Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 07
Lu Li
kembali ke kantor untuk bekerja. Saat dia tiba, dia melihat Huang Renxun yang
bukannya bekerja tanpi malah asyik melihat siaran live gamer wanita. Lu Li
bukannya mau sok ikut campur, tapi dia hanya mau menasehatinya untuk fokus
bekerja soalnya takutnya sistem program mereka rusak karena Renxun tidak fokus
mengerjakan bagiannya. Renxun nggak bisa membantah karena nasihat Lu Li benar.
Dia berusaha mengalihkan topik dengan menanyakan alasan Lu Li izin. Dia kira Lu
Li tadi pergi interview. Makanya, dia menyarankan Lu Li untuk menjadi youtuber
saja dengan content game jika sudah berhenti nanti dan belum menemukan
pekerjaan yang cocok. Dia yakin Lu Li bisa jadi viral karna dia cantik dan
kemampuannya bermain game sangat bagus. Mendengarkan sarannya, Lu Li jadi sedih
dan kembali ke meja kerjanya. Setelah Lu Li pergi, Renxun kembali bergabung
dengan siaran live tadi dan mengajak gamernya untuk berteman di WeChat.
Yi Ming
juga mengira Lu Li sudah menyerah membujuk Yi Cheng menerimanya dan akan
berhenti kerja. Jadi, dia menyuruh Lu Li untuk tidak usah khawatir karena dia
akan menuliskan surat rekomendasi untuk Lu Li. Dengan kemampuan Lu Li, dia
yakin Lu Li bisa diterima di perusahaan mana saja.
Masalahnya,
Lu Li masih belum ingin berhenti dari Enchant Tech. Jika dia pergi ke
perusahaan lain, dia tidak akan bisa bertemu mereka lagi. Yi Ming dengan santai
menimpali kalau mereka kan tinggal di kota yang sama, jadi kalau mau bertemu,
tinggal janjian saja. Meski begitu, Lu Li tetap mau berusaha, apa tidak ada
cara? Yi Ming menjawab kalau Yi Cheng itu sangat keras kepala. Sekali sudah
membuat keputusan, dia nggak akan merubahnya. Kecuali, Lu Li lebih hebat dari
Yi Cheng dan membuatnya mau tidak mau berubah. Ah, ucapan Yi Ming tadi jadi
memberikan ide bagi Lu Li.
Tanpa
membuang waktu, begitu Yi Cheng sudah kembali, Lu Li langsung menemuinya lagi. Yi
Cheng ternyata masih anak baik yang menuruti perintah orang tua. Begitu melihat
Lu Li, sebelum Lu Li membicarakan tujuannya, Yi Cheng langsung meminta maaf
duluan karena sudah salah paham tadi. Dia meminta maaf dengan gaya sok cuek. Setelah
itu, dia juga memperingati Lu Li untuk tidak datang ke rumahnya lagi.
“Aku
terima permintaan maafmu. Namun, aku bukan ingin membicarakan masalah ini
denganmu.”
“Lalu,
mau bilang apa?”
“Aku
ingin menantangmu.”
“Menantangku?
Dengan kemampuanmu?” tanya Yi Cheng, meremehkan.
Lu Li
mengiyakan dengan percaya diri. Taruhannya, jika dia menang, Yi Cheng harus
membiarkannya tetap bekerja di perusahaan. Yi Cheng menolak dan menyuruh Lu Li
untuk bersikap baik-baik sampai waktunya harus pergi nanti (Btw, Yi Cheng
memanggilnya : Lu Koala). Lu Li nggak mau dan mengejek Yi Cheng tidak berani
bertanding. Meskipun dia tahu Lu Li hanya mau memprovokasinya, tetap saja dia
kesal mendengarnya. Ya udah, dia berikan satu kesempatan untuk mereka
bertanding! Lu Li tersenyum lebar dan memberitahu kalau mereka tidak akan
bertanding komputer tapi hal lain.
