Sinopsis K-Drama : Squid Game Episode 03

 

Recap K-Drama : Squid Game Episode 03




Semua mobil van yang menjemput para peserta, berkumpul di pelabuhan Moojin. Anehnya, hanya mobil – mobil serupa dengan mereka saja yang berada di pelabuhan tersebut. Tentu saja, Jun Ho yang mengendarai mobil jenis berbeda, akan dicurigai jika memasuki pelabuhan. Maka, dengan cerdik, usai mengirim SMS pada atasannya kalau dia nggak bisa ke kantor hari ini, Jun Ho menyusup ke mobil paling terakhir yang sedang menunggu giliran masuk ke kapal. Menyusupnya itu dengan lewat dibawah mobil. (Aku juga kurang paham, yang jelas, dia masuk ke kolong mobil).


Episode 03

PRIA BERPAYUNG



Dia berhasil masuk ke dalam kapal misterius tersebut. Yang mengemudikan kapal juga adalah para pengawas berpakaian merah muda dan mengenakan topeng persegi. Begitu kapal berjalan, persegi mulai mengumumkan agar para supir memeriksa identitas penumpang yang mereka angkut, apa benar adalah pemain yang mereka pilih. Hal ini menjadi kesempatan bagi Jun Ho. Dia menyusup ke mobil yang pintunya terbuka dan berpura-pura tertidur, seolah dia juga adalah pemain yang dipilih.



Masalahnya, sistem keamanan yang digunakan sangat tinggi. Pemindaian yang dilakukan bukan hanya melhat wajah, tapi melakukan scan daun telinga. Saat scan dilakukan, alat akan memberi tanda jika penumpang merupakan pemain terdaftar. Dan alat itu tentu saja tidak bisa membaca identitas Jun Ho yang adalah seorang penyusup. Sebelum si pemeriksa, lingkaran, sempat bersuara melaporkannya, dia segera menyerang, membekap dan memukuli lingkaran hingga pingsan di dalam mobil. Setelah itu, dengan cepat, dia menukar bajunya dengan baju si lingkaran.



Jun Ho juga memasukkan identitas kepolisiannya di baju si lingkaran, sebelum membuang tubuh lingkaran yang nggak sadarkan diri ke dalam laut. Tubuh lingkaran sudah di buang, tapi segitiga dan persegi yang berpatroli, melihat tingkahnya yang mencurigakan. Jun Ho yang panik takut ketahuan, beralasan kalau dia mabuk laut.

“Apa kau lupa aturannya? Tidak bicara sebelum atasan mengizinkan,” peringati persegi. “Lampu akan dimatikan. Bersiaplah dikabin,” lanjutnya dan untungnya tidak mencurigai Jun Ho.



Kapal akhirnya berlabuh di sebuah pulau tak berpenghuni dan melanjutkan perjalanan ke sebuah gedung kosong yang sangat besar. Semua pemain dibawa masuk ke dalam gedung itu menggunakan meja dorong dan dikumpulkan di satu ruangan. Dua orang lingkaran akan bekerja sama untuk mengurusi satu pemain. Mereka melepas semua pakaian dan aksesoris yang dikenakan pemain kemudian memakaikannya baju olahraga hijau.



Sae Byeok yang hanya berpura-pura pingsan, benar-benar cerdik. Dia sudah menyiapkan sebuah pisau kecil di tangannya dan akan menyusupkannya. Kemampuannya sebagai mencopet, digunakannya dengan sangat baik. Tangannya bergerak jauh lebih cepat dari mata. Saat semua bajunya dilepas, dia memasukkan pisau kecil itu ke saku celana si lingkaran. Dan saat baju seragamnya di pakaikan, dia mengambil kembali pisau itu dan menyembunyikannya dibalik lengan baju. Perfect!



