Sinopsis
C-Drama : Cute Programmer Episode 05
Yi Cheng sudah menyerah mengejar
‘koala’ karna memang udah kehilangan jejak. Tapi, dia beneran bingung, kenapa
koala harus kabur saat melihatnya? Yi Ming menjawab dengan dua kemungkinan
jawaban. Pertama, mungkin Yi Cheng terlalu tampan, makanya wanita itu kabur.
Kedua, orang asing seperti Yi Cheng mengejarnya, wajar jika wanita itu kabur. Kalau
dari ekspresinya, kelihatan jelas kalau Yi Cheng lebih menyukai kemungkinan
jawaban pertama. Wkwkwk.
Sekarang saatnya Yi Ming bertemu
dengan Lu Li. Lu Li sudah tahu kalau Yi Ming yang membantunya hari ini.
Ternyata, saat dia kabur-kaburan dari Yi Cheng, Yi Ming meminta tolong ke pegawai
toko itu untuk membantu menyembunyikannya jika melihatnya. Makanya, si pegawai
mengizinkannya untuk bersembunyi di gudang. Tapi, artinya, Yi Ming sudah tahu
rahasianya dari lama. Yi Ming mengaku kalau dia sudah tahu sejak mereka ke
pemandian air panas waktu itu.
Lu Li jadi bingung, kalau Yi Ming
sudah tahu lama, kenapa tidak membongkar penyamarannya? Dengan bijak, Yi Ming
menjawab kalau Lu Li pasti punya alasan menyamar seperti ini. Selain itu, dia
sudah kagum dengan jawaban Lu Li saat interview kerja waktu itu, dan hal itu
tidak akan berubah hanya karena gender Lu
Li. Tapi, dia juga punya alasan lain. Di perusahaan mereka tidak pernah ada
programmer wanita. Dia sudah pernah membicarakan hal ini dengan Yi Cheng, tapi
Yi Cheng tetap pada pendiriannya. Makanya, dia berharap kalau Lu Li bisa
menjadi palu yang menghancurkan dinding Yi Cheng dan membawa perubahan untuk
perusahaan.
Ah, mumpung Yi Ming membahasnya, Lu Li
jadi kepo. Apa Yi Cheng sebelumnya pernah disakiti oleh programmer wanita,
makanya jadi begini? Yi Ming tidak bisa menjawab pertanyaan itu, karena itu
masalah pribadi Yi Cheng. Yi Ming sangat hebat! Dia ternyata tahu kalau alasan
Lu Li masuk perusahaan, pasti bukan karena dirinya dan idola Lu Li juga pasti
bukan dirinya. Lu Li tersenyum dan artinya, jawabannya ya.
Hm, namun, dengan lolosnya Lu Li ke
perusahaan mereka sebagai pria, Yi Ming jadi menyadari kalau administrasi
perusahaan mereka tidak begitu bagus. Lu Li langsung panik, takut kalau bagian
adm akan kena imbasnya akibat kebohongannya. Dia menegaskan kalau bagian adm
terus mendesaknya untuk menyerahkan sertifikat kelulusan dan KTP, tapi dia
selalu mencari alasan untuk menghindarinya. Yi Ming tertawa melihat reaksinya.
Dia juga nggak ada hak mencampuri urusan dept. administrasi dan juga jika ada
yang harus bertanggung jawab, dia pasti orang pertama. Soalnya, dia tahu
kebohongan Lu Li, namun tidak melaporkannya ke perusahaan. Lu Li semakin berterimakasih padanya dan jadi
mengerti alasan Zi Tong begitu menyukai Yi Ming karena Yi Ming sangat perhatian
pada orang-orang.
--
Sementara itu, Yi Cheng terus saja
kepikiran mengenai perempuan teman ibunya yang kabur begitu melihatnya (Lu Li)
dan entah kenapa, dia merasa seperti wanita itu mirip Lu Li. Dia jadi ingat
saat mereka sekamar di hotel, saat itu dia masih sedikit mabuk dan melihat Lu
Li tertidur disampingnya. Yang entah kenapa, dia merasa aneh sendiri begitu
melihat bibir Lu Li.
Saking takutnya kalau dirinya nggak
normal, Yi Cheng sampai melakukan test di internet untuk menguji ‘seberapa laki
dirimu?’. Padahal itu hanya uji biasa, tapi Yi Cheng melakukannya dengan sangat
serius. Dan hasilnya : Lelaki sejati. Yi Cheng baru bisa menghela nafas lega.
