Sinopsis C-Drama – Cute Programmer Episode 01
Seorang programmer wanita, Lu Li, yang
baru saja lulus test tahap pertama untuk memasuki perusahaan Enchant Tech,
nekat mau memotong rambutnya menjadi pendek hanya karena tidak pernah ada
programmer wanita yang bekerja di perusahaan tersebut. Untungnya, sebelum dia
memotong semua rambutnya, sahabatnya, Gu Xiaoqi, menghentikannya. Xiaoqi nggak
habis pikir kalau di zaman sekarang masih ada diskriminasi gender seperti ini. Kalau
begini, mereka bisa menuntut perusahaan itu. Lu Li mencegah dan menjelaskan
kalau perusahaan Enchant Tech juga menerima karyawan wanita, hanya saja, dari
data rekrutmen selama beberapa tahun yang sudah dipelajarinya, tingkat
kelulusan untuk programmer wanita adalah 0. Dia nggak mau mengambil resiko
gagal. Rambut yang dipotong masih bisa tumbuh, tetapi kesempatan hanya ada satu
kali.
Xiaoqi mengerti mengenai ambisinya,
tetapi untuk menyamar menjadi pria, memotong rambut bukan satu-satunya cara.
Dia punya cara lain yang lebih baik! Bagaimana?
Pakai wig. Beli saja wig dan request
mau dipotong seperti apa, maka tidak perlu sampai memotong rambut sendiri. Rambutnya
kan bisa digulung dan dimasukkan ke dalam wig jika mau menyamar sebagai pria.
Dan di hari biasa, masih bisa tampil sebagai wanita. Lu Li beneran nggak kepikiran
sama sekali dengan hal itu dan menyesal dengan segenggam rambutnya yang sudah
dipotongnya.
Alasan kenapa Lu Li sangat ingin masuk
ke perusahaan Enchant adalah karena CEO Enchant, Jiang Yi Cheng. Jiang Yi Cheng
adalah seorang programmer jenius yang sering memenangkan penghargaan. Tapi, dia
terlalu fokus bekerja dan tidak ada pacar sama sekali, jadi ibunya sangat
khawatir dan mengaturkan banyak kencan buta untuknya. Kencan butanya kali ini
adalah di sebuah galeri seni.
Seharusnya, berada di galeri seni, dia
membahas seni dengan pasangannya, tapi dia malah membahas program. Melihat batu
yang dipajang di media berbentuk X, dia malah menjelaskan panjang lebar
mengenai X dalam matematika dan program. Kepercayaan diri Yi Cheng juga sangat
tinggi, terlihat dari cara bicaranya. Pasangannya juga tidak mempermasalahkan
pemandangannya yang unik dalam menilai seni dan menunjukkan karya buatannya yang
ada di galeri tersebut. sebuah karya dengan bentuk ayam jago.
Yi Cheng langsung pucat. Dia takut sama
ayam dan berusaha keras menyembunyikan rasa takutnya. Dia tambah nggak suka
sama pasangannya saat tahu pasangannya bershio ayam.
Ditempat lain, di waktu yang sama, Lu
Li dan Xiaoqi mulai berbelanja pakaian-pakaian pria. Untuk menyembunyikan
dada-nya, Lu Li sampai harus mengenakan kain ketat. Untung usahanya tidak
sia-sia karena saat mereka di café, pelayan café memanggilnya dengan sebutan ‘tuan’.
Yi Cheng juga ada di café yang sama
dan duduk tepat di belakang meja mereka. Nn. Qin kelihatan tertarik dengan Yi
Cheng dan menanyakan apakah dia percaya cinta pada pandangan pertama? Yi Cheng
nggak percaya. Hal itu hanya terjadi pada remaja usia 15-16 tahun. Dia juga
yakin kalau Nn. Qin datang berkencan dengannya setelah mempertimbangkan riwayat
pendidikan, paras dan latar belakangnya, bukan? Kalau dia sendiri, dia datang
karena diancam.