Setelah semua proses itu, para pemain diantarkan ke ruangan besar, tempat mereka akan tinggal. Karena mereka sudah ada disana sebelumnya, mereka sudah lebih tenang dan mampu beradaptasi. Beberapa orang juga sudah mulai membentuk kelompoknya. Dari 201 pemain yang selamat di permainan pertama kemarin, sebanyak 187 pemain memutuskan bermain kembali. Faktornya, tentu adalah uang. 212 ‘Ha Min Yeo’ yang kemarin nangis-nangis bilang belum kasih nama ke anaknya, juga ikut lagi dalam permainan.



Gi Hun yang paling semangat dan berpikiran positif di sana. Dia menyarankan agar mereka membentuk tim saja seperti dimiliter. Sang Woo setuju dengan sarannya, bermain bersama lebih baik. Gi Hun langsung mengajak Ali untuk bergabung, soalnya, Ali sangat kuat, bisa menahan tubuhnya hanya dengan satu tangan. 001 juga ingin bergabung dan Gi Hun dengan senang hati menerimanya. Tapi, dari raut wajah Sang Woo, dia kelihatannya kurang setuju mereka mengajak pria tua bergabung.



Deok Soo sudah membentuk timnya sendiri dan mengajak Sae Byeok untuk bergabung juga dengannya. Seperti yang sudah diduga, Sae Byeok tidak mau. Dia malah menyarankan pria-pria yang bergabung dengan Deok Soo untuk beralih tim saja. Soalnya, Deok Soo adalah orang yang mengambil uang bawahan sendiri demi keuntungan diri sendiri. Dan akhirnya, semakin serakah dan mengambil uang bos sendiri. Orang sepertinya di sebut sebagai ‘bajingan revolusioner’ di kampungnya.



Deok Soo jelas marah, tersinggung dan merasa di permalukan. Dia hendak menghajar Sae Byeok lagi seperti pertemuan pertama mereka. Sae Byeok juga sudah bersiaga dengan pisaunya. Dia siap membela diri kalau Deok Soo menyerangnya, tapi, sebelum dia melakukan niatnya, Mi Nyeo mendadak muncul dan meminta agar diizinkan bergabung dengan tim-nya. Meskipun dia sudah bicara dengan sangat menggoda dan berbagai kata rayuan, Deok Soo tidak peduli dan meremehkannya.


Persegi pergi bertemu ke topeng hitam dan melaporkan jumlah pemain yang kembali adalah 187 dari 201. Tingkat kehadiran kembali 93 persen. Topeng hitam dengan suara teramat tenang, menyuruhnya untuk terus mengawasi orang – orang yang memutuskan tidak kembali dan laporkan segalanya padanya.



Di jam malam, makanan juga disediakan sesuai jumlah peserta. Makanan yang diberikan adalah nasi dengan lauk telur goreng dan tumis sayuran. Meskipun sederhana, yang penting perut bisa kenyang dan punya tenaga untuk bermain besok.  Sambil makan, Gi Hun terus saja membicarakan masa lalu mengenai masa-masa sekolahnya dengan Sang Woo. Sang Woo bosan mendengarnya dan menyuruh Gi Hun untuk memikirkan permainan apa yang akan mereka mainkan besok, daripada terus mengenang masa lalu. Gi Hun juga nggak tahu dan mereka baru bisa tahu setelah bermain. Lagian, ada banyak sekali permainan masa kecil, mana mungkin mereka bisa menebaknya.


Mereka masih beruntung karena itu permainan khas negara mereka dan sebagian besar pasti pernah memainkannya. Masalahnya, Ali adalah orang asing. Dia nggak tahu satupun mainan yang disebutkan oleh Gi Hun. Sang Woo menyuruhnya untuk tenang saja karena permainan anak-anak itu mudah dan mereka akan membantunya jika dia nggak tahu. Ali menjadi bersemangat kembali dan mengucapkan terimakasih pada mereka.