Di tempat
lain, Ny. Cheng sudah keluar dari rumah sakit dan langsung mengajak Zi Tong
untuk berkunjung ke rumah Lu Li. Tidak lupa, dia membeli banyak sekali barang
sebagai hadiah kunjungan. Dan Zi Tong dia ajak untuk orang yang mengangkut
barang-barang hadiah itu. Dia juga menyuruh Zi Tong untuk tidak bicara apapun
saat mereka bertemu orang tua Lu Li. Kenapa? karena Zi Tong kalau ngomong nggak
pakai filter, terlalu blak-blakan.
And…
betapa kagetnya Ny. Cheng saat tahu Lu Li ternyata anak dari Ny. Huang, teman
SMA nya.
Lu Li
membawa Yi Cheng ke arena gocart. Mereka akan adu tanding di sana. Lu Li bisa
saja menang, kalau Yi Cheng tidak bermain curang. Yi Cheng diam-diam sudah
membayar beberapa orang yang ikut bertanding bersama mereka untuk menghalangi
jalan Lu Li dan memojokkannya hingga gocartnya tidak bisa bergerak. Dan tanpa
malu, Yi Cheng mengakui dia curang. Toh tidak ada aturan tidak boleh curang.
“Baiklah.
Babak pertama, anggap saja aku kalah.”
“Babak
pertama?”
“Ya. Tiga
babak. Dua kali menang,” jawab Lu Li, santai.
Yi Cheng
nggak setuju karena Lu Li nggak ada bilang begitu dari awal. Lu Li tanpa malu
menjawab, ini sama saja seperti Yi Cheng yang bilang kalau nggak ada peraturan
nggak boleh curang. Ya udah, Yi Cheng setuju. Tapi, dia yang menentukan
pertandingan kedua. Lu Li setuju.
--
Meskipun
hubungan Ny. Cheng dan Ny. Huang tidak begitu baik sebelumnya, tapi Ny. Cheng
sudah terlanjur jatuh hati sama Lu Li. Jadi, dia mau bersikap baik pada Ny Huang.
Dia memberitahu kalau Lu Li bekerja di perusahaan putranya. Kalau bukan karena
anak-anak mereka, tidak mungkin mereka ada kesempatan untuk duduk berbincang
bersama. Zi Tong sampai tertawa karena ini pertama kalinya dia melihat ada
orang yang berani melawan ibunya seperti ini. Tentu saja, Ibunya langsung
melotot padanya begitu mendengar suara tertawanya.
Ny. Huang
dengan halus mengusir Ny Cheng pergi. Dia kan datang untuk mengucapkan
terimakasih pada Lu Li, nah udah selesai, silahkan pergi. Eh, Ny. Cheng nggak
mau. Dia mau menunggu Lu Li pulang karena masih ada yang ingin disampaikannya.
Ya udah, Ny. Huang menelpon putrinya itu untuk menyuruh segera pulang.
Yang ditelepon
sedang ada di arena taekwondo. Dia akan bertanding dengan Yi Cheng, jadi nggak
mendengar suara hp-nya yang berbunyi di dalam tas. Sebelum bertanding, Lu Li
udah bisa membayangkan kekalahannya. Dan entah apa taktik yang direncanakannya
karna dia terus saja berusaha mengulur waktu dengan alasan mau pemanasan.Yi
Cheng yang nggak sabar, langsung menyerang dengan cara membanting tubuh. Tapi,
saat mau dibanting, Lu Li terus saja berteriak meminta waktu sebentar. Wkwkwk.
Yi Cheng tentu bingung, ada apa sih?! Mau menyerah?
“Pak
Jiang, lihat itu!” ujar Lu Li dan menunjuk ke sudut ruangan. Wajahnya yang tadi
ketakutan, sudah berubah cerah.
Kkukuruyukk!! Ayam
jantan ada di dalam ruangan. Yi Cheng yang phobia sama ayam, menjerit ketakutan
dan menyuruh Lu Li untuk membawa ayam itu menjauh darinya. Di depan pintu
ruangan, ada Xiaoqi yang berjaga dan melarang staff yang mau masuk karna
mendengar suara jeritan Yi Cheng dengan alasan yang didalam sedang
menyelesaikan urusan pirbadi dan akan selesai.
