Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 06
Lu Li
masih belum tidur sampai tengah malam. Dia sibuk membuat kode programmer di
laptop yang dihubungkannya ke TV. Ny. Huang yang terbangun sampai kaget
melihatnya yang belum tidur dan malah sibuk mengetik. Kebetulan sekali Lu Li
memang ingin memanggilnya untuk menunjukkan sesuatu. Dia meminta ibunya untuk
mencoba menekan keyboard-nya dengan asal. Dan saat Ny. Huang melakukannya,
layar TV langsung menunjukkan tulisan : “Hello World!” Pas sekali ayah keluar
karna mendengar suara ribut.
Lu Li
menjelaskan pada Ibunya kalau ini adalah hal yang pertama kali di pelajarinya
saat mengambil kelas bahasa pemrograman. Hello World. Saat dia menanyakan
gurunya, kenapa ini yang pertama kali mereka pelajari? Gurunya menjawab kalau
mulai saat ini, programmu sudah memiliki kehidupan. Ayah sangat tertarik
mendengarnya. Ibu sudah mulai mengerti maksud pembicaraan Lu Li. Dia bisa
memaklumi kalau Lu Li menyukai pemogramman, tetapi untuk bekerja di bidang ini,
pasti sangat melelahkan. Jika Lu Li bekerja dibidang ini, dia pasti akan sering
begadang dan lembur. Lu Li juga menyadari hal itu, tapi bukankah tidak ada
pekerjaan yang mudah. Profesi manapun pasti memiliki kesulitannya. Dan dia
ingin menghabiskan masa muda dan semangatnya untuk mengerjakan sesuatu yang
disukainya.
Melihat
ibunya masih ragu, Lu Li memberikan penawaran lain. Berikan dia waktu 1 tahun.
Jika dalam 1 tahun dia masih begini-begini saja, dia akan mengundurkan diri.
Melihat kegigihannya, hati Ny. Huang jadi luluh. Dia mengizinkan Lu Li untuk
tetap bekerja di perusahaan sekarang. Tapi, ada satu hal lain yang diinginkannya.
Agar Lu Li segera pacaran.
--
Hari
baru,
Suasana
hati Lu Li sangat baik hari ini karena masalahnya dengan orang tuanya sudah
selesai. Saking baiknya, dia sampai mentraktir dengan membelikan minuman untuk
Zhang dkk. Lagi senang-senang, Yi Cheng malah menyuruhnya untuk ikut dengannya.
Wajah Yi Cheng juga kelihatan galak, jadi Zhang dkk merasa kasihan sama Lu Li.
Yi Cheng
membawa Lu Li ke kampus. Ini adalah kampus tempat mereka berkuliah dulu.
Kembali ke kampus itu, Lu Li jadi teringat saat dia masih maba dan berkeliling
mencari Yi Cheng. Hanya melihatnya dari jauh saja, sudah membuat hatinya
berdebar. Dia juga sering diam-diam mengawasi Yi Cheng di perpustakaan. Yi
Cheng ternyata menyadari kalau dia diikuti dan menegur Lu Li untuk tidak mengikutinya
lagi. Setelah itu, mereka kembali bertemu saat Yi Cheng memberikan penghargaan
kepada para pemenang kompetisi.
Ah,
mengingat masa lalu, membuat Lu Li sangat bahagia. Dia tidak pernah menyangka
kalau akan tiba saatnya dia bisa bekerja dengan Yi Cheng dan selalu didekatnya.
Sayang, rasa senang itu nggak berlangsung lama karena Yi Cheng membawanya ke
sana untuk bertemu Profesor Li. Karena takut ketahuan, Lu Li langsung berakting
sakit perut. Dia juga mencoba mengulur waktu dengan meminta Yi Cheng membelikannya
minuman hangat. Yi Cheng menuruti keinginannya padahal di dalam hatinya, dia
ingin tahu trik apa lagi yang disiapkan oleh Lu Li.