Kehidupan para pengawas sama ketatnya seperti para pemain. Setelah jam kerja selesai, suara di speaker akan mengumumkan semuanya untuk segera kembali ke ruangan mereka dan tidak diizinkan berkeliaran. Untungnya Jun Ho bisa berbaur dengan tenang dan tidak kelihatan mencurigakan sama sekali. Dia menemukan kunci di saku hoodienya dengan nomor 029. Yah dia bisa menebak kalau itu adalah kunci kamarnya. Saat dia membuka pintu, dia sempat kesulitan dan hal itu dilihat oleh tetangganya. Tapi, untungnya, dia bisa membuka kamarnya dengan tenang.



Kamar itu hanyalah ruangan kecil dengan satu tempat tidur, satu meja dengan cermin dan satu ruangan untuk toilet tanpa pintu. Tidak ada barang pribadi apapun di kamar tersebut. Di dinding kamar, tertempel peraturan yang harus mereka patuhi : (1) Selalu memakai topeng saat diluar ruangan, (2) Dilarang bicara tanpa izin, (3) Dilarang meninggalkan ruangan tanpa izin.

Dan sama seperti para pemain, para pengawas juga diawasi. Di setiap kamar, terpasang CCTV untuk mengawasi gerak-gerik mereka.


Sementara diruangan para pemain, Mi Nyeo membuat keributan. Dia berteriak-teriak, menggedor pintu, meminta pengawas yang berjaga untuk mengizinkannya ke toilet! Dia beralasan kebelet pipis. Jika tidak diizinkan, dia akan pipis dilantai sekarang juga! Si persegi/kotak mengabaikan permohonannya, soalnya, para pemain tidak boleh meninggalkan tempat diluar waktu yang ditentukan. Mi Nyeo nggak peduli. Dia malah nekat membuka celananya dan berjongkok di depan pintu, dia akan pipis di sana.


Srek! Pintu akhirnya dibukakan. Dia diizinkan untuk ke toilet. Sae Byeok mendadak muncul dan langsung minta izin juga ke toilet. Mi Nyeo langsung mengomel, seolah Sae Byeok menyerobot setelah dia bersusah payah meminta diizikan ke toilet.



Para pengawas di ruangan masing-masing, dibagikan makanan. Jun Ho yang tidak ingin wajahnya kelihatan dan identitasnya ketahuan, sebisa mungkin, menundukkan kepala sambil makan, sehingga dari CCTV wajahnya tidak begitu jelas.



Alasan Mi Nyeo ngotot mau ke toilet bukan karena dia kebelet pipis, tapi karena dia mau merokok. Yap, dia menyelundupkan rokok ke dalam sana dengan memasukkannya ke dalam ‘itu.’ Ah, benar-benar nggak berguna. Dia masuk hanya dengan membawa rokok dan pemantik. Lagi santai merokok, Sae Byeok mendadak menerobos masuk dan menyuruhnya untuk diam. Tentu saja dengan menunjukkan pisau yang dimilikinya.

Sae Byeok ingin masuk ke atap melalui lubang plafon untuk melihat-lihat. Dan dia ingin Mi Nyeo mengawasi jika pengawas kembali, segera beri kode. Ulur waktu untuknya juga dan dia akan membagikan informasi apa yang dilihatnya.



Dari lorong plafon, Sae Byeok berhasil mencapai lubang ventilasi yang ada di dapur. Sementara dia mencoba mencari tahu apa yang mereka lakukan, Mi Nyeo berteriak – teriak kesakitan, berakting mengalami sembelit. Dari lubang ventilasi, dia bisa melihat beberapa pengawas lingkaran sedang membuat sesuatu diatas beberapa panci besar. Dan ada banyak gula yang dituangkan ke dalam panci tersebut.


Pengawas yang berjaga di depan toilet, sudah memberi peringatan kalau dia sudah harus keluar, jika tidak, dia akan menerobos masuk. Mi Nyeo makin panik dan berteriak-teriak agar diberikan waktu dengan alasan membersihkan diri. Dia sudah sangat panik karena Sae Byeok nggak kunjung kembali meskipun dia sudah memberikan kode.