Meski begitu, dia tetap saja takut dan
akhirnya pergi konsultasi ke dokter. Dia menjelaskan kondisinya belakangan ini
yang sering melamun dan sulit konsentrasi. Selain itu, dia juga merasa mudah
gusar dan tanpa sadar bisa memikirkan seseorang. Bahkan ketika bertemu orang
asing, dia bisa mengira bahwa itu orang itu. Apa dia menderita gangguan mental atau
semacamnya? Dokter mendengarkan dengan seksama dan mencatat semua gejala yang
disebutkan Yi Cheng, kemudian menanyakan beberapa pertanyaan sederhana. Setelah
mengajukan beberapa pertanyaan, dia menyimpulkan penyakit Yi Cheng terjadi
karena seseorang. Apalagi Yi Cheng bilang belum menikan dan belum punya pacar.
Kesimpulannya, Yi Cheng mengalami gejala suka pada seseorang. Dan yang bisa
menyembuhkan penyakit itu hanya orang tersebut.
Jederrr!
Yi Cheng
shock dan nggak bisa menerima diagnosis tersebut. Saking emosinya, Yi Cheng
sampai menyuruh si dokter mengambil studi lanjutan! Yah, wajarlah, soalnya dia
kan tahunya Lu Li itu pria.
--
Lu Li hanya pulang ke rumah orang
tuanya saat akhir pekan. Kalau akhir kerja, dia akan numpang tinggal di tempat
Xiaoqi. Alasannya karena jarak dari rumah ke kantor terlalu jauh. Ny. Huang
sebenarnya nggak setuju dan ingin putrinya tinggal di rumah saja, tapi kalau
putrinya udah bilang begitu, dia bisa apa.
Hm, tapi kita semua tahu alasan utama
Lu Li tidak mau tinggal di rumah, karena takut kalau Ibunya tahu dia bekerja
dengan berpura-pura menjadi pria. Yi Cheng sebenarnya sudah sangat mencurigai
Lu Li tapi setiap kali dia mulai ingin menyelidiki, Yi Ming selalu menghalangi.
Dan setiap kali melihat Lu Li dekat dengan Yi Ming, dia selalu jadi kesal. Dan
dia juga nggak tahu alasannya apa. Dia juga penasaran dengan inisial nama orang
yang disukai Lu Li : YC.
Setelah memikirkan berbagai
kemungkinan nama, dia terpikir satu nama : Yi Cheng. Namanya. Woaah! Tebakannya
benar! Sayangnya, dia mengira dirinya gila karena memikirkan namanya sendiri.
Saking stressnya, dia mengomel sendiri kalau dia begini karena Lu Li terlalu
mirip seperti perempuan.
Di rumah Lu Li, ibu sedang membereskan
kamar Lu Li dan menemukan tag name Lu
Li yang tertinggal. Tanpa bertanya lagi, dia langsung menelpon Lu Li dan
memberitahu kalau dia ada di depan kantor Lu Li sekarang. Lu Li jelas panik dan
segera bergegas bertukar baju untuk menemui Ibunya. Untunglah dia tadi membawa
baju wanita-nya. Pas sekali, saat dia pergi, Yi Cheng lewat di depan mejanya
dan melihat ada flashdisk dengan gantungan koala,sama seperti gantungan milik
anak perempuan teman ibunya. Kecurigaan Yi Cheng jadi makin besar.
Makanya, dia langsung menelpon ibunya
dan menanyakan nama anak perempuan teman ibunya yang waktu itu ada di hotel. Ibunya
juga nggak ingat. Eh, tapi ini pertama kalinya putranya bertanya mengenai
seorang perempuan. Jika putranya memang ingin tahu, dia bisa bantu
menanyakannya. Mendengar itu, Yi Cheng langsung berubah pikiran. Dia memutuskan
untuk meminta data Lu Li saja dari dept. administrasi. Ye Zi, pegawai adm, yang
hobinya menonton drama bahkan di sela jam kerja, mulai panik. Soalnya, dia
belum mendapatkan data dari Lu Li. Lu Li selalu lupa membawa ijazah-nya dan
masa berlaku KTPnya juga sudah habis. Tapi, dia akan memintanya sekarang juga.
“Tidak perlu. Dia tidak akan bisa
menyerahkannya,” ujar Yi Cheng. “Kau menonton drama di pantri setiap hari. Kau
tidak memerlukan ruang kerjamu lagi, ya?” komentar Yi Cheng, sebelum pergi.
Ye Zi jadi makin takut dan mencurigai
sesuatu. Dia curiga kalau Lu Li sudah memalsukan kualifikasi akademiknya.
Lu Li yang sudah berganti baju dan
menyembunyikan wajahnya dengan topi, mencoba menarik ibunya menjauh dari
perusahaan. Ibu memberitahu kalau dia datang untuk mengantarkan bekal sekalian
melihat suasana tempat kerja Lu Li. Dia sangat penasaran dengan kantor Lu Li,
tapi Lu Li berusaha mencegahnya masuk dengan berbagai alasan. Setelah itu, dia
segera mengambil bekal Ibunya dan kembali ke dalam perusahaan.
