Sinopsis C- Movie : Caijin (2012) Part 4 END

 


Dirumah. Xiaohu mencari- cari uang didalam kamar Ibunya, tapi dia tidak bisa menemukannya. Malahan dia menemukan sebuah gelang merah, seperti yang dikenakan Caijin. Kemudian tepat disaat itu, Ibunya pulang, jadi dia pun menyimpan kembali gelang tersebut kembali ke kota perhiasan Ibunya.

Kenapa kamu lama kali turun dari atas? tanya Yang Yunmei sambil memberikan beberapa barang belanjaannya kepada Xiaohu.

Cari uang, jawab Xiaohu, dengan jujur.

Tapi aku sudah memberikannya padamu, balas Yang Yunmei, heran.

Kemudian Xiaohu pun menceritakan tentang Caijin kepada Ibunya. Lalu saat Yang Yunmei, mendengar kisah Caijin, Yang Yunmei bersedia untuk membantu dan memberikannya uang.

Oh ya, ma. Aku lihat didalam kotak perhiasan diatas, ada gelang, kata Xiaohu. Dan Ibu langsung memarahi Xiaohu, karena telah sembarangan membongkar barangnya. Aku tidak akan berani lain kali. Tapi gelang itu persis sama seperti yang Caijin kenakan, katanya, bercerita.

Apa yang kamu katakan? tanya Yang Yunmei, tertegun.


Didepan pintu masuk ke dalam desa, Yang Yunmei mengingat saat dulu dia berjalan ke sana sambil mengendong Caijin.


Lalu Yang Yunmei berjumpa dengan Caijin, dan dia memperhatikan gelang di tangan Caijin. Dia mengingat kalau itu adalah gelang yang dikenakannya pada bayinya dulu.


Didalam kamar. Ibu Xiahou duduk merenung. Kemudian dia mengambil gelang yang berada didalam kotak perhiasannya.


Lalu Yang Yunmei pergi mengunjungi rumah Caijin. Apa Peng Caijin tinggal disini? tanyanya dengan lembut kepada Xiaocheng dan Chuntao.

Iya, jawab Chuntao.

Kalian orang tuanya? tanya Yang Yunmei, memastikan.

Benar. Ada yang bisa kami bantu? tanya Chuntao dengan sopan. Dan Yang Yunmei diam, tidak tahu harus berbicara bagaimana.

Sebenarnya apa yang kamu mau? tanya Xiaoheng, bingung.


Yang Yunmei kemudian tiba- tiba langsung berlutut sambil menangis, dan Xiaocheng serta Chuntao merasa terkejut. Lalu Yang Yunmei menjelaskan bahwa dia adalah pendosa dan dia meminta maaf kepada mereka. Lalu dia memberitahu bahwa dia adalah Ibu kandung Caijin. Mendengar itu, Xiaocheng dan Chuntao tertegun serta terdiam.

Kemudian untuk membuktikkan perkataannya, Yang Yunmei menunjukkan kain yang sama yang dulu dia pakaikan kepada Caijin. Juga gelang yang sama dengan Caijin. Melihat itu, Xiaocheng dan Chuntao sangat terkejut.



Caijin adalah putriku. Aku mau memberitahumu bahwa kata Yang Yunmei.

Kamu ingin mengambilkanya kembali? Tidak boleh! Tidak boleh! teriak Chuntao dengan keras. Sekarang kamu mengatakan kamu Ibu kandungnya, tapi mengapa kamu melakukan itu kepadanya pada saat itu? Hari itu begitu dingin, tapi kamu meninggalkannya begitu saja. Bagaimana bisa Ibu kandung begitu kejam? Sekarang dia sudah besar dan kamu hidup dengan nyaman, jadi kamu menyesalinya dan ingin mengambilnya kembali? Biar kuberitahu kamu, tidak ada hal semudah ini. Dengarkan baik- baik, Caijin milik kami, putri kami. Tidak ada yang boleh berani mengambilnya dariku, jelasnya. Lalu dia mengusir Ibu Xiahou untuk pergi dari rumahnya.

Pergi dari sini, kata Xiaocheng, ikut mengusir Yang Yunmei.


Dengan sedih, Yang Yunmei pun pergi. Dan dia meninggalkan baju serta gelang bayi yang dibawanya disana.


Selesai mengumpulkan kayu bakar, Caijin pergi ke sungai dan mencuci tangan serta wajahnya. Lalu saking lelahnya, dia kemudian ketiduran disana.


Dalam mimpi. Caijin bermimpi kedua orang tuanya datang, dan mereka berdua tampak sehat serta sudah bisa berjalan. Melihat itu, Caijin sangat senang sekali dan langsung berlari memeluk mereka berdua.


Saat Caijin terbangun, dia merasa kecewa, karena ternyata semuanya hanyalah mimpi saja. Lalu dia mengambil kayu bakarnya dan pulang.

Dirumah. Xiaocheng dan Chuntao mendiskusikan masalah Caijin. Keputusan yang mereka berdua buat adalah untuk membiarkan Caijin bertemu dengan Ibu kandungnya supaya Caijin tidak menderita bersama mereka. Dan ini adalah sebuah keputusan yang sulit dan menyedihkan bagi mereka.