Pengawas segitiga juga nggak bisa lagi menunggu dan akhirnya menerobos masuk. jreng!! Dia menemukan Mi Nyeo yang sedang buang air dan Sae Byeok memegangkan tissue untuknya. wkwkw. Sae Byeok berhasil kembali dan mereka berhasil mengecoh si pengawas. Suara Mi Nyeo sangat keras dan dia sangat berani, meskipun dia yang salah. Tentu saja, dia mengintimidasi si segitiga karena sudah masuk dan mengintipnya!



Saat semua pengawas sudah siap makan, mereka disuruh untuk segera tidur dan lampu dimatikan. Gelap total. Mereka tidak bisa melakukan apapun. Jun Ho yang memang sangat waspada dengan tempat mencurigakan ini, begitu lampu dimatikan, menyalakan ponsel dari balik selimutnya. Dia menulis dicatatan ponselnya mengenai hal – hal aneh apa saja yang ditemukannya : Pulau terpencil. Penculikan. Pengawasan. Dan topeng.


Sementara itu, Mi Nyeo berbisik meminta Sae Byeok memberitahunya apa yang dilihatnya. Sae Byeok tidak mau memberitahu sekarang dan bilang akan memberitahu besok. Diantara para pemain, masih ada yang belum tidur, yaitu Sang Woo. Dan dia mendengar pembicaraan aneh Mi Nyeo dengan Sae Byeok.



Hari baru, semua pengawas dan pemain dibangunkan dan dibagikan sarapan. Seperti janji Sae Byeok, Mi Nyeo memintanya memberitahu apa yang dilihatnya kemarin. Sae Byeok juga nggak begitu mengerti, karena dia melihat orang-orang bertopeng itu melelehkan sesuatu di dapur. Dia juga nggak tau apa yang dilelehkan. Tapi, aroma yang dicuiumnya adalah aroma gula. Hanya itu yang dilihatnya. Mi Nyeo jelas kesal dan sedikit curiga kalau Sae Byeok masih menyembunyikan hal lainnya.



Jun Ho juga sudah bersiap dan memakai kembali topeng dan bajunya. Ruangannya benar-benar ketat. Ada timer yang terpasang di sana. Dan jika timer itu sudah 00:00, pintu kamar yang terkunci, baru bisa dibuka. Setelah pintu dibuka, semua masih harus berbaris di depan pintu dan melakukan penghitungan. Setelah itu, mereka baru boleh ke posisi masing-masing.


Sarapan yang dibagikan hari ini adalah susu dan roti. Udah dibagikan sarapan, Gi Hun masih sempat-sempatnbya request untuk dikasih susu cokelat, bukan susu putih. Yah, permintaannya mana mungkin di dengar. Terima apa yang ada dan makan.


Sang Woo sendiri nggak selera makan soalnya memikirkan pembicaraan Sae Byeok dan Mi Nyeo kemarin. Dia sama sekali nggak menyentuh rotinya dan memberikannya pada Ali. Gi Hun juga memberikan susunya untuk Ali. Baru juga mereka selesai makan, speaker sudah mengumumkan kalau permainan kedua akan dimulai.



Diantara para pemain, pemain Byeong Ki yang paling aneh. Dia nggak langsung memakan habis rotinya, melainkan mengupek-nya satu persatu sambil meremasnya. Dan benar saja, ada sesuatu yang tersembunyi di roti tersebut. Sebuah kertas merah kecil.



Sang Woo sangat gigih. Dia berjalan dibelakang Sae Byeok dan berbisik memberitahunya apa yang dilihatnya kemarin. Imbalannya, dia akan menebak apa permainan yang akan mereka mainkan selanjutnya, soalnya, semua permainan adalah permainan masa kecil.



