Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 09
Yi Cheng
hari ini sengaja bekerja lembur di kantor. Dia mengira kalau Lu Li akan
mengajaknya makan malam bersama. Padahal, Lu Li sudah pulang sedari tadi
bersama Yi Ming dan Zhang dkk untuk merayakan kembalinya dia bekerja di
perusahaan. Setelah menunggu agak lama dan sangat kelaparan, Yi Cheng baru
memeriksa jam tangannya. Sudah jam 19.30, kenapa Lu Li masih belum muncul di
ruangannya? Masak ya dia masih lembur? Betapa kecewa hatinya saat melihat ternyata
kantor sudah kosong. Tidak ada seorangpun lagi.
Lu Li, Yi
Ming dan Zhang dkk masih asyik makan malam bersama. Zhang yang sudah menahan
rasa penasarannya tadi pagi, akhirnya memberanikan diri menanyakan cara Lu Li
berhasil mengubah keputusan Yi Cheng. Setau mereka, Yi Cheng adalah orang yang
sangat berprinsip dan tidak mungkin tiba-tiba berubah seperti ini. Untuk
menjawab pertanyaan itu, Lu Li mengatakan hal yang sama seperti yang
dikatakannya pada Yi Ming. Ibunya dan Ibu Yi Cheng adalah teman SMA.
Ooohh.
Semua berseru mengerti. Shutian langsung komentar, kalau dia punya hubungan
begitu dengan Yi Cheng, ngapain pakai menyamar jadi pria segala. Lu Li menjawab
kalau dia sebelumnya juga tidak tahu. Zhang menyuruhnya untuk minum segelas bir
sebagai hukuman karena sudah membuat mereka khawatir selama seminggu ini. Lu Li
sama sekali tidak masalah dengan hukuman itu, tapi Yi Ming tidak mengizinkan
soalnya Lu Li seorang gadis. Renxun langsung menggodanya Yi Ming sangat
perhatian pada wanita yang disukai. Yi Ming tersenyum simpul dan membalas kalau
ini sikap pria sejati.
Ditengah-tengah
obrolan, Renxun malah fokus sama hp-nya. Zhang dkk jadi penasaran kenapa dia
begitu sibuk dengan hp sedari tadi. Dengan penuh rasa bangga, Renxun
mengumumkan kalau mulai hari dia bukan lagi seorang jomblo. Dia pacaran dengan
seorang penyiar game yang sudah lama di follow-nya
dan setelah bertemu beberapa hari lalu, mereka resmi menjadi pasangan. Semua
ikut bergembira dengan kabar baik tersebut.
Setelah
selesai berpesta, tidak lupa, mereka mengambil foto grup dan mempostingnya di
medsos. Yi Cheng yang kesepian dan makan sendirian di rumah, langsung kesal
saat melihat foto itu. Dia merasa tertipu sama Lu Li yang sering bilang mau
makan bersamanya, tapi buktinya sudah makan dengan yang lain.
Nah,
jelas sekali dia cemburu. Dan dengan kekanak-kanakan, dia mengirim pesan pada
Lu Li untuk membelikannya ayam goreng sebelum pulang. Pas sekali Lu Li masih
dengan Yi Ming. Yi Ming ingin mengantarkannya pulang, tapi karena Lu Li bilang
masih harus membeli sesuatu, Yi Ming menawarkan untuk menemani. Dia akan
mengantarkan Lu Li pulang.
Lu Li
membalas pesan Yi Cheng dengan : “Baiklah.” Eh, balasan itu malah membuat Yi
Cheng jadi makin kesal. Dia maunya Lu Li bertanya, mau rasa apa? Satu atau
setengah ekor ayam? Lagi kesal begitu, Ibunya malah menelpon dan menanyakan
menantu kesayangannya. Yah dengan jujur Yi Cheng menjawab kalau Lu Li sedang
makan dengan kolega kerjanya. Ibu nanya balik, kenapa Yi Cheng nggak ikut? Yi
Cheng gengsi lah menjawab kalau dia nggak diajak. Jadi, dia beralasan kalau dia
kan boss, kalau dia ikut, mereka mana bisa santai. Alasannya terdengar masuk
akal.