Pas sekali, saat dia masuk ke lift, Yi
Cheng melihat sosoknya yang berpakaian wanita. Sontak, dia langsung mengejarnya
dengan tangga dan seperti waktu itu, dia kehilangan jejak. Bukan hanya itu, Yi
Ming kembali membantu Lu Li. Jadi, mereka berakting seolah dari tadi Lu Li ada
di ruangan Yi Ming karena masalah pekerjaan.
Ny. Huang udah pergi dari kantor Lu Li
dan sedang menunggu bus. Dan dia baru teringat kalau dia belum memberikan tag name Lu Li yang tertinggal di rumah.
Jadi, dia bergegas kembali ke perusahaan Lu Li. Dan kali ini, dia nggak
menelpon Lu Li lagi tapi langsung masuk ke dalam. Resepsionis yang
menyambutnya, menanyakan identitas dan tujuannya datang. Dengan ramah, Ny.
Huang menjawab kalau dia datang untuk mengantarkan tag name putrinya yang tertinggal. Putrinya bekerja sebagai
programmer.
Resepsionis dengan ramah, memberitahu
kalau tidak ada programmer wanita di perusahaan ini. Sepertinya, Ny Huang sudah
salah. Ny. Huang yakin dan memberikan tag
name Lu Li untuk diperiksa. Di tag
name itu ada barcode, jadi tinggal di scan sudah keluar informasi mengenai
si pekerja. Dan yang ditampilkan adalah Lu Li dengan gender pria.
Yi Cheng seharian ini terus mengawasi
Lu Li. Dan kali ini, dia jelas-jelas melihat wanita yang masuk ke lift tadi,
keluar dari perusahaannya. Dia pasti sudah yakin kalau Lu Li adalah perempuan.
Lu Li yang belum tahu kalau
kebohongannya kebongkar, pulang ke rumah dengan langkah ringan setelah
ditelepon Ibunya. Dan betapa kagetnya dia saat tahu kalau Ibunya ternyata sudah
tahu kebohongannya. Sejak kapan dia pernah melahirkan adik laki-laki untuk Lu
Li? Lu Li tertawa canggung dan membuat alasan kalau pasti ada kesalahan pada
data karyawannya. Ny. Huang makin marah karna Lu Li masih saja mencoba
menipunya. Amarahnya sudah memuncak dan tambah memuncak saat mendapati tas yang
dibawa Lu Li berisi pakaian pria dan wig pria.
Bukan hanya Ibunya, ayahnya juga nggak
habis pikir kenapa Lu Li harus bekerja dengan berbohong seperti ini? Perusahaan
apa ini sebenarnya? Lu Li masih mencoba membuat alasan. Kalau dia berdandan
seperti pria, akan lebih mudah baginya untuk lolos interview. Dia nggak bilang
sedari awal sama mereka karna takut orang tuanya nggak setuju. Dan karna dari
awal dia sudah berbohong dengan menyamar sebagai pria, dia nggak mungkin lagi
bilang kalau dia sebenarnya wanita. Nanti kebohohannya terbongkar.
Ny. Huang nggak mau mendengar
alasan-alasan tidak masuk akal itu dan memerintahkan Lu Li untuk berhenti saja.
Kan masih banyak perusahaan lain yang mau menerima programmer wanita. Dia nggak
mau mendengar alasan apapun lagi! tn. Lu juga setuju dengan istrinya dan
menyuruh Lu Li untuk berhenti kerja. Lu Li tetap pada pendiriannya, dia nggak
mau berhenti!
Untungnya, ayah masih berada
dipihaknya. Meskipun tadi dia seperti memihak istrinya, tapi itu hanya
kamuflase agar istrinya lengah padanya. Dia berusaha membantu membujuk istrinya
agar membiarkan Lu Li melakukan yang diinginkannya. Bagaimanapun Lu Li sudah
dewasa dan sebagai orang tua, mereka nggak bisa terus ikut campur dalam urusan
anak. Ny. Huang mulai agak tenang. Dia akhirnya mau memberikan Lu Li waktu 1
minggu untuk mengundurkan diri.
Lu Li sih bilangnya minta waktu 1
minggu untuk mengundurkan diri, padahal sebenarnya, dia ingin menggunakan waktu
1 minggu ini untuk merubah keputusan ibunya agar bisa tetap bekerja di Enchant
Tech.
