Sorry karena update sinopsisnya lama. Soalnya, seminggu belakangan ini,
kondisi tubuh memang lagi nggak fit dan fokus untuk pemulihan dulu. Terimakasih
karena mau menunggu.
Sinopsis K-Drama : Devil Judge Episode 15 – 1
Drama ini berlatar dalam
distopia khayalan Korea, dan semua tokoh, organisasi,dan peristiwa adalah
fiksi.
Ga On
melakukan konferensi pers dengan didampingi oleh tn. Min, di saat proses
hukuman mati Jook Chang masih belum usai. Pada konferensi pers tersebut, Ga On
menyatakan bahwa Siaran Langsung Persidangan yang selama ini sudah dilakukan
adalah palsu. Karena pernyataannya tersebut, Kehakiman meminta penundaan atas
hukuman mati Jook Chang. Seorang reporter meminta penjelasan lebih lanjut pada
Ga On, apakah maksudnya, Hakim Kang Yo Han telah merekayasa sidang? Ga On tidak
menjawab pertanyaan tersebut. tn. Min langsung maju mengambil alih dan
membenarkan kalau Yo Han telah merekayasa sidang. Hasil sidang sudah ditetapkan
lebih dahulu, bukti dibuat dan pengacara di suap sebelum persidangan. Dan
karena Ga On sudah memberikan kesaksian, mereka akan membentuk sebuah komite
untuk mengungkap kebenaran. Sontak saja, para reporter semakin heboh. Ini
berita hot yang harus segera diliput.
Yo Han
yang masih ada diruang sidang, kelihatan marah karena pengkhianatan Ga On
padanya. Dia dengan terpaksa harus menangguhkan hukuman mati yang sedang
dijalani oleh Jook Chang dan megenai pendapatnya atas konferensi pers Ga On,
dia akan melakukannya secara terpisah. Jook Chang beneran senang dan beruntung.
Padahal sedikit lagi, dia hampir mati, tapi karena konferensi pers itu, dia
tetap bertahan hidup. Bukannya menyesali perbuatannya disaat nyawanya hampir
saja mati, dia malah kelihatan seperti menertertawakan Yo Han.
Ketiga
sekawan yaitu Heo Joong Se, Park Du Man dan Min Yong Sik juga sangat bahagia
melihat Yo Han yang terlibat masalah tanpa mereka harus turun tangan. Dan
ternyata juga, hm memang sudah kuduga sih, sedari awal, Heo Joong Se tidak ada
niat sama sekali menyelamatkan Jook Chang. Dia hanya membohongi Jook Chang
dengan bilang kalau dia akan mematikan listrik jika jumlah vote 1juta tercapai,
padahal sebenarnya, dia malah berharap Jook Chang mati. Misalkan Jook Chang
tidak menepati janji dan akhirnya mau mengatakan kebenarannya, dia sudah
menyabotase kursi listrik itu sehingga saat Jook Chang akan mengatakan
kebenarannya, dia akan memutar voltase kursi listrik itu hingga maksimal dan
Jook Chang akan mati tersetrum tanpa kesempatan bicara.
Tapi,
terkait hal ini, baik Park Du Man dan Min Yong Sik sama sekali tidak tahu. Saat
tahu ternyata itu rencananya, keduanya saling bertukar pandang yang menunjukkan
mereka tidak suka dengan rencananya tersebut.
Saat Ga
On sudah selesai dengan konferensi persnya dan kembali ke ruang kerjanya, Jin
Joo langsung menanyakan kebenaran kesaksiannya tersebut. Dia masih sulit
mempercayai kalau Yo Han merekayasa semua persidangan mereka selama ini. Ga On
mengiyakan dan meminta maaf karena sudah menutupi semuanya darinya selama ini.
Jin Joo kesal karena merasa sudah dimanfaatkan, tapi tetap, dia percaya pada Yo
Han. Menurutnya, Yo Han adalah hakim yang luar biasa, tidak sepertinya.
Kini, Ga
On harus menuliskan kesaksiannya mengenai Yo Han. Padahal dia sudah melakukan
konferensi pers dan mengatakan hal seperti itu, tapi saat menuliskan kesaksian,
dia nggak bisa menuliskan apapun. Dia ingat pertemuan pertamanya dengan Yo Han
yang menurutnya, Yo Han sangat misterius dan aneh, tapi semakin dia mengenal Yo
Han, semakin dia merasa kalau Yo Han kesepian dan menyedihkan.
