Sinopsis C- Movie : Home Sweet Home (2021) part 2

 

Dalam perjalanan pulang, Chu Tong bertemu sebuah mobil. Dan dia berjalan memutar untuk menghindarinya. Saat dia berpikir, mobil barusan sudah pergi, dia bertemu dengan mobil tersebut lagi. Dan kali ini pengemudi mobil memanggilnya.

Nona Wang Chu Tong? Aku teman Ibumu, panggil si Pengemudi (Kekasih gelap Mrs. Wang).


Didalam mobil. Si Pengemudi memberitahu Chu Tong bahwa dia ingin menemui Ibu Chu Tong, yaitu Mrs. Wang. Karena saat tengah malam, Mrs. Wang sering menelponnya, tapi tidak ada mengatakan satu katapun. Saat dia mengirimkan pesan, Mrs. Wang tidak membalas. Jadi dia merasa khawatir.

Apa yang dikhawatirkan? Wanita manapun yang memiliki hubungan gelap pasti akan dalam masalah, khususnya dalam keluarga seperti kami, kata Chu Tong dengan agak acuh.

Dia bilang dia ingin meninggalkan keluarga kalian.

Jadi apa yang kamu ingin aku lakukan? Membiarkan kalian berdua bersatu? tanya Chu Tong.

Iya. Aku tidak pernah berpikir dia akan mempertimbangkan berceraian, tapi sekarang berbeda. Dia hamil, jawab si Pengemudi, menjelaskan.

Itu kecelakaan.

Dia selalu menginginkan anak lain. Ini bukan berarti dia tidak menyukai kalian berdua, dia hanya tidak bahagia, jelas si Pengemudi.

Ini bukan urusanmu, balas Chu Tong, lalu dia berniat untuk pergi saja.

Ibumu selalu mengkhawatirkanmu. Dia tidak ingin meninggalkanmu sendirian dirumah itu. Dia ingin kamu pergi dengannya. Ini benar. Ikutlah dengan kami, ajak si Pengemudi dengan lembut. Juga, dia bilang ada sesuatu yang tidak benar dirumah itu. Dia terus merasa bahwa ada hantu dirumah itu.

Keluarga kami memang sedikit aneh. Tapi, siapa hantunya masih belum jelas,” balas Chu Tong.


Lalu disaat itu, Chu Qi datang dan memukul jendela mobil sambil menatap ke dalam dengan tatapan tajam. Membuat si Pengemudi terkejut.

Adikku, kata Chu Tong, menjelaskan. Lalu dia keluar dari mobil dan pergi.


Chu Qi berjalan mengikuti Chu Tong, dia menjelaskan bahwa dia tahu kalau Chu Tong ada disini, karena dia mengikuti Chu Tong dan ingin melindungi Chu Tong. Mendengar itu, Chu Tong diam dan terus berjalan. Lalu tiba- tiba tali sepatu Chu Qi terlepas, jadi dia berhenti untuk mengikatnya, tapi dia agak kesusahan, karena kakinya yang terluka.

Merasakan kalau Chu Qi berhenti mengikutinya, Chu Tong berbalik untuk melihat. Lalu dia berjalan mendekati Chu Qi dan membantu mengikatkan tali sepatunya.

“Terima kasih,” kata Chu Qi dengan tulus.


Malam hari. Mr. Wang yang memasak, dia menjelaskan kepada Chu Qi dan Chu Tong bahwa Mrs. Wang sedang tidak enak badan. Mendengar itu, Chu Tong ingin mengantarkan semangkuk makanan untuk Mrs. Wang. Dan dengan keras, Mr. Wang melarang dan menekankan bahwa Mrs. Wang sedang tidak enak badan.

Dengan patuh, Chu Qi hanya diam saja dan memakan makanannya.


Mrs. Wang tampak baik- baik saja dan dia sedang merapikan pakaian- pakaian didalam lemari. Lalu Mr. Wang datang menemuinya.

“Jangan lupa apa yang kamu janjikan padaku,” kata Mr. Wang. Dan Mrs. Wang diam mengabaikannya. “Tidakkahkamu mengecewakan putrimu?” tanyanya. Dan Mrs. Wang diam sambil menatapnya.


Saat Mr. Wang telah pergi dari ruangan, Mrs. Wang menyadari keberadaan Chu Qi yang menguping didekat pintu. Dan saat Mrs. Wang menyadari keberadaannya, Chu Qi langsung buru- buru pergi darisana.