Disaat sedang berbincang tersebut,
seorang wanita mendekati meja mereka, Nn. Xu. Xiaoqi yang melihat ada 2 wanita
bertemu 1 pria, mulai deh jadi netizen kepo. Diam-diam dia merekam mereka. Nn. Xu juga adalah kencan buta yang diaturkan
ibunya. Yi Cheng beneran kelewatan. Dia sengaja mempertemukan keduanya, agar
mereka langsung sekaligus melakukan kencan buta. Menurutnya, setelah beberapa
kali melalui kencan buta, kencan buta itu seperti wawancara. Jadi, yah keduanya
dianggap kayak pelamar kerja dan dipertemukan, agar bisa dibandingkan mana yang
lebih baik. Dengan begitu, dia bisa menghemat waktu juga.
Wanita mana yang nggak marah di
perlakukan begini! Bukannya meminta maaf, Yi Cheng malah tetap menilai
keduanya. Dia mengumpamakan Nn. Qin seperti sistem Linux, meski spesifikasinya
bagus, tetapi pengoperasiannya rumit. Sementara Nn. Xu seperti sistem Windows,
meski pengoperasiannya sederhana, tetapi mudah crash. Gilaaa!! Serentak,
keduanya menyebutnya brengsek, meraih gelas berisi air dan menyiramkannya
padanya.
Xiaoqi yang dari tadi merekam, tidak
mau Lu Li ketinggalan moment seru, menyuruhnya untuk berbalik dan melihat Yi
Cheng di siram air. Dasar sial, saat dia berbalik, kedua wanita sedang
menyiramkan air dan Yi Cheng malah dengan sigap bersembunyi dibawah meja,
sehingga air yang disiram mengenai Lu Li. Kedua wanita jelas salah, tapi mereka
juga nggak mau minta maaf karena siramannya meleset dan langsung pergi begitu
saja.
Yi Cheng juga parah. Dia malah berteriak kalau kerusakan sistem itu bisa diperbaiki. Xiaoqi makin nggak habis pikir melihat tingkahnya. Berbanding terbalik dengan Lu Li yang terkesima melihat idolanya ada di depan matanya. Yi Cheng salah mengira tatapan tajam Lu Li adalah untuk minta ganti rugi, makanya dia langsung bilang itu bukan salahnya, dia juga korban. Xiaoqi semakin emosi dan mau melabraknya, tapi Lu Li memotong.
Kirain mau marahin Yi Cheng, tapi dia malah memberikan tissue untuk
mengelap rambutnya yang basah. Dia juga bilang kalau dia baik-baik saja dan
tidak akan meminta ganti rugi.
Aneh! Itu penilaian Yi Cheng. Dia nggak
habis pikir dengan tingkah anehnya. Udah gitu, tissue Lu Li punya motif
bunga-bunga kecil. Menurutnya, Lu Li itu terlalu feminim sebagai pria.
Xiaoqi sanagt marah karena Lu Li
bukannya minta ganti rugi atau teriak marah, malah berbaik hati pada pria
seperti Yi Cheng. Lu Li mencoba menenangkannya dengan bilang, anggap saja ini
uji coba apakah wig ini tahan air atau nggak. Xiaoqi tetap nggak bisa tenang.
Untuk balas dendam, dia mengepost rekaman pertengkaran Yi Cheng dengan kedua
wanita tadi di akun medsos-nya.
Selesai berbelanja, Lu Li pergi
mengunjungi profesornya. Profesornya menyarankan, dibandingkan mencari
pekerjaan, lebih baik Lu Li melanjutkan kuliah dan kemudain melakukan
penelitian di Departemen Akademik atau mengajar di Universitas. Sayangnya, Lu
Li sudah punya rencana lain. Dia tidak
mau membahas masalah kerja dan mengajak agar mereka membahas topik ringan saja.
Profesor mengerti dan tidak membahas
hal itu lagi, yang penting Lu Li sudah memikirkan baik-baik rencana ke
depannya. Dan juga, dia mengajak Lu Li bertemu karena ingin memperkenalkannya
pada kakak senior sepreofesi. Namanya, Jiang Yi Cheng. Begitu mendengar itu, Lu
Li panik. Dia nggak bisa pergi lagi, soalnya Yi Cheng udah tiba. Jadi, dia bersembunyi
dibalik tirai pembatas yang ada di ruangan.