Ya udah,
Ny. Cheng menyuruhnya untuk menjemput Lu Li. Yi Cheng nggak mau karena Lu Li
bisa pulang sendiri dengan naik taksi. Ny. Cheng nggak suka dan menyuruhnya
menjenput Lu Li. Tidak baik jika seorang gadis pulang sendirian di malam hari.
Karena Yi Cheng terus menolak, Ny. Cheng malah mau mengajak suaminya untuk
pergi menjemput Lu Li. Yi Cheng yang takut sama ayahnya, dengan cepat langsung
bilang akan pergi menjemput Lu Li.
Padahal,
dia sebenarnya emang ingin menjemput Lu Li juga, tapi karena gengsi, dia
beralasan itu karena perintah ibunya.
Setelah
menanyakan posisi Lu Li ada dimana, dia langsung pergi menjemputnya. Dan
lagi-lagi, melihat Lu Li bersama Yi Ming dia jadi cemburu. Lu Li juga bukannya
mau sama Yi Ming, dia sudah menolak dan bilang bisa pulang sendiri, tapi Yi
Ming yang gentleman tidak tega
membiarkan seorang gadis pulang sendirian di malam hari. Yi Cheng langsung
menghampiri mereka dan berakting seolah tidak sengaja berjumpa, kemudian, dia
mengajak Lu Li pulang dengannya karena arah rumah mereka searah.
Di dalam
mobil, Yi Cheng melihat ayam goreng yang dibeli Lu Li dan mau langsung makan.
Lu Li menawarkan diri kalau Yi Cheng kan harus menyetir, pasti nggak nyaman,
jadi dia akan membantu. Dia memakai sarung tangan plastik yang emang ada di
dalam kotak bungkusan ayam dan menyuapi Yi Cheng. Yi Cheng kelihatan senang.
Tapi, dasar jahil, dia malah menyuruh Lu Li ikutan makan.
Lu Li
memberitahu kalau dia baru saja makan banyak dan sudah kenyang. Yi Cheng nggak
peduli dan malah menegurnya karena membeli begitu banyak ayam. Setengah dari
ayam itu adalah untuk Lu Li. Dan tidak baik jika menyia-nyiakan makanan.
Meski
kesal, tapi Lu Li tetap memaksakan diri menghabiskan setengah porsi ayam.
Perutnya benar-benar kekenyangan. Yi Cheng masih saja mau mengerjainya dan menyuruhnya
untuk bersih-bersih. Padahal Lu Li sudah bilang kalau mereka kan pergi bekerja
di pagi hingga sore hari, dan ruangan sangat bersih, jadi tidak perlu di
bersihkan setiap hari. Yi Cheng malah menjawab kalau Lu Li malas, bilang saja,
dia akan mengganggap Lu Li terlalu lelah karena makan bersama hari ini. Wkwkwk,
jelas sekali Yi Cheng menyindir.
Lu Li
yang tahu mood Yi Cheng jelek, menawarkan untuk membuatkannya minuman. Dia
membuat latte pisang yang dipelajarinya dari Yi Ming. Mendengar itu minuman yang
diajarkan Yi Ming, Yi Cheng langsung menolak minum dengan alasan tidak suka
pisang dan latte. Lu Li dengan ceria memaksanya untuk mencoba, tapi Yi Cheng
terus menolak. Alhasil, gelas tidak sengaja terjatuh ke lantai dan minuman
menyiprat ke celana Yi Cheng. Suasana jadi canggung lagi deh.