Para pemain sudah berkumpul di ruangan permainan. Berbeda dengan setting sebelumnya yang membentuk lapangan, sekarang, arena diias berbagai alat yang ada di taman, seperti seluncuran, panjat-panjatan, ayunan dan sejenisnya. Di hadapan mereka juga ada dinding dengan simbol besar :  lingkaran, segitiga, bintang dan payung.




Saat melihat semua petunjuk yang ada, Sang Woo mulai memikirkan permainan yang akan mereka mainkan. Dia berhasil mendapat informasi dari Sae Byeok kalau orang-orang bertopeng melelehkan gula kemarin malam. Dalam sekejap, Sang Woo langsung teringat kalau saat kecil, dia dan teman-temannya sering membeli permen dalgona. Jadi, permen itu dibuat dari gula dan baking soda, kemudian diletakkan di sebuah alat anti lengket, dipipihkan dan diberikan cetakan yang umumnya berbentuk, segitiga, bintang, lingkaran dan payung. Kemudian, anak-anak akan bertanding memotong permen sesuai bentuk yang tercetak. Jelas, Sang Woo tahu apa permainan yang akan mereka mainkan.


Tapi, di saat Gi Hun menanyakannya, Sang Woo berbohong kalau dia tidak tahu. Dia juga menyarankan agar mereka berbaris ditempat-tempat yang berbeda. Gi Hun percaya sepenuh dengannya dan terus memujinya jenius. 001 dan Ali juga percaya penuh padanya. Dengan licik, Sang Woo memilih bentuk segitiga (jelas, karena itu yang paling mudah). Ali memilih dayira yang artinya lingkaran. Gi Hun memilih bentuk payung. 001 memilih bentuk bintang.


Saat tahu Gi Hun memilih bentuk payung, Sang Woo gugup. Soalnya, itu adalah bentuk yang paling susah. Tapi, dia tetap saja menutup mulut rapat-rapat dan tidak mau memberitahu apapun. Dia hanya memberitahukannya pada Sae Byeok sesuai janjinya. Semua pemain mulai berbaris dibentuk yang mereka pilih. Semua juga dibagikan peralatan permainan, sebuah dalgona dengan motif yang mereka pilih dan jarum.



Byeong Ki yang memilih segitiga, sangat puas. Dia sudah mendapat bocoran. Kertas merah yang ada di dalam roti, berisi petunjuk permainan kali ini : gulalu. Yang mendapat bentuk bintang, kelihatan stress soalnya sulit. Jika dibuat urutan kesulitan dari yang termudah ke yang tersulit, maka urutannya : segitiga, lingkaran, bintang, payung. Waktu yang diberikan juga 10 menit untuk memotong dalgona menjadi bentuk yang ada.



Para pengawas berjaga disekitar pemain. Jika ada pemain yang mematahkan bentuk dalgonanya, dia akang langsung ditembak mati. Semua sangat gugup. Gi Hun sambil banjir keringat sakit takutnya. Satu persatu korban mulai berjatuhan.




Mi Nyeo yang mendapat bentuk bintang, tidak begitu panik. Kenapa? karena dia mempunyai pemantik. Jadi, jarumnya dipanaskan dengan pemantik diam-diam, kemudian, jarum panas digunakannya mengukir bentuk dalgona dan dengan mudah selesai. Yang mendapat bentuk segitiga hampir sebagian besar bisa menyelesaikan permainan. Bagi para pemain yang sudah berhasil, akan langsung diarahkan untuk kembali ke ruangan mereka. Byeong Ki, Ali Sang Woo dan Sae Byeok termasuk ke dalam pemain yang berhasil menyelesaikan permainan.


Jun Ho yang baru kali ini melihat jalannya permainan, kelihatan sekali shock dari postur tubuhnya. Si Kotak yang merupakan ketua mereka, menggunakan alat pemindai yang dimilikinya, bisa tahu kalau yang dihadapannya adalah anggota dengan nomor 29. Dia menegurnya yang sudah masuk ke arena permainan, padahal belum waktunya. Tugasnya kan adalah mengangkut mayat para pemain yang tereliminasi. Untungnya, Jun Ho bisa tetap tenang dan menjawab kalau dia hanya bingung. Si Kotak tidak berujar banyak. Dia hanya memerintahkannya untuk tetap menunggu di sana dan mereka akan membicarakan ‘kebingungan’nya nanti.