Lu Li
beneran senang melihat reaksi Yi Cheng. Untung sekali waktu itu Yi Cheng
memberitahunya kalau dia takut sama binatang berbulu dan berparuh. Udah
jelas-jelas dia yang membawa ayam itu, tapi dengan sok polos, Lu Li sok
bertanya, gimana bisa ada ayam? Yi Cheng mana percaya sama sikap sok polosnya.
Dia yakin Lu Li yang membawa ayam itu! Dugaannya memang benar, soalnya, Lu Li
yang menelpon Xiaoqi dan meminta tolong dibawakan ayam.
Terpaksa,
Yi Cheng harus mengaku kalah baru Lu Li mau membawa ayam itu pergi. Dengan
kesal, dia memarahi Lu Li, dasar licik! Lu Li membalas dengan santai kalau dia
mempelajarinya dari Yi Cheng.
Pertandingan
terakhir. Yi Cheng menyuruhnya untuk berlari pulang ke kantor. Jika dia bisa
sampai kantor sebelum gelap dengan berlari, dia akan menganggap Lu Li menang.
Lu Li merasa itu mustahil. Jarak dari tempat ini menuju kantor adalah 15 km.
Sekalipun dia berlari tanpa berhenti sedetikpun, tetap butuh waktu 1 ½ jam.
Sebentar lagi sudah jam 6. Dan jam 7 langit sudah gelap!
“Kalau
begitu, menyerah saja,” ujar Yi Cheng, tanpa beban.
Lu Li
langsung diam, “Sampai jumpa di perusahaan.”
Tanpa
bertukar baju, Lu Li langsung lari menuju perusahaan. Yi Cheng jelas shock. Dia
memberikan misi itu karna tahu itu mustahil dilakukan. Dan dia beneran nggak
menyangka kalau Lu Li akan melakukannya.
Yi Cheng
jelas nggak tega. Setelah bertukar baju, dia segera mengejar Lu Li dengan
mobil. Dia menyuruh Lu Li untuk berhenti dan masalah pemecatan Lu Li akan
mereka bahas lagi nanti. Soalnya, seharian ini, mereka sudah banyak melakukan
olahraga dan dia khawatir tubuh Lu Li nggak akan kuat. Ah, Lu Li jadi
kesenangan karena Yi Cheng khawatir padanya. Dia tambah senang saat Yi Cheng
menyuruhnya untuk naik mobil. Dengan sopan, dia menolak dan berujar kalau dia
bisa pulang sendiri.
“Nona,
kau keluar menggunakan baju dojo Taekwondo orang. Mereka menelepon meminta
bajunya,” ujar Yi Cheng kesal, menjelaskan maksudnya menyuruh Lu Li masuk ke
mobilnya. Wkwkw.
--
Ny Cheng
benar-benar keras kepala. Dia masih menunggu di rumah Lu Li. Zi Tong saja sudah
sangat bosan dan heran kenapa ibunya tidak mau pulang padahal hari sudah malam.
Tn. Lu yang baru siap memasak, dengan ramah, mengajak mereka juga ikut makan
malam bersama. Dari raut wajahnya, Zi Tong kelihatan sekali sudah lapar dan mau
ikutan makan, sayangnya, Ibunya malah menolak. Ny. Huang malah menyindir kalau
makanan rumah buatan mereka mana pantas untuk nyonya kaya. Waktu masih SMA
saja, Ny. Cheng sudah terkenal pilih-pilih makanan dan tidak mau makan di
kantin. Eh, Ny Cheng malah balas menyindir kalau waktu SMA, Ny. Huang terkenal
dengan porsi makan yang banyak. Di jam pelajaran juga sering curi-curi makan
cemilan.
Mereka
mungkin bisa jambak-jambakan kalau Lu Li tidak pulang tepat waktu. Lu Li yang
baru pulang dan tidak memeriksa hp-nya, kaget saat melihat Zi Tong dan Ny.
Cheng ada di rumahnya. Karena Lu Li sudah pulang, Ny. Huang memintanya untuk
langsung menyebutkan maksud kedatangannya. Setelah bilang, silahkan pulang
karena mereka mau makan malam.