--
Di tempat
lain, Renxun tidak langsung pulang ke rumah tapi mampir ke rumah pacarnya. Dia
membawakan pacarnya bubur labu yang tidak akan membuat gemuk. Pacarnya
bertingkah sangat manis dan baik padanya. Tapi, ternyata ada udang dibalik
batu. Dia ingin meminta bantuan Renxun dalam pertandingan game. Jadi, dia
mendapat tantangan dari gamer lain untuk bertanding bersama dan ingin Renxun
yang menggantikannya dalam pertandingan itu dengan berpura-pura kalau dia yang
bermain. Renxun menolak soalnya itu sama saja curang. Kalau mau, minta waktu
dua hari sama si penantang dan dia akan mengajari pacarnya itu bermain selama 2
hari ini. Dia yakin, pacarnya bisa menang. Pacarnya nggak mau karena takut
nanti digosipin para penggemar kalau dia takut menerima tantangan.
Akhirnya,
dengan sedikit rayuan dan tingkah manja, Renxun mau membantu.
--
Yi Cheng
terbangun karena telepon dari Ibunya. Ibunya menyuruhnya untuk bersiap bersama
Lu Li ke alamat yang sudah dikirimkannya. Kalau dia nggak datang, dia akan
pergi ke perusahaan untuk mencari mereka. Tentu saja, Yi Cheng takut dengan
ancaman tersebut dan menurutinya.
Mereka
pergi ke alamat yang dikirimkan ibunya. Sebuah toko wedding dress. Di sana,
ibunya sudah menunggu bersama beberapa pegawai dan seorang fotografer. Dia
ingin hari ini, Yi Cheng dan Lu Li memotret foto pernikahan. Meskipun dia sudah
setuju kalau resepsinya di undur, tapi tetap saja, itu tidak menjadi alasan
kalau foto pernikahan juga harus diundur.
Tanpa
diberikan kesempatan untuk kabur, Yi Cheng dan Lu Li sudah langsung ditarik
oleh para pegawai dan diarahkan ke ruang ganti baju.
Yi Cheng
diberikan jas hitam dengan dasi kupu-kupu. Meskipun Yi Cheng adalan anak
sendiri, tetap saja Ny. Cheng terkesima dan memujinya sangat tampan. Lu Li juga
sudah mengenakan wedding dress warna putih dan kelihatan sangat cantik. Yi
Cheng sampai terpesona dan tidak bisa melepaskan pandangan darinya.
Tatapannya
hanya tertuju sama Lu Li hingga dia menyadari kalau Lu Li kesulitan berjalan
dengan hak tinggi dan hampir saja terjatuh. Posenya yang sedang menangkap Lu Li
yang mau terjatuh, terlihat sangat romantis dan tidak luput dari penglihatan
Ny. Cheng dan fotografernya. Dengan sigap, mereka langsung di foto.
Untuk
menyembunyikan kekagumannya akan kecantikan Lu Li, Yi Cheng berbisik
memarahinya bodoh karena bisa terjatuh. Lu Li membela diri kalau sepatu hak
tingginya terlalu tinggi dan dia tidak terbiasa. Yi Cheng jadi berkomentar
kalau Lu Li sangat patuh disuruh memakai apa, langsung pakai. Yi Cheng sebenarnya
sedikit grogi melihat baju Lu Li yang menurutnya terlalu terbuka dan
menyuruhnya untuk bertukar baju. Ny. Cheng nggak mau dan meminta agar mereka
mengambil beberapa foto lagi
Yi Cheng
menolak dan bilang kalau mereka masih ada kerjaan. Ny. Cheng nggak masalah. Dia
hanya pergi mengikuti Yi Cheng dan Lu Li ke perusahaan dengan si fotografer. Terjadi
perangi dingin. Seperti biasa, Ny. Cheng menggunakan taktik pura-pura sakit dan
mau mengadu pada tn. Jiang.
