu, dua bulan setelah insiden itu, Lisa
akhirnya datang ke bengkel. Potongan lampu depan itu cocok dengan mobilmu. Pada
saat itu kamu mungkin mengira Ayahmu tak tahu apa- apa tentang kecelakaan itu,
tapi sebenarnya ayahmu tahu segalanya,” kata Makoto, bercerita.
“Soal apa?” dengus Lisa, dengan
sikap acuh.
“Makanya dia sengaja tidak
melaporkan mobil yang akan dibongkar.”
***
Bawahan Ando menyarankan agar
Ando membuang saja mobil merah tersebut. Tapi Ando menolak, karena kalau mereka
membuangya, itu justru akan membuat orang curiga.
Lalu Ando menelpon Manajer
bengkel dan memberitahu Manajer bengkel untuk merahasiakan tentang mobil merah
tersebut.
***
“Ayahmu itu perfeksionis. Bengkel
itu direlokasi dengan rencana perluasan jalan yang bersifat memaksa dan dalam
waktu sekejap langsung dihancurkan,” kata Makoto, dengan ironis. “Wewenang itu
hebat, ya! Masa SD, SMP, dan SMA yang kami habiskan bersama Yocchi, semuanya
hilang karena kekuatan Ayahmu. Kartu keluarga Yocchi, riwayat relokasi, catatan
medis, semuanya … dihancurkan. Insiden itu diperlakukan seolah- olah tidak
pernah terjadi. Kau menghapus keberadaan Yocchi dengan wewenang!”
“Apa yang ingin kamu katakan?”
balas Lisa dengan sikap malas dan acuh sambil melipat tangannya dan menatap
Yocchi.
“Hanya satu hal yang ingin
kutanya,” kata Makoto. “Kamu ingat Yocchi, ‘kan?”
“Aku tak tahu.”
“Kamu tahu, ‘kan?” tanya Makoto,
lagi.
“Kubilang tak tahu!”
“Kamu tahu!” tegas Makoto, penuh
penekanan.
Lisa tidak tahan lagi. Lalu
akhirnya, diapun mengaku. Dengan suara keras, dia menjelaskan bahwa dia memang
menabrak Yocchi. Tapi itu bukan salahnya, melainkan ini semua karena Yocchi
tiba- tiba muncul didepan mobilnya dan dia takbisa menghindarinya. Lagian, dia
tidak ingin hidupnya hancur hanya karena ada cewek yang cari mati!
***
Saat Lisa tidak sengaja menabrak
Yocchi, dia merasa sangat panik dan langsung kabur darisana, setelah memastikan
tidak ada siapapun disana.
***
Mendengar pengakuan Lisa, para penonton
merasa sangat terkejut dan tidak menyangka. Suasana yang awalnya meriah pun
menjadi sangat hening sekali.
***
Makoto menceritakan rencananya
kepada Kida. Dia ingin membuat Lisa mengakui kejahatannya di depan ribuan
orang, jadi meskipun Ayah Lisa itu hebat, Ayah Lisa tidak akan mungkin bisa
membungkam mulut orang sebanyak itu. Sekaligus dia ingin membuat orang- orang
berpikir, siapa Yocchi itu. Memanfaatkan keingintahuan orang- orang yang hadir,
keberadaan Yocchi akan terus ada.
“Jadi ini bagian terakhir dari
rencana lamaran itu?” tanya Kida, memastikan.
“Tidak, masih belum. Setelah itu,
aku akan memberikan cincin ke Yocchi,” jawab Makoto. Dan Kida merasa bingung,
apa maksudnya. “Untuk hal itu, aku ingin kau mempersiapkan sesuatu,” kata
Makoto, tanpa menjelaskan apa maksudnya.
Saat mengetahui, apa yang Makoto
ingin dia persiapkan, Kida tidak bersedia untuk membantu. Awalnya dia membantu,
karena Makoto ingin membuat Lisa mengakui perbuatannya, dan itu dia mendukung.
Tapi untuk permintaan Makoto yang sekarang, dia tidak setuju, karena
menurutnya, tak ada gunanya balas dendam sampai seperti ini. Dan Makoto
menjelaskan bahwa ini bukan balas dendam, karena dia tak memiliki kebencian
pada Lisa atau Ayah Lisa.
“Lalu kenapa?!” tanya Kida, ingin
tahu.
“Rasa penasaranku tidak
tertahankan!” teriak Makoto dengan emosi. “Cincinnya… entah Yocchi bakal
bahagia atau tidak, aku sangat penasaran akan hal itu!” jelasnya sambil
menghentakkan kakinya. “Aku ingin memberikannya. Hei, kumohon,” pintanya.
Lalu disaat itu, Lisa datang. Dengan
memohon, Makoto menatap Kida. Dan Kida pun menjawab iya. Lalu setelah itu,
Makoto pergi bersama Lisa, dan meninggalkan Kida.
***
Memikirkan pembicaraan hari itu,
Kida merasa agak pusing.
Disaat Ando sedang bersoliasasi
disebuah acara, video pengakuan Lisa sudah tersebar luas di Internet. Dan
ketika Ando melihat itu, dia langsung menyuruh Bawahannya untuk menyingkirkan
video tersebut.