Di ruang
kerjanya, Yo Han merenung. Ah, atau lebih tepatnya, meratapi. Dari sorot
matanya, terlihat rasa kekecewaan yang amat besar. Dia merasa semuanya terulang
lagi, yaitu, perlakuan orang-orang seolah dia adalah monster. Masih jelas
diingatannya, bagaimana saat teman-teman SD-nya memperlakukannya dan
menyebutnya monster hanya karena satu tindakannya waktu itu. Saat itu, seekor
burung masuk ke ruang kelas mereka ditengah pembelajaran dan semua murid
berteriak ketakutan tanpa ada satupun yang berani mengusir burung yang
bertengger di atas meja seorang siswi perempuan. Wali kelas saat itu juga hanya
berdiri diam di depan kelas tanpa bergerak sedikitpun. Melihat teman
sebangkunya begitu ketakutan pada burung itu, Yo Han berniat menolong. Dia
menggunakan penggarisnya dan memukul burung itu jatuh. Pukulannya begitu kuat
sehingga burung itu mengenai kaki meja, berdarah dan terkulai ditanah.
Sayangnya bukan rasa terimakasih yang didapatkannya, melainkan, tatapan marah
dan ngeri dari semua anak termasuk guru.
Bukan
hanya di sekolah, di rumah pun, ayahnya memukulinya dan menyebutnya sebagai
orang yang suatu hari nanti akan menghancurkan abangnya. Kemudian saat kejadian
Sun Ah jatuh dari atas jendela, Isaac menasehatinya seolah dia memang menyuruh
Sun Ah melompat hanya karena Sun Ah menyukainya. Terus, saat pertemuannya
baru-baru ini dengan Sun Ah, Sun Ah memperlakukannya seolah dia adalah orang yang
membunuh abang sendiri demi harta kemudian menyelamatkan putri abangnya agar
tidak ada yang meragukannya. Semua orang melihatnya sebagai monster hanya
karena dia lebih berani mengambil keputusan daripada orang-orang biasa lainnya.
Disaat
dia sedang mengingat semua kenangan buruk selama ini, Ga On datang menemuinya.
Yo Han tidak mau berbasa basi dan menanyakan tujuan Ga On datang setelah
menusuknya dari belakang. Ga On menjawab kalau dia datang untuk berpamitan. Dia
tidak menyesali perbuatannya. Dia melakukan ini karena tidak mau melihat Yo Han
berbuat hal yang tidak bisa diubah lagi. Saat melihat Yo Han di pengadilan
tadi, dia sadar kalau membuat Jook Chang bicara hanyalah alasan yang Yo Han
buat. Dia merasa Yo Han hanya ingin membunuh orang. Dan dia menggunakan
masyarakat sebagai alatnya dan begitu Jook Chang terbunuh, masyarakat akan
memihak Yo Han mau tidak mau. Memanfaatkan kecemasan orang lain adalah hal yang
dilakukan iblis.
“Coba
jelaskan. Di dunia ini, kau akan dihajar jika tak menyerang lebih dahulu. Tidak
melewati batas dalam pertarungan? Naif sekali. Aku memilih cara tercepat,”
tegas Yo Han.
“Keraguan
adalah hal yang manusiawi. Meski punya kelemahan, manusia meragu dan tahu kapan
harus berhenti. Jika tidak, yang ada hanya monster. Monster yang mengasihani
diri sendiri.”
“Itu
lagi. Hal yang sudah kudengar seumur hidupku,” ujar Yo Han, terdengar sedih. “Kau
juga merasa begitu? Kau juga takut kepadaku? Kau tak mau menjadi monster
sepertiku? Begitukah?” tanya Yo Han, penuh amarah dan mencengkeram leher Ga On
dengan kuat.
“Jika
kau ingin membunuhku, silakan,” balas Ga On dengan mata berlinang.
“Kau
pecundang lemah. Enyahlah,” usir Yo Han dan membalikkan badan.
“Aku
benar-benar ingin kau berhenti,” tulus Ga On. Itu yang dikatakannya terakhir
kali sebelum pergi dari ruangan Yo Han.
--
Berita
mengenai Hakim Kang Yo Han dan Siaran Langsung Persidangan yang dipalsukan
menjadi topik panas dan berita utama di semua stasiun TV. Berita itu terus
disiarkan di setiap acara news berulang kali dan semua menunggu jawaban resmi
Kang Yo Han terkait masalah ini.