Lu Li
paling takut kalau Yi Cheng kena masalah atau dimarahi, jadi dia menenangkan
Ny. Cheng. Dia berusaha menjadi penengah diantara mereka. Mungkin Yi Cheng
merasa gaya foto ini kurang cocok dengan mereka. Ya udah, Ny Cheng jadi tenang
dan bersedia mengikuti gaya foto mereka. Yi Cheng jadi kesal dan melotot pada
Lu Li.
Akhirnya,
mereka berpindah area foto ke timezone. Mereka mengambil tema pasangan yang
bermain dengan bahagia. Dan emang itu kesenangan Yi Cheng. Berada disana, dia
nggak protes sedikitpun saat di foto dan benar-benar menikmati moment-nya
bersama Lu Li. Ny. Cheng juga jadi bahagia karena mendapatkan banyak foto
bagus.
Setelah
sesi foto yang panjang, akhirnya mereka bisa pulang. Ibu juga sudah mengirimi
mereka foto-foto yang diambil tadi. Diam-diam, Yi Cheng melihat-lihat foto itu
dan memuji dirinya sendiri sangat tampan. Lu Li yang juga menerima kiriman
foto, mampir ke kamar Yi Cheng untuk membicarakan foto yang dikirimkan Ibu. Yi
Cheng langsung sok cool seolah nggak peduli sama foto-foto itu. Lu Li takut
kalau Yi Cheng masih marah padanya dan memberitahu alasannya mau berfoto karna
takut Ny. Cheng kecewa. Dia melihat Ny. Cheng sudah menyiapkan banyak hal demi
mengambil foto-foto mereka.
Lu Li
kemudian memberitahu lagi kalau fotografer meminta mereka untuk memilih
beberapa foto untuk diedit. Yi Cheng nggak mau, soalnya menurutnya itu foto
hanya demi kepuasaan ibunya. Lu Li juga nggak memaksa dan keluar dari kamar.
Lu Li
memilih sendiri foto-foto yang akan diedit. Yi Cheng yang sebenarnya baik hati,
nggak tega dan akhirnya ikut keluar kamar dan membantu memilih foto. Cara Yi
Cheng selalu saja sok cuek, mengomentari ini itu mengenai ekspresi Lu Li di
foto dan memuji diri sendiri yang tampan. Lu Li jadi kesal, karena foto
pernikahan yah harus tersenyum lebar baru terlihat bagus. Saking kesalnya, dia
menyuruh Yi Cheng untuk tidur saja. Biar dia memilih sendiri. Yi Cheng nggak
mau dengan alasan takut Lu Li memilih fotonya saat terlihat jelek.
Ujung-ujungnya
mereka malah bermain-main sambil memilih foto. Sweet.
--
Hari ini,
Yi Cheng terbangun karna suara ribut di dapur. Lu Li sedang sibuk mengocok
telur untuk membuat sarapan. Yi Cheng sudah mau marah karena dia begitu
berisik, tapi saat melihat Lu Li tidak mengenakan sandal rumah, dia jadi
khawatir. Apalagi saat dia menanyakan alasannya, Lu Li bilang kalau dia takut
berjalan kemari jadi terlalu berisik dan mengganggu tidur Yi Cheng. Yi Cheng
langsung mengambilkannya sandal rumah dan menyuruhnya memakai sandal itu.
Yi Cheng
tanpa sadar tersenyum melihat Lu Li membuat sarapan. Dia mengira sarapan itu
untuk dirinya dan membantu menutup rapat kotak bekal yang sedikit terbuka.
--
Lu Li
datang dengan membawa kotak bekal dan Shutian mengira itu untuk dibagikan. Saat
tahu itu bukan untuk dibagikan. Shutian malah ngambek mengira Lu Li hendak
menyuap Yi Cheng. Kalau mau bersaing, mari bersaing berdasarkan kemampuan. Lu
Li tidak tersinggung sama sekali dan malah berkomentar Shutian mirip dengan
MOMO saat sedang marah. Siapa MOMO? Nama kucing Xiaoqi.
