Yi Cheng mengajari Lu Li naik kuda, tapi sekalian dia mau menanyakan,
apakah saat dia mabuk kemarin terjadi sesuatu? Apa dia melakukan hal aneh? Dia
menanyakannya, soalnya kalau mabuk, dia nggak ingat apa saja yang sudah
terjadi. Lu Li sedikit sedih karena ternyata Yi Cheng nggak ingat apapun, tapi
dia nggak mau memberitahu dan berbohong kalau Yi Cheng kemarin tertidur cepat
dan tidak terjadi apapun.
Selesai latihan kuda, sekarang saatnya melihat Yi Cheng dan Yi Ming
menunggang kuda. Zi Tong memang sangat menyukai Yi Ming. Hanya melihatnya saja,
dia sudah memujinya sangat keren. Ah, mumpung hanya dengan Lu Li, dia jadi
kepo. Dia dengar Lu Li masih perusahaan ini karena Yi Ming, apa alasannya dia
begitu kagum pada Yi Ming? Lu Li menjawab pertanyaan itu dengan jujur dan
serius. Jawabannya itu ditujukannya untuk Yi Cheng, tapi Zi Tong tahunya Lu Li
mengagumi Yi Ming. Lu Li bilang kalau saat dia berada dalam fase bingung
mengenai hidupnya, ‘dia’ (Yi Cheng) bagaikan seberkas cahaya yang menunjukkan
arah kehidupan padanya. Dan dia adalah orang yang mengejar cahaya tersebut.
Setelah mendengar jawaban Lu Li, Zi Tong menyampaikannya pada Yi Ming
kalau Lu Li menganggap Yi Ming sebagai seberkas cahaya, sementara dia
menganggap Yi Ming sebagai matahari. Dia bilang begitu, soalnya, cahaya bisa
padam, tapi matahari tidak akan pernah hilang. Mendengar ucapannya, Yi Cheng
kelihatan kesal. Ah, dia nggak tahu aja kalau sebenarnya, yang dimaksud Lu Li
adalah dirinya, bukan Yi Ming.
Liburan sudah usai dan sekarang saatnya pulang. Karena dia datang
bersama Yi Cheng sebelumnya, jadi Lu Li mau pulang dengan naik mobil Yi Cheng
lagi. Yi Cheng nggak mengizinkan dan menyuruhnya pulang dengan naik bus
perusahaan. Melihat itu, Yi Ming langsung menawarinya untuk ikut dengannya naik
mobil Zi Tong. Zi Tong mana setuju. Yi Cheng juga nggak setuju dan akhirnya
malah menyuruh Lu Li untuk pulang dengannya saja. Lu Li tentu senang.
--
Xiaoqi sudah pulang dari perjalanan bisnisnya dan langsung kepo mau
tahu apa saja yang sudah terjadi sama Lu Li beberapa hari ini di perusahaan. Lu
Li kelihatan nggak bersemangat seperti biasanya dan mengeluh kalau pria sangat
sulit dipahami. Setelah menceritakan semuanya, Xiaoqi dengan mudah mengambil
kesimpulan. Sikap Yi Cheng yang tiba-tiba menjaga jarak dari Lu Li, karena Lu
Li itu ‘pria’. Dari sudut pandang Yi Cheng, Lu Li kelihatan terlalu menempel.
Sebagai pria normal, wajar jika Yi Cheng bersikap demikian.
Satu masalah sudah terpecahkan. Sekarang, ada masalah lain lagi.
Besok, dia harus bekerja memakai pakaian wanita karena hukuman yang diberikan.
Kalau mengenai itu, itu bukan masalah susah. Xiaoqi yang punya pekerjaan
sampingan sebagai cosplayer, mempunyai banyak kostum yang bisa dikenakan sama
Lu Li, tanpa Lu Li harus khawatir membuka penyamarannya sebagai pria.
Lagi asyik berbincang, Xiaoqi langsung teringat mengenai Gu Mo. Dia
nggak ada mencari masalah dengan Lu Li kan? Lu Li dengan jujur menjawab kalau
Gu Mo diam-diam mengambil foto saat dia membantu kencan buta Yi Cheng dan
mengancamnya agar putus dengan Xiaoqi jika tidak mau foto itu disebar. Xiaoqi
yang mendengarnya, jadi marah dan semakin membenci Gu Mo.