Dan benar
saja, saat mereka ke ruangan profesor Li, profesor Li nggak ada di ruangannya.
Rekannya memberitahu kalau Prof. Li sudah pulang karena ada urusan keluarga.
Ahahaha, ini semua pasti trik Lu Li soalnya dia kelihatan santai. Yi Cheng juga
menyadari hal itu.
Sementara
itu, Xiaoqi mendapat telepon dari pengurus acara pameran Aiman, yaitu acara
untuk para cosplayer. Dia di berikan tiket gratis untuk mengikuti acara tapi
Xiaoqi harus mengajak 1 orang teman lagi untuk berpartisipasi. Nanti mereka
akan membayar dengan upah tinggi. Xiaoqi tentu saja setuju karena dia memang
tertarik mengikuti acara itu namun kehabisan tiket. Dan sudah bisa ditebak,
teman yang diajaknya adalah Lu Li.
--
Ternyata
Zhang dkk juga datang ke acara itu dan mengenakan kostum yang sama, pendekar
rajawali. Mereka tidak mengajak Lu Li karna Zhang hanya mendapat 4 tiket, jadi
dia mengutamakan untuk mengajak orang yang jomblo. Acara itu sangat meriah.
Banyak para cosplayer yang bergantian naik ke atas panggung untuk difoto. Tapi,
pas giliran mereka yang naik, semua penontong yang awalnya berkumpul di depan
panggung langsung bubar.
Xiaoqi
juga menghadiri acara itu bersama Lu Li. Kebetulan sekali Gu Mo juga membeli
tiketnya, jadi dia juga ikut dan bertugas sebagai tukang foto Lu Li dengan
Xiaoqi. Lagi asyik berfoto, Zhang dkk ternyata melihatnya dan menyapa. Mereka
awalnya hanya mau menyapa Gu Mo, tapi jadi tertarik saat melihat cosplayer yang
memakai baju pemeran ‘bibi’ untuk peran utama di serial pendekar rajawali.
Sontak saja keduanya jadi ingin berfoto dengannya. Lu Li jelas panik dan kabur
karena takut ketahuan, meskipun dia memakai cadar.
Baru juga
mau lari, dia malah ketangkap sama Yi Cheng. Yi Cheng langsung membuka
cadarnya. Lu Li masih mencoba berbohong kalau dia hanya sedang bercosplay saja.
Tapi, saat Yi Cheng menarik rambutnya, dia refleks berteriak kesakitan, karna
itu rambut aslinya, bukan wig. Habis sudah! Dia nggak bisa membuat alasan lagi.
Mereka
pun bicara berdua. Yi Cheng nggak mau basa-basi lagi dan menanyakan tujuan Lu
Li begitu ingin masuk ke perusahaannya?
Saat Lu Li menjawab kalau alasannya karena dia menyukai game yang dibuat oleh
Enchant Tech, makanya dia ingin bekerja di sini, Yi Cheng jadi marah. Dia
mengira Lu Li hanya menjawab asal-asalan. Lu Li tidak terima dan menegaskan
kalau dia serius dengan jawabannya.
Namun,
meskipun dia serius, Yi Cheng tetap tidak mau menerimanya sebagai karyawan
lagi. Alasannya karena dia paling benci dibohongi. Dia juga nggak mau
memberikan kesempatan lagi. Lu Li jadi kesal dan malah menyebut masalah Yi
Cheng yang gosipnya pernah dilukai sama programmer wanita makanya dia jadi
berprasangka sama semua programmer wanita.
“Kau tahu
apa? Kau mengenalku?!” marah Yi Cheng.
“Kalau
begitu, kenapa kau tidak mau membiarkan tetap bekerja?”
“Karena
kau merepotkan. Aku tidak suka. Kau mengerti, tidak? Mulai besok, aku tidak mau
melihatmu lagi!”