Lu Li takut kalau Yi Cheng akan
mengenali wajahnya dan itu akan membuatnya sulit masuk ke perusahaannya. Padahal,
profesornya malah ingin membantunya dengan merekomendasikannya ke perusahaan Yi
Cheng. Lu Li yang udah keburu takut, tidak mau ikut pertemuan dan menutupi
wajahnya dengan topeng panda yang ada di balik tirai. Yi Cheng shock melihat
ada wanita aneh seperti Lu Li.
Dia jadi penasaran dengan wajah Lu Li
dan mau melihat wajah dibalik topeng itu. Lu Li tidak mengizinkan dan beralasan
wajahnya jelek. Yi Cheng tetap nggak peduli dan mau melihat wajahnya. Topengpun
dibuka. Jrengg!!! Wajahnya penuh dengan tinta dan dia juga menutupi mata dengan
topeng mata. Profesor sampai kaget. Lu Li hanya bilang wajahnya terkena tinta
dan langsung kabur.
Yi Cheng jadi skeptis melihat tingkah
aneh Lu Li. Jadi itu yang profesornya bilang orang berbakat yang ingin di
perkenalkan padanya? Profesor juga malu dan tidak mengerti kenapa Lu Li bertingkah
begitu. Biasanya, Lu Li tidak seperti ini. Padahal, dia ingin Lu Li kerja di
perusahaan Yi Cheng dan meminta Yi Cheng membimbingnya.
“Maaf. Aku tidak menerima murid wanita
lagi,” ujar Yi Cheng.
“Yi Cheng, apa kau belum melepaskan
hal itu?” tanya profesor, khawatir.
Yi Cheng tidak mau membahasnya dan
segera mengakhiri pertemuan.
Lu Li adalah penganggum rahasia Yi
Cheng. Dia sudah menyukai Yi Cheng sejak zaman kuliah. Dulu, mereka pernah
bertemu, saat Yi Cheng memberikan sertifikat hadiah kepada para pemenang dan
salah satunya adalah Lu Li. Sayangnya, saat sesi foto bersama, dia nggak dapat
posisi berdiri di samping Yi Cheng. Nggak masalah, karena dia tinggal memotong
foto itu dan menyatukan mereka di buku catatannya. Jadilah mereka berdiri
sebelahan.
Yi Cheng baru saja sampai rumah dan
mendapat info dari Yi Ming, sahabatnya dan juga rekan kerjanya, kalau dia
sekarang menjadi viral. Bukan karena prestasi, tetapi tingkah lakunya yang
kurang ajar saat kencan buta. Rekaman yang di post oleh Xiaoqi, mendapat banyak
viewers dan dalam sekejap, Yi Cheng dianggap sebagai pria jahat dan kurang
ajar.
Yi Cheng jelas marah dan mengira ini
perbuatan Lu Li. Dia beneran kesal dan menganggap Lu Li bermuka dua. Waktu
kejadian bersikap baik dan bilang nggak minta ganti rugi, tapi ternyata malah
menyebarkan videon itu. Dengan marah, Yi Cheng mengirim DM ke akun Qiaozi, si
pengepost video dan menyuruhnya untuk menghapus video yang sudah melanggar
privasinya tersebut. Si pemilik akun lagi online dan membalas kalau dia tidak
mau.
--
Hari esok,
Ini adalah hari wawancara bagi para
pelamar yang sudah lolos di test pertama. Karena terlalu gugup menunggu
gilirannya di panggil, Lu Li jadi mau pipis. Nah, dia lupa lagi nyamar jadi
pria dan tanpa sadar langsung masuk ke wc wanita. Tentu saja, wanita yang ada
di dalam WC langsung histeris dan menyebutnya tukang intip. Para pekerja wanita
mulai memukulinya. Untungnya, Chen Yi Ming, salah satu atasan di sana, melihat
keributan dan menengahi.
Lu Li menjelaskan kalau dia nggak
berniat mengintip. Dia hanya salah jalan. Para pegawai wanita masih nggak
terima, tapi Yi Ming membantunya. Itu karena Yi Ming melihat kertas resume-nya
dan tahu kalau dia adalah salah satu pelamar. Jadi, dia menyimpulkan Lu Li
mungkin terlalu gugup jadi salah jalan. Para pegawai akhirnya mau memaklumi dan
melepaskannya.