Tengah malam. Chu Tong tidak bisa tidur, jadi dia pergi ke dapur dan makan es krim. Lalu dia mendengar suara didekat ruang makan, dan saat dia membuka pintu, dia melihat Mrs. Wang sedang duduk dimeja makan dan dibawah kaki nya ada tas besar. Kemudian Chu Tong pun duduk disebelahnya dan menawarkan es krimnya.



Saat Mrs. Wang ingin mengambil sendok yang Chu Tong sodorkan, dengan sengaja Chu Tong menjatuhkan sendok tersebut ke lantai. Dan Mrs. Wang pun membungkuk untuk mengambilnya. Tapi Chu Tong menyuruhnya untuk tidak perlu repot- repot, jika Mrs. Wang ingin pergi, maka pergi. Mendengar itu, Mrs. Wang menatap Chu Tong dengan tatapan sedih.

Aku akan kembali ke kamarku. Jika kamu pergi, jangan kembali, kata Chu Tong, berusaha bersikap tegar. Lalu dia pergi.

Dikamar. Chu Tong diam merenung sambil meneteskan air mata secara hening.


Keesokan paginya, saat Chu Tong bangun, dia melihat Mrs. Wang berada didapur dan dia agak terkejut. Sementara Mrs. Wang, saat dia melihat Chu Tong, dia tidak ada mengatakan apapun dan sibuk mempersiapkan sarapan untuk semuanya.

Chu Qi, aku akan ke sekolahmu hari ini, kata Mrs. Wang, memberitahu.

Untuk apa? tanya Mr. Wang, ingin tahu.

Tidak ada, hanya mengurus beberapa hal.


Disekolah. Guru berbicara dengan Mrs. Wang. Sedangkan Chu Qi hanya diam saja sambil menatap serangga didekat jam dinding.


Alasan Guru memanggil Mrs. Wang ke sekolah, karena dia ingin membahas tentang masalah Chu Qi. Dia tahu kalau nilai Chu Qi disekolah sebelumnya memang unggul, tapi disekolah ini Chu Qi malah harus mengulang tingkat, jadi nilai pasti penting untuk Chu Qi. Namun Guru ingin Chu Qi juga belajar bergaul dengan teman- teman disekolah, sebab dia melihat Chu Qi tidak ada berinteraksi banyak dengan murid lain dan hampir tidak ada mengikuti extrakurikuler apapun.

Saya mengerti, kata Mrs. Wang, sebelum Guru selesai berbicara. Chu Qi, jangan tidur dikelas. Jangan baca buku yang tidak seharusnya didalam kelas. Cobalah untuk bergaul dengan murid lain, katanya, menasehati Chu Qi dengan sikap datar. Saya berharap Guru bisa memaafkan dia, khususnya setelah apa yang dia lalui, ya? pintanya sambil tersenyum.

Mendengar itu, Guru pun diam sambil mengangguk kecil.


Dilapangan. Chu Tong bermain tenis dengan teman- temannya. Dan ketika teman- teman melihat Mrs. Wang, mereka memuji bahwa Ibu Chu Tong sangat cantik seperti bintang film. Mendengar itu, Chu Tong berhenti bermain.

Chu Tong berdiri didekat Chu Qi dan menatap kepergiaan Mrs. Wang. Seseorang mengadukanmu? tanyanya.

Tidak. Aku hanya tidak mendengarkan dengan baik di dalam kelas, jawab Chu Qi dengan pelan.

Benar juga, kamu sudah melakukannya sekali. Kurasa tidur lebih penting, balas Chu Tong. Lalu dia pergi.


Saat makan malam, Chu Qi memberitahu Mr. Wang bahwa kelas musik terompet nya akan berubah menjadi pagi, jadi dia ingin makan siang diluar. Dan Mr. Wang mengizinkan, lalu dengan perhatian, dia menyuapi udang yang sudah dikupasnya kepada Chu Qi.

Terima kasih, Ayah, kata Chu Qi dengan senang. Lalu dia memakan udang yang dikupaskan untuknya itu.


Ibu agak tidak sehat akhir- akhir ini, besok pagi aku akan membawanya ke rumah sakit, kata Mr. Wang, memberitahu. Mendengar itu, Chu Tong menatap Mrs. Wang.