“Sebenarnya
hari ini aku datang untuk melamar,” jawab Ny. Cheng.
Semua
shock. Zi Tong juga termasuk. Ini terlalu tiba-tiba. Seolah tidak membaca
situasi, Ny. Cheng malah nanya lagi, apakah Zi Tong bersedia menjadi
menantunya? Ny. Huang jelas kesal dengan ucapan Ny. Cheng yang tanpa ujung
pangkal langsung melamar. Ny. Cheng dengan senyum lebar, menjelaskan kalau
anaknya dan Lu Li jatuh cinta pada pandangan pertama saat pertama kali mereka
bertemu di hotel waktu itu. Jadi, Lu Li mau bekerja di perusahaan anaknya.
Lu Li
panik dan menyangkal. Tapi, pas Ny. Cheng nanya, apa dia nggak menyukai Yi
Cheng? Lu Li langsung terdiam dan menundukkan kepala, tidak berani menatap mata
ibunya. Artinya, jawabannya, ya. Ny. Cheng semakin senang dan membujuk Ny.
Huang untuk menerima lamarannya. Sebagai orang tua, jangan sampai mereka
memisahkan cinta anak-anak mereka.
Ny. Huang
tetap saja nggak bisa menerima semuanya dan mengusir Ny. Cheng keluar dari
rumahnya. Dia sangat marah karena Lu Li berbohong padanya. Bilangnya mau di perusahaan
itu karena mimpi dan cita-cita, tapi ternyata untuk mengejar anak Ny. Cheng!
Berhenti! Besok, langsung mengundurkan diri dari sana!
Zi Tong
juga ngambek sama Ibunya. Wajar dia kesal karena Ny. Cheng tidak memberitahu
masalah lamaran itu padanya sebelumnya. Apa kakaknya tahu masalah ini? Dengan
santai, Ny. Cheng menjawab kalau Yi Cheng tidak tahu dan dia baru akan
membicarakannya setelah masalah lamaran ini selesai Zi Tong masih kurang setuju
kalau Lu Li menjadi kakak iparnya, soalnya, Lu Li sudah berbohong (berpura-pura
menjadi pria). Ny. Cheng juga tahu itu, tapi dia bisa melihat kalau Lu Li dan
Yi Cheng saling tertarik, makanya, dia baru berani pergi melamar.
“Kalau
begitu, dia tidak akan ada hubungan apa-apa lagi dengan kak Yi Ming,” ujar Zi
Tong, senang. “Namun, sepertinya ibunya Lu Li tidak setuju.”
Ny. Cheng
tetap santai. Setelah pertemuan tadi, dia sadar kalau sifat Ny. Huang dari dulu
tidak pernah berubah. Dan dia punya cara untuk menghadapinya. Yang dia perlukan
sekarang adalah Zi Tong membantunya satu hal besok.
--
Karena
masalah kemarin, Ny. Huang jadi melarang Lu Li untuk keluar rumah. Moodnya
masih jelek, tapi, pagi-pagi sudah mendapat telepon dari Ny. Cheng yang
mengundangnya dan keluarga untuk bertamu ke rumahnya. Ny. Huang tahu kalau Ny.
Cheng pasti akan menolak, jadi dia sengaja memprovokasi dengan bilang, meskipun
keluarga mereka tidak setara, tapi Ny. Cheng tidak perlu takut untuk datang
bertamu.
Caranya
terbukti manjur. Ny. Cheng jadi merasa diremehkan dan bilang akan segera ke
sana sekarang juga. Setelah menutup telepon, dia memerintahkan suaminya untuk
segera bertukar baju dan mengenakan jas saat dia mendapatkan penghargaan
karyawan terbaik. Dia juga menyuruh Lu Li memakai gaun yang dibelikannya dan
pergi ke salon di lantai bawah untuk didandani. Jangan bertanya apapun dan
segera bersiap!
Masalah
mengundang keluarga Lu Li sudah beres. Sekarang Ny. Cheng memerintahkan Zi Tong
untuk menelepon Yi Cheng dan katakan kalau dia terjatuh dan segera pulang. tn.
