Sinopsis C- Movie : Home Sweet Home (2021) part 1

 


Terjadi sebuah kecelakaan bus. Pengemudi bus berhasil selamat. Akan tetapi, para murid- murid yang merupakan penumpang bus, tidak selamat.

Pengemudi bus, Yu Kun Qiao, saat dia tersadar, dia langsung memeriksa keadaan didalam bus. Ketika dia melihat semua murid didalam bus meninggal, dia merasa sangat stress dan depresi. Namun kemudian tiba- tiba, seorang anak membuka matanya. Melihat itu, Kun Qiao langsung menyelamatkan anak tersebut. Anak itu adalah Wang Chu Qi.


Kun Qiao mengendong Chu Qi menuruni gunung dan membawanya sampai ke rumah sakit untuk diobati.




Diluar rumah sakit. Kun Qiao berjongkok sambil merokok. Dia diam dan merenungkan semua yang terjadi. Dia mengemudi bus, dia direndahkan dan disuruh mengikat tali sepatu orang didepannya, suara para murid- murid didalam bus, tabrakan mobil dari belakang yang menyebabkan bus terjatuh ke dalam jurang, para murid- murid yang tewas didalam bus.

Setelah itu, Kun Qiao terjatuh pingsan dan tidak sadarkan diri.

Disaat itu, sebuah mobil datang.

***

Kun Qian terbangun di gudang. “Dimana aku?” tanyanya.

“Rumahku,” jawab pria dihadapannya, Mr. Wang.

***

Home Sweet Home

Chu Tong pulang sekolah bersama- sama dengan Chu Qi yang mengikutinya dari belakang.


Dirumah. Chu Qi bermain piano dengan sangat indah.

Mr. Wang membaca buku diruang tamu.

Mrs. Wang memotong ikan didapur.

Kun Qiao mencuci baskom diwastafel.

Chu Tong ikut bermain piano. Awalnya dia bermain menggunakan satu tangan, lalu dia bermain menggunakan dua tangan.

Pertama, Chu Qi masih bisa bermain mengikuti irama dan kecepatan tangan Chu Tong. Tapi kemudian, dia kesulitan untuk mengikuti, karena irama dan kecepatan tangan Chu Tong semakin cepat melawannya. Jadi akhirnya, diapun berhenti bermain. Dan hanya tinggal Chu Tong yang memainkan pianonya.


Makan malam siap. Semua berkumpul dimeja makan bersama- sama. Pertama, Mr. Wang memuji masakan Mrs. Wang. Lalu dia memuji nilai Chu Qi. Kemudian dia menanyai Ku Qiao, bagaimana hari Ku Qiao. Dan Kun Qiao menjawab seperti biasa.

“Aku mengecek, hari ini tepat 3 tahun. Kamu masih tidak berencana menyerahkan dirimu?” tanya Mr. Wang sambil menatap Kun Qiao.

“Aku berencana …” jawab Kun Qiao dengan pelan. Lalu dia mengangkat gelasnya. “Mr. dan Mrs. Wang, terima kasih sudah memperlakukanku sebagai keluarga.”


Tiba- tiba Mrs. Wang merasa mual. Jadi dia pergi ke dapur dan muntah. Lalu Chu Tong ikut pergi ke dapur untuk membantunya. Setelah itu, mereka kembali duduk bersama- sama dimeja makan.

Kemudian dengan perhatian, Mr. Wang mengambilkan makanan untuk Mrs. Wang. Dan Mrs. Wang menolak. Lalu Mr. Wang pun memberikannya kepada Kun Qiao.



“Aku ingin bercerai,” kata Mrs. Wang, tiba- tiba. Dan Mr. Wang mengabaikannya sambil bersikap sedang sibuk memotong ikan. “Aku ingin bercerai,” ulang Mrs. Wang.

“Apa yang kamu bicarakan? balas Mr. Wang sambil tersenyum. Lalu dia menaruh ikan yang sudah dipotong ke piring Mrs. Wang. Makanlah.

Seperti merasa tidak tahan lagi, Mrs. Wang pun berdiri dan pergi dari meja makan.

***


Selesai makan malam, Chu Tong mencuci piring. Sambil mendengarkan obrolan antara Mr. Wang dan Kun Qiao yang berada di ruang tamu.

Mr. Wang menceritakan kepada Kun Qiao, alasan mengapa tidak ada TV diruang tamu, tidak ada koran, dan tidak ada majalah. Itu semua karena, baginya barang- barang itu adalah sampah, barang- barang itu tidak ada baiknya untuk anak- anak. Mendengar itu, Kun Qiao memuji cara mengedukasi yang Mr. Wang dan Mrs. Wang terapkan untuk anak- anak. Lalu dia memuji kalau Chu Tong sangat berbakat dalam menggambar, yang Chu Tong perlukan adalah semangat untuk meneguhkan ketertarikan dan ambisinya.