Shutian
masih mau berdebat, tapi Zhang menghentikannya. Hari ini adalah hari penting
karena mereka akan kedatangan investor game. Tahap akhir game mereka dikerjakan
oleh Renxun. Tapi, Renxun pagi-pagi sudah ketiduran. Saat Zhang menanyakan
progress pengerjaannya, Renxun menjawab santai kalau dia sudah menyelesaikannya
kemarin malam. Zhang percaya padanya. Dia kembali mengingatkan semuanya kalau
investor yang akan datang bukan hanya akan melihat game mereka, tapi juga
melihat mereka para programmer. Jadi, jangan sampai mereka mempermalukan Yi
Cheng.
Lu Li
jadi khawatir karena Renxun sering terlihat lelah. Apa dia bekerja lembur lagi?
Ternyata bukan. Dia sibuk menemani pacarnya bermain game. Lu Li berkomentar
kalau Renxun sepertinya lebih mementingkan pacar daripada nyawa.
Di
ruangannya, Yi Cheng galau lagi. Dia jelas-jelas melihat Lu Li membuat kotak
bekal, tapi kenapa tidak mengantarkannya juga ke ruangannya? Dan sekali lagi
dia harus menelan pil pahit karena ekspetasi tidak sesuai realita. Dia melihat
Lu Li mengantarkan kotak bekal itu ke ruangan Yi Ming. Dasar cemburuan, saat Yi
Ming memakan bekal itu, dia mengejek rasanya pasti nggak enak dilihat dari
tampilannya.
Yi Ming
tidak setuju. Menurutnya, tampilan bekal yang dibuat oleh Lu Li lumayan dan
rasanya benar-benar enak. Dengan baik, dia menawarkan Yi Cheng untuk
mencobanya. Yi Cheng yang lagi cemburu dan kesal, menolak. Dia malah membuat
aturan baru, kalau sarapan di kantor, di denda 200 yuan.
Investor
yang dinanti sudah datang dan yang bertugas menjelaskan game kepada mereka
adalah Renxun. Semuanya berjalan dengan sangat baik dan menarik. Namun, masalah
terjadi ketika mereka menunjukkan demo game. Ditengah-tengah permainan, terjadi
lag dan layar sempat pecah. Hal itu
tentu sangat mengecewakan investor dan Yi Cheng. Investor sampai bilang kalau
ide game mereka sangat bagus, tapi kemampuan mereka dan juga sikap kerja
mereka, meragukan. Dia tidak memberikan kesempatan untuk penjelasan dan
langsung pergi.
Semua
juga kaget dengan kesalahan tersebut. Yang paling takut adalah Renxun. Setelah
investor pergi, dengan nada dingin, Yi Cheng menanyakan kepada mereka, kenapa
hal ini bisa terjadi? Zhang yang merupakan ketua team, menjelaskan kalau mereka
menyelesaikan demo ini secara berkelompok, tetapi titik keputusan (di diagram
alir) adalah tanggung jawab Huang.
“Sudah
berapa tahun kau membuat game?! Masih bisa membuat kesalahan seperti ini!”
“Maaf,
pak Jiang. Ini salahku.”
“Jangan
katakan omong kosong padaku. Karena kelalaianmu sendiri, kerja keras semua
orang selama setengah tahun jadi sia-sia. Bisakah kau bertanggung jawab dengan
satu kata maaf?”
“Aku
tahu, Pak Jiang.”
“Jangan
memanggilku Pak Jiang lagi. Kau tak layak berada di tim program! Pindah
tangankan pekerjaanmu dalam tiga hari!!” bentak Yi Cheng, sangat marah.
Tidak ada
yang berani bersuara sedikitpun. Yi Ming yang sudah mengantarkan investor
pergi, menemui Yi Cheng di ruangannya dan menyampaikan kalau pak Ma (Investor)
bilang soal investasi akan dibicarakan lagi. Tapi, menurutnya 80% dari ucapan
itu hanya basa-basi.