Jiang yang belum tahu masalah mengenai lamaran, heran melihat istrinya tampak
sibuk. Ny. Cheng menjawab ringan kalau Yi Cheng terus menolak menikah, jadi dia
yang akan menikahkannya.
Rencana
Ny. Cheng berjalan mulus. Keluarga Lu Li tiba bersamaan dengan Yi Cheng yang
pulang dengan panik. Yi Cheng jelas bingung melihat Lu Li dan orang tuanya ada
di rumahnya. Lu Li juga nggak tahu ada masalah apa dan hanya bisa menjawab
kalau Ny. Cheng mengundang keluarganya.
Acara
makan dimulai. Yi Cheng sudah mulai merasakan firasat buruk melihat ayah dan
ibunya bersikap sangat ramah tamah dengan keluarga Lu Li. Firasatnya tambah
buruk saat ayah dan ibunya mulai membahas Lu Li yang bekerja di perusahaan dan
kebetulan adalah juniornya di kampus. Untuk mengalihkan topik dan membuat acara
makan menjadi kacau, Yi Cheng tiba-tiba saja berdiri dan menyarankan agar
mereka memutar musik sebagai teman makan.
Eit,
bukannya memutar musik klasik, Yi Cheng malah memutar musik keras menggunakan
speaker anjing hadiah Lu Li waktu itu. Saat ibunya menyuruhnya untuk mematikan
speaker itu, Yi Cheng berpura-pura tidak mendengarnya. Tapi, saat ayahnya
berujar : “Matikan!” Yi Cheng langsung mematikannya tanpa babibu. Dia langsung
jadi kayak robot dan kembali ke kursi sesuai instruksi ayahnya.
Dan saat
perhatian semua orang teralih, Ny Cheng diam-diam memberikan instruksi pada Zi
Tong. Setelah menerima instruksi Ny. Cheng, Zi Tong langsung mengaduk wine yang
ada di gelas minumnya. Kemudian, Ny. Cheng memerintahkan Yi Cheng untuk meminta
maaf pada keluarga Lu Li atas sikap tidak sopannya dengan bersulang. Yi Cheng
mau menolak, tapi setelah melihat tatapan tajam ayahnya, kata-kata penolakan
langsung ditelannya.
Dia
mengangkat gelas nya yang berisi air lemon untuk bersulang, tapi Zi Tong malah
menyodorkan gelas wine-nya dan menyuruhnya menggunakan wine agar kelihatan
lebih tulus. Yi Cheng tahunya itu arak buah, jadi tanpa ragu, dia langsung
meneguk semuanya sampai habis.
Sialnya,
dia di tipu. Itu wine dan mengandung alkohol. Dia jelas-jelas nggak bisa minum
alkohol. Dan benar saja, baru sebentar, pandangannya sudah kabur dan pikirannya
nggak fokus. Lu Li yang udah pernah melihat Yi Cheng minum dan tahu toleransi
alkoholnya rendah, langsung memberitahu semuanya kalau Yi Cheng mabuk. Ny.
Cheng langsung menyuruh Zi Tong untuk membawa Yi Cheng ke kamar. Dan Zi Tong
meminta bantuan Lu Li untuk membantu memapah Yi Cheng. Keluarga Lu Li mungkin
bisa dibohongi, tapi tn. Jiang tidak. Dia langsung curiga kalau istrinya
merencanakan sesuatu karena setahunya, Yi Cheng tidak akan mabuk karena arak
buah.
Dan benar
saja, Zi Tong melepaskan Lu Li dan Yi Cheng di depan pintu kamar. Dengan
tubuhnya yang kurus, Lu Li mana kuat menahan tubuh Yi Cheng. Untungnya, mereka
terjatuh ke kasur dengan posisi Yi Cheng menimpanya. Yi Cheng beneran sudah
mabuk dan memuji Lu Li yang sangat cantik hari ini. Lu Li yang sudah tahu
kebiasaan mabuknya, jadi khawatir dan bilang kalau Yi Cheng akan menyesal saat
sudah bangun. Yi Cheng menjawab dengan yakin kalau dia tidak akan menyesal.