Sebenarnya, yang bertugas mewawancarai
para pelamar adalah Yi Ming, tapi hari ini, Yi Cheng juga ikutan. Ah, bukan
karena dia rajin. Tetapi, karena dia ingin menghubungi team hukum mereka dan
membuat surat tuntutan untuk Lu Li. Kebetulan sekali, dia melihat resume Lu Li
yang akan diwawancarai selanjutnya, jadi dia menawarkan diri untuk ikut
mewawancarai.
Yi Cheng beneran dendam. Padahal,
selama wawancara, jawaban dan kemampuan Lu Li sangat bagus. Nilai dan
prestasinya juga hampir sama persis seperti Yi Cheng. Lu Li yang sedari tadi
tidak tahu yang duduk disebelah Yi Ming adalah Yi Cheng, gugup (soalnya, Yi Cheng
memakai kaca mata hitam dan menyembunyikan wajah dengan berpura-pura membaca
resume Lu Li). Meskipun gugup, Lu Li tetap berusaha semampunya menjawab
pertanyaan.
“Lu Li, bisakah kau menceritakan
kenapa mau menjadi programmer?”
“Karena dimataku, hidupku seperti
sebuah program. Sebelum menulis kode program, aku terbiasa menjernihkan logika
dan menuliskan prosesnya. Sama seperti aku membuat perencanaan dalam hidupku. Aku
tahu dengan jelas apa yang ingin kulakukan, orang seperti apa yang kusukai. Demi
mengejar mimpi dan mengejar cinta, aku terus menerus mengoptimalkan algoritmeku
dan menambahkan fungsi. Meskipun terkadang programnya error, tetapi selama
sistem tidak crash, aku pasti bisa menemukan semua bug hingga menuliskan
program yang memuaskan. Aku berharap hidupku juga bisa seperti program,
berjalan dengan mulus.”
Jawaban yang sangat bagus. Yi Cheng
bertepuk tangan, bukan karena puas dengan jawabannya, tapi karena sinis. Dia menunjukkan
wajahnya, mungkin ngira Lu Li bakalan surprise, padahal Lu Li udah tahu dari
tadi. Yi Cheng memperhatikan postur badan Lu Li dan berkomentar kalau dia
seperti wanita. Lu Li sedikit panik dan menjawab kalau tubuhnya memang kecil
dan kurus, tetapi kemampuan profesionalnya sama sekali tidak buruk. Lu Li
sangat berharap kalau dia bisa diterima karena dia yakin dengan kemampuannya.
Sayang sekali, Yi Cheng menolak untuk
menerimanya. Dia juga merobek resume Lu Li. Dengan kejam, dia bilang kalau Lu
Li dieliminasi. Alasannya, karena dia paling benci dibohongi. Yi Ming sampai
kaget. Lu Li juga salah paham, mengira Yi Cheng tahu kalau dia wanita. Dia udah
mau mengaku, tapi Yi Cheng udah keburu bilang mengenai rekaman video yang
tersebar. Lu Li yah bingung, video apa yang dibicarakan? Saat Yi Cheng menunjukkan
video yang dimaksud, Lu Li berseru kaget. Itu bukan perbuatannya tetapi
temannya. Yi Cheng dengan tegas menyuruhnya untuk menghapus video atau dia akan
mendapat surat tuntutan.
Lu Li sangat ingin diterima, jadi dia
meminta temannya menghapus video itu. Xiaoqi kaget dong, soalnya dia baru tahu
pria brengsek kemarin itu adalah Jiang Yi Cheng yang sering dibicarakan Lu Li.
Dia jadi nyesal karena sudah jari masalah dengan orang yang salah. Tetapi,
tetap saja kepribadian Yi Cheng nggak baik. Lu Li nggak terima dan membela
kalau Yi Cheng itu hanya bersikap logis. Dia yakin Yi Cheng nggak mau ikut
kencan buta, tetapi tidak mau juga membuat kedua wanita tidak menyukainya,
jadinya sengaja mengucapkan kata-kata yang keterlaluan itu.