Bukan
hanya Yi Cheng yang marah, tapi juga Zhang dkk. Dia sudah berulang kali
menanyakan, apakah semua sudah siap, dia bilang sudah. Jika dia punya waktu
untuk tidur, kenapa tidak memeriksanya lagi?! Renxun juga stress dengan
kesalahannya. Belum lagi, dia masuk ke perusahaan ini karena di rekrut oleh Yi
Cheng. Jika Yi Cheng sudah tidak menginginkannya lagi, dia bisa bagaimana?
Tidak ada yang tahu. Lei mengingatkan kalau selama Renxun masuk perusahaan ini,
dia sudah melakukan kesalahan sebanyak 3 kali. Namun, 2 kesalahan sebelumnya
tidak berkaitan dengan kesulitan teknis. Yang kali ini, kesalahan tingkat
rendah seperti ini, baru pertama kali dilakukan.
Lu Li
dengan care bertanya, apa
pekerjaannya terlalu melelahkan? Jika tekanan kerja dan tugas terlalu berat,
bilang saja pada Yi Cheng dan pasti akan ditangani dengan tepat. Masalahnya,
bukan terletak pada pekerjaan. Dia lelah karna terlalu sibuk menemani pacarnya
bermain game. Jangankan Yi Cheng, rekan kerjanya saja tidak bisa menerima
alasan seperti itu.
Dan sudah
seperti ini saja, Renxun malah melibatkan Lu Li. Dia bicara mengenai caranya
memperlakukan Lu Li selama ini, yang artinya, dia ingin balas budi. Lu Li tahu
maksud pembicaraannya dan memintanya untuk to
the point saja. Renxun meminta tolong agar dia membantunya memohon pada Yi
Cheng. Lu Li sudah bilang kalau Yi Cheng tidak akan mendengarkannya, tapi
Shutian malah bilang hubungan Lu Li dengan Yi Cheng baik belakangan ini. Renxun
terus memohon. Yang lain ikutan memohon agar dia mencoba bicara. Lu Li jadi
nggak enak dan bersedia mencoba.
Dia pergi
ke ruangan Yi Cheng. Yi Ming langsung pamit keluar. Sebelum mulai bicara, Lu Li
menyerahkan laporan kerja bulanan tim program mereka. Setelah itu, dia mulai
membahas kisah kampanye Napoleon di Italia. Ada sekali saat Napoleon berpatroli
di malam hari dan menemukan prajurit yang berjaga tertidur. Selama kampanye,
kelalaian sesaat prajurit, mungkin bisa menghancurkan seluruh pasukan. Namun,
Napoleon tidak membangunkan prajurit tersebut tetapi mengambil pistol dan
menggantikannya berjaga. Prajurit itu sangat tersentuh saat bangun. Sejak saat
itu, dia semakin berani untuk bertarung.
“Kau
ingin memohon untuk Huang Renxun?” simpulkan Yi Cheng.
Jawabannya,
ya. Lu Li menyampaikan kalau Renxun sudah instropeksi diri. Apa bisa diberikan
kesempatan lagi? Yi Cheng menanyakan sebuah pertanyaan, jika kesalahan
prajurit menyebabkan kerugian pasukan,
menurutnya bagaimana Napoleon akan menghukumnya?
“Napoleon
akan mengampuni dan memahami prajuritnya, lalu memberi hukuman yang lebih
ringan. Itu tak hanya membangun prestise kepemimpinan, juga akan meningkatkan
kekuatan tempur prajurit. Jika karena satu kali kesalahan yang tidak disengaja,
memecat karyawan lama yang sudah bekerja untuk perusahaan selama
bertahun-tahun, karyawan lain yang melihatnya juga akan merasa prihatin.”