Esok hari,
Zhang dkk sudah melakukan hukuman mereka. Memakai baju wanita. Para
staff wanita juga sudah mengambil semua foto dan video mereka. Jadi, menurut Yi
Ming, sebaiknya hukuman mereka disudahi. Sayangnya, Yi Cheng nggak setuju dan
mau mereka memakai baju itu seharian, sesuai kesepakatan waktu itu. Yi Cheng
kelihatan senang melihat Zhang dkk yang kesusahan. Ah, setelah ribut sana-sini,
mereka baru sadar kalau ada satu orang yang sedari tadi nggak ada. Lu Li.
Umur panjang, yang dibicarakan baru saja sampai dengan rambut panjang
dan memakai cadar. Zhang dkk sampai melongo kagum dan bergumam kalau saja
mereka nggak tahu Lu Li itu pria, mereka pasti sudah jatuh cinta. Bukan hanya
mereka yang terkagum dengan penampilannya, tapi juga Yi Cheng dan Yi Ming. Yi
Ming yang udah tahu Lu Li wanita, yah nggak merasa aneh dengan perasaannya.
Sebaliknya Yi Cheng, dia nggak suka melihat Lu Li berpenampilan begitu karena
membuat perasaannya jadi terasa aneh.
Makanya, Yi Cheng memanggil Lu Li ke ruangannya dan memarahinya karena
begitu serius dalam ber-cosplay. Dia
juga memaksa Lu Li untuk melepas cadarnya. Dia kira kalau cadar itu dilepas, Lu
Li akan kelihatan seperti pria, tapi sebaliknya, dia malah kaget dengan
kecantikan wajahnya. Saking kagetnya, dia langsung menyuruhnya untuk segera
berganti baju. Saking shocknya, setelah Lu Li keluar, dia sampai menampar
pipinya berulang kali dengan keras untuk sadar.
Dan dimulailah harinya. Sepanjang hari ini, Yi Cheng selalu berusaha
untuk menghindari Lu Li.
--
Hari ini, Xiaoqi diajak makan siang bersama sama Gu Mo. Xiaoqi
kelihatan sekali nggak suka sama Gu Mo dan bersikap sangat dingin. Eh, Gu Mo
nggak peka dan mengira alasan Xiaoqi begitu karena baru putus cinta. Dia
berakting seolah nggak tahu alasan Xiaoqi dan Lu Li putus. Xiaoqi jadi makin
kesal dengan sikap palsunya dan sikap sok perhatiannya. Tetapi, demi kehidupan
pekerjaan Lu Li, Xiaoqi bersikap seolah nggak tahu ancaman Gu Mo sama Lu Li.
Di kantor, Lu Li tiba-tiba saja merasa sakit perut. Dia datang bulan
lebih cepat daripada perkiraannya. Mana dia nggak bawa pembalut pula, jadi
terpaksa dia mengirim pesan sama Xiaoqi untuk minta tolong. Kebetulan sekali
Xiaoqi baru saja siap makan siang sama Gu Mo, jadi dia langsung pamit pergi
duluan.
Sikap aneh Lu Li yang menahan sakit tadi kelihatan sama Yi Cheng. Dia
jadi khawatir sama Lu Li soalnya dia pergi terlalu lama dan belum kembali juga.
Makanya, dia pergi mencari Lu Li ke toilet. Padahal Xiaoqi sudah tiba di
Enchant dan ada di depan toilet, tapi nggak bisa masuk karena Yi Cheng ada di
dalam. Lu Li juga panik karena Yi Cheng mencarinya.
Untungnya, Gu Mo muncul dan melaporkan kalau kerangka konsep sudah
siap dikerjakan dan tinggal di cek sama Yi Cheng untuk dapat lanjut ke tahap
selanjutnya. Yi Cheng nggak jadi lanjut mencari Lu Li dan kembali ke
ruangannya. Setelah Yi Cheng pergi, Gu Mo menggantungkan pouch berisi pembalut di depan pintu toilet. Yap, pada akhirnya,
Xiaoqi memberitahu rahasia Lu Li pada Gu Mo agar Gu Mo mau membantunya.