“Apakah kedua matamu sudah dibutakan
oleh filter?” ejek Xiaoqi. “Berdasarkan pengalamanku selama bertahun-tahun
menaklukan pria, pria seperti Jiang Yi Cheng yang memiliki paras dan juga
status, perasaan hanyalah permainan mereka.”
Lu Li nggak tersinggung sama sekali
dan malah balik mengejek Xiaoqi yang tidak punya pria padahal bilangnya ahli
menaklukan pria. Ah, yang penting, hapus video itu saja.
Dan sesuai permintaan Lu Li, Xiaoqi
mengirim DM pada Yi Cheng setelah menghapus video-nya. Isi pesannya, dia
meminta maaf dengan sangat sopan dan memberi kesempatan lagi pada Lu Li. Dan balasan
Yi Cheng? Tidak mau.
Dia malah asyik bermain basket dengan
Yi Ming. Selesai bermain, Yi Ming
membujuk Yi Cheng agar mau menerima Lu Li karena kemampuan Lu Li sangat bagus.
Yi Cheng nggak mau dengan alasan fisik Lu Li yang kecil dan kalau dia minta
lembur dua hari saja, pasti sudah menyerah. Udah gitu, Lu Li terlalu feminim.
Yi Ming akhirnya menyerah untuk membujuknya. Dia juga mau merekrut programmer
wanita, tapi Yi Cheng langsung mengalihkan topik. Dia nggak mau merekrut
programmer wanita.
--
Sepertinya, Yi Cheng dan Lu Li beneran
ditakdirkan. Pernah dengarkan ungkapan : pertemuan pertama mungkin kebetulan,
kedua mungkin masih kebetulan tapi jika sampai ketiga, mungkin itu takdir. Nah,
contohnya hari ini, Lu Li menemami Ibunya ke pembukaan sebuah restoran milik
teman ibunya. Ibunya beneran pintar, dia mengambil banyak sekali makanan mahal
karena nggak mau rugi udah membelikan buket bunga (wkwkw).
Sedang asyik makan, tiba-tiba saja
terlihat tamu yang tidak disukainya. Saking nggak sukanya, Ibunya sampai mau
memperbaiki make-up agar nggak kalah saing. Tapi nggak keburu, karena orang
yang tidak disukainya, sudah melihatnya dan menyapanya. Mereka berdua adalah
teman sebangku semasa SMA dan dari cara mereka berbincang, keduanya kelihatan
nggak akur.
Nah, temannya itu juga membawa
putranya. Dan putranya adalah Jiang Yi Cheng. Ny. Huang Caixia (nama Ibu Lu Li)
nggak mau kalah dan memperkenalkan putrinya juga. Kalau ini hanya teman biasa
ibunya, Lu Li pasti akan bersikap normal, masalahnya, ini Jiang Yi Cheng. Kalau
wajahnya kelihatan, Yi Cheng bisa tahu kebohongannya. Jadi, dia menutupi
wajahnya dengan buket bunga dan tanpa melihat mereka, dia segera kabur sambil
membawa ponselnya. Saking buru-burunya, dia sampai nggak sadar, gantungan
hape-nya terjatuh.
Yi Cheng melihatnya sehingga dia
memungutnya dan hendak mengembalikannya pada Lu Li. Lu Li panik sehingga nekat menceburkan
diri ke kolam untuk bersembunyi. Yi Cheng mengiranya dia tenggelam dan dengan
sigap menolong. Wkwkwk. Ngakak sih! Saking takutnya ketahuan sama Yi Cheng, dia
terburu-buru naik dan tanpa sengaja menendang hidung Yi Cheng dengan kakinya
dan kabur begitu saja tanpa membawa sepatu dan meminta maaf.
Ny. Huang sampai heran melihat Lu Li
pulang duluan dalam keadaan basah kuyup. Lu Li yang memang sangat menyukai Yi
Cheng, malah memuji musuh ibunya itu dihadapan Ibunya. Yang tentu saja, membuat
Ibunya jadi kesal.