Lu Li
tetap tidak mau menyerah. Dia mencoba mengulur waktu dengan meminta Yi Cheng
memberikannya waktu melakukan serah terima pekerjaan sebelum berhenti. Untuk
kali ini, Yi Cheng setuju. Dia akan memberikannya waktu 7 hari.
Karena
kejadian ini juga, Lu Li jadi galau berat dan nggak bisa menikmati makanannya.
Ini pertama kalinya dia melihat Yi Cheng semarah ini. Xiaoqi jadi merasa
bersalah, soalnya gara—gara dia mengajak Lu Li ke acara itu, penyamaran Lu Li
jadi terbongkar. Tapi, dia merasa Gu Mo juga salah karena terlalu mencolok
hingga menarik perhatian Zhang dkk. Gu Mo yang pintar, mempunyai pendapat
berbeda. Dia merasa kalau ini bukan kebetulan.
Gu Mo
yang sudah lama bekerja di perusahaan Yi Cheng, sudah tahu sifat bosnya itu. Yi
Cheng itu memang kelihatannya serampangan, tapi semua yang dilakukannya tidak
mungkin tanpa alasan. Dia merasa kalau Yi Cheng sudah memasang jebakan untuk Lu
Li dan Lu Li masuk ke dalam jebakan tersebut. Sepengetahuannya, acara ini salah
satu penyelenggaranya adalah Enchant Tech. Dan bukankah Xiaoqi bilang kalau dia
bisa ikut acara ini gratis karena seseorang merekomendasikannya? Apa dia tahu
siapa orangnya? Ah! Setelah mendengar pertanyaan dan pendapat Gu Mo, mereka
baru tersadar kalau Yi Cheng yang merencanakan semua ini.
Meskipun
Yi Cheng yang menjebaknya agar kebohongannya terungkap, tetap saja Lu Li salah
karena sudah berbohong. Makanya, dia nggak mau menyalahkan siapapun dan hanya
ingin ide, cara apa yang bisa dilakukannya untuk mengubah keputusan Yi Cheng?
Sayangnya, tidak ada cara yang terpikirkan. Gu Mo berpendapat kalau Yi Cheng
itu sudah memberi kartu merah pada Lu Li dan misalnya dia berhasil bertahanpun,
akan sulit baginya melangkah maju. Lu Li juga menyadari hal itu, tapi dia tetap
tidak ingin menyerah.
--
Hari ini,
Lu Li masih datang ke kantor. Dia juga meminta maaf pada Zhang dkk karena sudah
berbohong. Mereka tidak marah dan bisa memaafkannya, tetapi sikap mereka jadi
agak berubah karena Lu Li kan perempuan. Lebih seperti memperlakukannya seperti
adik perempuan. Kalau sebelumnya, mereka kan memperlakukannya seperti adik
laki-laki.
Lu Li
juga mulai melakukan segala cara untuk merubah keputusan Yi Cheng, mulai dari
membuatkan bekal, menangis dll. Tapi, tidak ada satupun yang berhasil. Lu Li
juga sudah menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat pujian dari Zhang dkk,
tapi Yi Cheng tetap pada keputusan awalnya.
Sikap Zi
Tong juga jadi dekat dengan Lu Li. Bukan karena dia membenci Lu Li, tapi karena
dia mengira Lu Li menyukai Yi Ming hingga berbohong sebagai pria agar bisa
masuk perusahaan.
Yi Ming
juga membantu membujuk Yi Cheng. Namun, percuma.Alasan Yi Cheng tidak mau
menerima Lu Li kembali, bukan hanya karna Lu Li berohong tapi juga mencurigai
motif Lu Li. Apa ada orang normal yang sampai mau menyamarkan gender hanya demi masuk perusahaan?
Tidak akan ada, kecuali dia punya rahasia tersembunyi.