Kun Qiao, kata Mr. Wang dengan tatapan mata serius, membuat Kun Qiao merasa agak takut. Aku tahu kamu bisa menggambar. Aku juga tahu putriku sering menyelinap untuk menggambar denganmu. Aku bisa menutup mata. Tapi kamu harus tahu, kamu disini bukan sebagai guru seni. Kebebasan adalah hal yang mewah. Aku mencoba yang terbaik untuk memberimu dan putriku beberapa kebebasan, namun itu ada batasnya. Contohnya, anakku tumbuh besar dirumah ini, mereka bisa belajar musik atau menggambar. Itu kebebasan mereka. Tapi mereka tidak bisa meninggalkan keluarga ini. Mereka tidak bisa memilih mau melakukan apa di masa depan. Ini batas kebebasan mereka, jelasnya dengan penuh penekanan didalam setiap kalimatnya.


Chu Tong mendengar semua hal tersebut. Lalu setelah selesai menyunci piring, dia mengingatkan Kun Qiao dan Mr. Wang untuk beristirahat.



Kun Qiao kembali ke tempatnya. Chu Tong kembali ke kamarnya. Mr. Wang pergi ke ruang kerjanya dengan alasan ingin membaca.

***


Chu Tong datang ke ruang bawah tanah dirumah dan mengintip. Saat Kun Qiao melihat ke arahnya, dia buru- buru pergi darisana.

Kun Qiao menyadari keberadaan Chu Tong, tapi dia tidak mengatakan apapun. Jam berapa ini? tanyanya pada Mr. Wang. Dan Mr. Wang diam. Jam berapa? tanyanya, lagi.

Bagaimana bisa kamu tidak mengingat apapun? balas Mr. Wang. Dan Kun Qiao diam dengan tatapan bingung.


Lalu disaat itu, Mrs. Wang datang. Dia mengantarkan makanan untuk Kun Qiao. Kemudian dengan sikap berhati- hati, dia berdiri dibelakang Mr. Wang.

Kun Qiao tidak bersikap sungkan sama sekali. Dia memakan makanan yang diberikan padanya dengan sangat lahap.


Mengapa kamu parkir dipinggir jalan? Orang- orang melihat kamu berbicara kepada putraku. Apa yang kamu lakukan padanya? Apa kamu mengintimidasinya? Apa yang kamu katakan? tanya Mr. Wang dengan sikap mengintimidasi.

Mendengar serangkaian pertanyaan itu, Kun Qiao merasa pusing dan agak tertekan. Lalu dia muntah. Dan Mrs. Wang ingin membantu Kun Qiao, tapi Mr. Wang menghentikannya.

Aku tidak bisa mengingat apapun, kata Kun Qiao dengan lemah. Apa yang kamu katakan aku minta maaf, katanya sambil membersihkan nasi yang dia muntahkan.


Lalu tiba- tiba suara bel rumah berbunyi. Dan Mrs. Wang pun naik ke atas untuk memeriksa. Lalu tidak lama kemudian, dia kembali dan melapor kepada Mr. Wang dengan suara pelan, Orang tua murid  Si An datang.

Mendengar itu, Mr. Wang naik ke atas dan Mrs. Wang pun mengikutinya. Lalu tinggallah Kun Qiao sendirian didalam ruang bawah tanah.

Mr. Wang menutup jendela rumah. Mrs. Wang menyajikan minum kepada kedua orang tua Si An. Lalu mereka duduk saling berhadapan.

Orang tua Si An datang untuk mencari tahu keberadaan Kun Qiao, sebab mereka ingin memasukkan Kun Qiao ke penjara. Atau mereka bisa bekerja sama dengan para orang tua yang lain untuk mencari cara untuk membuat Kun Qiao menghilang. Mendengar itu, Mr. Wang berkomentar bahwa dia bisa mengerti perasaan mereka.

Bagaimana kamu bisa mengerti? Chu Qi tidak mati, kata Ibu Si An dengan kesal.

Jangan begitu. Kita semua korban, kita seharusnya bekerja sama, kata Ayah Si An, menenangkan Ibu Si An.

Ini tidak adil. Si An pergi untuk selamanya dan supir bus hilang. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi antara supir dan Chu Qi. Jika kamu tidak akan menemukan supirnya, aku akan mencarinya sendiri, kata Ibu Si An dengan emosi sambil menunjuk Mr. Wang dan Mrs. Wang.


Ayo pergi, ajak Ayah Si An sambil menarik Ibu Si An. Dan Mrs. Wang mengantarkan mereka untuk keluar.

Kun Qiao kebetulan naik ke atas, karena dia merasa agak penasaran. Dan saat dia mendengarkan pembicaraan mereka, dia merasa ngeri.

Mr. Wang mendengarkan perdebatan Ibu dan Ayah Si An dengan sikap tenang. Sementara Mrs. Wang, matanya berlinang dengan air mata yang tidak dibiarkannya untuk jatuh.