Hidung Yi Cheng jadi memerah karena
ditendang sama Lu Li. Sikap Lu Li yang sangat aneh dan unik, malah membuat Yi
Cheng jadi kepikiran. Lagi sakit begini, ibunya masih saja membujuknya ikut
kencan buta lagi. Biar ibunya nyerah, yah udah dia bilang aja suka tipe seperti
Lu Li. Ibunya senang karena ini pertama kalinya Yi Cheng menunjukkan minat. Dia
akan mencoba mencari tahu, yah, tapi, Ibu gadis itu agak sulit dihadapi.
“Mana mungkin aku menyukai gadis aneh
seperti ini?” gumam Yi Cheng.
“Nak, apa kau masih memikirkan gadis
yang dulu itu?” tanya Ibu.
Yi Cheng langsung berpura-pura tidur. Dia
malas membahasnya.
--
Hari yang baru, perjuangan baru,
Lu Li berpenampilan seperti pria,
datang ke Enchant Tech, untuk memberikan kado sebagai permintaan maaf dan
meminta agar dipertimbangkan kembali, soalnya, dia sudah menghapus videonya
juga. Dia juga sudah mengirimi DM pada semua netizen yang menyebarkan video dan
memberikan komentar, untuk tidak salahpaham pada Yi Cheng. Yi Cheng sama sekali
nggak peduli. Dia juga nggak ada niat menerima Lu Li, soalnya perekrutan
pegawai baru juga sudah usai dan memenuhi kuota.
Nasib Yi Cheng beneran nggak bagus
karena bertemu Lu Li yang sengat gigih. Setiap hari dan disetiap kesempatan, Lu
Li selalu menemuinya untuk menunjukkan proposal agar diberikan kesempatan lagi.
Yi Cheng sampai capek karena kuota udah terpenuhi dan dia bisa mencoba di
perusahaan lain. Lu Li nggak mau soalnya dari awal Enchant Tech selalu menjadi
pilihan utamanya dan dia nggak ada backup rencana lain.
Belum usai masalah lain, Ayahnya malah
datang ke kantor mencarinya. Ini karena Yi Cheng membuat Ibu marah lagi. Dia hampir
saja dihajar kalau sekretarisnya tidak muncul untuk memberikan minuman. tn.
Jiang nggak mau basa basi lagi. Dia memberikan kartu nama sebuah arena panjat
tebing dan menyuruh sekretaris Yi Cheng menyampaikannya pada Yi Cheng. Pesannya,
pergi ke sana jam 12 siang ini. Jika tidak, dia akan mengambil kembali seisi
perusahaan, yang artinya, dia akan kehilangan pekerjaann. Wah, ancaman nggak
langsung.
Sekretaris Yi Cheng sampai harus
menahan tawa melihat perkelahian ayah dan anak yang kekanak-kanakkan.
Lagi pusing dengan titah ayahnya, Lu
Li muncul lagi untuk menyerahkan laporan analisis yang dibuatnya. Dia beneran
nggak mau menyerah. Yi Cheng yang lagi badmood,
jadi kepikiran sebuah ide saat Lu Li bilang kalau Yi Cheng harus memberitahu salahnya
dan dia akan berusaha memperbaiki apapun masalahnya.
Yah udah, Yi Cheng membawa Lu Li ke arena
panjat tebing. Dia di suruh ke sana, karena ibunya mengaturkan kencan buta
dengan instruktur wanita yang bekerja di sana, Nn. JIn. Karena Yi Cheng datang
kepagian, Nn. Jin mengajaknya untuk bertanding panjat tebing dulu. Dan Yi Cheng
malah memaksa Lu Li untuk ikutan.
Padahal, Lu Li udah bilang kalau dia
takut ketinggian. Tapi, demi mendapatkan kesempatan dari Yi Cheng, dia nekat
mau memanjat. Nn. Jin juga mengajak Yi Cheng bertaruh, yang kalah mengabulkan
permintaan yang menang. Yi Cheng nggak masalah, tapi dia ingin satu tim dengan
Lu Li karna masih pemula. Nn. Jin nggak mempermasalahkannya.
READY?
START!!
Mencintai diam-diam, ibarat program yang menunggu untuk diuji. Tidak
yakin akan hasil operasi, juga tidak yakin akan waktu operasi. Namun, selama
kebutuhannya tidak berubah, maka harus berusaha untuk mengoptimalkan program sampai
ia berhasil di operasikan.