Diruang bawah tanah. Chu Tong belajar melukis sambil mengobrol dengan Kun Qiao. Dia mengajak Kun Qiao untuk keluar dan bermain besok, mumpung besok tidak ada orang dirumah. Dan Kun Qiao hanya diam saja sambil sibuk melihat buku- buku lukisan.

Apa kamu benar- benar berencana tinggal disini selamanya? Tidakkah kamu muak berada disini terlalu lama? tanya Chu Tong. Dan Kun Qiao tetap diam. Lalu Chu Tong pun meremas kertas dan melemparkan itu padanya. Dan Kun Qiao tetap saja diam. Yu Kun Qiao, ayo tinggalkan rumah ini bersama- sama, ya? ajak Chu Tong. Dan Kun Qiao tetap hanya diam saja. Bicaralah. Mengapa kamu tidak bicara? keluh Chu Tong, tidak sabaran.


Kamu tidak tahu betapa beruntungnya kamu memiliki keluarga seperti ini, kata Kun Qiao dengan serius. Mendengar itu, Chu Tong tertawa.

Lalu tiba- tiba terdengar suara terompet diatas.

Chu Tong naik ke atas dan mengusir Chu Qi yang sedang bermain terompet didalam kamarnya. Lalu Chu Qi tiba- tiba saja malah membahas tentang Mrs. Wang yang akan ke rumah sakit besok. Dia menjelaskan bahwa alasan Mr. Wang membawa Mrs. Wang ke rumah sakit, itu karena Mrs. Wang hamil, tapi Mr. Wang tidak menginginkan anak. Mendengar itu, Chu Tong bersikap tidak peduli, sebab itu urusan mereka berdua, bukan urusannya.


Jika kamu berani mengkhianati keluarga ini, mengkhianati aku dan Ayah, coba saja, kata Chu Qi, mengancam. Lalu dia keluar dari kamar Chu Tong.


Tengah malam. Chu Tong diam sambil menatap keluar jendela.

Diruang bawah tanah. Kun Qiao tidur dan bermimpi tentang kecelakaan bus dulu.

*** 


Dibangku belakang. Seseorang berbisik kepada Chu Qi, lalu dia mendorong Chu Qi untuk maju ke depan. Dan Chu Qi pun maju mendekati Kun Qiao.

“Duduk,” perintah Kun Qiao.

“Aku akan memberimu uang 100 untuk mengikatkan tali sepatuku,” kata Chu Qi sambil mengulurkan uang 100. Dan Kun Qiao diam mengabaikannya.


Dibelakang, para murid terus berseru menyoraki Chu Qi. Sementara Kun Qiao tetap saja bersikap acuh serta mengabaikan Chu Qi. Karena itu, Chu Qi pun mulai mengganggu Kun Qiao dalam menyetir. Akhirnya, dengan terpaksa, Kun Qiao pun menghentikan bus dipinggir jalan. Lalu dia dan Chu Qi keluar dari dalam bus.

“Jangan berpikir kamu bisa melakukan apapun hanya karena keluargamu kaya!” bentak Kun Qiao, memarahi Chu Qi.

“Aku mohon ikatkan sepatuku. Jika tidak, mereka tidak akan melepaskanku,” pinta Chu Qi dengan suara pelan dan sikap takut.


Mendengar itu, Kun Qiao menatap para murid- murid di dalam bus. Mereka tertawa dan bertepuk tangan sambil berseru, “Ikat sepatunya! Ikat sepatunya!”

Kun Qiao pun merasa kasihan kepada Chu Qi. Lalu dia mengambil uang 100 yang Chu Qi berikan dan berlutut untuk mengikatkan tali sepatunya.


Setelah tali sepatunya diikatkan, Chu Qi kembali masuk ke dalam bus. Dan para murid- murid didalam bus kembali ke tempat duduk masing- masing. Sementara Kun Qiao tetap berada diluar untuk merokok sebentar.


Disaat itu, tiba- tiba sebuah mobil melaju dengan kencang dan menabrak bus. Lalu setengah badan bus keluar dari jalan. Melihat itu, Kun Qiao langsung meneriaki para murid-murid untuk jangan bergerak. Tapi seorang anak yang duduk dibagian paling belakang, dia mencoba untuk maju ke depan. Dan bus pun menjadi tidak seimbang, lalu bus terjatuh ke dalam jurang.