Waktu
juga terus berjalan. Dan tidak terasa, waktu Lu Li di perusahaan hanya tinggal
2 hari lagi. Seolah takdir atau mungkin keberutungan, bantuan tiba di saat yang
tidak terduga. Ny. Cheng, Ibu Yi Cheng, menelpon Zi Tong untuk menanyakan hasil
memata-matai Yi Cheng. Ternyata, Ny. Cheng memberikan misi untuk Zi Tong
mencari tahu siapa pria yag selalu ikut dengan Yi Cheng di kencan buta. Saat di
tanya, Zi Tong baru melaporkan kalau nggak ada pria, yang ada wanita dengan
tujuan lain.
Setelah
mendengarkan semua laporan Zi Tong, wajah Ny Cheng menjadi sumringah. Tanpa
membuang waktu, begitu jam kerja usai, Ny. Cheng langsung pergi ke perusahaan
Yi Cheng dan membuntuti Lu Li. Lu Li bisa merasakan ada seseorang yang
mengikutinya dan betapa kagetnya dia saat tahu yang mengikutinya adalah Ibu Yi
Cheng.
Ny. Cheng
masih belum tahu kalau Lu Li adalah anak dari teman SMA-nya. Dan tanpa banyak
omong, dia memperkenalkan dirinya sebagai Ibu Yi Cheng. Dia mengikuti Lu Li
karena penasaran mendengar ada programmer wanita di perusahaan putranya. Dan
sebagai bentuk permintaan maaf karna sudah lancang menguntitnya, dia mengundang
Lu Li untuk ke rumahnya besok.
Lu Li
jelas sungkan dan menolak dengan sopan undangannya. Eh, Ny. Cheng langsung
berakting kalau dadanya sakit. Dan hal yang bisa menyembuhkan rasa sakitnya
adalah melihat Lu Li. Jadi, Lu Li bisa yah menemuinya besok dan mengobrol
dengannya? Lu Li masih mau menolak, tapi Ny Cheng terus membujuk. Lu Li jadi nggak
tega dan akhirnya mengiyakan permintaannya.
Setelah
Ny. Cheng pergi, Lu Li bergumam sendiri kalau entah kenapa, dia merasa seperti
tertipu. Hm. Memang ya!
--
Sesuai
janji kemarin, hari ini, Lu Li akan berkunjung ke rumah Yi Cheng. Sebelum dia
berangkat, Xiaoqi mengomentari pakaiannya yang kurang feminim karna mengenakan
kaus dan celana jeans. Lu Li tidak
merasa ada yang salah dengan cara berpakaiannya dan dia juga sudah sengaja
memakai celana jeans termahal yang dimilikinya. Lagipula, kalau dia berpakai
seperti ini, dia bisa lebih santai dan menjadi diri sendiri. Ya udah, Xiaoqi
nggak berkomentar lagi, tapi setidaknya, Lu Li harus memakai lipstick.
Xiaoqi
juga menyarankan agar Lu Li mengambil hati Ibu Yi Cheng jadi dia bisa tetap
bekerja di perusahaan. Cara ini memang kurang baik, tapi hanya ini cara yang
tersisa di waktu yang mepet ini.
Lu Li
datang berkunjung tidak dengan tangan kosong. Dia membawakan oleh-oleh speaker
anjing yang waktu itu mau diberikan kepada Ibunya tapi di tolak. Ny. Cheng yang
elegan, merasa canggung menerima hadiah Lu Li yang unik. Dia tidak pernah
mengikuti yang namanya senam lapangan seperti ibu Lu Li, jadi dia sebenarnya
tidak memerlukan speaker tersebut.