Meskipun
sudah mendengar berita itu berulang kali, Heo Joong Se masih saja merasa
bahagia dan menyombongkan pada istrinya betapa hebat kemampuannya. Dengan penuh
rasa bangga, dia memberitahu Yeon Jung kalau sebenarnya yang menyerang tn. Min
waktu itu bukanlah fans Yo Han tapi Jook Chang. Dia yang memerintahkannya. Dia
sengaja menanam ‘benih’ di tn. Min dan inilah ‘buah’ luar biasa yang dipanennya
sekarang. Yeo Jung tersenyum bangga pada Joong Se dan memujinya jenius.
Tapi.
Joong Se masih belum puas. Dia ingin menyingkirkan semua orang yang memprotes
pemerintahannya dan hanya menyisakan patriot-patriot yang mendukungnya untuk
membela negara yang hebat dalam sejarah. Kali ini, Yeon Jung tidak setuju
dengan suaminya. Sepertinya, suaminya sudah melupakan tujuan awal mereka. Dia
jadi cemas. Mereka sampai di sini semuanya kan demi uang.
“Benar. Contoh
presiden pertama yang memakai negara sebagai keuntungan. Kita membicarakan hal
seperti itu, 'kan? Tapi Yeon Jung, ada yang lebih penting daripada uang. Meninggalkan
jejakku dalam sejarah. Dalam sejarah yang hebat dan luar biasa ini, aku mau
namaku terukir di sana sebagai peran utama abadi,” ujar Joong Se, menggebu-gebu
dan penuh khayalan.
Yeon
Jung kelihatan muak melihat halusinasi suaminya yang semakin menjadi-jadi itu.
--
Elijah
yang selama ini selalu bersikap sok dingin pada Yo Han, toh, tetap saja
khawatir setelah berita Yo Han menjadi topik utama dimana-mana. Tapi, saat Yo
Han bertanya apa dia khawatir? Dia tetap menyangkal dan malah membalas dengan
sinis kalau Yo Han sampai ditangkap, rumah ini akan menjadi miliknya.
“Memang
milikmu sedari awal,” ujar Yo Han, hangat padanya.
Seperti
inilah cara mereka menunjukkan perhatian mereka satu sama lain. Kelihatan
seperti tidak saling peduli, padahal mempedulikan satu sama lain.
“Tapi Ga
On... Dia tak akan datang lagi, 'kan?”
“Keadaan
kembali seperti semula. Dahulu hanya ada kita berdua.”
--
Setelah
pengkhianatannya pada Yo Han, Ga On tidak lagi mungkin kembali ke rumah Yo Han.
Dia kembali ke rumahnya, tapi rasanya sudah tidak sama seperti dulu lagi. Sudah
tidak ada lagi Soo Hyun. Kini, dia sendirian. Disaat seperti itu, tn. Min
menelponnya dan kembali membahas kematian Soo Hyun. Dia tetap pada kecurigaan
awalnya kalau Yo Han adalah dalang dibalik kematian Soo Hyun. Ga On kelihatan
kesal. Dia tetap pada pendiriannya kalau Yo Han bukan monster yang akan
membunuh abangnya sendiri dan membunuh Soo Hyun hanya demi menutupi
kejahatannya. Bagaimanapun orang melihatnya, menurutnya Yo Han adalah pria
malang.
“Kau
bukan tidak memercayai perkataanku. Kau tidak mau memercayainya.”
“Profesor.”
“Baiklah.
Ini pasti hari yang berat bagimu. Istirahatlah.”
--
A new day,
Park Du
Man, Min Yong Sik dan Jung Sun Ah menemui Heo Joong Se di Istana Kepresidenan.
Mereka meminta Joong Se untuk menghentikan status keadaan darurat negara dan
menenangkan publik karena Yo Han sudah bukan ancaman sekarang ini. Heo Joong Se
nggak mau dan malah semakin ingin memperbesar wilayah yang terdeteksi virus dan
memindahkan makin banyak orang. Jung Sun Ah sudah kelihatan muak dan menegaskan
kalau ini sudah berbeda dari rencana awal. Jika mereka memindahkan lebih banyak
orang, fasilitas akomodasi tidak …
“MULAI
SEKARANG!” teriaknya tanpa mau mendengarkan ucapan Sun Ah. “Mulai sekarang ini
adalah masa Presiden. Jika aku, Heo Joong Se, membuat keputusan sepi dalam
sejarah, yang harus orang normal lakukan adalah mematuhi dan mengikuti. Paham? Dan
kau. Hei. Kenapa kau terus... Kenapa kau terus membantah dengan tidak sopan? Kau
hanya wanita biasa. Yang terpenting adalah memakai kesempatan ini untuk
membersihkan semuanya. Orang yang tidak berkontribusi apa pun pada negara, para
lansia dan bedebah yang memakai dana bantuan itu, para pengeluh yang berkumpul dan
memprotes. Aku akan membersihkan semua orang yang menganggur itu dan
menciptakan negara baru. Ya. Korea yang muda dan kuat. Aku mengatakan itu
sebelumnya saat siaran di internet. Perombakan total Korea! Ini revolusi! Ini
revolusi untuk membangun Korea yang lebih baik!”