Ketika Caijin pulang sekolah, dia melihat ada banyak makanan dimeja, dan dia merasa heran ada apa. Dengan tersenyum, Xiaocheng menjelaskan bahwa mereka merasa kalau Caijin sudah bekerja sangat keras, jadi mereka ingin menghadiahi Caijin. Lalu Chuntao mengambilkan sayur untuk Caijin.

Dengan senang dan lahap, Caijin memakan makanannya. Kalian juga makan, kata Caijin sambil mengambilkan sayur untuk Xiaocheng dan Chuntao juga.

Namun Xiaochen dan Chuntao tidak bisa makan dengan lahap, dan mereka berusaha untuk menutupi rasa sedih mereka. Tapi Caijin tidak menyadari hal tersebut.


Malam hari. Saat Caijin sudah tidur, Xiaocheng menulis sebuah surat. Chuntao menaruh barang- barang Caijin ke dalam tas, termaksud gelang pemberian Ibunya dulu. Kemudian dengan sedih, Chuntao menangis.


Caijin pergi ke alamat yang diberikan kedua orangtuanya. Sesampainya dirumah Yang Yunmei, Caijin bertemu dengan Xiaohu. Dan mereka berdua sama- sama merasa terkejut. Lalu disaat itu, Yang Yunmei keluar dari rumah.


Caijin, mengapa kamu ke sini? tanya Yang Yunmei, senang.

Halo, Bi. Ayahku menyuruhku untuk mengantarkan surat dan tas ke seseorang bernama Yang Yunmei, jawab Caijin, menjelaskan.

Kemudian dengan senang, Yang Yunmei mengundang Caijin untuk masuk ke dalam rumah. Lalu dia pergi ke dalam kamar untuk membaca surat dari Xiaocheng.


Chuntao duduk merenung dengan sedih. Begitu juga dengan Xiaocheng.

Selesai membaca surat yang diberikan padanya, Yang Yunmei merasa sangat senang dan bersemangat sekali.


Diruang tamu. Caijin dan Xiaohu bermain bersama. Lalu Yang Yunmei datang dan memanggil Caijin. Gadisku! Gadisku!

Ma, panggil Xiaohu, heran.

Mama minta maaf padamu, kata Yang Yunmei sambil memeluk Caijin. Dan dengan tidak nyaman, Caijin melepaskan dirinya dari pelukan Yang Yunmei.

Kemudian Yang Yunmei memberikan surat dari Xiaocheng kepada Caijin. Dan Caijin pun membaca surat tersebut.

Yang Yunmei, tolong beritahu Caijin bahwa kamu adalah Ibu kandungnya.

Caijin, Ibu yang membuangmu, dia pasti memiliki alasan yang tidak bisa dikatakan. Anakku, setiap Ibu didunia ini pasti mencintai anaknya. Anakku, Papa dan Mama sekarang tidak punya apa- apa. Kami tidak boleh membebani mu lagi. Kamu harus tinggal bahagia bersama Ibu kandungmu.

Peng Xiaocheng.

Selesai membaca surat tersebut, Caijin langsung berlari pulang ke rumah. Dan Yang Yumei serta Xiaohu mengejarnya, lalu mengantarkannya pulang.


Namun sesampainya dirumah, Xiaocheng dan Chuntao tidak ada disana lagi. Dan dengan panik, Caijin berkeliling dan bertanya- tanya kepada tetangga- tetangga dimana kedua orang tuanya.

Caijin, tenang, kata Yang Yunmei, menenangkan Caijin.


Akhirnya dengan bantuan dari para warga, Caijin berhasil menemukan Xiaocheng serta Chuntao.

Pa, ma! panggil Caijin. Caijin tidak akan pergi! Caijin tidak akan pergi kemanapun! Kalian membesarkan Caijin, kalian adalah Ayah dan Ibu kandung Caijin! Caijin tidak akan pernah meninggalkan kalian! Pa, ma, kita pulang yuk! ajaknya sambil memeluk mereka dan menangis.


Kisah Caijin yang ditulis oleh Guru Qiuxiang, menangkap perhatian masyarakat. Karena itu banyak orang yang datang untuk memberikan bantuan kepada Caijin dan keluarga. Pemberi bantuan terbesar adalah Mr. Xiong Delong, warga didesa mereka yang pergi keluar negri, yaitu Indonesia. Dia kembali ke desa untuk membantu keluarga Caijin.

Kisah kesalehan Peng Caijin telah diakui dan dipuji oleh seluruh masyarakat. Dia dianugrahi banyak gelar kehormatan, termaksud 10 teratas pembuat berita di Guandong dan Nominasi Moral Nasional.

Dalam kehidupan nyata, Peng Caijin merawat keduaa orang tua angkatnya sampai mereka meninggal di tahun 2006 dan 2007

Ditahun 2010, Peng Caijin dengan bangga menjadi salah satu pembawa obor Asian Games ke-16 yang diadakan di Guangzhou.


Post a Comment

Previous Post Next Post