Karena Yi
Cheng sudah bilang begitu, Lu Li tidak melawan saat Yi Cheng menciumnya. Dan
hal itu, tidak disia-siakan oleh Zi Tong. Dia segera kembali ke lantai bawah
dan membawa keluarganya serta keluarga Lu Li ke atas. Melihat pemandangan
tersebut, keluarga Lu Li jelas marah. Lu Li langsung membela Yi Cheng dengan
bilang kalau dia nggak berhati-hati sehingga mereka terjatuh. Yi Cheng yang mabuk, sama sekali tidak sadar
dengan kekacauan yang sudah dilakukannya dan masih saja memoyongkan bibirnya.
Ny. Huang
benar-benar licik memanfaatkan situasi yang sudah diciptakannya sendiri. Dia
berujar seolah mereka melakukannya atas landasan cinta. Dan tanpa basa-basi,
dia mengajak keluarga Lu Li untuk mulai mendiskusikan pernikahan Lu Li dan Yi
Cheng.
Keluarga
Lu Li pulang dengan rasa shock dan perasaan bercampur aduk. Wajar jika Ny.
Huang sangat marah. tn. Lu awalnya hendak membela Lu Li dengan bilang kalau
mereka melakukannya karena cinta, tapi melihat tatapan tajam Ny Huang, dia
langsung merubah ucapannya dan menyebut Lu Li keterlaluan! Nanti setelah Lu Li
pualng, dia akan memarahinya!!
Lu Li yang juga masih shock dengan kejadian tadi, sedang berada di perpustakaan. Dia galau, haruskah menerima lamaran Ny. Cheng atau meninggalkan Yi Cheng (karna berhenti bekerja). Lu Li juga sengaja memilih ke perpustakaan karena itu adalah tempatnya sering memandangi Yi Cheng diam-diam.
Dulu, dia juga pernah diam-diam
melukis Yi Cheng yang ketiduran di sana dan memberikan lukisan itu di atas meja
Yi Cheng. Dan begitu Yi Cheng bergerak terbangun, dia langsung kabur dan
bersembunyi di balik rak buku. Saat melihat lukisan itu, Yi Cheng sedikit
tersenyum. Dia kemudian pergi tanpa membawa lukisan Lu Li. Di lukisan itu,Yi
Cheng hanya meninggalkan emoticon wajah tersenyum J Hal
sesederhana seperti itu, sudah bisa membuat Lu Li merasa bahagia saat itu.
Dan
sekarang, dia memilih untuk terus melangkah maju.
Sementara
itu, tn. Lu mulai membujuk istrinya pelan-pelan agar mau menerima lamaran Ny.
Cheng. Baru juga bilang begitu, Ny. Cheng udah marah lagi. tn. Lu jadi takut
dan memutuskan agar masalah ini dibicarakan oleh Lu Li dan Ny. Cheng saja. Dia
tidak akan ikut campur.
Lu Li
yang sudah pulang, langsung menyampaikan jawabannya. Dia bersedia untuk menikah
dengan Jiang Yi Cheng. Ny. Huang kaget setengah mati dan mengira Lu Li sakit!
Pernikahan itu masalah besar, bukan bahan untuk bercanda.
“Aku
tidak bercanda.”
“Ini
artinya kalian berdua sedang pacaran?”
“Tidak.”
“Kalau
begitu, yah udah. Ini bukan lagi zaman kuno, yang kalau ciuman harus menikah,”
tegas Ny. Cheng. “Tunggu. Kalau nggak pacaran, kenapa kau ciuman dengannya?”
Lu Li
nggak lagi berbohong. Dia menunjukkan foto nya dengan Yi Cheng. Foto saat Yi
Cheng memberikan penghargaan dan matanya hanya menatap pada Yi Cheng. Dia sudah
lama menyukai Yi Cehng. Bertahun-tahun. Dia belajar komputer juga karena Yi
Cheng. Dia menyamar jadi laki-laki dan masuk ke perusahaan, juga karena dia.