“Pidato
yang mengharukan, tapi kau sudah memikirkan konsekuensinya? Dengan gerakan
sebesar itu, ada perlawanan besar. Apa yang akan kau lakukan jika warga turun
ke jalanan dan memprotes?” ingatkan Sun Ah.
“Apa
lagi? Aku memimpin pasukan militer. Aku juga akan menghabisi mereka semua. Aku
akan menempatkan tank di Gwanghwamun dan mengumpulkan semua pasukan. Apa
salahnya? Kita dahulu hidup di masa-masa seperti itu, 'kan?”
Sun Ah
beneran sudah muak dengan ucapan tanpa otaknya itu. Seenaknya aja bicara. Tanpa
sungkan ataupun takut, dia menampar wajah Heo Joong Se dengan keras. Heo Joong
Se panik dan marah, tapi tidak ada yang membelanya. Park Du Man dan Min Yong
Sik malah asyik makan dan menonton semuanya. Nggak kehilangan akal, dia
menelpon asistennya untuk masuk ke ruangannya. Begitu asistennya masuk, dia
langsung menyuruhnya untuk menembak semuanya yaitu Jung Sun Ah, Park Du Man dan
Min Yong Sik. Ini perintah dan dia akan menjelaskannya nanti.
Wihhhh,
pistol diangkat, tapi bukan terarah pada orang-orang yang disebutkannya tapi
pada dirinya sendiri. Yap, asistennya itu adalah orang Sun Ah. Semua karyawan
yang ada di Istana Kepresidenan adalah orang Yayasan. Nyali Joong Se menjadi
ciut. Dia ketakutan dan jadi anak yang sangat penurut. Waktu di suruh berdiri
di dekat bendera, tanpa membantah satu katapun lagi, dia langsung berdiri di
dekat bendera. Park Du Man dan Min Yong Sik sontak ketawa ngakak.
“Ini
semua hanya bisnis. Revolusi tak menghasilkan uang, begitu juga sejarah. Lantas,
untuk apa yayasan menyokongnya? Dasar bodoh.”
Flashback
Malam sebelumnya, Sun Ah mengajak Park Du
Man dan Min Yong Sik untuk bertemu. Tanpa perlu diberitahu alasannya, kedua
pria itu sudah bisa menebak kalau pertemuan ini pasti untuk membahas mengenai
Heo Joong Se, satu-satunya orang yang tidak diundang kali ini. Keduanya memang
sudah tidak menyukai Heo Joong Se yang sudah kelewatan batas. Kalau terus
seperti ini mereka bisa hancur.
Apalagi mengenai Jook Chang tadi. Dia bilang
mau membunuh Jook Chang didepan banyak orang jika dia buka mulut. Emang dia
nggak memikirkan akibatnya apa? Pas ditanya gimana jika rakyat menentang? Dia
malah jawab akan melindas orang-orang itu dengan tank. Uh, terlalu banyak
menonton film dia.
“Ini proyek pembangunan kembali Seoul untuk
menjualnya ke modal asing. Dia sama sekali tidak tahu apa pun tentang ekonomi,”
omel Min Yong Sik dan Park Du Man.
“Kau ingin mendengar sesuatu yang lebih
mengejutkan?” tanya Sun Ah, “Pak Presiden kita benar-benar berniat menyebar
virus sungguhan di Seoul.”
“Sial! Harus kita apakan psikopat itu? Dia
sudah gila, ya? Mau jual ke mana produk terkontaminasi itu?” kesal keduanya.
“Pola pikir bisnisnya tidak bagus karena dia
seorang artis.”
Dan karena itu mereka menyusun rencana
cadangan.
End
Dan
inilah mereka sekarang. Menyadarkan kembali Heo Joong Se, kalau dia hanyalah
boneka yang mereka tempatkan. Jadi, dengarkan instruksi mereka.