“Siarannya tidak mungkin
dihentikan,” bisik si Bawahan.
Lalu Ando melihat ke sekitarnya,
dan dia melihat semua orang menonton video Lisa.
“Paling, Papa akan melakukan
sesuatu, ‘kan? Tak ada yang bisa kamu lakukan soal itu, ‘kan?” kata Lisa dengan
sikap percaya diri. “Kenapa kamu harus repot- repot? Bahkan kamu sampai jadi
direktur, hebat sekali ambisimu!” ejeknya sambil mendengus. “Sekalipun wanita
sepertinya menghilang, dunia takkan mengalami kerugian!” teriaknya.
“Jangan bercanda!” bentak Makoto,
marah. “Yocchi sangat takut dilupakan. Aku tak mau keberadaannya menghilang!”
Makoto menahan Lisa dia sofa. Dan
Lisa memberontak untuk pergi. “Diperlakukan seolah- olah tidak ada. Rasanya
hampa, ‘kan?” gumam Makoto.
“Aku tak paham maksudmu!” bentak
Lisa. “Bukankah kamu gila?!” teriaknya sambil mendorong Makoto. Lalu dia
terjatuh lemas dilantai.
Saat Lisa terjatuh, dia melihat
bom yang Makoto letakkan dibawah sofa. Melihat itu, dia merasa panik. Dan
Makoto diam sambil memegang tombol bom ditangannya.
“Bom? Tak mungkin!” seru para
penonton, merasa ngeri.
Dengan khawatir, Kida berdiri dan
menatap ke gedung tempat dimana Makoto dan Lisa berada sekarang. Lalu setelah
itu, dia langsung berlari dengan kencang ke sana.
Makoto memborgol kaki Lisa
disofa, sehingga Lisa tidak bisa kabur. Kemudian dia menjelaskan bahwa dia
melakukan ini bukan karena mau membalas dendam.
“Lalu kenapa?!” tanya Lisa, marah
dan panik. “Tunggu! Makoto jawablah! Hei, kamu dengar?” teriaknya.
Makoto diam sambil menatap cincin
yang ingin diberikannya kepada Yocchi. “Ini sudah 10 tahun,” gumamnya,
mengabaikan teriakan Lisa. “Sudah waktunya memberimu cincin.”
Kida berlari dengan sangat
kencang memasuki gedung.
“Bukan aku yang salah. Papa yang
salah. Papa yang bilang jangan melakukan apapun. Makanya, bukan aku, tapi papa
yang salah,” kata Lisa, melemparkan kesalahan kepada Ayahnya. Tapi Makoto tetap
diam dan mengabaikannya.
Kida sampai didekat ruangan.
Makoto bersiap untuk menekan
tombol bom. “Kalau tombolnya enggak ditekan, tombolnya enggak berguna, ‘kan?”
gumamnya.
“Hentikan! Jangan bercanda!!”
teriak Lisa, panik.
Kida mengetuk pintu dengan keras
dan memanggil nama Makoto.
Makoto seolah melihat Yocchi
berdiri dan tersenyum disebrang jalan. “Yocchi,” panggilnya sambil tersenyum
lembut.
“Ini sudah cukup ‘kan, Makoto?!”
panggil Kida. Lalu dia mendobrak pintu dengan kuat. Dan pintu pun terbuka.
Anehnya, saat Kida masuk ke dalam
ruangan. Disana sangat gelap sekali. Dan diatas meja terdapat sekaleng cola.
Ketika Kida mengambil kaleng cola
tersebut, gedung disebrang apatermen Makoto meledak.
Melihat itu, para penonton merasa
sangat terkejut.
Lalu dilangit, kembang api muncul
dan meletus sangat indah sekali.
Melihat itu, Kida diam terpaku.
***
Kida datang ke jalan, dimana
Yocchi meninggal karena ditabrak. Dia berjongkok disana, “Selamat Natal,”
ucapnya. Lalu dia menatap ke depan, “Apa kau benar- benar memberikan
cincinnya?” tanyanya.
Setelah itu, Kida berdiri. Dia
mendekati tombol penyebrangan dan menekannya. Lalu saat lampu penyebrangan
menjadi hijau, dia melihat Yocchi dan Makoto.
“Ayo pergi,” panggil Yocchi.
Dijari manisnya, dia memakai cincin pemberian Makoto dan dia memakai pakaian
putih bersih.
Makoto datang dan memegang tangan
Yocchi. Lalu mereka berjalan bersama.
“Ini pertama kalinya. Bergadengan
tangan dengan Makoto,” kata Yocchi, senang.
“Enggak mau?”
“Kalau enggak mau, tanganmu
langsung kupotong dengan pisau,” canda Yocchi.
Mendengar itu, Makoto mengenggam
tangan Yocchi dengan lebih erat. Lalu dia memasukkan tangan mereka berdua ke
dalam saku celananya.
Makoto dan Yocchi sama- sama
tersenyum bahagia. Dan dibelakang, Kida memperhatikan semua itu, sendirian. END.
waw drama twist banget. aku pikir kenapa makoto terobsesi dengan lisa. ternyata karena yochi. keren. mksh sinopsisnya
ReplyDelete