Saat menuju ruangannya, Byeong Ki tiba-tiba saja diarahkan oleh segitiga menuju arah lain. Waktu hanya tersisa 3 menit, tapi Gi Hun belum jgua menyelesaikan permainannya. Dia benar-benar panik, ketakutan, gelisah dan cemas. Bentuk payung adalah bentuk paling sulit untuk diukir. Saat melihat keringatnya jatuh membasahi dalgona, Gi Hun terpikirkan sebuah ide. Dia sudah menusuk bentuk dalgona itu dengan jarum, tapi kesulitan untuk mematahkannya. Jika meleset sedikit saja dari bentuk seharusnya, didetik itu juga dia akan kehilangan nyawannya.  Dan ide yang dipikirkannya adalah menjilat dalgona itu dari belakang hingga bentuk patahan terlihat dengan sangat jelas.




Mi Nyeo akhirnya berhasil menyelesaikan bentuk dalgonanya dengan sempurna. Dan dengan lihainya, dia menjatuhkan pemantik miliknya di dekat Deok Soo. Dia membantu Deok Soo agar Deok Soo mau menerimanya sebagai anggota. Tentu saja Deok Soo tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia meraih pemantik dengan kakinya sebelum ada pengawas yang menyadari. Kemudian, dia bersembunyi dibawah seluncuran dan mulai membakar jarum untuk mematahkan dalgona sesuai bentuk.



Tingkah aneh Gi Hun yang sedang menjilat dalgona, kelihatan sama para pemain lainnya. Dan berbondong-bodong, semua mulai mengikuti caranya, termasuk 001. Mereka benar-benar diburu oleh waktu. Sisa waktu hanya kurang dari 1 menit. Deok Soo akhirnya berhasil menyelesaikan permainannya. 001 juga berhasil setelah mengikuti cara Gi Hun.


Waktu tersisa 12 detik. Gi Hun sudah menggila menjilati dalgona-nya. Ini masalah hidup dan mati. Didetik terakhir, dalgonanya sudah semakin tipis dan akhirnya patah sendiri mengikuti bentuk yang sudah diukirnya sebelumnya. Berhasil! Tepat di detik terakhir.


Dan bagi para pemain yang belum menyelesaikan permainannya, langsung ditembak mati di tembak. Tapi, salah seorang pemain yang mendapatkan bentuk payung, menyerang pengawasnya dan merebut pistol dari tangan pengawas tersebut. Dengan pistol di tangannya, dia menyandera si kotak dan mulai meneriakan protes. Dia merasa tidak adil. Para pengawas lain tidak terpengaruh olehnya dan menembak secara beruntun pemain tereliminasi yang masih hidup. Jangan sampai para pemain itu melakukan hal yang sama seperti pemain tersebut.


Suara tembakan beruntun itu terdengar oleh para pemain yang sedang menuju ruangan mereka. Terdengar menakutkan. Layaknya guntur di siang hari.


Pemain yang menyandera itu memerintahkan si kotak untuk melepaskan topengnya. Mengikuti perintah si pemain, dia melepaskan topengnya. Seorang anak muda. Saat melihat orang yang didepannya masih sangat muda, pria itu menjadi tidak tega dan menembak mati dirinya sendiri.


Apakah perkara selesai? Tidak. Si topeng hitam yang datang setelah mendengarkan keributan, menembak mati kotak yang telah menunjukkan wajahnya. Dengan tegas, dia memperingati pengawas lain, begitu identitas mereka diketahui para pemain, mereka akan mati.


Jun Ho selamat. Si kotak yang ditembak mati itu adalah orang yang mencurigainya tadi.

 

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post