Kun Qiao meringkuk sambil memeluk lututnya didalam ruang bawah tanah. Dia mengingat saat dia berdiri didepan ruangan dan orang- orang mengkritiknya.


Lalu Mr. Wang datang. Aku takut, aku tidak bisa membantumu. Aku akan membawamu ke polisi, katanya.

Aku ingat sekarang. Aku menyelamatkan seorang anak. Aku menggendong dia dan lari dan bahkan membawanya ke sebuah klinik, kata Kun Qiao.

Itu anakku, kata Mr. Wang.

Aku menyelamatkan anakmu? Bagaimana dia? tanya Kun Qiao, peduli.

Dia cacat.


Dia menarikku saat sedang mengemudi. Dia memberiku uang 100 untuk mengikatkan tali sepatunya. Aku memakirkan busnya ke samping dan keluar untuk mengikat sepatunya. Kemudian sebuah truk menabrak bus sekolah, kata Kun Qiao, menceritakan apa yang terjadi sambil menunjukkan selembar uang 100 sebagai buktinya.

Mendengar itu, Mr. Wang sama sekali tidak mau peduli. Lalu dengan panik, Kun Qiao memohon agar Mr. Wang membiarkannya untuk bersembunyi disini, karena jika dia keluar, maka para orang tua murid yang lain akan membunuhnya.


Mrs. Wang kemudian datang dan membujuk Mr. Wang untuk tenang dulu. Lagian, Chu Qi juga bertanggung jawab dalam kecelakaan ini. Jadi lebih baik mereka membiarkan Kun Qiao disini saja untuk sementara.

***


Chu Tong menemukan gambar yang ditinggalkan orang tua Si An di meja tamu. Gambar tersebut tentang anak- anak yang ketakutan dan dikejar serta ditangkap oleh supir bus bertopengkan mikey mouse.

***

Chu Tong duduk didekat rel kereta api dan menggambar.

Saat pulang sekolah, dengan perhatian Chu Qi menanyai, bagaimana gambar Chu Tong hari ini. Dan Chu Tong diam, tidak menjawab. Lalu dengan riang, Chu Qi menceritakan bahwa hari ini dia ada mempelajari musik baru didalam kelas dan dia akan memainkannya untuk Chu Tong nanti.

Makan malam akan segera siap, cepat jalan, kata Chu Tong dengan sikap acuh.

Kamu dengarkan bentar, pinta Chu Qi. Dan Chu Tong diam.


Dirumah. Chu Tong menunjukkan gambarnya hari ini kepada Mr. Wang, tapi Mr. Wang bersikap tidak terlalu peduli. Mr. Wang lebih memperdulikan kaki Chu Qi yang terluka akibat kecelakaan.

Melihat itu, Chu Tong merasa iri dan cemburu.

Saat Mrs. Wang sedang sibuk masak dan Mr. Wang serta Chu Qi tidak terlihat, secara diam- diam, Chu Tong pergi ke ruang bawah tanah menemui Kun Qiao.


Kun Qiao memuji gambar Chu Tong. Tapi Chu Tong sama sekali tidak merasa bersemangat, karena hanya Kun Qiao yang berpikir kalau dirinya berbakat.

Jangan pedulikan yang lain, hanya fokus pada gambarmu saja. Tidak ada seorangpun pelukis yang memiliki imajinasi sepertimu. Aku tidak, kata Kun Qiao, menyemangati.

Mendengar itu, Chu Tong mengambil buku gambarnya sambil tersenyum kecil. Lalu dia pamit dan naik ke atas.


Malam. Chu Qi berjongkok diluar rumah, memperhatikan Kun Qiao yang berada diruang bawah tanah. Chu Tong berendam didalam bak mandi.

***


Diperpustakaan sekolah. Dari antara rak buku, Chu Qi menatap Chu Tong dan mengatakan bahwa dia melihat segalanya. Dia melihat Chu Qi menyelinap ke ruang bawah tanah untuk menemui Kun Qiao si pembunuh- kemarin. Jika Chu Qi terus menemui si Pembunuh, maka dia akan memberitahu Mr. Wang. Dan si Pembunuh itu akan dikunci disana serta mati kelaparan.


Mendengar itu, Chu Tong mengabaikan Chu Qi. Dan lalu Chu Qi mengikutinya. Lalu saat tidak tahan lagi, Chu Tong pun berhenti. Jika dia pembunuh, maka kamu apa? Kamu beritahu aku, tanya Chu Tong dengan tatapan tajam. Bukankah ini apa yang kamu inginkan? Setiap orang yang membully mu sekarang mati. Kamu pasti sangat senang.

Kamu bicara omong kosong! balas Chu Qi sambil terus berjalan mundur, saat Chu Tong berjalan mendekatinya. Itu tidak benar, jelasnya. Lalu dia terjatuh.


Saat pulang sekolah. Chu Tong berjalan pulang sendirian.

Post a Comment

Previous Post Next Post