“Aku
bukan Napoleon. Yang penting dalam berbisnis adalah untung rugi. Aku tak peduli
dengan pecundang yang tidak kompeten, apalagi pemikiran orang lain terhadapku.
Jika melakukan kesalahan, harus menanggung resikonya.”
Lu Li
masih belum menyerah padahal Yi Cheng sudah jelas kelihatan marah. Dia malah
menawarkan opsi, jika mereka bisa membuat investor berubah pikiran, maka
biarkan Huang tetap tinggal. Yi Cheng mulai berkata kejam. Ada banyak orang
yang Lu Li khawatirkan. Dia menggunakan identitas apa untuk menegosiasikan
syarat dengannya? Bawahan yang masuk melalui pintu belakang atau istri yang
terdaftar dalam kartu keluarga?!
Lu Li
masih mencoba tegar dan menjawab kalau dia hanya mengutarakan pendapatnya dan
berharap Yi Cheng bisa mempertimbangkan masalah ini dengan kepala dingin. Yi
Cheng yang lagi emosi, menyuruh Lu Li yang berpikir dingin. Apa dia sungguh
mengira dirinya adalah nyonya bos perusahaan? Apa dia kira bisa ikut campur
dalam keputusannya? Sadarlah! Gelar Nyonya Jiang nya hanya sekedar nama.
Keluar!
Mata Lu
Li menjadi berkaca-kaca mendengar perkataan menyakitkan itu dan langsung
keluar. Yi Ming yang melihatnya begitu, langsung mengejar. Zhang yang juga
melihatnya, bisa menebak kalau Lu Li gagal membujuk Yi Cheng dan dimarahi.
Lu Li
bersembunyi di ruang istirahat. Tanpa perlu dijelaskan, Yi Ming sudah bisa
menebak kalau Lu Li pasti mencoba membicarakan masalah Renxun. Lu Li
membenarkan dan menambahkan kalau dia gagal dan kena marah. Yi Ming mencoba
menghibur. Yi Cheng kalau sedang emosi, perkataannya mungkin akan sedikit
menyakitkan dan jangan dimasukkan ke hati. Setelah tenang, semua akan baik-baik
saja.
Lu Li
sebenarnya masih belum mengerti kenapa Yi Cheng begitu marah. Renxun memang
buat kesalahan, tapi tidak sampai harus di pecat, kan? Yi Ming menjawab kalau
di pertemanan, mereka bisa berpikir mengenai pertemanan dan rasa setia kawan.
Namun, sebagai pemimpin, Yi Cheng harus bertanggung jawab atas seluruh
perusahaan. Jadi, hanya bisa berpikir dulu dari sudut pandang pemimpin, baru
memikirkan pertemanan. Bukannya Yi Cheng tidak mementingkan hubungan, melainkan
tidak boleh.
“Namun,
cara penanganan seperti ini terlalu kejam. Benar-benar tidak memberikan
kelonggaran sama sekali,” komentar Lu Li.
Yi Cheng
masih emosi. Dia membaca laporan yang diberikan oleh Lu Li tadi. Di halaman
pertama ada note : “Silahkan angkat
tanganmu. Turunkan secara berurutan dari jempol, jari manis dan jari kelingking. Semangat.
Kami akan menemanimu menuju keberhasilan.” Saat Yi Cheng melakukannya, tangannya
jadi membentuk tanda ‘peace’. Ah, Yi Cheng jadi menyesal sudah mengatakan kata
kejam pada Lu Li.
Tapi, dia
juga nggak mau mengaku salah. Dia berujar pada dirinya sendiri kalau dia hanya
mengatakan fakta dan ketahanan mental Lu Li saja yang terlalu buruk. Pas
sekali, Zhang datang dan mengantarkan makan siang. Katanya itu pesanan untuk
tn. Jiang. Di kertas pesanan itu ada memo : “Jangan
karena kesalahan orang lain, kau menyiksa perutmu sendiri. Tidak boleh dibuang.