Ny. Huang
makin terkejut. Hari ini, sudah terlalu banyak hal mengejutkan yang terjadi.
Dia mau tahu, sejak kapan Lu Li mengenal Yi Cheng? Lu Li menjawab kalau dia
kenal Yi Cheng saat bermain game sewaktu kelas 3 SMA. Itu adalah game pertama
Yi Cheng ketika bergabung dengan R&D.
“Kalau
begitu, dia…”
“Dia
tidak tahu orang itu adalah aku. Awalnya Jian Yi Cheng ingin memecatku. Besok
hari terakhir. Jika aku tidak menggunakan baik-baik kesempatan ini, kelak aku
benar-benar tidak ada kesempatan lagi di sisinya.”
“Anakku,
pertukaran setara yang paling tidak mungkin di dunia ini adalah cinta. Bukan
berapa banyak yang kau korbankan, sebanyak itu pula yang kau dapatkan.
Mengerti, tidak?”
“Aku
tahu. Jadi, aku ingin bertaruh satu kali.”
“Apakah
kau ini bodoh? Siapa yang akan menjadikan pernikahan sebagai taruhan? Sekalipun
bersama dalam waktu lama, juga belum tentu akan tumbuh rasa. Bagaimana jika
gagal? Kau ini seorang gadis. Bukankah ini sangat merugikanmu?” ujar Ny. Huang,
tidak setuju.
“Jika
tidak mencobanya, bukankah sekarang aku sudah gagal?”
“Meski
kau gagal sekarang, kau sama sekali tidak terluka.”
“Ma, dulu
aku pernah melihat satu film. Di dalam film itu ada perkataan, ‘jika’ dan
‘bagaimana’ adalah dua kata yang tidak membahayakan. Namun, jika kedua kata itu
disatukan, akan membuat sisa hidup seseorang selalu terbayang-bayang. Aku tidak
ingin di kehidupanku kelak aku selalu berpikir, jika aku menggunakan kesempatan
ini, kelak aku dan Jiang Yi Cheng akan bagaimana dan bagaimana. Dibanding
gagal, aku lebih takut menyesal.”
Ny. Huang
sudah kehabisan kata-kata. tn. Lu yang sudah mendengarkan semuanya dari balik
kamar, keluar dan menanyakan keputusan putrinya. Apa dia sudah yakin dan
memikirkan semuanya baik-baik? Lu Li mengiyakan. Dia yakin akan perasaannya
untuk Yi Cheng. Jika ini adalah perasaan sesaat, dia pasti sudah menyatakannya
pada Yi Cheng saat dia berhasil masuk ke Universitas Xinhai. Tapi, dia tidak
melakukannya karna menurutnya, hal itu tidak akan memberikan hasil. Sebaliknya,
dia berusaha keras untuk selangkah demi selangkah berjalan disisi Yi Cheng.
“Jika kau
sudah berusaha, tapi tidak ada hasil, bagaimana?”
“Aku juga
tidak akan menyesal. Karena, aku akan menjadi aku yang lebih hebat. Pa. Ma.
Jika aku tidak mengambil kesempatan ini, bukankah semua kerja kerasku dulu akan
sia-sia? Dulu kalian bilang, melakukan sesuatu tidak boleh berhenti di tengah
jalan.”
tn. Lu
untuk kali ini bertindak tegas. Dia menyuruh istrinya untuk menelpon Ny. Cheng
dan menerima lamarannya. Putri mereka sudah dewasa dan dia yakin putri mereka
akan bisa bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Mereka akhirnya bersedia
mengikuti keinginan Lu Li. Tapi, dengan syarat, jika ada masalah apapun,
ceritakan pada mereka dan jangan di pendam. Jika, Yi Cheng berani menindasnya,
beritahu padanya dan dia akan menghabisinya segera!
“Tunggu.
Kita bertiga sudah sepakat. Bagaimana jika Jiang Yi Cheng tidak setuju untuk
menikah?”sadar Ny. Huang.
Hidup ini seperti game.
Terkadang, tidak perlu tunggu lolos level, juga bisa mendapatkan hadiah yang
tidak terduga.