Sementara itu, Yi Cheng mulai
menyelidiki Lu Li. Dia melihat resume di lamaran kerja Lu Li dan memutuskan
menelpon profesornya untuk menanyakan, apakah dia mengenal lulusan yang bernama
Lu Li? Profesor menjawab kalau Lu Li adalah junior yang waktu itu hendak dia
perkenalkan pada Yi Cheng, di kedai teh itu. Ah, habis sudah! Profesor menyebut
Lu Li dengan sebutan ‘gadis itu’.
“Kita lihat saja sampai kapan kau bisa
berpura-pura,” gumam Yi Cheng begitu sudah selesai menelpon.
Lu Li yang galau memikirkan cara membujuk
Ibunya, makin bingung saat dia meminta saran dari Zhang dkk. Dia bilang gimana
caranya menyakinkan orang tua atas sesuatu yang mereka tidak setujui. Eh, Zhang
dkk malah mengira masalahnya terkait restu orang tua terhadap pacarnya.
Mendengar mereka bicara, dia makin bingung.
Ujung-ujungnya, dia hanya bisa curhat
pada Yi Ming mengenai masalahnya. Orang tuanya sudah tahu kalau dia menyamar
sebagai pria dan menyuruhnya untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Namun,
dia nggak bisa melakukannya, soalnya bekerja di Enchant adalah mimpinya dan dia
juga suka dengan orang-orang disini.
“Kalau tidak ingin pergi, maka tidak
usah pergi,” ujar Yi Ming sambil mengelus kepalanya.
Hal itu kelihatan sama Yi Cheng. Yi
Cheng beneran salah paham. Dia mengira kebohongan Lu Li waktu itu yang bilang
mau kalau dia mengidolakan Yi Ming adalah benar. Jadi, dipikirannya, dia pasti
mengira Lu Li nekat menyamar sebagai pria demi Yi Ming. Dan lagi-lagi, dia jadi
cemburu.
Cara cemburunya sangat
kekanak-kanakan. Dia memerintahkan Lu Li untuk memindahkan semua barang yang
ada di bagasi mobil ke dalam gudang. Lu Li mengerjakan perintahnya, tapi dia
bisa merasakan kalau Yi Cheng sedang marah. Tapi, Yi Cheng nggak mau
mengakuinya.
Padahal dia yang memberikan pekerjaan,
tapi pada akhirnya, dia nggak tega juga dan ingin menyuruh Lu Li berhenti
mengerjakannya. Sayangnya, pas dia kembali ke gudang, Lu Li sudah pergi. Dia
sudah selesai menyusun semua kardus dengan bantuan Yi Ming.
Bukan hanya membantu mengangkat dan
menyusun semua kardus, Yi Ming juga membantu bicara dengan orang tua Lu Li. Dia
datang berkunjung untuk bicara dan membujuk mereka agar tetap membiarkan Lu Li
bekerja di perusahaan. Dia menjelaskan kalau situasi Lu Li ini hanya sementara.
Dia akan segera bicara dengan pimpinan dan memberitahu mengenai Lu Li. Ny.
Huang mencegah dan bilang tidak perlu karna dia juga sebenarnya nggak setuju Lu
Li bekerja sebagai programmer. Dan ini bisa sekalian jadi kesempatan untuk Lu
Li mengganti pekerjaan.
Yi Ming nggak menyerah dan berjanji
akan membantu menjaga Lu Li di kantor. Kebetulan sekali Lu Li adalah juniornya
di kampus. Ny. Huang jadi lebih baik dan mulai bertanya, berapa umur Yi Ming?
Apa sudah punya pacar? Wkwkwk, niat Ny. Huang terlihat jelas kalau dia ingin
menjodohkannya dengan Lu Li. Lu Li jadinya merasa nggak enak dan menyuruh Yi
Ming untuk pulang.
Setelah Yi Ming pulang, giliran Lu Li
membujuk ibunya. Dia sudah membelikan ibunya speaker anjing yang bisa ibunya
gunakan untuk menari senam lapangan. Dia khusus membeli untuk ibunya. Ny. Huang
menjadi bersemangat dan sagat menyukai hadiah Lu Li. Ah, tapi, dia tidak boleh
terbujuk dengan sogokan Lu Li! Ya udah, Lu Li meminta bantuan ayahnya untuk
memberikan hadiah itu pada Ibunya.
--
Yi Cheng dan Yi Ming makan bersama.
Kebetulan, keduanya sama – sama belum makan malam. Sambil makan, Yi Cheng
membahas mengenai Lu Li. Apa Yi Ming nggak merasa kalau Lu Li sedikit aneh? Yi
Ming tentu memihak Lu Li dan menjawab kalau Lu Li hanya sedikit unik.
Computers never lie.
Hati seseorang mirip seperti komputer. Tidak bisa berbohong. Hanya
saja, orang-orang sering mengabaikan perasaan paling nyata di lubuk hati
mereka.