Setelah selesai memakai pembalut, Lu Li kembali ke ruangannya. Yi
Cheng ternyata masih berkeliaran di sekitar meja kerjanya dan langsung
menanyainya saat melihat wajahnya yang pucat dan kelihatan sakit. Lu Li
menjawab kalau dia hanya sakit perut karna masuk angin. Dengan perhatiannya, Yi
Cheng mau membawanya ke rumah sakit, tapi tentu ditolak sama Lu Li. Jadi Yi
Cheng menawarkan untuk mengantarkannya pulang.
Xiaoqi yang melihat Lu Li pulang diantarkan Yi Cheng, langsung akting
seperti pacar yang menyambut kepulangan pujaan hati. Tentu saja, Yi Cheng jadi
mengira kalau Lu Li tinggal bersama pacarnya.
Setelah Yi Cheng pergi, Lu Li baru menanyai Xiaoqi, gimana ceritanya
Gu Mo bisa tahu? Xiaoqi dengan jujur menceritakan semuanya, terkait
pertemuannya dengan Gu Mo kemudian Lu Li yang tiba-tiba mengirim pesan minta
tolong dan Yi Cheng yang ada di depan toilet, sehingga dia terpaksa buka kartu
sama Gu Mo. Tapi, Lu Li nggak usah khawatir. Gu Mo janji kepadanya akan menjaga
rahasianya dan juga dia bisa membantu Lu Li di perusahaan. Meskipun Gu Mo itu
menyebalkan, tapi Gu Mo tidak pernah ingkar janji padanya dari mereka kecil. Ya
udah, Lu Li percaya dan jadi lebih tenang.
Begitu bertemu di kantor esok harinya, sikap Gu Mo menjadi lebih ramah
dibandingkan sebelumnya. Dia juga bilang kalau Lu Li jujur dari awal dengannya,
dia pasti akan membantunya. Udah gitu, dia memberikan nomornya dan menyuruh Lu
Li mencarinya jika ada masalah. Dan mengenai foto Lu Li dengan Yi Cheng yang
dia pakai untuk mengancam tempo hari, dia akan hapus sekarang. Sebelum fotonya
di hapus, Lu Li meminta agar Gu Mo mengirimkan foto itu padanya terlebih
dahulu.
Hari ini, Enchant Tech kedatangan karyawan baru. Jiang Zi Tong. Baru
juga tiba, Zhang dkk udah keringat dingin. Zi Tong mengumumkan kalau dia yang
akan menjadi penata busana mereka mulai sekarang. Dan dia melarang mereka untuk
tidak mengenakan kemeja kotak-kotak mulai dari sekarang. Semua diminta bertukar
baju dengan baju yang sudah disiapkannya. Lu Li juga termasuk salah satunya.
Dia beneran sial, baru juga membeli kemeja kotak-kotak, udah ada larangan nggak
boleh pakai kemeja kotak-kotak.
Lu Li yang aslinya wanita, menolak bertukar baju di sana, tapi Zi Tong
malah memaksa dan malah mau membuka baju Lu Li. Untungnya, Yi Cheng tiba di
saat yang tepat. Dia memarahi Zi Tong karena sudah mengganggu orang-orangnya.
Disini adalah perusahaan game, bukan
perusahaan mode. Yi Cheng juga
menyuruh Zi Tong ke ruangannya untuk membahas posisi Zi Tong di perusahaan ini.
Yi Cheng ingin Zi Tong bekerja di dept. periklanan. Tapi, Zi Tong maunya
jadi wakil supervisor di pusat R&D agar berada di dekat Yi Ming. Mereka
mulai berdebat. Zi Tong marah karena Yi Cheng mau memisahkannya dari Yi Ming,
kakak apaan dia?! Yi Cheng membalas kalau dia nggak punya adik genit seperti Zi
Tong! Dia menegaskan kalau dia hanya akan memberikan posisi supervisor
periklanan, kalau nggak mau, silahkan pulang! Meskipun kesal, Zi Tong terpaksa
menerimanya demi dapat bekerja di perusahaan.
Lu Li mengantarkan laporan pada Yi Ming dan kebetulan sekali, Yi Ming
sedang membuat kopi di pantry. Ya
udah, mereka ngobrol mengenai kopi. Yi Ming memang suka membuat kopi sendiri.