Ny. Cheng
sepertinya mengundang Lu Li untuk mengetahui sifat dan kecocokan Lu Li
dengannya jika kelak mereka menjadi menantu dan mertua. Sayangnya, sifat Lu Li
jauh berbeda dengannya. Contohnya saja, seperti hadiah tadi. Kemudian, saat dia
mengajak Lu Li merangkai bunga. Lu Li malah memotong semua daun yang ada
dibunga tersebut. Alasannya, karena menurutnya, merangkai bunga mirip seperti
menulis kode, tanpa merusak makna semantiknya, dia berusaha mengurangi daunnya
sebisa mungkin. Dengan begitu, lebih ringkas dan bersih.
Bukan hanya
tidak bisa merangkai bunga, Lu Li juga tidak bisa memasak. Kalau begini, Ny.
Cheng jadi kesulitan mengajak Lu Li mengobrol karna mereka tidak memiliki
kesamaan. Kelak bagaimana mereka bisa tinggal bersama?
“Tinggal
bersama apanya?” tanya Lu Li, bingung.
Belum
sempat Ny. Cheng menjelaskan maksudnya, tiba-tiba saja listrik di rumahnya
padam. Ternyata terjadi korsleting listrik. Lu Li langsung menawarkan diri
untuk membantu mengganti bohlam lampu yang korslet. Ny. Cheng jadi menyukainya.
Meskipun mereka tidak memiliki kesamaan dalam hobi dan kegiatan, tapi
menurutnya, mereka bisa saling melengkapi.
Rasa
sukanya pada Lu Li semakin bertambah saat dia tanpa sengaja menginjak paku
payung dan Lu Li dengan sigap langsung menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit.
Hatinya sudah luluh dan terpikat sama Lu Li.
Yi Cheng
yang datang ke rumah sakit karena mendengar kabar Ibunya terluka, langsung
marah melihat Lu Li ada di sana. Dia menuduh Lu Li mau mengambil hati Ibunya
biar nggak di pecat. Ny. Cheng baru tahu kalau Lu Li mau dipecat, langsung
protes. Dia nggak setuju Lu Li dipecat! Yi Cheng jadi makin marah karna Lu Li
berhasil mengambil hati ibunya. Sebelum Yi Cheng semakin salah paham dan marah
padanya, Lu Li buru-buru pamit pulang.
Ny. Cheng
jadi melampiaskan amarahnya sama Yi Cheng. Dia masih mau Lu Li di sana, tapi
gegara Yi Cheng, Lu Li jadi pergi. Lagipula, dia yang mengundang Lu Li ke
rumahnya karena penasaran sama sosok Lu Li. Dia juga udah tahu kebohongan Lu Li
yang berbohong menjadi pria demi masuk perusahaan, tapi itu kan karena Lu Li
sangat ingin masuk ke perusahaannya. Dia mau Yi Cheng pergi minta maaf sama Lu
Li karna sudah marah-marah.
Yi Cheng
menolak. Ny. Cheng langsung berakting sakit kepala. Kebetulan sekali, suaminya
baru saja datang. Yi Cheng langsung panik, soalnya ayahnya itu bucin banget
sama Ibunya. Jadi, dia langsung kabur saja sebelum ayahnya marah dan hendak
mengambil kembali investasi perusahaannya.
Baru juga
tn. Jiang mau bermesraan sama istrinya, putrinya malah datang dengan alay. Dia
menangis histeris seolah kaki Ibunya akan diamputasi saja. Dan itu jadi membuat
tn. Jiang jadi marah dan mengancam akan mengambil mobil Zi Tong kalau tidak
menjaga mulut. Ah, melihat Zi Tong, Ny. Cheng jadi terpikirkan sesuatu. Dia mau
Zi Tong membantunya mendapatkan alamat rumah Lu Li. Dengan sigap, Zi Tong
menyanggupi dan segera kembali ke kantor untuk meminta data Lu Li dari HRD.
Sebenarnya kekalahan sama
sekali tidak menakutkan, yang menakutkan adalah bahkan tak ada kesempatan untuk
kalah. Jadi, terkadang bertanding bukan untuk menang, melainkan untuk bisa
terus bermain dengan lawan.