Kun Qiao sangat terkejut. Lalu dia meluncur ke dalam jurang untuk menyelamatkan mereka. Tapi tubuhnya malah menabrak pohon dan kemudian dia pingsan.

***


Kun Qiao tersentak dan terbangun. Lalu dia melihat, seseorang datang. “Siapa disana?” tanyanya dengan sikap waspada. “Chu Tong, itu kamu? Chu Tong,” tanyanya.


Dari dalam kegelapan, Chu Tong muncul dan mendekati Kun Qiao. Dia mengulurkan tangannya kepada Kun Qiao dan memberikan selembar uang 100. “Ikatkan tali sepatuku,” perintahnya. Dan Kun Qiao merasa sangat bingung. Lalu tiba- tiba Chu Tong berubah, dia tampak agak menakutkan, dan dia memegang tangan Kun Qiao.

“Ada apa, Chu Tong?” tanya Kun Qiao, sangat heran.


Kemudian Chu Qi datang. Dia menarik Chu Tong untuk melepaskan tangan Kun Qiao. Lalu dia menjelaskan dengan singkat, “Kakak ku hanya sedang tidur berjalan. Aku akan membawa dia kembali,” jelasnya. Lalu dia menarik Chu Tong untuk pergi.

Melihat itu, Kun Qiao menghentikan Chu Qi. “Kembalikan uang ini kepada kakakmu,” katanya. Dan Chu Qi mengambil uang itu, lalu pergi.


Saat Mr. Wang telah pergi, Chu Qi pergi ke ruang kerjanya. Dia membuka kode password dipintu dengan menghembuskan nafas dilayar, sehingga sidik jari Mr. Wang yang menempel terlihat.


Chu Tong datang mengantarkan makan siang untuk Kun Qiao dan makan bersamanya. Namun Kun Qiao merasa agak ragu untuk memakan makanan yang Chu Tong berikan, jadi dia menguyahnya secara perlahan. Lalu saat Chu Tong selesai makan dan pergi ke atas, dia membuang sisa makanan ke dalam toilet.


Kemudian Kun Qiao naik ke atas dan menaruh piring di dapur. Lalu dia memanggil Chu Tong. Tapi Chu Tong tidak ada menjawab.

Disaat Kun Qiao mencari Chu Tong, dia melihat ruang kerja Mr. Wang terbuka. Jadi diapun ke sana, “Chu Tong,” panggilnya. Lalu dia mengintip ke dalam ruangan, tapi tidak ada siapapun, jadi dia berniat untuk pergi saja tanpa masuk ke dalam ruangan.

Tiba- tiba dari balik pintu, Chu Tong muncul. “Pengecut,” ejeknya. “Tidakkah kamu penasaran apa yang ada di dalam ruang kerjanya?”

“Ayahmu pasti menguncinya karena ada alasan,” balas Kun Qiao.


Chu Tong lalu menarik tangan Kun Qiao untuk ikut ke atas dengannya, dan Kun Qiao menepis tangan Chu Tong.

“Aku punya gambar baru, lihatlah,” ajak Chu Tong. Mendengar itu, Kun Qiao pun mengikutinya ke lantai atas.


Dilantai atas. Banyak terdapat hasil foto- foto yang dipajang di dinding. Dan dibawah setiap foto terdapat tanda tangan orang bernama ‘Roy’ dan tahun foto tersebut diambil. Chu Tongmenjelaskan kepada Kun Qiao bahwa semua foto yang ada dirumah ini diambil oleh teman Mr. Wang, tapi dia dengar kalau si Teman sudah meninggal. Si Teman dan Mr. Wang adalah teman baik selama mereka berdua berkuliah di New York. Dan saat mereka muda dulu, mereka ingin membuka studio foto bersama. Tapi kemudian, Mr. Wang malah dipanggil pulang untuk menjalankan bisnis keluarga dan mulai berkeluarga juga. Lalu dia dengar, kalau si Teman ini tidak pernah memaafkan Mr. Wang dan kemudian si Teman menghilang. Mr. Wang mencoba mencarinya, tapi sampai si Teman mati, mereka berdua tidak pernah bertemu lagi.


“Ayahmu mempelajar fotografi, jadi dia pasti bisa mengepresiasi gambar. Saat dia bilang dia tidak tertarik, itu mungkin tidak benar,” komentar Kun Qiao.