Dia suka saat minum kopi, ada sisa ampas di bawah dasar gelas. Sementara Lu Li
nggak terlalu tertarik minum kopi, tapi tertarik dengan seni latte diatas kopi.
Dengan baiknya, Yi Ming mengajarinya cara membuat busa susu yang diperlukan
dalam membuat seni latte.
Kedekatan mereka itu kelihatan sama Jiang bersaudara. Zi Tong iri
karna Yi Ming sangat perhatian sama penggemarnya. Sementara Yi Cheng kelihatan
cemburu karena dia langsung meminum kopi latte yang dibuat Yi Ming untuk Lu Li,
padahal, sebelumnya dia jarang sekali minum kopi. Udah gitu, dia malah memarahi
Lu Li dengan alasan memperkerjakan Lu Li bukan untuk minum kopi.
Dia memang marah, tapi tetap saja perhatian. Dia membawa Lu Li
menjelajahi perusahaan dan menunjukkan semua teknologi game yang ada di
perusahaannya. Semuanya adalah buatannya sendiri. Bukan hanya menjelaskan, Yi
Cheng juga mengajak Lu Li untuk mencoba game-game buatannya. Salah satunya adalah
game VR.
Game terakhir yang mereka mainkan adalah melompat-lompat ke dinding.
Jadi, bajunya ada sistem perekat gitu yang bisa menempel ke dinding. Selama Lu
Li melompat, dia meminta Yi Cheng untuk memfotokannya. Lompatannya itu
membentuk dua huruf : YC. Itu adalah inisial orang yang disukainya.
Hari ini, Zhang dkk bekerja lembur. Meskipun lembur, tapi semuanya
tampak senang. Yi Ming dan Yi Cheng yang melihat itu, jadi merasa bernostalgia.
Rasanya seperti saat mereka pertama kali merintis perusahaan.
--
Hari ini, Lu Li pulang ke rumah. Baru juga pulang, Ibunya sudah
mengomelinya karena tidak mempunyai baju-baju feminim. Saking kesalnya, dia
membangunkan Lu Li untuk bersiap dan ikut dengannya berbelanja baju ke mall. Katanya sih hanya beli 2 baju,
tapi begitu sampai ke mall, ibu malah membelikannya banyak baju. Terus, ibunya
masih belum kelihatan puas, jadi Lu Li mencoba kabur dengan alasan mau belikan
minuman dulu.
Sialnya, Yi Cheng dan Yi Ming sedang ada di mall yang sama. Entah
takdir atau nasib, hanya melihat sosok belakang Lu Li yang lewat saja, Yi Cheng
langsung teringat dengan teman Ibunya yang waktu itu kabur dan meninggalkan
gantungan koala. Refleks, Yi Cheng berteriak : “Koala.”
Lu Li yang mengenali suaranya, langsung kabur tanpa menoleh. Dan terjadilah
kejar-kejaran antara Lu Li dan Yi Cheng. Yi Cheng sangat penasaran dengan sosok
‘Koala’ yang rasanya tidak asing, makanya, dia nggak mau menyerah dan terus
mengejarnya. Sementara Lu Li yang takut ketahuan sudah berbohong menjad pria,
berusaha kabur dari Yi Cheng.
Setelah kabur sana-sini, Lu Li hampir saja tertangkap oleh Yi Cheng
saat bersembunyi di toko pakaian dalam. Untungnya, karyawan toko mengizinkannya
bersembunyi di gudang, jadi Yi Cheng nggak menemukannya. Yi Cheng yang malu
sudah masuk ke toko pakaian dalam wanita, langsung kabur tanpa mencari lebih
teliti lagi.
Setelah Yi Cheng kabur, Lu Li baru keluar dari persembunyiannya dan
bergegas pergi. Tapi ternyata, Yi Ming sudah menunggunya di depan toko.
“Aku tunggu penjelasanmu,” ujar Yi Ming.
Setiap orang
memiliki rahasianya sendiri. Meski bisa dienkripsi dengan bantuan teknologi,
tetapi kita tidak tahu kapan sistem bisa dimasuki peretas, membeberkan rahasia
yang sudah lama kita simpan.