Menyia-nyiakan makanan itu tidak terpuji.” Itu adalah makanan yang
dipesankan oleh Lu Li.
“Mana Lu
Li?”
“Dia dan
pak Chen berada di tangga,” jawab Zhang.
Di tempat
istirahat, Yi Ming masih mencoba memberikan pengertian pada Lu Li, kalau setiap
orang mempunyai cara sendiri mengatasi masalah. Karena Lu Li masih baru terjun
ke dunia kerja, makanya tidak mengerti. Namun, perlahan dia akan sadar kejamnya
dunia kerja. Lu Li mengerti.
“Baik.
Jangan mempedulikan itu dulu. Bicarakan lagi setelah membantu Huang memperbaiki
demo. Lagipula, kita sebagai programmer, paling mahir dalam memecahkan
masalah,” ujar Lu Li.
Yi Cheng
tiba tepat waktu. Lu Li langsung mengalihkan pandangan dan bilang mau kembali
bekerja. Yi Ming yang nggak tahu hubungan mereka, menegur Yi Cheng untuk
sedikit lembut sama gadis. Wow, tidak disangka, Yi Cheng malah merangkul Lu Li
dan menyebutnya : “Nyonya Jiang.”
Lu Li
sampai tercengang. Ini sama saja seperti Yi Cheng memberitahu hubungan mereka
ke Yi Ming.
Yi Ming
kaget dan segera menemui Zi Tong untuk mengonfirmasi, apakah Yi Cheng dan Lu Li
beneran sudah menikah? Zi Tong membenarkan. Darimana dia tahu?
“Kakakmu
yang memberitahuku. Kapan mereka menikah?”
“Mereka
mendaftarkan pernikahan dua hari yang lalu.”
Zi Tong
takut kalau Yi Ming marah padanya, jadi dia menjelaskan kalau Yi Cheng yang
melarangnya memberitahu siapapun. Yi Ming tersenyum dan menjawab kalau dia
nggak marah. Hanya saja ini terlalu mendadak makanya dia shock. Apalagi mereka
belum terlalu lama mengenal kan. Eh, Zi Tong malah memanfaatkan situasi dengan
menanyakan, kapan Yi Ming akan membawanya bertemu ayah dan ibu Yi Ming? Yi Ming
langsung kabur.
Lu Li
masih setengah shock dan menanyakan, bukannya Yi Cheng mau menyembunyikan
pernikahan mereka? Eh, Yi Cheng malah menjawab sinis, apa Lu Li takut hal ini
bisa memengaruhi perkembangan hubungannya dengan Yi Ming? Jika begitu
menyukainya, kenapa menikah dengannya?
“Aku
sudah bilang padamu, aku hanya mengaguminya.”
“Rasa
suka wanita pada pria semua berasal dari rasa kagum.”
“Kenapa
begitu sulit berkomunikasi denganmu?!” kesal Lu Li.
Yi Cheng
malah merasa ucapannya benar, makanya, Lu Li marah karena malu. Yang ada,
mereka jadi semakin marah-marahan.
Gegara
kesalahan Renxun, seluruh team sampai rela untuk bekerja lembur memperbaiki
kesalahan game.
Sementara
itu, Yi Cheng sudah pulang duluan dan menunggu Lu Li. Dia kelihatan cemas
karena sudah larut tapi Lu Li tidak kunjung pulang. Padahal, dia juga sudah
membeli banyak makanan. Akhirnya, karena kesal, dia makan sendiri.
Setiap orang memiliki
peran yang berbeda dalam game. Ada yang jadi penyerang, ada yang jadi
pendukung. Mungkin akan ada rekam setim yang menjadi beban, tetapi juga akan
ada kerjasama yang luar biasa untuk membalikkan keadaan. Asalkan semuanya
memiliki tujuan yang sama, akan mencapai hasil yang luar biasa.