“Kamu masih tidak mengerti. Dia tidak pernah menjadi fotografer dan dia tidak akan membiarkanku menggambar. Dia ingin memaksakan jenis siksaan yang sama pada orang lain,” balas Chu Tong, menjelaskan. “Selain itu, dia tidak pernah perduli padaku,” gumamnya dengan sedih.

Kun Qiao kemudian mengubah topik pembicaraan. Dia membahas tentang Chu Tong yang tidur berjalan semalam, dia ingin tahu, apakah Chu Tong ingat itu. Mendengar hal itu, Chu Tong merasa bingung dan dia menebak kalau Kun Qiao pasti sedang bermimpi buruk semalam. Dan Kun Qiao menjawab bahwa dia tidak pernah bermimpi buruk, dan dia menyarankan Chu Tong untuk bertanya pada Chu Qi nanti, karena semalam Chu Qi yang membawa Chu Tong kembali ke atas.



Lalu Kun Qiao melihat gambar- gambar Chu Tong, dan dia menemukan gambar yang ditinggalkan orang tua Si An dulu. Melihat gambar itu juga, Chu Tong menatap Kun Qiao. “Kamu tidak pernah bermimpi buruk?”

“Aku ke bawah dulu,” balas Kun Qiao. Lalu dia pergi.

Diruang bawah tanah. Kun Qiao mengambil makanan didalam kulkas.


Didapur. Chu Tong memanaskan air.

Kun Qiao memasukkan makanan ke dalam microwave. Lalu tiba- tiba dia mendengar suara diatas, seperti suara langkah kaki orang berlari. Jadi diapun berniat naik ke atas untuk memeriksa, tapi pintunya terkunci.


“Chu Tong,” panggil Kun Qiao sambil mengedor pintu. Tapi tidak ada jawaban. “Chu Tong, apakah ada seseorang dirumah?” tanyanya, berteriak. Dan masih tidak ada jawaban.

Kun Qiao mulai panik, ada apa. Lalu terdengar suara Chu Tong menjerit, dan Kun Qiao semakin bertambah panik. Apalagi, pintu tidak mau terbuka.


Disaat Kun Qiao sedang mencari cara untuk keluar, pintu tiba- tiba dibuka oleh Mr. Wang dari luar. Lalu dia melihat Chu Tong seperti tampak kesakitan.

“Chu Tong, apa kamu baik- baik saja?” tanya Kun Qiao, perhatian.

Mrs. Wang memeriksa tubuh Chu Tong, dan melihat kalau paha Chu Tong sangat merah seperti terkena air panas.


“Apa yang terjadi?” tanya Mr. Wang.

“Aku dengar seseorang masuk ke dalam rumah, ada suara langkah kaki berlari menuruni tangga. Aku juga mendengar Chu Tong menjerit. Jadi aku mau berlari ke atas, tapi pintu terkunci,” kata Kun Qiao, menjelaskan dengan rinci.


“Tidak ada siapapun ketika kami kembali,” balas Mrs. Wang, tidak percaya dengan Kun Qiao.

“Dan pintu ini tidak terkunci,” tambah Mr. Wang. Lalu dia menatap Chu Tong. “Ada seseorang disini?” tanyanya.

“Tidak,” jawab Chu Tong.

“Apa dia berbicara jujur?” tanya Mr. Wang.

Dengan takut- takut, Chu Tong menatap ke arah Kun Qiao, lalu dia menundukkan kepalanya. “Jika dia bilang itu benar, maka itu benar,” jawabnya.

Mrs. Wang kemudian mengajak Chu Tong untuk ke rumah sakit. Mr. Wang menutup pintu ruang bawah tanah, lalu mengikuti Mrs. Wang. Kemudian Chu Qi mengunci pintu ruang bawah tanah, sehingga Kun Qiao tidak akan bisa keluar darisana. Lalu dia naik ke atas.



Malam hari. Mr. Wang memeriksa dapur, dan dia melihat sebuah bola kasti dibawah meja dapur. Lalu Mrs. Wang datang dan menanyai, siapa yang kira- kira berbohong, Kun Qiao atau Chu Tong. Dan Mr. Wang juga tidak tahu, menurut nya bisa saja dua- duanya berbohong.

Post a Comment

Previous Post Next Post